Kebudayaan merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk
menyusui lainnya. Kebudayaan, terdiri dari semua alat-alat, semua peratura mengenai hidup berkelompok, gagasan-gagasan, kepercayaan-kepercayaan, dan adat istiadat yang membentuk peralatan besar yang menempatkan manusia pada posisi yang lebih baik untuk menanggulangi realita kehidupan, masalah-masalah khusus yang dihadapinya dalam penyesuaiannya terhadap lingkungannya dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Ringkasnya, kebudayaan merupakan alat untuk memnuhi kebutuhan dasar, yaitu kelangsungan hidup organis, penyesuaian kepada lingkungan, dan kelestarian dalam arti biologis. Kerber dan Smith mengemukakan, beberapa fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia yaitu : 1. Pelanjut keturunan dan pengasuha anak, penjamin kelangsungan hidup biologis dari kelompok social; 2. Pengembangan kehidupan ekonomi, menghasilka da memakai benda-benda ekonomi 3. Transmisi budaya, cara-cara mendidik dan membentuk generasi baru menjadi orang-orang dewasa yang berbudaya 4. Keagamaan, menanggulangi hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan yang bersifat gaib (supernatural) 5. Pengendalian social, cara-cara yang dilembagakan untuk melindungi kesejahteraan individu dan kelompok 6. Rekreasi, aktivitas-aktivitas yang memberi kesempatan kepada orang utuk memuaskan kebutuhannya akan permainan-permainan Dalam kehidupan nyata fungsi-fungsi ini dikerjakan oleh berbagai institusi budaya atau institusi social. Institusi atau pranata adalam system aktivitas manusia yang terorganisasi. Mallowski mendefinisikan institusi sebagai sekelompok orang yang bersatu untuk melaksanakan suatu aktivitas sederhana atau komplek; selalu mempunyai unsur kebendaan dan perlengkapan teknis; disusun berdasarkan hokum tertentu atau peraturan adat; yang dirumuskan dalam bahasa yang mengambil bentuk mitos, dongeng, peraturan, dan dalil; dan dilatih atau dipersiapkan untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Selanjutnya dia mengatakan bahwa dalam setiap institusi akan ada unsure charter, personnel, norma, material apparatus, activities dan function. Koentjaraningrat menyatakan unsur-unsur institusi social itu terdiri dari system norma, personel, dan peralatan fisik. Integrasi ketiganya dalam bentuk aktivitas berpola untuk memenuhi suatu kebutuhan manusia inilah yang dinamakan dengan institusi social. Sebagai contoh sebuah pendidikan tinggi sebagai institusi pendidikan. Maka aktivitas berpola dari staff-norma norma- fasilitas fisik untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi dinamakan institusi pendidikan. Bierstedt mendefinisikan institusi social itu sebagai an organized ways of doing things. Berbagai institusi social yang ada dalam suatu masyarakat dapat diambil sebagai contoh. Yang termasuk ke dalam institusi kekerabatan antara lain adalah : pelamaran, perkawinan, poligami, perceraian. Institusi ekonomi antara lain adalah pertanian, peternakan, industry, barter, koperasi, perbankan. Institusi pendidikan mencakup antara lain pengasuhan anak, pendidikan dasar, menengah, tinggi, pendidikan keagamaan, perpustakaan umum, pers dan lain-lain. Institusi ilmiah terdiri dari metode ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah dan sebagainya. Institusi keindahan dan rekreasi terdiri dari berbagai bentuk seni dan sport. Institusi agama mencakpu antara lain mesjid, gereja, upacara, dakwah, pantangan, ilmu gaib dan lain-lain. Institusi politik terdiri dari pemeritaha, demokrasi, kepartaian, kehakiman, kekantoran, dan sebagainya. Institusi jasmaniah terdiri dari pemeliharaan kesehatan, kecantikan dan kedokteran. Institusi sosial sebagai tingkah laku berpola mempunyai berbagai fungsi. Menurut Gillin dan Gillin fungsi dari institusi social adalah : 1. Menyederhanakan tindakan individu 2. Menyediakan cara pengendalian social 3. Menyediakan peran dan kedudukan bagi individu-individu 4. Kadang-kadang merintangi kepribadian, karena orang harus selalu menyesuaikan diri dengan norma-norma yang telah ada 5. Mendorong orang-orang tertentu untuk bereaksi menentang institusi tertentu (karena sudah usang) dan berusaha merumuskan pola perilaku baru 6. Mengharmoniskan berbagai badan dalam konfigurasu budaya secara keseluruhan. Umpamanya institusi-institusi dalam suatu kebudayaan/masyarakat akan menyesuaika diri satu sama lainnya. 7. Menstabilkan kebudayaan dan masyarakat. Institusi yang telah melembaga dengan kuat sukar berubah. Diperlukan perubahan besar dalam ekonomi atau agama untuk terjadinya perubahan dibidang keluarga dan moral. Pendidikan membudayakan atau memasyarakatkan institusi-institusi guna kestabilan dan kesinambungan masyarakat. Tetapi karena pendidikan juga dapat mengasah kemampuan kritis generasi muda, maka pendidikan dapat pula menghasilkan orang-orang yang berkemauan untuk merobah atau menciptkana institusi baru yang lebih cocok dengan tuntutan zaman. Jadi pendidikan dapat berfungsi melestarikan, institusi-institusi social dan pendidikan dapat dijadikan wahana untuk mendorong pengembangan institusi baru. Jadi jelas bahwa diantara berbagai institusi terdapat interrelasi yang bersifat fungsional. Dengan lain kata setiap pembicaraan mengenai institusi pendidikan haruslah dilakukan dengan memertimbangkan hubungannya dengan institusi lainnya, seperti institusi politik dan ekonomi, karena institusi politik dalam suatu masyarakat akan sangat mempengaruhi fungsi-fungsi institusi pendidikan seperti halnya institusi ekonomi. Sebaliknya institusi pendidikan akan dapat pula mempengaruhi secara fungsional institusi-instiusi politik dan ekonomi, baik untuk maksud stabilitas, maupun tujuan- tujuan perubahan.