Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN PERMAINAN PENYEGAR (ICE

BREAKING) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK


MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

Riya Susanah
Dedy Hidayatullah Alarifin
Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro
E-mail: dedyarifin77@gmail.com

Abstrack: The purpose of this research is for get up motivation learn and get the
result of student learned of class X Muhammadiyah 1 Trimurjo high
school in study of sains use ice breaking. The subjeck of research of
class X Muhammadiyah 1 Trimurjo high school the student are 25
students. This research use the plant CAR (Class room Action
Research) have 2 siklus, other siklus have 3 face to face and tes too.
The tes do it every last siklus, its meet the 3rd. The learn student of
motivation had observation use angket the content of student and page
of chek list the content of observer for observation ice breaking done.
To result of research to give diffrent value of good learn motivation
and result of study too from I siklus and II siklus the get up. So we can
get a point to apply that ice breaking can get up the learn of
motivation and result student of study. The result of observation to
learn motivation student in siklus I result persentation about 78,25%
its mean motivation learn of student is high. In siklus II make
forward, result persentation the learn motivation of student about
87,5% its mean the learn motivation student very high. For result of
study also make forward in siklus I persentation like 72%. The siklus
II change become 88%. From result observation give a diffrent good
value of the learn motivation of result study in siklus I and siklus II to
get up. Then i can get ice breaking can forward of learn motivation
and result study of student.

Keywords: ice breaking, the learn of motivation and the result of study

PENDAHULUAN mendasar yang dialami dunia


Pendidikan pada pendidikan saat ini adalah
hakekatnya merupakan proses peningkatan mutu pembelajaran.
untuk membantu dalam Setiap lembaga pendidikan
pengembangan diri sehingga berusaha untuk dapat
mampu menghadapi segala menghasilkan sumber daya
perubahan dan permasalahan manusia yang terampil dan cerdas
dengan sikap terbuka serta sehingga menuntut orang-orang
pendekatan kreatif tanpa didalamnya bekerja secara
kehilangan identitas diri. Tuntutan optimal, penuh rasa

42 JPF ISSN: 2337-5973


tanggungjawab dan berdedikasi gairah, merasa senang dan
tinggi. semangat untuk belajar.
Menurut Abduh (2011:7) Slameto (2010:2)
mengungkapkan bahwa mengartikan belajar sebagai suatu
Menggunakan ice breaking dalam proses yang dilakukan untuk
pelajaran terkadang kita melihat memperoleh suatu perubahan
timbulnya suasana yang kurang tingkah laku yang baru, secara
mendukung hingga menyebabkan keseluruhan sebagai hasil
tidak tercapainya tujuan dari pengalaman individu itu sendiri
pembelajaran. Suasana yang dalam interaksi dengan
dimaksud adalah kaku, dingin, lingkungannya.
atau beku sehingga pembelajaran Abdurrahman (2003:37)
saat itu menjadi kurang nyaman. menyatakan bahwa hasil belajar
Menurut Soenarno (dalam adalah kemampuan yang yang
Caswita 2005: 1) Ice breaker diperoleh anak setelah melalui
merupakan peralihan situasi dari kegiatan belajar. Anak yang
yang membosankan, membuat berhasil dalam belajar ialah yang
ngantuk, menjenuhkan, dan berhasil mencapai tujuan-tujuan
tegang menjadi rileks, pembelajaran atau tujuan-tujuan
bersemangat, tidak membuat intruksional.
mengantuk, serta ada perhatian Bedasarkan kutipan
dan ada rasa senang untuk tersebut dapat dikemukakan
mendengarkan atau melihat orang bahwa kemampuan suatu interaksi
lain yang berbicara di depan kelas belajar ataupun mengajar
atau ruangan pertemuan. menghasilkan hasil belajar. Setiap
Berdasarkan uraian anak memiliki kemampuan yang
tersebut dapat dikemukakan berbedabeda, kemampuan
bahwa permainan penyegar (ice tersebut akan diperoleh anak
breaking) adalah suatu kegiatan melalui kegiatan belajar. Usaha
yang dilakukan untuk mencairkan yang terarah akan menghasilkan
suasana pembelajaran yang prestasi hasil belajar.
membosankan, kaku, dan pasif Hasil belajar yang berupa
menjadi kegiatan pembelajaran puncak dari interaksi siswa denga
yang menyenangkan, lingkungannya pada proses belajar
menyegarkan, aktif dan yang berupa sejumlah
membangkitkan motivasi untuk pengetahuan dengan pemberian
belajar lebih bergairah. suatu nilai akhir atau skor.
Menurut Sardiman Dengan demikian dapat diketahui
(2011:75) motivasi belajar perkembangan dan kemajuan
merupakan faktor psikis yang belajar yang dicapai murid selama
bersifat non-intelektual, peranan pendidikan pada tingkat tertentu.
yang khas adalah hal perbuatan Untuk mencapai keberhasilan

JPF ISSN: 2337-5973 43


pembelajaran yang dilakukan pada akhir pertemuan
berkesinambungan maka guru di setiap siklus dengan pokok
mutlak perlu pengukuran dan bahasan alat-alat optik sebanyak
evaluasi pengajaran. 10 soal. Data motivasi belajar
Berdasarkan latar belakang, maka dianbil setelah tes hasil belajar
dapat dikemukakan penelitian dilaksanakan. Untuk memperoleh
dengan judul: Penerapan hasil pengukuran data yang valid
Permainan Penyegar (Ice dan reliabel maka dilakukan uji
Breaking) dalam Pembelajaran ahli terlebih dahulu untuk
Fisika untuk Meningkatkan mengetahui tingkat validitas dan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa reliabilitas soal tes dan angket
Kelas X SMA Muhammadiyah 1 motivasi belajar.
Trimurjo Tahun Pelajaran
2012/2013. HASIL DAN
PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN 1. Motivasi Belajar
Rancangan penelitian ini Berdasarkan hasil
merupakan penelitian tindakan angket yang telah diberikan
kelas (PTK), dimana peneliti kepada siswa oleh guru,
mengalami secara langsung obyek motivasi belajar siswa
dilapangan yang meliputi dua mengalami peningkatan pada
siklus pembelajaran, satu tahapan siklus I sampai dengan siklus
siklus meliputi: perencanaan, II. Peningkatan motivasi
pelaksanaan, observasi dan belajar tersebut menunjukkan
refleksi. Sebagai obyek dalam bahwa motivasi belajar yang
penelitian ini adalah siswa kelas X dimiliki siswa selama
SMA Muhammadiyah 1 Trimurjo pembelajaran fisika
sebanyak 25 siswa. Metode berlangsung mengalami
pengumpulan data hasil belajar perubahan yang secara
menggunakan tes essay, bertahab. Adapun data yang
sedangkan data motivasi belajar diperoleh sebagai berikut:
siswa menggunakan lembar
angket. Tes hasil belajar

44 JPF ISSN: 2337-5973


Tabel 1. Data motivasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II
NO Indikator Target Persentas Ket Persentase Ket
motivasi persent e Siklus I Siklus II
belajar ase
1. Kesadara
n akan
tujuan
belajar
2. Ketekuna
n belajar
3. Tanggun
g jawab 80% 78,25% Belu 87,5% Terca
belajaran m pai
4 Rasa Terca
ingin pai
tahu
5. Perasaan
senang
6. Hasrat
untuk
belajar
7. Pujian
8. Persainga
n

Berdasarkan tabel 1, siklus I termasuk dalam


dapat diketahui bahwa kriteria tinggi, sedangkan
motivasi belajar siswa pada pada siklus II termasuk dalam
penelitian dengan kriteria sangat tinggi. Data
menerapakan ice breaking yang diperoleh telah sesuai
telah mencapai target yang dengan target yang
telah ditentukan. Dari 16 diinginkan yaitu motivasi
aspek yang dinilai belajar siswa persentasenya
berdasarkan delapan indikator mencapai 80%. Untuk lebih
yang membentuk motivasi jelasnya dapat dilihat pada
belajar siswa. Tingkat gambar berikut ini:
motivasi belajar siswa pada

JPF ISSN: 2337-5973 45


88,00%
86,00%
84,00%
82,00%
MOTIVASI BELAJAR
80,00%
SISWA
78,00%
76,00%
74,00%
72,00%
SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 1. Peningkatan motivasi belajar siswa siklus I ke siklus II

Berdasarkan gambar terlibat secara aktif dalam


1, penilaian terhadap pembelajaran. Hal ini sejalan
pencapaian motivasi belajar dengan pendapat Suwarjo dan
siswa berdasarkan pada Imania (2010:127) ice
akumulasi tiap indikator breaking bertujuan untuk:
motivasi belajar dari siklus I 1. Menciptakan suasana
sampai siklus II telah santai pada diri peserta
mencapai target yang didik
diharapkan. Penerapan ice 2. Agar para peserta
breaking yang bermula pada terhibur, senang dan
penyajian pembelajaran yang bersantai
menyenangkan 3. Membangkitkan
mengaitkannya dengan suasana belajar yang
materi, membuat siswa bergairah dan bersemangat
belajar lebih baik. Dimana 4. Menumbuhkan
saat ice breaking diberikan motivasi belajar.
siswa antusias dalam Sesuai dengan teori
mengikutinya. tersebut, fakta yang ditemukan
Ice breaking yang dikelas saat guru memberikan
yang dikaitkan dengan materi ice breaking baik ketika diawal
memberikan kesempatan pembelajaran dan
kepada siswa untuk dipertengahan pembelajaran
berkonsentrasi, mengasah siswa mengikutinya dengan
daya ingat dan daya tangkap bersemangat. Hal ini
serta membangun menunjukkan adanya motivasi
kekompakan dalam belajar siswa terhadap
kelompok. Ice breaking pelajaran fisika yang
memotivasi siswa untuk disampaikan oleh guru dengan

46 JPF ISSN: 2337-5973


menerapakan ice breaking. sebagai data utama setelah
Dengan ice breaking tersebut motivasi belajar siswa dalam
menimbulkan motivasi belajar, siklus I maupun siklus II, hasil
sehingga siswa sangat belajar siswa dengan sub
bersemangat, bergairah dan pokok Alat-alat optik diukur
senang saat mengikuti proses dengan tes sehingga diperoleh
pembelajaran. data hasil belajar pada siklus I
dan siklus II yang mengalami
2. Hasil Belajar peningkatan dapat dilihat pada
Dalam penelitian ini tabel berikut:
data hasil belajar dari proses
pembelajaran digunakan

Tabel 2. Peningkatan hasil belajar siklus I ke siklus II


NO Nilai Kategori Siklus Siklus II Target Peningkatan
I
1 70 Tercapai 72% 88% 80% 16%
2 70 Belum 28% 12% -
tercapai
Jumlah 100% 100%

Berdasarkan kriteria mencapai target yang


ketuntasan minimal yang ditetapkan, hal ini
ditetapkan oleh sekolah yaitu menunjukkan bahwa penerapan
sebesar 70 pada materi pokok ice breaking mampu
alat-alat optik. Maka dari data meningkatkan motivasi dan
yang telah diperoleh dapat hasil belajar kognitif siswa.
dijelaskan bahwa terjadi Dari tabel tersebut dapat
peningkatan jumlah siswa yang dijelaskan secara rinci dengan
mencapai KKM dari siklus I ke diagram berikut:
siklus II. Dengan diperoleh
hasil pada siklus II telah

Hasil belajar siswa


100%
80%
60%
40% Hasil belajar siswa
20%
0%
Pra PTK Siklus I Siklus II

Gambar 2. Ketercapaian hasil belajar siswa

JPF ISSN: 2337-5973 47


Berdasarkan gambar Berdasarkan pendapat
2, data hasil penelitian dapat tersebut, sesuai dengan hasil
ditunjukkan bahwa hasil yang diperoleh, dimana antara
belajar siswa yang memenuhi motivasi belajar dengan hasil
kriteria tuntas dari Pra PTK, belajar memiliki keterkaitan
kemudian siklus I hingga kuat. Dengan menumbuhkan
siklus II selalu meningkat motivasi belajar pada diri
yaitu 53% pada Pra PTK, siswa, siswa akan terdorong
pada siklus I menjadi 72% dan tertarik untuk mengikuti
dengan nilai terendah adalah pembelajaran. Motivasi belajar
37, nilai tertinggi adalah 75, siswa tidak hanya dilihat dari
dan nilai rata-rata adalah 65 angket yang telah diisi oleh
dan menjadi 88% dengan siswa akan tetapi saat
nilai terendah adalah 32, nilai pembelajaran berlangsung guru
tertinggi adalah 91, dan nilai dapat melihat secara langsung
rata-rata adalah 76 pada dengan memperhatikan prilaku
siklus II. Untuk nilai rata-rata yang ditunjukkan oleh siswa
hasil belajar siswa yang tersebut. Untuk mengetahui
memenuhi kriteria tuntas apakah siswa memiliki
telah mencapai dan melebihi motivasi yang tinggi atau
target yang ditentukan yaitu rendah maka sesuai dengan
80%. yang diungkapakan oleh
Sesuai dengan Sardiman (2011:81) yang
pendapat sardiman (2010:84) mengatakan sebagai berikut:
belajar sangat memerlukan
motivasi, motivasi is an Ciri-ciri seseorang yang
memiliki motivasi yang tinggi
essential condition of learning.
adalah:
Hasil belajar akan optimal jika
ada motivasi. Kemudian a) Tekun menghadapi tugas
menurut Nasution (2010:77) b) Ulet dalam menghadapi
motivasi dinyatakan dengan kesulitan
hasrat, keinginan, maksut, c) Menunjukkan minat
tekad, kemauan, dorongan, terhadap macam-macam
kebutuhan, kehendak, cita-cita, masalah
keharusan, kesediaan dan d) Lebih senang bekerja
sebagainya. Setiap motivasi sendiri
bertalian erat dengan suatu e) Cepat bosan pada tugas
tujuan. Hasil belajar pun yang rutin
banyak ditentukan oleh f) Dapat mempertahankan
motivasi. pendapatnya

48 JPF ISSN: 2337-5973


g) Senang mencari dan dilakukan karena siswa pada
memecahkan masalah. pertengahan pembelajaran
Pendapat tersebut sudah terlihat malas,
dijadiakan penilaian secara mengantuk dan bosan.
tidak langsung oleh guru Siswa yang mengikuti
terhadap siswa. Dari ciri-ciri ice breaking rata-rata
siswa yang memiliki motivasi menjawab pernyataan angket
tinggi yang ada dalam kelas, motivasi belajar pada indikator
guru membandingkan dengan kesadaran akan tujuan belajar,
angket dan hasil belajar yang tanggung jawab belajar, rasa
diperoleh siswa. Fakta yang ingin tahu,hasrat untuk belajar
ditemukan antara angket dan dan perasaan senang mendapat
hasil belajar yang diperoleh skor yang bagus atau tinggi.
siswa dengan ciri-ciri siswa Sedangkan untuk persaingan
yang memiliki motivasi tinggi, antar siswa belum terlalu
hasilnya sesuai. Hal ini nampak pada proses
membuktikan bahwa motivasi pembelajaran, akan tetapi ada
belajar sangat mempengaruhi beberapa siswa yang berani
hasil belajar yang diperoleh mengajukan pendapatnya
siswa. ketika proses pembelajaran
ice breaking diawal berlangsung. Dari rata-rata
pembelajaran memberikan hasil belajar yang disesuaikan
semangat kepada siswa dengan motivasi belajar yang
sebelum pembelajaran fisika diperoleh siswa yang
dilaksanakan. Untuk motivasinya dalam kategori
membangkitkan motivasi sedang ada yang mendapat
belajar diawal pembelajaran, hasil belajar tinggi, terlebih
guru memberikan ice breaking lagi yang motivasi belajar
diawal. Dengan guru siswa tinggi hasil belajar yang
memberikan ice breaking diperoleh tinggi. Namun ada
sebelum memulai kegiatan pula siswa yang motivasinya
pembelajaran, guru tinggi, hasil belajar yang
memberiakan kesan yang diperolehnya rendah.
menarik, menyenangkan, dan Berdasarkan hasil
menumbuhkan perasaan uraian dari penjelasan diatas
nyaman pada awal dapat disimpulkan sementara
pembelajaran. Ice breaking bahwa permainan penyegar
dipertengahan pembelajaran (ice breaking) dapat
tujuannya untuk memotivasi siswa dalam proses
mengembalikan lagi pembelajaran. Suasana
konsentrasi siswa yang sudah pembelajaran dikelas menjadi
mulai menurun. Hal ini lebih menyenangkan, siswa

JPF ISSN: 2337-5973 49


sangat termotivasi untuk DAFTAR PUSTAKA
mengikuti proses
pembelajaran. Siswa yang Abduh, Muhammad. 2010.
awalnya menganggap pelajaran Menciptakan
fisika menjenuhkan, Pembelajaran Yang
membosankan dan sulit, Menyenangkan.
sekarang berubah pikiran siswa Jakarta.
menjadi senang belajar fisika hhtp//www.Muhammad
dan tidak menganggap lagi Abduh.com
bahwa pelajaran fisika sulit.
Abdurrahman, Mulyono. 2003.
Pendidikan Bagi Anak
KESIMPULAN Berksulitan Belajar.
Berdasarkan hasil Jakarta : Erlangga
penelitian tindakan kelas dengan
menerapkan permainan penyegar Caswita. (et all). 2012. Pengaruh
(ice breaking) dan pembahasan Pembelajaran Inkuiri
yang telah dikemukakan, maka Dengan Selingan (Ice
dapat diambil kesimpulan sebagai Breaker) Terhadap
berikut : Pemahaman Konsep
1. Kegiatan pembelajaran Matematis. Jurnal
dengan menerapkan Pendidikan Matematika.
permainan penyegar (ice Volume 1, Nomor 4,
breaking) dapat Nopember 2012.
meningkatkan motivasi (Universitas Lampung
belajar fisika siswa kelas X diakses pada tanggal 22
SMA Muhammadiyah 1 februari 2013)
Trimurjo. Dari hasil Sardiman. 2010. Interaksi dan
penelitian motivasi belajar Motivasi Belajar
siswa pada siklus I ke siklus Mengajar. Jakarta :
II mengalami peningkatan Rajawali Persada
persentase sebesar 9,25%. Slameto. 2010. Belajar dan
2. Kegiatan pembelajaran faktor-faktor yang
dengan menerapkan mempengaruhinya.
permainan penyegar (ice Jakarta : Rineka
breking) dapat meningkatkan Cipta
hasil belajar fisika siswa
kelas X SMA Suwarjo dan Eva Imania E. 2010.
Muhammadiyah 1 Trimurjo. Permainan dalam
Hasil belajar siswa pada Bimbingan dan
siklus I ke siklus II Konseling. Yogyakarta
mengalami peningkatan : Paramitra.
sebesar 16%.

50 JPF ISSN: 2337-5973

Anda mungkin juga menyukai