KESEHATAN LINGKUNGAN
PUSKESMAS BOJONGSARI
No Dokumen: / / /2017
Tanggal Terbit: 2017
No Revisi:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaian penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Program
Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Pedoman ini
kami susun sebagai salah satu upaya memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan
Pelayanan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
Sanitarian,
UPTD Puskesmas Bojongsari
BAB I
Pedoman Kesling UPTD Puskesmas Bojongsari
Page 2
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehtan yang menyelengarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingakt pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif,untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya. Untuk itu memerlukan masukan dari masyarakat yang bersifat membangun
(inovatif).
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam menyelenggaraan upaya
kesehatan lingkungan.
2. TujuanKhusus
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan konseling di Puskesmas Bojongsari
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan
c. di Puskesmas Bojongsari
d. Sebagai pedoman dalam tindakan / intervensi kesehatan lingkungan di
e. Puskesmas Bojongsari
D. Sasaran
1. Penanggung jawab Puskesmas
2. Tenaga Kesehatan Lingkungan
3. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
E. Ruang Lingkup
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi :
- Konseling
- Pemeriksaan kebersihan
- Pengoperasian dan pemeliharaan IPAL
F. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya untuk meningkatkan
kesehatan yang dilakukan melalui penyehatan dan peningkatan kualitas lingkungan.
Upaya upaya kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Bojongsari
meliputi :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di Puskesmas.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan dengan
kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya
penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
11. Pengambilan Sampel Air untuk uji bakteriologis adalah Serangkaian kegiatan untuk
mengambil air sebagai contoh yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium, guna
mengetahui jumlah bakteri E.Coli/Fecal Coli per 100 ml sampel.
12. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah pendekatan kepada masyarakat
untuk merubah bahkan membuat fasilitas sanitasinya dengan biayanya sendiri melalui
metode pemicuan. Penyadaran untuk melakukan perubahan perilaku untuk hidup
bersih dan sehat
13. Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan Kesehatan
Lingkungan. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas adalah petugas Sanitarian.
Pengaturan dan penjadwalan tenaga puskesmas dalam upaya kesehatan Lingkungan
dilaksanakan lintas program dan dikoordinir oleh Petugas Kesling sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan.
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan lingkungan dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan loka karya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas
sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan lingkungan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal
bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan lingkungan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas.
A. Denah Ruang
R
A
PINTU M / K PAGAR PINTU M / K
W
A
D
T
HALAMAN DEPAN
O
PARKIR
MOBIL
I O
N R
A
P PARKIR L
MOTOR O
KM
RUANG UGD O
RUANG RUANG
P RUANG
TATA
Pedoman Kesling UPTD Puskesmas Bojongsari REKAM
RUANG
USAHA Page 9 MEDIS
RUANG& KIA
RUANG
APOTEK R. KIA
LOKET
TUNGGU
PROMKES
RUANG
GIZI &
KESLING
R. POLI 1
RUANG
KEPALA
PUSKESMAS
R. POLI 2
RUANG
RUANG P2M TUNGGU
RUANG IMUNISASI
LOKET CAPENG R. POLI 3
P P2M
TAMAN
R. LAB
RUMAH DINAS GUDANG RUANG
DOKTER POLI GIGI
Pintu
MEJ
masuk
A
KURSI PRO
MKE
D
A
T
MEJA MEJA A
WAS
KESLING GIZI
TAFE
L KURSI KURSI D
I
Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di dalam gedung dilakukan oleh N
D
Penanggung jawab program Kesehatan Lingkungan yang menempati ruang yang I
N
bersebelahan dengan ruang laboratorium TB, berada dalam satu ruang dengan ruang GGizi
Prasarana
a. Dilengkapi dengan tempat sampah tertutup.
b. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara terjaga.
c. Pencahayaan cukup terang
PASIEN DATANG
LOKET PENDAFTARAN
LABABORATORIU
M
KLINIK TERPADU
PASIEN PULANG
B. Standar Fasilitas
Pedoman Kesling UPTD Puskesmas Bojongsari
Page 11
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas BOJONGSARI memiliki sarana penunjang antara lain :
pelayanan kesehatan Lingkungan Sarana Prasana
Meja
( Dalam Gedung ) Kursi
Media informasi cetak atau elektronik
Konseling
Buku panduan
Pengawasan Kebersihan Buku catatan kegiatan
Senter
( Luar Gedung ) Leaflet
Form check
Inspeksi Sanitasi
Buku catatan kegiatan.
Intervensi / Tindakan
BAB IV
TATA LAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
d. Penyuluhan STBM
1) Penyuluhan STBM dilakukan oleh petugas Kesehatan Lingkungan(sanitarian)
dengan melibatkan Bidan Desa, Naping, Kader dengan membawa surat tugas
dari Kepala Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
2) Penyuluhan STBM dilakukan di Desa untuk meningkatkan derajat kesehatan
manusia yang mencakup lima pilar STBM (stop BABS, CTPS, pengolahan air,
pengelolaan sampah, pengelolaan limbah)
B. Strategi / Metode
1. Metode Konseling
a. identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab;
d. saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
b. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
c. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
Perencanaan (P1)
1). Membuat Jadwal
2) Persiapan
Menyiapkan ruangan;
Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan;
Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti poster,
leaflet (rumah sehat, jamban sehat, dan lain-lain).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Dalam pelaksanaan, Tenaga Kesehatan Lingkungan menggali data/informasi
kepada Pasien atau keluarganya, sebagai berikut:
1). umum, berupa data individu/keluarga dan data lingkungan;
2). khusus, meliputi:
a). identifikasi perilaku/kebiasaan;
b). identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c). dugaan penyebab; dan
d). saran dan rencana tindak lanjut.
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa disingkat dengan
"SATU TUJU" yaitu :
SA = Salam, Sambut:
1). Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
2).Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan
keperluannya, bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
3). Tunjukkan sikap ramah.
4). Perkenalkan diri dan tugas Anda.
5).Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga kerahasiaan
percakapan anda dengan Pasien.
6). Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.
BAB V
LOGISTIK
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara
lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan
dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
Pedoman Kesling UPTD Puskesmas Bojongsari
Page 21
Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko ataudampak yang
mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang
mungkin terjadi.
Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau
dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai
dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan sudah tercapai.
Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan perlu
diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya pencegahan resiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Konseling
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
CTPS
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Kesling
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
1 Konseling v v v v v v v v v v v v
Inspeksi Sanitasi
2 Tempat tempat v v v v v v v v v v v v
umum
Inspeksi Sanitasi
Tempat
3 v v v v v v v v v v v v
Pengelolaan
Makanan-minuman
Inspeksi Sanitasi
4 v v v v v v v v v v v v
Sarana Air Bersih
Monitoring dan
5 v v v v v v v v v v v v
evaluasi STBM
Pendataan
6 Kesehatan v v v v v v v v v v v v
Lingkungan
pengiriman sampel
7 v v v v v v v v v v v v
air ke Laborat
Orientasi Penjamah
8 v
Depot Air Minum
Orientasi
Pedoman KaderUPTD Puskesmas Bojongsari
Kesling
9 v
STBM Page 27
No Kegiatan Upaya Perlengkapan
Meja
Kursi
1 Konseling Alat peraga Percontohan
Media informasi cetak atau
elektronik