1
Murty Ekawaty M
2
Shirley E. S. Kawengian
2
Nova H. Kapantow
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: murtyekawaty36@gmail.com
Abstract: This study aimed to determine the relationship between mothers' knowledge about
nutrition and nutritional status of children aged 1-3 years in the Mopusi village, Lolayan
Bolang Mongondow Induk. This was an analytical study with a cross sectional design. There
were 90 samples that met the inclusion and exclusion criteria. Data were collected by using
anthropometric measurements and questionnaires and then were analyzed by using Spearman's
rho test. The results showed that there was 5.6% samples with nutritional status (BMI/A) very
thin, 6.7% underweight, normal 68.9%, obese 18.9%. The nutritional status (H/A) of the
samples was 38.9% very short, short 12.2 %, 45.6% normal, and tall 3.3%. There was no
relationship of nutritional status of children (BMI/A) with mothers knowledge about nutrition
with = 0.480 (p < = 0.05) as well as there was no relationship of nutritional status of
children (H/A) with knowledge of maternal nutrition in children aged 1-3 years with = 0.113
(p < = 0.05). Conclusion: There was no relationship between nutritional status (BMI/A) as
well as (H/A) of children aged 1-3 years with mothers knowledge about nutrition in Mopusi
village, Lolayan Bolaang Mongondow Induk.
Keywords: Nutritional Status, Mothers Nutritional Knowledge
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang
gizi dengan status gizi anak umur 1-3 tahun di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten
Bolaang Mongondow Induk. Rancangan penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan
pendekatan potong lintang. Sampel merupakan bagian dari populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi berjumlah 90 orang. Data dikumpulkan melalui pengukuran antropometri
dan kuesiener pengetahuan dan dianalisis dengan menggunakan uji Spearmans rho. Hasil
penelitian memperlihatkan status gizi (IMT/U) yang sangat kurus 5,6%, kurus 6,7%, normal
68,9%, dan obes 18,9%. Status gizi (TB/U) yang sangat pendek 38,9%, pendek 12,2%, normal
45,6%, dan tinggi 3,3%. Pengetahuan ibu tentang gizi dengan kategori baik sebanyak 12,2%,
cukup 42,2 %, dan kurang 45,5%. Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan
status gizi (IMT/U) dan pengetahuan gizi ibu dengan anak umur 1-3 tahun, nilai = 0,480
(p<=0,05), dan tidak terdapat hubungan status gizi (TB/U) dan pengetahuan gizi ibu pada
anak umur 1-3 tahun, nilai = 0,113 (p<=0,05). Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara
status gizi (IMT/U) dan (TB/U) dengan pengetahuan gizi ibu dengan anak umur 1-3 tahun di
Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Induk.
Kata kunci: status gizi, pengetahuan gizi ibu
609
Ekawaty, Kawengian, Kapantow: Hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan ...
Status gizi khususnya status gizi anak status gizi baik dan 2,66% anak balita
merupakan salah satu indikator kualitas dengan status gizi lebih. Data ini juga
sumber daya manusia yang menentukan menunjukkan di kawasan kota Manado dari
tingkat kesejahteraan masyarakat. Status 2.267 anak balita yang diukur terdapat
gizi anak batita secara langsung maupun 1,28% mengalami gizi buruk, 13,50% gizi
tidak langsung dapat dipengaruhi oleh kurang, 81,83% gizi baik dan 3,40% yang
lingkungan, di mana batita tersebut tumbuh gizi lebih.6 Bolaang Mongondow tahun
dan berkembang. Faktor-faktor yang 2012 jumlah persentase gizi buruk yaitu
mempengaruhi di antaranya: pengetahuan, 0,01% dari jumlah balita 13.464 yang tidak
sikap, dan perilaku ibu. Pengetahuan ditimbang dan 19.263 yang di timbang.
melambangkan sejauh mana dasar-dasar Masyarakat Desa Mopusi Kecamatan
yang digunakan seorang ibu untuk merawat Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow
anak batita sejak dalam kandungan, Induk khususnya ibu yang memiliki anak
pelayanan kesehatan, dan persediaan usia 1 3 tahun latar belakang pendidikan
makanan di rumah.1,2 kebanyakan dari mereka berpendidikan SD
Milenium development goals (MDGs) sehingga tingkat pengetahuan terhadap gizi
menurunkan hingga setengah dari proporsi kurang. Selain itu, masih kurangnya tenaga
anak yang menderita malnutrisi pada tahun kesehatan dan fasilitas puskesmas/pustu
tahun 1990 yaitu sebesar 35,5% menjadi yang tidak memadai sehingga penyuluhan
18% pada tahun 2015, sedangkan proporsi mengenai masalah gizi jarang dilakukan
malnutrisi pada anak tahun 2008 masih dan hal ini menjadi salah satu faktor
tinggi yaitu sebesar 28,7%, sehingga penentu pengetahuan seorang ibu terhadap
Indonesia masih perlu bekerja keras untuk gizi dan masih terdapat beberapa masalah
mencapai indikator MDGs tersebut.3 gizi.
World Health Organization (WHO)
memperkirakan bahwa 54% penyebab METODE PENELITIAN
kematian bayi dan balita di dasari oleh Penelitian ini adalah penelitian analitik
keadaan gizi yang buruk. Menurut bank dengan desain penelitian potong lintang
dunia tahun 2002 sekitar 47% anak-anak dan dilaksanakan di Desa Mopusi
India kurang gizi. Malnutrisi pada anak- Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang
anak sebagian besar disebabkan oleh Mongondow Induk bulan September
tingginya infeksi dan kesalahan pemberian sampai Desember 2014. Sampel penelitian
makanan pada bayi dan anak-anak sejak ini merupakan bagian dari populasi yang
lahir hingga tiga tahun. Sekitar 30% anak- memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
anak India dilahirkan dengan berat badan berjumlah 90 batita diambil melalui metode
kurang dan umumnya tidak berubah saat purposive sampling.
besar.4 Data dikumpulkan melalui pengukuran
Riskesdas 2007, 2010, 2013 antropometri dan kuesioner pengetahuan,
menunjukkan bahwa Indonesia masih kemudian data dianalisis dengan
memiliki masalah kekurangan gizi. menggunakan uji Spearmans rho.
Kecenderungan prevalensi kurus (wasting)
anak dari 13,6% menjadi 13,3% dan HASIL PENELITIAN
menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan Karakteristik sampel dan responden
prevalensi anak balita pendek (stunting) Berdasarkan jenis kelamin, sampel
sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi laki-laki sebanyak 42,2% dan perempuan
gizi kurang (underweight) berturut-turut sebanyak 57,8 %. Berdasarkan umur, batita
18,4%, 17,9% dan 19,6%.5 yang memiliki umur 12-19 bulan sebanyak
Sulawesi Utara pada tahun 2006 dari 46,7% serta merupakan distribusi
33,325 jumlah anak yang diukur ternyata terbanyak. Berdasarkan anak ke berapa,
terdapat 0,61% dengan status gizi buruk, batita yang merupakan anak 1 sebanyak
8,35% dengan status gizi kurang, 88,38% 57,8% serta merupakan distribusi
610
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015
tua, penyakit infeksi serta asupan gizi yang menyatakan bahwa dari 1200 terdapat 582
kurang mengakibatkan timbulnya berbagai (49%) dengan masalah gizi kurang.
masalah gizi pada anak. Jumlah keluarga Masalah gizi pada anak ini disebabkan oleh
yang besar akan mempengaruhi proporsi berbagai penyebab, salah satu penyebab
makanan dalam keluarga dan pengetahuan masalah gizi pada anak ialah akibat
ibu.7 konsumsi makanan yang tidak baik,
Usia adalah umur individu yang sehingga energi yang masuk dan keluar
terhitung mulai dari saat dilahirkan sampai tidak seimbang. Tubuh memerlukan
saat berulang tahun. Usia akan pemilihan makanan yang baik agar
memengaruhi terhadap daya tangkap dan kebutuhan zat gizi terpenuhi dan fungsi
pola pikir seseorang terhadap informasi tubuh berjalan dengan baik.10
yang diberikan. Usia juga menjadi faktor Penelitian ini sejalan dengan penelitian
penentu dalam tingkat pengetahuan, sebelumnya oleh Asriani, Andi Fajriansi,
pengalaman, keyakinan dan motivasi Sumira tentang hubungan antara pola asuh,
sehingga umur mempengaruhi perilaku pengetahuan, dan sikap orang tua terhadap
seseorang terhadap objek tertentu.12 status gizi balita di Kelurahan Lampa
Pendidikan formal ibu mempengaruhi Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang
tingkat pengetahuan ibu dimana semakin yang dilakukan pada 74 responden
tinggi pula tingkat pengetahuan ibu untuk menyatakan bahwa pengetahuan gizi ibu
menyerap pengetahuan praktis dalam dengan status gizi balita mempunyai nilai p
lingkungan formal maupun non formal 0,416 sehingga tidak ada hubungan yang
terutama melalui media massa, sehingga bermakna antara pengetahuan gizi ibu
ibu dalam mengolah, menyajikan dan dengan status gizi balita.9 Hal ini juga
membagi sesuai yang dibutuhkan. IRT sejalan dengan penelitian yang dilakukan
berpengetahuan kurang karena hal ini oleh Mahardika mengenai hubungan
memungkinkan kurangnya perhatian anatara pendapatan keluarga dan
responden terhadap penyakit pada bayinya pengetahuan gizi ibu dengan status gizi
karena survei di lapangan menunjukkan balita di Desa Selodoko Kecamatan Ampel
baha banyaknya ibu-ibu yang bercerita Kabupaten Boyolali yang menyatakan baha
dengan tetangganya dan tidak mempunyai pengetahuan gizi ibu dengan status gizi
waktu untuk anaknya.13 balita mempunyai nilai p = 0,110 sehingga
Pengetahuan akan memudahkan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu
seseorang untuk menyerap informasi dan dengan status gizi balita.11
mengimplentasikannya dalam perilaku dan Hasil penelitian ini tidak sesuai
gaya hidup sehari-hari. Faktor-faktor yang dengan penelitian yang dilakukan Susanti,
mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, Indriati, dan Utomo tentang hubungan
pendidikan, dan pengalaman. Semakin pengetahuan ibu tentang gizi dengan status
cukup umur, tingkat pematangan dan gizi anak umur 1- 3 tahun pada 98
kekuatan seseorang akan lebih matang responden di wilayah kerja Puskesmas
dalam berpikir, belajar, dan bekerja Rojosari yang menyatakan bahwa terdapat
sehingga pengetahuanpun akan bertambah.9 hubungan bermakna antara pengetahuan
Pengetahuan gizi kerap dipengaruhi ibu tentang gizi dengan status gizi anak
oleh tingkat pendidikan yang berdampak umur 1-3 tahun (nilai p 0,004).12
pada peran dalam penyusunan makan Keadaan ini bisa juga disebabkan
keluarga, serta pengasuhan dan peraatan karena pengetahuan merupakan penyebab
anak.8 tidak langsung gangguan gizi pada batita,
Hasil tersebut menunjukkan bahwa masih ada faktor langsung seperti pola
masih terdapat anak usia 1-3 tahun dengan konsumsi, penyakit infeksi, faktor sosial
masalah gizi. Hasil penelitian tersebut dan ekonomi. Kecukupan pangan di tingkat
sesuai dengan penelitian yang dilakukan keluarga belum tentu menjamin perbaikan
oleh Devi pada tahun 2010 yang status gizi setiap individu anggotanya
613
Ekawaty, Kawengian, Kapantow: Hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan ...
614