Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Latar Belakang

Negara Indonesia sangat adalah sebuah Negara yang sangat erat dengan perkembangan
atau disebut Negara baru berkembang, namun skala reformasi yang dijalankan oleh
Pemerintah Indonesia dinilai cukup mengatasi berbagai gejolak Reformasi dan Inovasi yang
lamban, bahkan dipandang terlalu lamban dan terlalu tidak pesat dari yang pernah
dijalankan oleh banyak negara-negara di dunia walaupun Indonesia juga dipandang telah
melakukan perubahan radikal dalam tata hubungan antara pusat dan daerah melalui program
desentralisasi pemerintahan yang belum pernah ditempuh oleh negara mana pun di dunia.
Tetapi mengapa reformasi pemerintahan negara yang demikian luas jangkauannya dan
begitu radikal perubahannya belum berhasil menciptakan good governance yang mampu
membawa Indonesia keluar dari multi krisis yang sudah melanda bangsa ini sejak 1998?
Mengapa kita belum seberhasil? Apakah kebijan yang diambil pemerintah tidak cukup
untuk mengatasinya?
Harus kita fahami bersama, bahwa pembangunan bagi sebuah Negara merupakan hal yang
sangat esensial dalam rangka mencapai tujuan utama dari keberadaan sebuah Negara yakni
bagaimana mewujudkan kebahagiaan bagi masyarakatnya. Dalam konteks Indonesia, tujuan
dari dibentuknya pemerintahan negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan
UUD 1945 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakanlah sejumlah
program pembangunan dari semenjak awal berdirinya Republik Indonesia sampai dengan
saat ini baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Kita
harus sadari bahwa tahun 1998 krisis besar-besaran bagi bangsa Indonesia namun berbagai
Reformasi pada saat tersebut dicetuskan hingga masa order baru walau kita telah memalui
dengan namun tugas dan tanggung jawab kita sebagai bangsa belum berakhir walau sudah
dimulainya berbagai kebijakan untuk melakukan perubahan dalam berbagai bidang,
Keberhasilan dari pembangunan tersebut salah satunya akan sangat ditentukan oleh
kemampuan Pemerintah dalam membuat dan mengimplementasikan kebijakan yang benar
dan sesuai dengan kondisi lokal serta dalam mengembangkan perangkat kelembagaan yang
akan menjadi infrastruktur utama dalam pelaksanaan pembangunan tersebut.
Dalam Jurnal Ilmu Administrasi yang berjudul Budaya Inovasi dan Reformasi halaman
1 mengatakan bahwa dewasa ini, dalam birokrasi pemerintahan Indonesia cukup banyak
permasalahan yang menjadi isu public yang beberapa dari permasalahan itu tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJMN ) tahun 2004- 2009 antara
lain : tigginya penyalahgunaan kewenangan dan penyimpangan; rendahnya kinerja
sumberdaya aparatur; belum memadainya sistem kelembagaan (organisasi) dan
ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan; serta banyaknya peraturan perundang-
undangan yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan
pembangunan.
Budaya inovasi yang sejatinya merupakan salah satu aspek budaya birokrasi yang sangat
penting bagi keberhasilan reformasi birokrasi belum menjadi nilai utama dari budaya
birokrasi pemerintah di Indonesia saat ini. Pada dasarnya birokrasi pemerintah di Indonesia
memiliki potensi untuk melakukan berbagai inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan. Pemahaman atas kemampuan inovasi tersebut akan membantu birokrasi
pemerintah untuk melakukan inovasi. Namun demikian, tidak serta merta kemampuan
inovasi ini mampu menghasilkan inovasi dengan sendirinya.
Inovasi penting dalam setiap lapisan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Pentingnya inovasi pada pemerintahan lokal di Indonesia mulai menjadi perhatian
sejak terjadinya pergeseran sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi. Dengan
desentralisasi, daerah dituntut untuk mandiri yakni penciptaan daerah yang kompetitif bagi
keberlangsungan daerah tersebut. Inovasi di pemerintah daerah merupakan keharusan dalam
upaya mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan daerahnya.

Pengertian Pelayanan Publik


Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pengertian berdasarkan UU Pelayanan Publik Dalam Undang-Undang Pelayanan Publik terdapat
pengertian Pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan public
. Penyelenggara Pelayan Publik
Penyelengara Pelayanan Publik Berdasarkan UU Penyelenggara pelayanan publik atau
Penyelenggara merupakan setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen
yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum
lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik, Atasan satuan kerja
Penyelenggara merupakan pimpinan satuan kerja yang membawahi secara langsung satu atau
lebih satuan kerja yang melaksanakan pelayanan publik, Organisasi penyelenggara pelayanan
publik atau Organisasi Penyelenggara merupakan satuan kerja penyelenggara pelayanan publik
yang berada di lingkungan institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang
dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain
yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik, Pelaksana pelayanan publik atau
Pelaksana merupakan pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam
Organisasi Penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan
pelayanan publik
Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah
semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya
rumah sakit swasta, PTS, perusahaan pengangkutan milik swasta.
2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik. Yang
dapat dibedakan lagi menjadi :
Yang bersifat primer,adalah semua penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggara dan
pengguna/klien mau tidak mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor
imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perizinan.
Yang bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna/klien tidak harus
mempergunakannya karena adanya beberapa penyelenggara pelayanan.

Ada lima karakteristik yang dapat dipakai untuk membedakan ketiga jenis penyelenggaraan
pelayanan publik tersebut, yaitu:
1. Adaptabilitas layanan. Ini berarti derajat perubahan layanan sesuai dengan tuntutan
perubahan yang diminta oleh pengguna.
2. Posisi tawar pengguna/klien. Semakin tinggi posisi tawar pengguna/klien, maka akan
semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang lebih baik.
3. Type pasar. Karakteristik ini menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang ada,
dan hubungannya dengan pengguna/klien.
4. Locus kontrol. Karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas transaksi,
apakah pengguna ataukah penyelenggara pelayanan.
5. Sifat pelayanan. Hal ini menunjukkan kepentingan pengguna atau penyelenggara pelayanan
yang lebih dominan.

Pengertian inovasi di bidang pelayanan publik merupakan ide kreatif teknologi atau cara baru
dalam teknologi pelayanan atau memperbarui yang sudah ada di bidang teknologi pelayanan atau
menciptakan terobosan atau penyederhanaan di bidang aturan, pendekatan, prosedur, metode,
maupun struktur organisasi pelayanan yang manfaatnya / outcome mempunyai nilai tambah baik
dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan.

Dengan demikian inovasi dalam pelayanan publik tidak mengharuskan suatu penemuan baru,
tetapi dapat merupakan suatu pendekatan baru yang bersifat kontekstual dalam arti inovasi tidak
terbatas dari tidak ada kemudian muncul gagasan dan praktik inovasi, tetapi dapat berupa inovasi
hasil dari perluasan maupun peningkatan kualitas pada inovasi yang ada.

Inovasi Pelayanan Publik dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu inovasi dalam :

Pencegahan Korupsi;

Peningkatan Kapasitas dan Kinerja Aparatur; dan


Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

Anda mungkin juga menyukai