Anda di halaman 1dari 132

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional. Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia Indonesia.
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan
berbagai upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas
merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
dan perorangan pada jenjang pertama.
Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang
kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak
terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan
bagi dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut.
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan
sehingga derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan.
Diharapkan dengan penanganan yang tepat maka visi dari Departemen
Kesehatan yang disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat
2025 dapat segera tercapai.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua.
Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu
melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat
acuan dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok sebagai salah satu unit pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk

1
melaksanakan SK Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola
pelayanan kesehatan baik secara Individu maupun Kesehatan Masyarakat
yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi dan Misi yang telah
dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok diharapkan
pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.

1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Tanjung Priok


1.1.1.1 Keadaan Geografis
Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima
wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta
Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, dilengkapi
dengan 22 kecamatan dan 220 kelurahan. Pembentukan kecamatan dan
kelurahan berdasarkan asas teritorial dengan mengacu pada jumlah
penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk
Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran
(Andromeda M, 2009).
Wilayah Kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri
dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan
Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih
35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110
pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut
antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan
laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau.
Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas,
dengan suhu rata-rata 270C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54
mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Daerah ini
merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya Sembilan sungai
dan dua banjir kanal sehingga menyebabkan wilayah ini rawan banjir,
baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut(Andromeda M,
2009).

2
Wilayah Kotamadya Jakarta Utara terdiri dari 6 Kecamatan, 31
Kelurahan, 405 RW, dan 4706 RT sesuai dengan Peraturan Daerah No.
55 Tahun 2001.

3
Tabel 1.1 Kecamatan dan Kelurahan di Jakarta Utara
Kecamatan Kelurahan
Penjaringan Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan,
Pluit, Penjaringan
Pademangan Pademangan Timur, Pademangan Barat,
Ancol
Tanjung Priok Sunter Agung, Sunter Jaya, Kebon
Bawang, Papanggo, Warakas, Sungai
Bambu, Tanjung Priok
Koja Tugu Selatan, Tugu Utara, Koja, Lagoa,
Rawa Badak Utara, Rawa Badak Selatan
Kelapa Gading Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading
Timur, Pegangsaan Dua
Tanjung Priok Sukapura, Rorotan, Tanjung Priok,
Marunda, Semper Barat, Semper Timur,
Kali Baru

4
Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Khusus Ibu kota Jakarta Nomor : 1251 Tahun 1986, luas wilayah
Kecamatan Tanjung Priok adalah 22,5174 km2, yang terdiri atas 103
RW dan 1270 RT dengan luas masing-masing kelurahan sebagai
berikut:
1.
Kelurahan Sunter Agung : 7,0226 km2
2.
Kelurahan Sunter Jaya : 4,5817 km2
3.
Kelurahan Kebon Bawang : 1,7270 km2
4.
Kelurahan Papanggo : 2,8018 km2
5.
Kelurahan Warakas : 1,0884 km2
6.
Kelurahan sungai Bambu : 2,3640 km2
7.
Kelurahan Tanjung Priok : 5,5400 km2

Sedangkan batas batas wilayah Kecamatan Tanjung Priok yaitu :


1. Utara : Pantai Laut Jawa
2. Timur : Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Koja dan
Kelapa gading
3. Selatan : Jalan Raya Sunter Kemayoran, Kecamatan
Kemayoran
4. Barat : Kecamatan Pademangan

Kecamatan Tanjung Priok merupakan suatu wilayah dengan


ketinggian 0,51 m diatas permukaan laut. Lapisan tanahnya
membentuk daratan dengan batuan kedap (sedimen) yang berada 50 m
dibawah permukaan tanah. Batuan ini tidak compack (padat) tetapi
permeabel sehingga air tanahnya terpengaruh intrusi oleh air laut
(Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, 2013).
Diwilayah Kecamatan Tanjung Priok ada beberapa sungai yang
melintasi masing-masing wilayah Kelurahan yaitu :
1. Kali Tiram, yang membatasi Kelurahan Tanjung Priok dengan
Kelurahan Warakas
2. Kali Sunter dan Danau Sunter di wilayah Kelurahan Sunter
3. Kali Kebon Bawang
(Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, 2013)

5
1.1.1.2 Keadaan Demografi
Pada akhir tahun 2013 menurut data Biro Pusat Statistik
Jakarta Utara, Kecamatan Tanjung Priok memiliki keadaan
demografi sebagai berikut:
1.
Jumlah Penduduk : 391.881 Jiwa
a. Laki-laki : 200.493 Jiwa
b. Perempuan : 191.388 Jiwa
2.
Jumlah Rumah Tangga (RT) : 121.646 KK
3.
Kepadatan Penduduk : 17.403 Jiwa/km2

Adapun data mengenai kependudukan di Kecamatan


Tanjung Priok akan dijabarkan selengkapnya dalam tabel tabel di
bawah ini :

6
Tabel 1.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2013
No Kelurahan Luas Penduduk Kepadatan Rasio
Area Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk Jenis
(Km2) Kelamin
1 Sunter Agung 70,226 41.813 40.563 82.376 11.730,1 103,08
2 Sunter Jaya 45,817 35.562 33.525 69.087 15.078,9 106,08
3 Kebon Bawang 17,270 33.512 30.388 63.9 37.000,6 110,28
4 Papanggo 28,018 23.583 22.28 43.863 16.369,1 105,85
5 Warakas 10,884 28.078 26.136 54.216 49.810,7 107,43
6 Sungai Bambu 23,640 19.94 18.222 38.162 16.143,0 109,43
7 Tanjung Priok 55,400 23.644 22.432 46.076 8.317,0 105,40
Jumlah 225,174 206.132 193.546 399.678 177.49,74 106,50
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam
Angka (2013)

Berdasarkan tabel diatas, dari tujuh kelurahan yang ada, kepadatan penduduk
tertinggi dicapai oleh Kelurahan Warakas, yaitu sebesar 49.810,7 jiwa/km2.
Banyaknya lahan yang digunakan sebagai tempat tinggal merupakan sebab
padatnya Kelurahan Warakas. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah
dicapai oleh Kelurahan Tanjung Priok yaitu sebesar 8.317,0 jiwa/km2, dimana
lahannya banyak digunakan untuk industri dan perdagangan.(Laporan tahunan
Puskesmas Tanjung Priok, 2013)

7
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW)
dan Rukun
Tetangga (RT) di wilayah Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun
2013
No Kelurahan Jumlah Kepala RW RT
Pendudu Keluarga
k (KK)
1 Sunter Agung 82.376 29.642 20 280
2 Sunter Jaya 69.087 21.882 14 222
3 Kebon Bawang 63.9 29.113 16 196
4 Papanggo 45.863 14.477 13 127
5 Warakas 54.214 25.528 14 183
6 Sungai Bambu 38.162 18.882 10 104
7 Tanjung Priok 46.076 25.392 16 158
Jumlah 399.678 164.916 103 1270
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka
(2013)

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW)
dan Rukun Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Tanjung Priok Jakarta
Utara Tahun 2013

8
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka
(2013)

1.1.1.3 Keadaan Lingkungan


a. Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Tanjung Priok yang terletak disebelah
Utara Kota Jakarta terdapat wilayah Kawasan Berikat
Nusantara (KBN), diwilayah tersebut banyak terdapat industri
besar, sedang, dan kecil sebagai penompang dalam menambah
Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai
penambah pendapatan devisa Indonesia, karena kawasan
tersebut adalah salah satu sentral produksi andalan dalam
memacu perekonomian Indonesia. (Nahrisah P, 2008).
b. Sarana dan Prasarana
Wilayah Kecamatan Tanjung Priok memiliki sarana ibadah,
sarana pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana
olah raga, sarana kesehatan masyarakat dan keluarga
berencana. Sarana dan prasarana kesehatan yang yang ada saat
ini banyak diminati oleh masyarakat luas yang ada di wilayah
Tanjung Priok dan sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan
banyaknya penduduk yang bekerja di wilayah Tanjung Priok
tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut. Agar semua dapat
memperoleh kesempatan mendapat pelayanan kesehatan yang
merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas,
meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan
dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
hidup sehat (Nahrisah P, 2008).
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan,
dan tidak membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi,
agama, ras dan lain-lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi
golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah (Nahrisah P,
2008).

9
c. Fasilitas Kesehatan
Kecamatan Tanjung Priok memiliki beberapa fasilitas
kesehatan. Berdasarkan data terakhir tahun 2012, ada sebanyak
8 Rumah Sakit, satu Puskesmas Kecamatan, 13 Puskesmas
Kelurahan, dan 142 Posyandu aktif (Puskesmas Tanjung Priok,
2013).

10
Tabel 1.4 Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Tanjung Priok
Jakarta Utara Tahun 2013
No Fasilitas Kesehatan Jumlah No Fasilitas Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas 14 11 Lab. Klinik 5


2 Rumah Bersalin 2 12 Apotik 65
Pemerintah
3 Rumah Bersalin Swasta 2 13 Posyandu 142
4 Balkesmas 4 14 Tabib Tradisional 10
5 BPU 56 15 Toko Obat 16
6 BPG 5 16 RS Pemerintah 1
7 Praktik Dokter Umum 556 17 RS swasta 7
8 Praktik Dokter Gigi 164
9 Praktik Dokter Spesialis 435
10 Praktik Bidan 53
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka
(2013)

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas


1.1.2.1 Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) ialah suatu unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak
dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan
dan mempunyai misi sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau
sebagian wilayah kecamatan, mendorong kemandirian hidup sehat
bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya, memelihara dan
meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara dan
meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungannya (Trihono, 2005).
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas
dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya
yang akan dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh

11
pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan
yang dimiliki puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan
kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan
menetukan kegiatan yang termasuk public goods atau private
goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi
geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan
pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan
kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan
nasional (Trihono, 2005).
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam
mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif yang
meliputi promotif (peningkatan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan
kesehatan). Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja
seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis
organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring
dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak
terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan yaitu
terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi
paradigma sehat (Trihono, 2005).
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan
konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan,
antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan
pada upaya kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada
upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-
rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat
terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang
terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak
dari pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih
banyak dari masyarakat.

12
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan
yang semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-
upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan
komsutif menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh
pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh
masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat
(centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi
bottom up seiring dengan era desentralisasi (Munin JA, 2004).

1.1.2.2 Wilayah Kerja


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau
sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrakstruktur lainnya merupakan
pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh
walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan
kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu
puskesmas adalah sekitar 30.000 50.000 penduduk. Untuk
jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling.Puskesmas di kecamatan dengan jumlah
penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina
yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan
dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Trihono, 2004).

1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas
meliputi:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

13
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam
kandungan sampai meninggal. (Trihono, 2005)

1.1.2.4 Visi Puskesmas


Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju
terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat Kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup
empat indikator utama yakni (1) lingkungan sehat (2) perilaku
sehat (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta (4)
derajat kesehatan penduduk Kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus
mengacu pada visi pembangunan kesehatan Puskesmas di atas
yakni, terwujudnya Kecamatan sehat yang harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah Kecamatan
setempat. (Trihono, 2005).

1.1.2.5 Misi Puskesmas


1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya : Puskesmas akan selalu menggerakkan
pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah
kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan
perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat diwilayah kerjanya : Puskesmas akan selalu
berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,

14
melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju
kemandirian hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan :
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standard dan memuaskan
masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan
serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat
dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya : Puskesmas akan selalu
berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan
bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan
dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan
yang sesuai. (Trihono, 2005)

1.1.2.6 Strategi Puskesmas


1. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan.
2. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta
pemberdayaan masyarakat dan keluarga.
3. Meningkatkan profesionalisme petugas.
4. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan
kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. (Trihono, 2005)

1.1.2.7 Fungsi Puskesmas


Untuk mencapai Indonesia sehat 2025, Puskesmas harus
menjalankan fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas
sebagai berikut :
1. Pusat Penggerak Pembanguan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di

15
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas
adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan (Trihono, 2005).
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama
pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia
usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani
diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan.
Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya sosisal budaya masyarakat setempat (Trihono,
2005).
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan
tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan
tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap (Trihono, 2005).
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan
tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

16
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya (Trihono, 2005).

Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas


Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan
beberapa proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya
sendiri.
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi
dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada
masyarakat dengan ketentuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

17
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan
dalam melaksanakan program Puskesmas (Trihono, 2005)

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas


memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang
dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator
keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan yang menilai tatanan sekolah, tatanan tempat
kerja dan tatanan tempat tempat umum mempunyai
indikator :
a.
Tersedianya air bersih
b.
Tersedianya jamban yang saniter
c.
Tersedianya larangan merokok
d.
Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama
adalah:
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
d. KB (Keluarga Berencana)
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M (Pengendalian Penyakit Menular)
g. Pengobatan dasar.

1.1.2.8 Peran Puskesmas


Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai
peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut
memiliki kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut
ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan

18
yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan yang
akurat (Trihono, 2005).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan
kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan
sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia
(Trihono, 2005).
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal
(Trihono, 2005).
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah
dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas
bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya (Trihono, 2005).
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari
satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi
antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep
wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas
tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota (Trihono, 2005).

1.1.2.9 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

19
Upaya kesahatan wajib Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global
serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan
oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia
(Trihono, 2005).

Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:


1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA (Kesehatan ibu dan anak)
4. KB (Keluarga Berencana)
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular)
7. Pengobatan Dasar (Trihono, 2005)

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada


keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan
pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga
sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya (Trihono,
2005).

Tabel 1.5 Program Kesehatan Wajib di Puskesmas


Program Kegiatan Indikator
Kesehatan Wajib
Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih dan Tatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
sehat

20
Kesehatan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersih
Lingkungan Cakupan jamban keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
Kesehatan Ibu dan ANC Cakupan K1, K4
Anak Pertolongan persalinan Cakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga Pelayanan Keluarga Berencana Cakupan MKET
Berencana
Pengendalian Diare Cakupan kasus diare
Penyakit Menular ISPA Cakupan kasus ISPA
Malaria Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap Cakupan vit A /Fe / cap
yodium yodium
PSG % gizi kurang / buruk,
SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan
UGD Jumlah kasus yang
ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

1.1.2.10 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih
dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu
:
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

21
5. Upaya Kesehatan Kebidanan dan
Kandungan
6. Upaya Kesehatan Mata
7. Upaya Kesehatan Jiwa
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pemberian Terapi Rumatan
Metadon (Trihono, 2005)
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat
upaya inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di
atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan
pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas (Trihono, 2005).
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib
puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target
cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini
dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan
tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota (Trihono,
2005).
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan
masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung
jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan
kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional
lainnya (Trihono, 2005).
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan
puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut
dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya
adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik

22
upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan
(Trihono, 2005).

Tabel 1.6 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


Upaya Kesehatan Kegiatan Indikator
Pengembangan
Upaya Kesehatan Sekolah UKS/UKGS Jumlah Sekolah dg UKS/UKGS
% sekolah sehat
Upaya kesehatan olah Memasyarakatkan olah raga Jumlah kelompok senam
raga untuk kesehatan Jumlah klub jantung sehat
Upaya perawatan Kunjungan rumah konseling % keluarga rawan yang dikunjungi
kesehatan masyarakat
Upaya kesehatan kerja Memasyarakatkan masker % pos UKK
(norma sehat dalam bekerja) Tingkat perkembangan pos UKK
Upaya kesehatan gigi dan Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi
mulut
Upaya kesehatan jiwa Konseling Jumlah kasus penyakit jiwa
Upaya kesehatan mata Mencegah kebutaan Jml pend. katarak yg dioperasi
Jml kelainan visus yang dikoreksi
Upaya kesehatan usia Memasyarakatkan perilaku % Posyandu Usila
lanjut sehat di usia lanjut Tingkat perkembangan Posyandu
Usila
Usaha pembinaan Membina pengobatan Jumlah sarasehan battra
pengobatan tradisional tradisional yang rasional Jumlah battra yang dibina
(Sumber : Trihono, 2005)

1.1.2.11 Azas Puskesmas


Azas penyelenggaran puskesmas adalah :
1. Azas Pertanggungjawaban
Wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk
ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara
lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.

23
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya. (Trihono,
2005)
2. Azas pemberdayaan
masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap
program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat
perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara
lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),
DesaPercontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos
Kesehatan Pesantren (Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM) (Trihono, 2005)

3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya
hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas
harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam
keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya
kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.
Contoh keterpaduan lintas program antara lain :

24
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan
KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan &
pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan
promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi,
kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan
KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M,
kesehatan jiwa & promosi kesehatan (Trihono, 2005).
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas
dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan,
termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha.
Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :
1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan
dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan,
agama dan pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK dan PLKB.
4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian,
koperasi, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan
dunia usaha (Trihono, 2005).

4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal
puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap

25
program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan (Trihono,
2005).
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan
secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu
strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar
strata sarana pelayanan kesehatan yang sama (Trihono, 2005).
Ada dua macam rujukan, yaitu:
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu
penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk
ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik
vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan
perorangan dibedakan atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan
tindakan medis (contoh: operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan
tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan
bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di
puskesmas (Trihono, 2005).
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman
peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium
kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat,
vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk
penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian
masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena
bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya
kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian

26
masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode
dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional
diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu
(Trihono, 2005).

Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas

1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Priok


Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok berdiri tahun 1971,
berlokasi di Jl. Bugis No 63 Kelurahan Kebon Bawang Kecamatan
Tanjung Priok Kotamadya Jakarta Utara. Sejak berdiri sampai
dengan sekarang, Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok sudah
mengalami 2 kali renovasi yaitu tahun 1984 dan tahun 1999
(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2013).

27
Pada renovasi tahun 1999 Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok menempati lokasi sementara di Jl.Gadang No.10 dan kembali
beroperasi di Jl. Bugis No.63 pada Bulan Desember 2001 (Laporan
tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012).
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok dipimpin oleh seorang
Kepala Puskesmas yang saat ini dijabat oleh dr. Yudi Dimyati,
setelah sebelumnya mengalami beberapa kali pergantian
kepemimpinan, yakni berturut-turut : dr.Ina Fida Atmadja,
dr.Sukardjono, dr.Sunarto, dr.Samuel, dr.Fatimah, dr.Harsianti,
dr.Magda, dr. Lingkan A.R Walalangi, dr.Clara Fransisca, dr.Juliet
MN pieter (Puskesmas Tanjung Priok, 2014).
Pada 1 April 2000, 5 Puskesmas Kecamatan menjadi uji coba
swadana dan pada 1 Maret 2001, seluruh Puskesmas Kecamatan
menjadi uji coba Swadana, termasuk Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok. Pada tahun 2007 Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok menjadi BLUD bertahap (Laporan tahunan Puskesmas
Tanjung Priok, 2013).
Puskesmas Unit Swadana merupakan Puskesmas yang diberi
wewenang mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk
keperluan operasional secara langsung dan mengoptimalkan
mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Laporan tahunan
Puskesmas Tanjung Priok, 2013).

1.1.3.1 Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok


A. Visi
Menjadikan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok sebagai
sarana pelayanan kesehatan pilihan utama yang dapat dijangkau
masyarakat sekitar untuk mendukung Jakarta Sehat untuk
semua tahun 2017. (Laporan Tahunan Puskesmas Tanjung
Priok, 2013).
B. Misi
1. Meningkatkan kompetensi SDM secara berkesinambungan
dalam memberikan pelayanan kesehatan prima perorangan

28
dan Kejadian Luar Biasa (KLB) bidang kesehatan di
masyarakat.
2. Penguatan pelayanan kesehatan masyarakat dengan
meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan lintas
sektor dalam penanganan kasus penyakit menular (DBD,
TB, Chikungunya, Leptospirosis) dan perilaku hidup bersih
sehat.
3. Menyelenggarakan pembangunan kesehatan melalui
managemen kesehatan dan penerapan kaedah Good
Governance.

1.1.3.2 Fungsi Puskesmas Tanjung Priok


a) Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.
b) Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.
c) Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.
d) Penyelenggaraan pelayanan medis umum.
e) Penyelenggaraan asuhan keperawatan.
f) Penyelenggaraan pelayanan persalinan.
g) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
h) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas
kebidanan, kesehatan anak, penyakit dalam, dan mata.
i) Penyelenggaraan rawat inap terbatas.
j) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium,
gizi, farmasi dan optik.
k) Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.
l) Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.
m) Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.
n) Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.
o) Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
p) Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.
q) Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.
r) Penyelenggaraan pencatatan medis.
s) Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan
kedokteran, peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan
perawatan medis lainnya.
t) Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.
u) Penyusunan Standar Operasional Prosedur.
v) Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat
menyurat dan kearsipan serta kebersihan, keamanan dan
keindahan puskesmas.
w) Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.

29
x) Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan
tugas dan fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas
kelurahan.
y) Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas
kecamatan.
z) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan
fungsi puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan
setiap triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI
Jakarta melalui Suku Kepala Dinas Kesehatan(Laporan tahunan
Puskesmas Tanjung Priok, 2012).

1.1.3.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Tanjuk Priok


Struktur organisasi Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok pada
tahun 2013 memiliki satu sub-bagian tata usaha dan dua
koordinator yang berperan dalam pelaksanaan pelayanan kepada
pelanggan internal dan pelanggan eksternal sesuai Pergub no. 4
tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Puskesmas.

1.1.3.4 Sumber Daya Manusia


Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah
Kecamatan Tanjung Priok tahun 2013 berjumlah 176 orang, 65%
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sedangkan 35% kontrak (Non PNS).
Adapun perinciannya sebagai berikut :

30
Tabel 1.7 Perincian Jumlah Pegawai di Puskesmas se-Kecamatan
Tanjung Priok Tahun 2013
No Unit Kerja/ Puskesmas Pegawai Total
PNS Non PNS
L P L P L P Jumlah
1 Kec. Tanjung priok 15 28 6 21 21 49 70
2 Kel. Warakas 1 12 1 8 2 20 22
3 Kel. Sunter Jaya I 0 3 1 3 1 6 7
4 Kel. Sunter Jaya II 0 2 0 4 0 6 6
5 Kel. Papanggo I 1 5 1 0 2 5 7
6 Kel. Papanggo II 0 6 1 1 1 7 8
7 Kel. Sungai Bambu 1 5 1 1 2 6 8
8 Kel. Kebon Bawang I 0 6 2 0 2 6 8
9 Kel. Kebon Bawang II 0 4 0 2 0 6 6
10 Kel. Kebon Bawang III 0 5 2 0 2 5 7
11 Kel. Sunter Agung I 1 6 2 0 3 6 9
12 Kel. Sunter Agung II 1 4 1 0 2 4 6
13 Kel. Sunter Agung III 0 4 1 0 1 4 5
14 Kel. Tanjung Priok 1 3 0 1 3 1 4
Jumlah 21 93 19 43 40 136 176

Pembagian tenaga kesehatan ini diatur pula dalam Struktur


Organisasi Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok untuk
memudahkan koordinasi dan pendelegasian serta pembagian tugas
dan tanggung jawab, sehingga nilai-nilai organisasi tetap berlaku
dan terkendali.

Ratio tenaga Puskesmas terhadap jumlah penduduk:


1. Dokter Umum = 1 : 21.036
2. Dokter Gigi = 1 : 24.979
3. Bidan = 1 : 10.802
1.1.3.5 Sarana dan Prasarana Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok memiliki fasilitas gedung
terdiri dari :
1.
Luas bangunan : 1500 m2
2.
Daya listrik : 66.000 VA
3.
Air : PAM
4.
Telepon : 2line

31
5.
Fax : 1 unit
6.
Radio panggil : 1 unit
7.
Komputer : 15 unit
8.
Monitor : 9 unit
9.
Laptop : 4 unit
10.
Printer : 15 unit
11.
LCD proyektor : 3 unit (2 baik, 1 rusak total)
12.
AC : 39 unit
13.
Mobil Puskesmas keliling : 3
14.
Motor :3
15.
Swing fog : 20 (10 baik, 6 rusak ringan, 4 rusak
total)
16.
Dental unit :3
17.
Rontgen unit :2
18.
Unit mata :1
19.
Humalizer :1

Pelayanan kesehatan (Yankes) yang dilaksanakan oleh


Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan
1) Balai pengobatan umum
2) Balai pengobatan gigi
3) Layanan 24 jam
4) Poli MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
5) Poli Mata
6) Poli Anak
7) Metadon
b. Pelayanan kesehatan penunjang medik
1) Radiologi
2) Laboratorium
3) USG (Ultrasonografi)
4) ECG (Electrocardiogram)
5) Ambulans
6) Klinik gizi
7) Apotek/depo obat
c. Pelayanan kesehatan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA)

32
1) Klinik KI dan KA
2) Klinik KB
3) Klinik Imunisasi
d. Pelayanan kesehatan rawat inap dan rumah bersalin
e. Pelayanan kesehatan lain-lain
1) Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin (Gakin)
2) Pelayanan untuk lansia
3) Program terapi rumatan metadon (PTRM)
f. Pelayanan kesehatan Gadar Bencana
1) Gadar banjir
2) Gadar kebakaran dan bencana lain
3) Gadar hari besar
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat,
jam kerja Puskesmas dibagi dua, sesuai dengan SK Kepala Dinas
tentang pengaturan jam kerja Puskesmas di lingkungan Dinas
Kesehatan DKI Jakarta sebagai berikut:
a. Untuk Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, pelayanan
dimulai dari pukul 07.30 s/d 16.00 WIB dari hari Senin hingga
Kamis, Jumat dari pukul 07.00 s/d 16.30 WIB. Untuk layanan
sore, kegiatan pelayanan dimulai dari pukul 16.00 s/d 20.00
WIB. Layanan dilaksanakan oleh instalasi Layanan 24 Jam
(IGD).
b. Untuk Puskesmas kelurahan di wilayah Kecamatan Tanjung
Priok, pelayanan dimulai dari pukul 07.30 s/d 16.00 WIB dari
hari Senin hingga Kamis, sedangkan Jumat dari pukul 07.00
s/d 16.30 WIB. ( Profil Kecamatan Tanjung Priok 2013)

Tabel 1.8 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Se-Kecamatan


Tanjung Priok Tahun 2013
No Jenis Penyakit Jumlah
1 Infeksi akut lain pernafasan atas 65.333
2 Penyakit lain pada saluran pernafasan 14.043
atas
3 Diare (Termasuk tersangka kolera) 12.699
4 Peny.pada sistem otot & jar.pengikat 10.914
5 Penyakit darah tinggi 9.245
6 Penyakit kulit alergi 7.435
7 Penyakit kulit infeksi 6.298

33
8 Tonsilitis 5.513
9 Infeksi penyakit usus yang lain 2.036
10 Kecelakaan dan ruda paksa 1.937
Sumber: Laporan Tahunan gizi da PPSM Puskesmas Kcamatan Tanjung Priok
2013

Grafik 1.2 Perbandingan Penyakit Terbanyak di Puskesmas


Se-Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2013

Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka
(2013)

Pasien yang dilayani Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok dan


di Puskesmas kelurahan adalah pasien umum, Jamsostek, Askes,
Gakin, PKH, KJS dan Jamkesmas. Selain itu, Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok juga menjalin mitra dengan layanan

34
kesehatan lainnya, baik negri maupun swasta yang ada di wilayah
Kecamatan Tanjung Priok, untuk memudahkan pasien jika harus
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih memadai (harus
dirujuk), mitra tersebut antara lain:
1) RS Koja
2) RS Umum Pelabuhan (RS Tugu)
3) RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso
4) RS Sukmul
5) RS Cipto Mangunkusumo

Tabel 1.9 Jumlah Kunjungan Umum, Askes , Jamsostek, RB , Gakin dan Non
Gakin
Se-Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2013
No Bulan Umum ASKES JAMSOSTEK RB Gakin Non Jumlah
Gakin
1 Januari 21,111 1,801 645 95 1,311 6,859 31,727
2 Februari 21,226 1,853 654 46 1,093 8,966 33,792
3 Maret 14,100 1,544 540 91 1,200 13,220 30,604
4 April 14,098 1,608 570 93 213 14,521 31,010
5 Mei 15,021 1,885 552 111 145 12,593 30,196
6 Juni 11,380 1,736 438 79 54 13,910 27,518
7 Juli 11,882 1,702 551 90 66 13,925 28,126
8 Agustus 10,146 1,752 384 100 66 13,435 25,783
9 September 11,545 1,804 462 114 47 17,480 31,338
10 Oktober 12,369 1,680 433 105 37 15,627 30,146
11 November 12,131 1,717 403 96 48 14,904 29,203
12 Desember 9,057 1,631 424 85 18 18,742 29,872
Jumlah 164,066 20,713 6,056 1,105 4,289 164,182 359,315
Sumber: Laporan SP2TP (2013)

35
Tabel 1.10 Jumlah Kunjungan Berdasarkan Poli di Puskesmas Se-KecamatanTanjung Priok Tahun 2013
No Poli Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jumlah
1 BP. Umum 16.08 17.461 14.254 14.808 14.449 13.097 14.32 12.315 16.361 15.644 15.096 15.271 179.156
2 BP. Gigi 3.192 3.148 3.188 3.602 3.493 3.073 2.821 2.348 3.022 3.043 2.859 2.889 36.678
3 KIA 1.827 2.267 2.504 2.559 1.931 1.598 1.872 1.58 1.723 1.913 1.511 1.984 23.269
4 KB 867 734 872 796 810 741 743 663 757 729 845 766 9.323
5 Mata 333 390 363 394 684 328 385 416 518 412 407 378 5.008
6 Laboratorium 920 1.083 979 1.267 921 864 1.12 821 728 861 718 911 11.193
7 Rontgen 122 179 159 152 136 174 179 78 103 125 124 116 1.647
8 MTBS 1.045 1.281 1.441 962 1.235 1.124 849 885 1.087 1.089 1.046 1.152 13.196
9 Sp.Anak 132 156 159 118 115 86 55 87 108 95 54 88 1.253
10 Metadon 2.407 2.407 2.203 2.483 2.483 2.549 2.42 2.428 2.428 2.37 2.422 2.37 28.97
11 RB 95 46 91 93 111 79 90 100 114 105 96 85 1.105
12 Gizi 41 26 24 26 21 24 30 8 33 20 33 28 324
13 UGD 4.104 3.902 3.521 2.9 3.02 3.086 2.705 3.455 2.931 2.975 2.871 3.115 38.585
14 Keur 12 50 63 79 81 93 58 92 629 109 71 57 1.394
15 IMS & AIDS 106 156 265 299 234 232 188 193 311 229 527 368 3.108
16 PAL 176 174 156 66 89 76 85 96 238 228 224 128 1.736
17 Akupuntur 62 104 138 93 204 43 23 11 53 53 68 25 837
Jumlah 31.727 33.792 30.604 31.01 30.196 27.518 28.156 25.783 31.338 30.146 29.203 29.872 359.345
Sumber : Laporan SP2TP (2013)

36
Tabel 1.11 Jumlah Kunjungan Berdasarkan Poli di Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2013
Poli/Unit Tahun 2012 Tahun
2013
BP Umum 30.11 37.46
BP Gigi 9.992 36.678
KIA 9.17 23.269
KB 1.811 9.323
Sp. Mata 4.237 5.008
Laboratorium 11.144 11.193
Rontgen 2783 1.647
MTBS 4.228 13.196
Sp. Anak 2.427 1.253
Metadon 28.111 28.97
RB 754 1.105
Gizi 353 324
Poli 24 Jam 32.802 38.585

37
Grafik 1.3 Perbandingan jumlah Kunjungan Berdasarkan Poli di Puskesmas

Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2013

1.1.4 Kesehatan Lingkungan


Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Kesehatan
lingkungan dapat diartikan sebagai upaya untuk melindungi kesehatan
manusia melalui pengelolaan, pengawasan, dan pencegahan factor-faktor
lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia. (Sumengen Sutomo,
1991)
Kesehatan lingkungan merupakan salah satu program dasar dari
Puskesmas termasuk di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok. Tenaga
kesehatan untuk program kesehatan lingkungan di Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok hanya memiliki 1 tenaga kesahatan yaitu hanya di Puskemas

38
Kecamatan untuk di Puskesmas Kelurahan hanya memiliki tenaga kesehatan
pembantu bukan tenaga kesahatan tetap untuk kesehatan lingkungan.
Setiap pelaksanaan program kesehatan lingkungan Puskesmas
Kecamatan yang melaksanakan sedangkan Puskesmas Kelurahan hanya
memberikan satu tenaga bantuan. Selain itu Puskesmas Kecamatan dibantu
oleh kader dan setiap RT di kelurahan hanya memiliki satu kader untuk
membantu tenaga kesahatan program kesehatan lingkungan.
Lokasi petugas kesehatan lingkungan terletak di Puskesmas Kelurahan
Papanggo I dikarena Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok sedang di renovasi.
Alat yang dimiliki oleh Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok untuk
melaksanakan program kesehatan lingkungan hanya salinometer. Sedangkan
alat lain yang diperlukan Puskesmas Kecamatan meminjam di Suku Dinas
Jakarta Utara.

Tujuan Kesehatan Lingkungan


Tujuan kesehatan lingkungan secara umum, antara lain:
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan
ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara
masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah
dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup
kesehatan lingkungan, yaitu:
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta
manusia

39
6. Hygiene makanan, termasuk hygiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan

Sasaran Kesehatan Lingkungan


Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Tempat Umum: hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha
yang sejenis
b. Lingkungan pemukiman: rumah tinggal, asram/yang sejenis
c. Lingkungan kerja: perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
d. Angkutan umum: kendaraan darat, laut, dan udara yang digunakan
untuk umum
e. Lingkungan lainnya: misalnya bersifat khusus seperti lingkungan
yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk
secara besar-besaran, reactor/tempat yang bersifat khusus.

Lima Upaya Dasar Kesehatan Lingkungan

40
a. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)

Secara umum Program Penyehatan SAB bertujuan untuk


meningkatkan kualitas air bersih untuk berbagai kebutuhan dan
kehidupan manusia untuk seluruh penduduk baik yang berada di
pedesaan maupun di perkotaan dan meningkatkan kesadaran dan
kemampuan masyarakat dalam memakai air bersih. Kegiatan upaya
penyehatan air meliputi: Surveilans kualitas air, inspeksi Sanitasi
Sarana Air Bersih, Pemeriksaan kualitas air, dan Pembinaan
kelompok pemakai air.

Target program penyehatan air yang ingin dicapai yaitu:

1. Cakupan air bersih perkotaan 100%.

2. Memenuhi syarat kimia dan


bakteriologis 70%.

Kegiatan pengawasan kualitas air secara umum bertujuan


untuk mengetahui gambaran keadaan sanitasi sarana dan kualitas air
sebagai data dasar dan penyediaan informasi pengaman kualitas air
sehingga tersedia rekomendasi tindak lanjut dalam upaya
perlindungan pencemaran dan perbaikan kualitas air. Pengawasan
kualitas air dilakukan dengan upaya inspeksi sanitasi sarana air
bersih.

Kegiatan penyehatan air bersih di Puskesmas Kecamatan


Tanjung Priok tahun 2014 dialokasikan 40 sampel air untuk
pemeriksaan bakteriologi dan kimia terbatas. Hasil kegiatan antara
lain sebagai berikut:

41
Tabel 1.11 Jumlah Populasi dan Sampel DAM di
Puskesmas Kecamatan tanjung Priok, Jakarta Utara tahun
2014

No Kecamatan Jumlah DAM Jumlah Sampel

1 Tanjung Priok 17 5

2 Kebon Bawang 20 4

3 Sungai Bambu 11 3

4 Warakas 16 11

5 Papanggo 14 3

6 Sunter Agung 31 11

7 Sunter Jaya 17 6

Jumlah 126 40

42
Tabel 1.12 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kualitas Air
Sampel Depot Air Minum Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok, Jakarta Utara 2014

No Kelurahan Jumlah Parameter Parameter Parameter


Sampel Fisika Kimia Bakteriologi
Air TMS MS TMS MS TMS MS
Diperiksa

1 Tanjung 5 0 5 2 3 2 33
Priok

2 Kebon 4 0 4 0 4 1 3
Bawang

3 Sungai 3 0 3 0 0 1 2
Bambu

4 Warakas 11 0 11 2 9 8 3

5 Papanggo 3 0 3 0 3 1 2

6 Sunter 11 0 11 0 11 2 9
Agung

7 Sunter 6 0 6 0 6 0 6
Jaya

Kec 40 0 40 4 36 15 25
Tanjung
Priok

43
Kesimpulan dari hasil pemeriksaan sampel air DAM diatas,
sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 1.13 Kesimpulan dari hasil pemeriksaan sampel air DAM

No Jenis Pemeriksaan Memenuhi Tidak


Syarat (MS) Memenuhi
Syarat (TMS)

1 Fisika 26 (100%) 0 (0%)

2 Kimia 37 (92,5%) 3 (7,5%)

3 Bakteriologi 26 (65%) 14 (35%)

b. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Pemeriksaan Rumah)


Penyelenggaraan upaya penyehatan lingkungan pemukiman,
dilaksanakan dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
hidup serasi dengan lingkungan dan dapat mewujudkan kualitas
lingkungan pemukiman yang bebas dari resiko yang
membahayakan kesehatan pada berbagai substani dan komponen
lingkungan.

c. Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)

Penyehatan tempat-tempat umum, sasarannya antara lain


pasar, sarana ibadah, salon kecantikan dan baber shop, dan sarana
kesehatan.

Program penyehatan tempat-tempat umum umum


bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan tempat-tempat
umum yang memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga dapat
melindungi masyarakat dari penularan penyakit, keracunan,

44
kecelakaan, pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan
lainnya.

Puskesmas kecamatan Tanjung Priok tahun 2014 untuk


kegiatan penyehatan tempat-tempat umum alokasinya adalah 7
pasar, 10 salon kecantikan dan baber shop, 20 tempat ibadah, 25
sekolah

Tabel 1.14 Hasil kegiatan penyehatan tempat-tempat


umum Puskesmas kecamatan Tanjung Priok tahun 2014

JUMLAH TIDAK PRESENTASE


JUMLAH MEMENUH
NO SASARAN YANG MEMENUHI MEMENUHI
DIPERIKSA I SYARAT
ADA SYARAT SYARAT

1 Sarana 112 20 20 0 100


Kesehatan

2 Sarana 225 25 25 0 100


Pendidikan

3 Sarana 178 20 19 1 95
Ibadah

4 Pasar 14 7 2 5 29

5 Salon 38 10 10 0 100

Jumlah TTU yang diperiksa masih sedikit dibandingkan dengan


yang ada untuk meningkatkan cakupan maka akan diadakan
penyuluhan kelompok, penyuluhan dengan media cetak, leaflet,
brosur

45
d. Penyehatan tempat Pengolahan Makanan (TPM)

Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan


pembinaan teknis kesehatan lingkungan dan pengawasan terhadap
tempat penyehatan makanan dan minuman untuk mencegah KLB
diare dan keracunan, kewaspadaan dini penularan penyakit bawaan
makanan, keamanan makanan atau food security dan pengamanan
pengelolaan makanan. Target program TPM memenuhi syarat sehat
sebesar 75% dengan sasaran kegiatan anatara lain melaksanakan
pengawasan higiene dan sanitasi TPM di rumah makan yanng ada
di wilayah kerja kecamatan Tanjung Priok.

Tabel 1.15 Data hasil pengawasan higiene dan sanitasi TPM di


rumah makan yanng ada di wilayah kerja kecamatan Tanjung
Priok

JUMLAH
JUMLAH PRESENTASE
YANG
JENIS JUMLAH YANG YANG
NO TIDAK
TPM DIPERIKSA MEMENUHI MEMENUHI
MEMENUHI
SYARAT SYARAT
SYARAT

Rumah
1 50 31 19 62%
makan

Jumlah TPM yang terperiksa tersebut masih jauh dari


jumlah total yang ada oleh karenanya pembinaan akan dilaksanakan
bertahap berkesinambungan dengan media cetak berupa poster
leaflet, brosur, dan spanduk. Disamping itu akan rutin diadakan
penyuluhan penyehatan makanan terutama kantin sekolah dan
pengambilan sampel makanan jajanan. Hal ini perlu untuk evaluasi
kondisi TPM di kec. Tanjung Priok.

46
Menindak lanjuti pembinaan kesehatan lingkungan di
sekolah, tahun 2014 diadakan pengambilan sampel jajanan anak
sekolah pada 35 sekolah diseluruh wilayah kecamatan Tanjung
Priok, dengan 107 jenis makanan dan minuman yang berbeda.

Tabel 1.16 Hasil pemeriksaan laboratorium sampel jajanan


anak sekolah diseluruh wilayah kecamatan Tanjung Priok

TIDAK PRESENTASE
JENIS JUMLAH MEMENU
MEMENU YANG TIDAK
NO PEMERIKS DIPERIKS HI
HI MEMENUHI
AAN A SYARAT
SYARAT SYARAT

1 Formalin 51 51 0 0%

2 Borak 51 50 1 1,9%

3 Pewarna 29 11 18 62%

4 Pemanis 27 21 6 22%

Tabel 1.17 Hasil pemeriksaan laboratorium sampel jajanan anak sekolah yang
tidak memenuhi syarat

JENIS YANG TIDAK TERDAPAT PADA JENIS


NO
MEMENUHI SYARAT MAKANAN/MINUMAN

1 Borak (1 sampel) Pada makanan sejenis kerupuk gendar

2 Pewarna sunset yellow (5 sampel) Macaroni, saos sambal, kerupuk merah,

47
es sirup (2)

3 Pewarna carmosine (3 sampel) Kue bolu, es strawberry, es selasih

4 Pewarna brilliant blue (4 sampel) Es krim, bolu, es, chiki warna warni

5 Pewarna alura (1 sampel) Es sirup

6 Pewarna tetrazine (1 sampel) Kripik singkong

7 Pemanis Na Siklamat Es teh, agar-agar, sirup ungu, es susu


coklat

8 Pemanis Na Sakarin Sirup, es agar-agar

Data tersebut merupakan hasil pengambilan sampel pada ulan


Agustus sampai dengan september 2014. Pemeriksaan laboraorium
dilaksanakan oleh laboratorium kesehatan daerag (LABKESDA)
DKI Jakarta. Hasil data tersebut adalah hasil pengambilan saat itu,
di lain tempat dan waktu bisa jadi hasilnya berbeda.

e. Pengendalian Vektor
Pengendalian vektor yang dilakukan oleh Puskesmas pada
dasarnya adalah pengendalian nyamuk aedes aegypti dan lalat.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud untuk memotong mata
rantai penularan penyakit dengan mengurangi atau meniadakan
binatang-binatang pembawa bibit penyakit aantara lain lalat, kecoa,
tikus, dan nyamuk. Dalam program penyehatan lingkungan, yang
paling mendapat perhatian adalah pengendalian vektor nyamuk
aedes aegypti sebagai penular penyakit demam berdarah, karena
secara kuantitatif Kecamatan Tanjung Priok menempati urutan
kedua dengan kasus demam berdarah tertinggi se Kodya Jakarta
Utara pada periode bulan Januari-April tahun 2015.

48
Tabel 1.18 Data Kasus Dbd Se Jakarta Utara di Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2015
No Kecamatan Januari Februari Maret April Jumlah

1 Cilincing 25 44 50 96 215

2 Kelapa 50 98 146 302 596


Gading

3 Koja 32 43 52 76 203

4 Pademangan 9 21 14 31 75

5 Penjaringan 21 13 18 37 89

6 Tanjung Priok 24 45 62 119 250

TOTAL 161 264 342 661 1.428

Sumber data: Internet dinkes DKI print out 29 Juni 2015, jam 11.00 WIB

Tabel 1.19 Data Kasus DBD Se Kecamatan Tanjung Priok Di Puskesmas


Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2015
No Kelurahan Januari Februari Maret April Jumlah

1 Kebon 2 3 10 11 26
Bawang

2 Papanggo 2 2 3 7 14

3 Sungai 2 4 4 11 21
Bambu

4 Sunter 14 12 22 36 84
Agung

5 Sunter Jaya 2 11 11 28 52

49
6 Tanjung 1 5 5 10 21
Priok

7 Warakas 0 8 7 15 30

TOTAL 23 45 62 118 248

Sumber data: Internet dinkes DKI print out 29 Juni 2015, jam 11.00 WIB

Kegiatan pengendalian vektor ini terdiri atas:


1. Monitoring PSN 30 menit setiap jumat
2. Pemeriksaan jentik berkala mingguan oleh Jumantik
3. Pemeriksaan jentik berkala triwulan oleh petugas

Monitoring PSN 30 menit dilaksanakan setiap jumat


biasanya bersama-sama dengan petugas dari unsur Walikota,
Kecamatan, Kelurahan, Puskesmas, RT/RW, Jumantik.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi kader jumantik,
masyarakat untuk secara rutin mau melaksanakan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayah masing-
masing.
Kegiatan pemeriksaan jentik berkala oleh petugas
setiap triwulan bertujuan untuk mengevaluasi hasil kerja PSN
dengan diperolehnya angka bebas jentik dengan target minimal
95% dari rumah atau bangunan yang dilakukan PJB. Dalam
rangka pengendalian vector aedes aegypti tahun 2014 diadakan
larvasida bubuk 125 kg dan biolarvasida baktifec sebanyak
2970 botol @30ml.
Ujung tombak dalam pengendalian vector DBd adalah
peran aktif Jumantik RT untuk menjaga wilayah masing-
masing terbebas dari jentik aedes aegypti. Sejak dibentuk tahun
2008, setalah dipegang Puskesmas selanjutnya dari tahun 2009
sampai 2014 dipegang oleh Kelurahan.
Pengendalian vector yang lain seperti lalat, kecoa,
tikus, belum dapat prioritas untuk secara maksimal

50
dilaksanakan, Puskesmas memberikan penyuluhan selanjutnya
masyarakat ikut bertanggung jawab ikterhadap lingkungannya.

1.1.4.1 Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kecamatan


Tanjung Priok bulan Januari-April Tahun 2015

a. Penyehatan Sumber Air Bersih (SAB)

Tidak dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 dengan


alasan belum turunnya anggaran Pemerintah.
b. Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Tidak dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 dengan
alasan belum turunnya anggaran Pemerintah. Untuk Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok program ini dilaksanakan oleh bagian
Promosi Kesehatan.
c. Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Tidak dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 dengan
alasan belum turunnya anggaran Pemerintah.
d. Penyehatan tempat Pengolahan Makanan (TPM)

Tidak dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 dengan


alasan belum turunnya anggaran Pemerintah.

51
e. Pengendalian Vektor
Hasil program pengendalian vector di Kecamatan Tanjung Priok

Tabel 1.20 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan PSN


Bulan Januari - April Tahun 2015 Di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok

Januari April

Jml rumah yg
No. Kelurahan Jml lokasi kegiatan Jml Jml Total
dilakukan tindakan

RW Prosentase
RT yg Rmh Rmh (-) ABJ CI LARVASID
yg RW RW 3-M
diperiksa diperiksa diperiksa (%) (%) A
ada diperiksa

1 Kbn 6 5 83,3% 69 2882 1463 95,47 1695 75


Bawang I

2 Kbn 5 5 100% 68 1696 1598 95,57 1512


Bawang II

3 Kbn 5 4 80% 48 2464 2318 91,71


Bawang III

4 Papanggo I 4 4 100% 67 493 445 94,24

5 PapanggoII 9 3 33% 34 525 506 94,45

6 Sungai 10 10 100% 104 2619 2498 94,87

52
Bambu

7 Sunter 6 6 100% 96 4318 4039 94,76 4363


Agung I

8 Sunter 6 6 100% 95 1715 1653 88,32


Agung II

9 Sunter 8 3 37,5% 36 401 374 96,04


Agung III

10 Sunter Jaya 6 5 83,3% 65 1333 1211 93,66


I

11 Sunter Jaya 8 5 62,5% 57 1542 1441 95,19


II

12 Tanjung 16 14 87,5% 145 6691 4824 83,48


Priok

13 Warakas 14 14 100% 176 4893 4657 92,33

Sumber : Data Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok (2015)

53
Tabel 1.21 Rekapitulasi Data Hasil Angka Bebas Jentik
Bulan Januari April Tahun 2015 Di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
No Nama Puskesmas ABJ % Target 1 Tahun
Kelurahan

1 Kbn Bawang I 95,47 95%

2 Kbn Bawang II 95,57 95 %

3 Kbn Bawang III 91,71 95 %

4 Papanggo I 94,24 95 %

5 PapanggoII 94,45 95 %

6 Sungai Bambu 94,87 95 %

7 Sunter Agung I 94,76 95 %

8 Sunter Agung II 88,32 95 %

9 Sunter Agung III 96,04 95 %

10 Sunter Jaya I 93,66 95 %

11 Sunter Jaya II 95,19 95 %

12 Tanjung Priok 83,48 95 %

13 Warakas 92,33 95 %

Total 7212 95 %

54
Sumber : Data Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok (2015)

55
1.1.5 Identifikasi Masalah
Sasaran program pengendalian vektor adalah angka bebas jentik pada
setiap kelurahan di Kecamatan Tanjung Priok. Setelah didapatkan
identifikasi masalah dari program Pemberantasan Sarang Nyamuk di
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok maka dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang telah terjadi (observed) akan dipilih dua masalah yang
menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Selanjutnya dilakukan
perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga
masalah yang ada dapat diselesaikan.
Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk yang dievaluasi di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok periode
Januari April 2015 maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Kebun Bawang I periode Januari April 2015
sebesar 94,57 %

2. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Kebun Bawang II periode Januari April 2015
sebesar 95,57 %

3. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Kebun Bawang IIi periode Januari April
2015 sebesar 97,71 %

4. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Papanggo I periode Januari April 2015
sebesar 94,24 %

5. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Papanggo II periode Januari April 2015
sebesar 94,45 %

6. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015
sebesar 94,87 %

7. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Sunter Agung I periode Januari April 2015
sebesar 94,76%

54
8. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Sunter Agung II periode Januari April 2015
sebesar 88,32 %

9. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Sunter Agung III periode Januari April 2015
sebesar 96,04 %

10. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya I periode Januari April 2015
sebesar 9 3,66 %

11. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya II periode Januari April 2015
sebesar 95,19 %

12. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April 2015
sebesar 83,48 %

13. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April 2015 sebesar
92,33 %

14. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
periode Januari April 2015 sebesar 0,2 %

15. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %

16. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 3 periode Januari April 2015 sebesar 0 %

17. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1
periode Januari April 2015 sebesar 0 %

18. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2
periode Januari April 2015 sebesar 0 %

55
19. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai
Bambu periode Januari April 2015 sebesar 0 %

20. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung
1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %

21. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung
2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %

22. Cakupan jumlah rumah yang diberikan larvasida pada pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3
periode Januari April 2015 sebesar 0 %

23. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1
periode Januari April 2015 sebesar 0 %

24. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2
periode Januari April 2015 sebesar 0 %

25. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok
periode Januari April 2015 sebesar 0 %

26. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas
periode Januari April 2015 sebesar 0 %

27. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode
Januari April 2015 sebesar 58%

28. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode
Januari April 2015 sebesar 89 %

29. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode
Januari April 2015 sebesar 0 %

56
30. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode
Januari April 2015 sebesar 0 %

31. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode
Januari April 2015 sebesar 0 %

32. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode
Januari April 2015 sebesar 0 %

33. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode
Januari April 2015 sebesar 0 %

34. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode
Januari April 2015 sebesar 0 %

35. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode
Januari April 2015 sebesar 0%

36. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode
Januari April 2015 sebesar 0%

37. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode
Januari April 2015 sebesar 0 %

38. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari
April 2015 sebesar 0 %

1.1.6 Rumusan Masalah

Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program pengendalian vektor


di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok maka dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang telah terjadi (observed) akan dipilih dua masalah yang
menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Selanjutnya dilakukan perumusan

57
masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada
dapat diselesaikan. Rumusan masalah meliputi 4 W 1 H (What, Where, When,
Whose, How much). Rumusan masalah dari program pengendalian vector
Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Kebun Bawang I periode Januari April 2015
sebesar 94,57 % kurang dari target sebesar 95%

2. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Kebun Bawang II periode Januari April 2015
sebesar 95,57 % lebih dari target sebesar 95%

3. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Kebun Bawang IIi periode Januari April
2015 sebesar 97,71 % lebih dari target sebesar 95%

4. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Papanggo I periode Januari April 2015
sebesar 94,24 % kurang dari target sebesar 95%

5. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Papanggo II periode Januari April 2015
sebesar 94,45 % kurang dari target sebesar 95%

6. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015
sebesar 94,87 % kurang dari target sebesar 95%

7. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Sunter Agung I periode Januari April 2015
sebesar 94,76% kurang dari target sebesar 95%

8. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Sunter Agung II periode Januari April 2015
sebesar 88,32 % kurang dari target sebesar 95%

9. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah


Puskesmas Kelurahan Sunter Agung III periode Januari April 2015
sebesar 96,04 % lebih dari target sebesar 95%

10. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya I periode Januari April 2015
sebesar 93,66 % kurang dari target sebesar 95%

58
11. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya II periode Januari April 2015
sebesar 95,19 % lebih dari target sebesar 95%

12. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April 2015
sebesar 83,48 % kurang dari target sebesar 95%

13. Cakupan angka bebas jentik (ABJ) pada rumah warga di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April 2015 sebesar
92,33 % kurang dari target sebesar 95%

14. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
periode Januari April 2015 sebesar 0,2 % kurang dari target sebesar
100%

15. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target
sebesar 100%

16. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 3 periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target
sebesar 100%

17. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1
periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar
100%

18. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2
periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar
100%

19. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai
Bambu periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target
sebesar 100%

20. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung

59
1 periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar
100%

21. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung
2 periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar
100%

22. Cakupan jumlah rumah yang diberikan larvasida pada pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3
periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar
100%

23. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1
periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar
100%

24. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2
periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar
100%

25. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok
periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar
100%

26. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas
periode Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar
100%

27. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode
Januari April 2015 sebesar 58% kurang dari target sebesar 100%

28. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode
Januari April 2015 sebesar 89 % kurang dari target sebesar 100%

29. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode
Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar 100%

60
30. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode
Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar 100%

31. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode
Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar 100%

32. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode
Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar 100%

33. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode
Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar 100%

34. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode
Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar 100%

35. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode
Januari April 2015 sebesar 0% kurang dari target sebesar 100%

36. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode
Januari April 2015 sebesar 0% kurang dari target sebesar 100%

37. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode
Januari April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar 100%

38. Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari
April 2015 sebesar 0 % kurang dari target sebesar 100%

61
BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

Penetapan Prioritas Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan


(expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua
permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya, namun karena
keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua
permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan
masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan
masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang
harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang
ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya
pengetahuan yang cukup.

Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada


program kesehatan lingkungan yang merupakan salah satu dari 7 program
kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok. Dikarenakan
adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana dan waktu, maka dari
semua masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang
menjadi prioritas untuk diselesaikan.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan


pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring
perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat
dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota
kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia.
Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah
meliputi :

1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah

62
1.1.1. Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah
yang lazim digunakan adalah teknik non scoring.

Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi


kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique
(NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:

A. Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini
dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang,
namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan
prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa
mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas
masalah yang disepakati bersama.

B. Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang
yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus.
Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat
mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak
dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.

2.1.2 Scoring Technique


Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan
teknik skoring antara lain :

a. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi

63
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam
masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka
kematian akibat masalah kesehatan tersebut.

3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya

4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan
tersebut. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor
yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri
ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan
penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-
masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai
tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode
ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap
masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan
prioritas masalah yang akan diambil.

b. Metode Matematik PAHO


Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan
digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai
prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:

1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang
ditunjukkan dengan angka prevalensi

2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case
fatality rate masing- masing penyakit.

64
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk
mengatasi masalah tersebut

4. Community and political concern


Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau
kegusaran masyarakat dan para politisi

5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia

c. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)


Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini
memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing
kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah
yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai
tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai
terdiri dari:

1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan
sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang
digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika
masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai
adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang
dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah
K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah angka
kematian ibu dan lain sebagainya.

2. Greetes member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak
penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah

65
kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan
adalah prevalence rate.Sedangkan untuk masalah lain, maka
greetes member ditentukan dengan cara melihat selisih antara
pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan
target yang telah ditetapkan.

3. Expanding Scope
Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang
digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah,
berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa
banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah
seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang
digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding
dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran
untuk kegiatan tersebut.
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan
adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk
menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah
tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung
terselesaikannya masalah tersebut.Hal tersebut dapat dinilai dengan
apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern
terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi
masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai media.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas
untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus
diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian
masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada

66
metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot
yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara
kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria
mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot
berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah
kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting

2.1.3 Pemilihan Metode MCUA

2.1.3.1 Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan
sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan.Parameter yang digunakan
dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang
dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah
kesehatan lain,maka parameter yang digunakan berupa proxy CFR yaitu
suatu angka yang digunakan untuk masalah - masalah yang tidak
berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan
hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.

67
Tabel 2.1 Penentuan CFR dan Proxy Tiap Masalah

Skala Score

100 - 110 1
111 - 120 2
121 - 130 3
131 - 140 4
141 - 150 5
151 - 160 6
161 - 170 7
171 - 180 8
181 - 190 9
191 - 200 10

68
Tabel.2.2 Penentuan Score Emergency

N0 MASALAH (X) (Y) X+Y SCOR


E
Proxy Target Cakupan (%)

(%) (%)

1 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 95,47 190,47 9
Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari April 2015 sebesar
95,47%
2 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 95,57 190,57 9
Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari April 2015 sebesar
95,57%
3 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 91,71 186,71 9
Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari April 2015 sebesar 91,71
%
4 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 94,24 189,24 9
Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April 2015 sebesar 94,24 %
5 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 94,45 189,45 9
Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April 2015 sebesar 94,45 %
6 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 94,87 189,87 9
Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar 94,87%
7 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 94,76 189,76 9

69
Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari April 2015 sebesar 94,76 %
8 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 88,32 183,32 9
Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari April 2015 sebesar 88,32 %
9 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 96,04 191,04 10
Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar96,04%
10 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 93,66 188,06 9
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015 sebesar 93,66 %
11 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 95,19 190,19 9
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari April 2015 sebesar 95,19 %
12 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 83,48 178,48 8
Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April 2015 sebesar 83,48 %
13 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 92,33 187,33 9
Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April 2015 sebesar %
14 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada rumah yang 100 2 102 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari
April 2015 sebesar 0,2 %
15 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari
April 2015 sebesar 0 %
16 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari

70
April 2015 sebesar 0 %
17 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
18 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
19 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April
2015 sebesar 0 %
20 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
21 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
22 Cakupan jumlah rumah yang diberikan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar
0%
23 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April
2015 sebesar 0 %

71
24 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
25 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April
2015 sebesar 0 %
26 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 1
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April 2015
sebesar 0 %
27 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 50 150 5
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari April 2015
sebesar 58%
28 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 89 189 9
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari April 2015
sebesar 89 %
29 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari April 2015
sebesar 0 %
30 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April 2015 sebesar 0
%
31 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April 2015 sebesar 0

72
%
32 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar
0%
33 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 100 200 10
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari April 2015 sebesar
100 %
34 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari April 2015 sebesar
0%
35 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar
0%
36 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015 sebesar
0%
37 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari April 2015 sebesar
0%
38 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April 2015 sebesar
0%

73
39 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April 2015 sebesar 0 %

74
2.1.3.2. Greetes Members
Greetes member menunjukkan berapa banyak penduduk yang
terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens.
Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar
score yang didapatkan.

Tabel 2.3 Skala Score Greetes Member

Range Score Range Score

0-5 1 51 - 55 11
6 - 10 2 56 - 60 12
11 - 15 3 61 - 65 13
16 - 20 4 66 - 70 14
21 - 25 5 71 - 75 15
26 - 30 6 76 - 80 16
31 - 35 7 81 - 85 17
36 - 40 8 86 - 90 18
41 - 45 9 91 - 95 19
46 - 50 10 96 - 100 20

Keterangan:

Untuk menentukan score pada greetes member digunakan range. Range


didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan
score dari 1 sampai 20 dengan jarak tiap range sebesar 5,0 agar mendapatkan nilai
greetes member yang bervariasi.

75
Tabel.2.4 Penentuan Score Greetes Member

N0 MASALAH (X) (Y) X-Y SCOR


E
Target Cakupan(%) (%)
(%)

1 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 95,47 0,4 1
Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari April 2015 sebesar
95,47%
2 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 95,57 0,5 1
Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari April 2015 sebesar
95,57%
3 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 91,71 3,2 1
Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari April 2015 sebesar 91,71
%
4 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 94,24 0,7 1
Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April 2015 sebesar 94,24 %
5 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 94,45 0,5 1
Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April 2015 sebesar 94,45 %
6 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 94,87 0,1 1
Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar 94,87%
7 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 94,76 0,3 1
Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari April 2015 sebesar 94,76 %

76
8 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 88,32 6,7 2
Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari April 2015 sebesar 88,32 %
9 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 96,04 1,04 1
Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar96,04%
10 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 93,66 1,3 1
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015 sebesar 93,66 %
11 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 95,19 0,19 1
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari April 2015 sebesar 95,19 %
12 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 83,48 11,52 3
Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April 2015 sebesar 83,48 %
Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah 95 92,33 2,67 1
Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April 2015 sebesar %
13
14 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada rumah yang 100 2 99,8 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari
April 2015 sebesar 0,2 %
15 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari
April 2015 sebesar 0 %
16 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari
April 2015 sebesar 0 %

77
17 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
18 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
19 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April
2015 sebesar 0 %
20 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
21 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
22 Cakupan jumlah rumah yang diberikan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar
0%
23 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
24 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari April

78
2015 sebesar 0 %
25 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April
2015 sebesar 0 %
26 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 100 0 100 20
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April 2015
sebesar 0 %
27 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 50 50 10
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari April 2015
sebesar 58%
28 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 89 21 5
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari April 2015
sebesar 89 %
29 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari April 2015
sebesar 0 %
30 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20
Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April 2015 sebesar 0
%
31 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20
Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April 2015 sebesar 0
%

79
32 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar
0%
33 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 100 0 1
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari April 2015 sebesar
100 %
34 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari April 2015 sebesar
0%
35 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar
0%
36 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015 sebesar
0%
37 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari April 2015 sebesar
0%
38 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April 2015 sebesar
0%
39 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 100 0 100 20

80
Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April 2015 sebesar 0 %

81
2.1.3.3Expanding Scope
1. Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu
permasalahan terhadap sektor lain diluar kesehatan. Berapa banyak
jumlah bayi di wilayah tersebut, serta ada tidaknya score di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
2. Jumlah sasaran tertinggi terdapat di Kelurahan Sunter Agung adalah 6.401
rumah dan jumlah rumah paling sedikit terdapat di Sungai Bambu yaitu
2.758 rumah, dan untuk jumlah sasaran Kecamatan Tanjung Priok 34.598
rumah, dengan ini maka skoring penilaian didasarkan atas jumlah rumah
pada interval-interval tertentu. Jarak antar interval adalah 1000.
3. Untuk keterpaduan lintas sektor didapatkan hasil yang sama pada seluruh
puskesmas kelurahan dan kecamatan, yaitu didapatkan adanya
keterpaduan lintas sektor pada seluruh puskesmas kelurahan dan
kecamatan.

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah


Sasaran

Score Jumlah Sasaran

1 <1.000
2 1.000 2.000
3 2.001 3.000

4 3.001 - 4000

5 4.001 5.000

6 5.001 6.000

7 6.001 7.000

82
Tabel 2.6 Penentuan Score Expanding Scope

N0 MASALAH SCORE

1 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 2
periode Januari April 2015 sebesar 95,47%
2 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 2
periode Januari April 2015 sebesar 95,57%
3 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 3
periode Januari April 2015 sebesar 91,71 %
4 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 1
periode Januari April 2015 sebesar 94,24 %
5 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 1
periode Januari April 2015 sebesar 94,45 %
6 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu 1
periode Januari April 2015 sebesar 94,87%
7 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 1 5
periode Januari April 2015 sebesar 94,76 %
8 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 2
periode Januari April 2015 sebesar 88,32 %
9 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 1

83
periode Januari April 2015 sebesar96,04%
10 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 2
periode Januari April 2015 sebesar 93,66 %
11 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 2
periode Januari April 2015 sebesar 95,19 %
12 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok 7
periode Januari April 2015 sebesar 83,48 %
Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode 5
Januari April 2015 sebesar %
13
14 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 1
Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari April 2015 sebesar 0,2 %
15 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0
Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
16 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0
Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
17 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0
Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
18 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0
Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
19 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0

84
Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar 0 %
20 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0
Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
21 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0
Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
22 Cakupan jumlah rumah yang diberikan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
23 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0
Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
24 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0
Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
25 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0
Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April 2015 sebesar 0 %
26 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 0
Kelurahan Warakas periode Januari April 2015 sebesar 0 %
27 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 2
Kebon Bawang 1 periode Januari April 2015 sebesar 58%
28 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 2
Kebon Bawang 2 periode Januari April 2015 sebesar 89 %
29 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Kebon Bawang 3 periode Januari April 2015 sebesar 0 %

85
30 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Papanggo 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
31 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Papanggo 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
32 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar 0 %
33 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 5
Sunter Agung 1 periode Januari April 2015 sebesar 100 %
34 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Sunter Agung 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
35 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
36 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
37 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Sunter Jaya 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
38 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Tanjung Priok periode Januari April 2015 sebesar 0 %
39 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan 0
Warakas periode Januari April 2015 sebesar 0 %

86
2.1.3.4. Feasibility
Menunjukkan sejauh mana kemungkinan program kerja yang
terdapat di puskesmas dapat atau tidak dilaksanakan.Untuk menilai hal
tersebut digunakan sistem scoring dilihat dari ketersediaan sumber daya
manusia, program kerja, material, serta transportasi yang efektif serta
efisien untuk mengatasi masalah tersebut.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu


masalah dapat diselesaikan meliputi :

Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk.


Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah
penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan
akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio
tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah
penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing
masing wilayah Puskesmas.
Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah
penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :

Tabel 2.7 Penentuan Nilai Feasibility Berdasarkan Rasio Tenaga


Kesehatan Puskesmas Terhadap Jumlah Rumah Yang Diperiksa

Score Perbandingan Score Perbandingan

1 1:211-1:230 6 1:111-1:130
2 1:191-1:210 7 1:91-1:110

3 1:171-1:190 8 1:71-1:90

4 1:151-1:170 9 1:51-1:70

5 1:131-1:150 10 1:30-1:50

87
Tabel 2.8 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan Dengan Jumlah Sasaran Di
Wilayah Kecamatan/Kelurahan Tanjung Priok Periode Januari April 2015

Puskesmas Jumlah Jumlah Perbandingan Score


TenagaKesehatan Sasaran

Kel. Kebun 1 69 1: 69 8
Bawang 1
Kel. Kebun 1 68 1:68 8
Bawang 2
Kel. Kebun 1 48 1:48 10
Bawang 3
Kel. Papanggo1 1 67 1:67 8
Kel. Papanggo 2 1 34 1:34 10
Kel. Sungai Bambu 1 104 1:104 7
Kel. Sunter Agung 1 96 1:96 7
1
Kel. Sunter Agung 1 95 1:95 7
2
Kel. Sunter Agung 1 36 1:36 10
3
Kel. Sunter Jaya 1 1 65 1:65 8
Kel. Sunter Jaya 2 1 57 1:57 9
Kel.Tanjung Priok 1 145 1:145 5
Kel. Warakas 1 176 1:176 2

1. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang


dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan
suatu masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas
yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena
itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh
kegiatan-kegiatan tersebut.

88
Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu
ketersediaan obat dan ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada
dalam jumlah mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak
ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan
program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai
dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau
terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai
satu.Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.

Tabel 2.9 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di


Wilayah Puskesmas Kecamatan Tanjung PriokPeriode

Januari Desember 2014

Kategori Ketersediaan Score

Obat Tidak ada 0


Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Alat Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2

2. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap


kegiatan Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu ada dan cukup
ada tapi kurang dan tidak ada. Penilaian berdasarkan
wawancara dengan pemegang program dan kepala Puskesmas
terkait.
Tabel 2.10 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari April 2014

Dana Score

Ada dan banyak 3

89
Ada dan cukup 2
Ada tapi kurang 1
Tidak ada 0

90
Tabel 2.11 Penentuan Score Feasibility

No MASALAH SDM FASILITAS DANA SCORE

OBAT ALAT
1 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 9 2 2 2 15
Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari April 2015 sebesar 95,47%
2 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 8 2 2 2 14
Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari April 2015 sebesar 95,57%
3 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 10 2 2 2 16
Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari April 2015 sebesar 91,71 %
4 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 7 2 2 2 13
Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April 2015 sebesar 94,24 %
5 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 8 2 2 2 14
Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April 2015 sebesar 94,45 %
6 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 6 2 2 2 12
Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar 94,87%
7 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 5 2 2 2 11
Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari April 2015 sebesar 94,76 %
8 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 7 2 2 3 14
Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari April 2015 sebesar 88,32 %
9 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 7 2 2 3 14

91
Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar96,04%
10 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 3 2 2 2 9
Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015 sebesar 93,66 %
11 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 4 2 2 2 10
Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari April 2015 sebesar 95,19 %
12 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 1 2 2 2 7
Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April 2015 sebesar 83,48 %
13 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas 9 2 2 2 15
Kelurahan Warakas periode Januari April 2015 sebesar %
14 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada rumah yang diperiksa di 8 2 2 2 14
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari April 2015 sebesar
0,2 %
15 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 10 2 2 2 16
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
16 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 7 2 2 2 13
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari April
2015 sebesar 0 %
17 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 8 2 2 2 14
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April 2015
sebesar 0 %
18 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 6 2 2 2 12

92
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April 2015
sebesar 0 %
19 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 5 2 2 2 11
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015
sebesar 0 %
20 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 7 2 2 3 14
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari April 2015
sebesar 0 %
21 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 7 2 2 3 14
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari April 2015
sebesar 0 %
22 Cakupan jumlah rumah yang diberikan larvasida pada pada rumah yang diperiksa di 3 2 2 2 9
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
23 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 4 2 2 2 10
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015
sebesar 0 %
24 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 3 2 2 3 10
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari April 2015
sebesar 0 %
25 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 9 2 2 2 15
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April 2015
sebesar 0 %

93
26 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada pada rumah yang 8 2 2 2 14
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April 2015
sebesar 0 %
27 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 10 2 2 2 16
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari April 2015 sebesar
58%
28 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 8 2 2 2 14
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari April 2015 sebesar
89 %
29 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 6 2 2 2 12
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari April 2015 sebesar 0
%
30 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 5 2 2 2 11
Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
31 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 7 2 2 3 14
Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
32 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 7 2 2 3 14
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar 0 %
33 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 4 2 2 2 10
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
34 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 3 2 2 3 10
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari April 2015 sebesar 0 %

94
35 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 1 2 2 2 7
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
36 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 9 2 2 2 15
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
37 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 8 2 2 2 14
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari April 2015 sebesar 0 %
38 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di 10 2 2 2 16
Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April 2015 sebesar 0 %

95
2.1.3.5. Policy
Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang
harus dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi concern
masyarakat dan pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah terhadap masalah tersebut.Parameter yang
digunakan sebagai hasil justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal
tersebut dilihat dari seberapa seringnya masalah tersebut dipublikasikan di
berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang
paling mungkin sampai ke masyarakat.Publikasi suatu informasi kesehatan
di media elektronik memiliki jangkauan yang lebih luas diberikan
nilai15.Sedangkan kebijakan pemerintah berupa undang-undang yang
mengatur jumlah anak diberikan nilai 10. Begitupun dengan publikasi
informasi dalam bentuk media cetak diberikan nilai 5. Maka pada
publikasi informasi yang diberikan secara penyuluhan diberikan nilai 1
dan tidak ada diberikan diberikan nilai 0. Penjumlahan dari nilai tersebut
dijadikan score.

Tabel 2.12 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Tanjung Priok periode Januari Dessember 2014

Parameter Score

Baliho 5

Media Cetak Leaflet 3


Koran, Majalah 1
Internet 5

Media Elektronik TV 3
Radio 1

96
Tabel 2.13 Penentuan Score Policy

NO MASALAH Baliho Leaflet Koran, Radio TV Internet Jumlah


majalah

1 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8


Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1 periode Januari
April 2015 sebesar 95,47%
2 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari
April 2015 sebesar 95,57%
3 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari
April 2015 sebesar 91,71 %
4 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April
2015 sebesar 94,24 %
5 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April
2015 sebesar 94,45 %
6 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari
April 2015 sebesar 94,87%

97
7 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari
April 2015 sebesar 94,76 %
8 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari
April 2015 sebesar 88,32 %
9 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari
April 2015 sebesar96,04%
10 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari
April 2015 sebesar 93,66 %
11 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari
April 2015 sebesar 95,19 %
12 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari
April 2015 sebesar 83,48 %
Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di 3 5 8
Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April
13 2015 sebesar %
14 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon

98
Bawang 1 periode Januari April 2015 sebesar 0,2 %
15 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kebon Bawang 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
16 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Kebon Bawang 3 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
17 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Papanggo 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
18 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Papanggo 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
19 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar 0 %
20 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Sunter Agung 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
21 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Sunter Agung 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %

99
22 Cakupan jumlah rumah yang diberikan larvasida pada pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
23 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
24 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Sunter Jaya 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
25 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Tanjung Priok periode Januari April 2015 sebesar 0 %
26 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada 3 5 8
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Warakas periode Januari April 2015 sebesar 0 %
27 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
periode Januari April 2015 sebesar 58%
28 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2
periode Januari April 2015 sebesar 89 %
29 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3

100
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
30 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
31 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
32 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
33 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
34 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
35 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
36 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2
periode Januari April 2015 sebesar 0 %

101
37 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
38 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah 3 5 8
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode
Januari April 2015 sebesar 0 %

102
Tabel 2.14 Penentuan Masalah 1-39 Program Kesehatan Lingkungan
menurut Metode MCUA di Kecamatan Tanjung Priok Periode Januari
April 2015

No Parameter Bobot MS1 MS2 MS-3 MS-4 MS-5

N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 9 45 9 45 9 45 9 45 9 45
2 Greatest 4 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4
Member
3 Expanding 3 2 6 2 6 3 9 1 3 1 3
Scope
4 Feasibility 2 15 30 14 28 16 32 13 26 14 28
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

Jumlah 93 91 98 86 88

No Parameter Bobot MS6 MS7 MS-8 MS-9 MS-10

N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 9 45 9 45 9 45 10 50 9 45
2 Greatest 4 1 4 1 4 1 4 1 4 1 4
Member
3 Expanding 3 1 3 5 15 2 6 1 3 2 6
Scope
4 Feasibility 2 11 22 12 24 14 28 14 28 9 18
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

Jumlah 82 147 91 93 81

No Parameter Bobot MS11 MS12 MS-13 MS-14 MS-15

103
N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 9 45 8 40 9 45 1 5 1 5
2 Greatest 4 1 4 1 4 1 4 20 80 20 80
Member
3 Expanding 3 2 6 7 21 5 15 1 3 0 0
Scope
4 Feasibility 2 10 20 7 14 15 30 14 28 16 32
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

Jumlah 83 87 102 124 125

No Parameter Bobot MS16 MS17 MS-18 MS-19 MS-20

N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5
2 Greatest 4 20 80 20 80 20 80 20 80 20 80
Member
3 Expanding 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Scope
4 Feasibility 2 13 26 14 28 12 24 11 22 14 28
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

Jumlah 119 121 117 115 121

No Parameter Bobot MS21 MS22 MS-23 MS-24 MS-25

N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5

104
2 Greatest 4 20 80 20 80 20 80 20 80 20 80
Member
3 Expanding 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Scope
4 Feasibility 2 14 28 9 18 10 20 10 20 15 30
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

Jumlah 121 111 113 113 123

N Parameter Bobot MS26 MS27 MS-28 MS-29 MS-30


o
N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 1 5 5 25 9 45 1 5 1 5
2 Greatest 4 20 80 10 40 5 20 20 80 20 80
Member
3 Expanding 3 0 0 2 6 2 6 0 0 0 0
Scope
4 Feasibility 2 14 28 16 32 14 28 12 24 11 22
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

Jumlah 121 111 107 117 115

No Parameter Bobot MS31 MS32 MS-33 MS-34 MS-35

N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 1 5 1 5 1 5 1 5 1 5
2 Greatest 4 20 80 20 80 20 80 20 80 20 80

105
Member
3 Expanding 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Scope
4 Feasibility 2 14 28 14 28 10 20 10 20 7 14

5 Policy 1 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

Jumlah 121 121 113 113 117

N Parameter Bobot MS36 MS37 MS-38


o
N BN N BN N BN
1 Emergency 5 1 5 1 5 1 5
2 Greatest 4 20 80 20 80 20 80
Member
3 Expanding 3 0 0 0 0 0 0
Scope
4 Feasibility 2 15 30 14 28 16 32
5 Policy 1 8 8 8 8 8 8

Jumlah 123 123 121

Keterangan :

MS-1 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang


diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
periode Januari April 2015 sebesar 95,47%

MS-2 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode Januari
April 2015 sebesar 95,57%
MS-3 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3 periode Januari
April 2015 sebesar 91,71 %
MS-4 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1 periode Januari April
2015 sebesar 94,24 %

106
MS-5 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2 periode Januari April
2015 sebesar 94,45 %
MS-6 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari
April 2015 sebesar 94,87%
MS-7 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 1 periode Januari
April 2015 sebesar 94,76 %
MS-8 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2 periode Januari
April 2015 sebesar 88,32 %
MS-9 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3 periode Januari
April 2015 sebesar96,04%
MS-10 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari
April 2015 sebesar 93,66 %
MS-11 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2 periode Januari
April 2015 sebesar 95,19 %
MS-12 Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari
April 2015 sebesar 83,48 %
Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode Januari April
MS-13 2015 sebesar 0 %
MS-14 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 1 periode Januari April 2015 sebesar 0,2 %
MS-15 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-16 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Bawang 3 periode Januari April 2015 sebesar 0 %

107
MS-17 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Papanggo 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-18 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Papanggo 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-19 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-20 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter
Agung 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-21 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter
Agung 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-22 Cakupan jumlah rumah yang diberikan larvasida pada pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-23 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter
Jaya 1 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-24 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter
Jaya 2 periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-25 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Tanjung Priok periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-26 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan larvasida pada
pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Warakas periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-27 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 1
periode Januari April 2015 sebesar 58%
MS-28 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2
periode Januari April 2015 sebesar 89 %

108
MS-29 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 3
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-30 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 1
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-31 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Papanggo 2
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-32 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-33 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 2
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-34 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Agung 3
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-35 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-36 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 2
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-37 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok
periode Januari April 2015 sebesar 0 %
MS-38 Cakupan jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah
yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Warakas periode
Januari April 2015 sebesar 0 %

Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari masalah di atas,


didapatkan dua prioritas masalah hasil diskusi, argumentasi dan

109
justifikasi karena adanya keterbatasan sumber daya, tenaga, waktu
dan dana yaitu :

1. Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di


Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari
April 2015 sebesar 94,87% dibawah target yaitu 95 % dengan
final score 82
2. Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari
April 2015 sebesar 93,66 % dibawah target yaitu 95 % dengan
final score 83

2.2. Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah


Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada,
selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan
penyelesaian masalah yang ada terlebih dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang
menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang telah diprioritaskan. Pada
tahap ini, digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga dengan diagram
tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa).Dengan memanfaatkan pengetahuan
dan dibantu dengan data Puskesmas yang tersedia dapat disusun berbagai
penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses.
Input yaitu sumber daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem.
Sumber daya sistem adalah: (Azwar Azrul, 1996).
Man : Sumber daya manusia
Money : Dana
Material : Sarana
Method : Cara
Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi
output. Pada proses, menurut George R. Terry, terdiri dari :
Planning (perencanaan) :
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan
organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan
untuk mencapainya.
Organizing (pengorganisasian) :

110
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun
semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan
organisasi.
Actuating (panggerak pelaksanaan):
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu
bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya
sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki, dan dukungan
sumber daya yang tersedia.
Controlling (monitoring):
Proses untuk mengamati secara terus-menerus
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab


masalahnya dengan menggunakan fishbone diagram/Ishikawa:

1. Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di


Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April
2015 sebesar 94,87% dibawah target yaitu 95 % dengan final score 82
2. Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015
sebesar 95,19 % dibawah target yaitu 95 % dengan final score 81

2.3. Menentukan penyebab masalah yang paling dominan


Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang
dominan.Dari dua prioritas masalah yang ada, dengan menggunakan metode
Ishikawa atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan) dan telah
dikonfirmasi dengan data yang ada, ditemukanlah akar penyebab masalah
(yang terdapat pada lingkaran). Dari sekian banyak akar penyebab masalah
yang telah ditemukan, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan.Akar penyebab masalah yang paling dominan adalah akar penyebab
masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar
masalah dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling

111
dominan adalah melalui cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman
program yang cukup.
Menggunakan gambar diagram tulang ikan (fishbone) dapat diketahui
akar penyebab masalah yang paling dominan dalam program imunisasi dasar
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok periode Januari April
2015.

2.3.1 Kemungkinan Penyebab Masalah Dengan Menggunakan Fishbone


(Diagram Tulang Ikan) Pada Cakupan Jumlah Rumah Bebas Jentik
Pada Rumah Yang Diperiksa Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai
Bambu Periode Januari April 2015 Sebesar 94,87% Dibawah Target
Yaitu 95 % Dengan Final Score 82

Akar penyebab masalah yang di temukan pada input adalah :

1. Sedikitnya warga yang sukarela menjadi petugas kesehatan (Man ).


2. Adanya permasalahan antar pemerintah pusat dan daerah ( Money)

Akar penyebab masalah yang di temukan pada proses adalah :


1. Puskesmas tidak pernah melakukan rapat apabila akan
melaksanakan kegiatan (Planning )
2. Staf tidak bekerja secara optimal ( Organizing )
3. Pengawasan kegiatan tidak dilaksanakan secara terus-menerus
( Controlling )

Dari lima akar penyebab masalah diatas, dipilih tiga akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi

112
langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah
yang paling dominan tersebut adalah :
1. Kurang dana dari pemerintah
2. Kurang tenaga kerja
3. Kurang optimal pengawasan dari kepala program

2.3.2 Kemungkinan Penyebab Masalah Dengan Menggunakan Fishbone


(Diagram Tulang Ikan) Pada Cakupan Jumlah Rumah Bebas Jentik
Pada Rumah Yang Diperiksa Di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Sunter Jaya 1 Periode Januari April 2015 Sebesar 93,66 % Dibawah
Target Yaitu 95 % Dengan Final Score 81

Akar penyebab masalah yang di temukan pada input adalah :

1. Adanya permasalahan anggaran antar pemerintah pusat dan


daerah (Money)
2. Perlunya bantuan dari petugas lain (Man)

Akar penyebab masalah yang di temukan pada proses adalah :

1. Puskesmas tidak pernah melakukan rapat apabila akan


melaksanakan kegiatan ( Planning)
2. Staf tidak bekerja secara optimal ( Actuating)
3. Pengawasan kegiatan tidak dilaksanakan secara terus-menerus
(Controlling )
Dari lima akar penyebab masalah diatas, dipilih tiga akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah
yang paling dominan tersebut adalah :

113
1. Adanya permasalahan anggaran antar pemerintah pusat dan daerah
2. Kurangnya optimal staf yang bekerja
3. Kuranng diadakannya rapat dalam pelaksanaan kegiatan

114
Diagram 2.1 Fishbone Cakupan Jumlah Rumah Bebas Jentik Pada Rumah Yang Diperiksa Di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Sungai Bambu Periode Januari April 2015

Money Man
Methood Material

Kurangnyakoordinasidalam Tersedianya jumlah alat Terbatasnya dana Kurang jumlah Cakupan


pencatatan program PSN untuk program PSN tidak
yang dimiliki petugas kesehatan Jumlah Rumah
sesuai dengan jumlah
wialyah sasaran Bebas Jentik
Tidakadanyaaturanbakuberk
aitandenganpencatatandan Banyaknya jumlah alat Adanya Pada Rumah
pendataankegiatan program untuk program PSN yang
Sedikitnya Yang Diperiksa
permasalahan antar warga yang
PSN rusak Di Wilayah
pemerintah pusat sukarela
Cara
Puskesmas
Kurangnya menjadi
Lambatnya Kelurahan
kemampuan penyimpanan petugas
alat yang tidak anggaran Sungai Bambu
petugas kesehatan
benar pemerintah periode Januari
mengenai
pencatatan
yang turun
Jadwal April
menurunnya Tidak ada proposal Kurang maksimalnya
data yangperencanaan
baik
Overlapping 2015sebesar
jumlah warga kegiatan pelaksanaan pendataan yang
pekerjaan 94,8%
yang ingin tidak sesuai dilakukan
rumahnya dibawah target
Kurangnya sosialisasi Komunikasi yang yaitu 95%
penyuluhan
jarang dilakukan
Banyakn Penempatan
Puskesmas
tidak pernah ya warga kantor petugas
Kurangnya
melakukan yang kesehatan tidak
fasilitas dalam
rapat apabila
Peraturan
tidak pada satu
penyampaian akan yang tidak
mau tempat
penyuluhan melaksanakan sesuai
informasi kegiatan diperiksa 115
Actuating Controlling
Environme Planning Organizing rumahny
nt a
Diagram 2.2 Fishbone Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015

Method
Material Money
Man
Kurangnya koordinasi
Tersedianya jumlah alat Adanya permasalahan Petugas memerlukan
dalam pencatatan
tidak sesuai dengan antar pemerintah pusat bantuan dari petugas lain
program PSN Cakupan
kebutuhan
Tidakadanyaaturanbakub jumlah rumah
erkaitandenganpencatata
Pendistribusian alat yang Lambatnya anggaran Sulitnya meminta
tidak merata bantuan petugas dari bebas jentik
ndanpendataankegiatan pemerintah yang
turun program lain pada rumah
yang diperiksa
Kurangnya Pengalokasian di Wilayah
kurangnya koordinasi Kurangnya
kemampuan petugas dana belum sesuai Puskesmas
petugas dalam koordinasi
mengenai pencatatan dengan
pendistribusian alat lintas program Kelurahan
data yang baik kepentingan
Sunter Jaya 1
setiap program
periode
Sulitnya Petugas Harapan petugas
Kurangnya Pengolahan Januari
penjangkauan akan pahamnya
kurang komunikasi data yang
seluruh cakupan
mensosialisasi masyarakat tentang April
rumah warga antar lambat
kan program petugas PSN masih belum 2015sebesar
tercapai 93,66
PSN
Kurangnya
Komunikasi hanya satu %dibawah
kerjasama antar
arah, yaitu petugas Tenaga target yaitu
petugas kesehatan
tidak Tidak ada rapat kesehatan 95%
terdapat yang dilakukan Kurangnya yang kurang
penyediaan sebelum Staf tidak
transportasi pengarahan bekerja secara kooperatif
untuk
pelaksanaan dari pimpinan
kegiatan optimal 116
petugas program
Environme Planning Organizing Actuating Controlling
nt
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH

3.1. Menetapkan Alternatif Cara Pemecahan Masalah dan Menentukan


Cara Pemecahan Masalah yang Paling Fleskibel
Setelah menentukan akar penyebab masalah yang paling dominan,
untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang
paling dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan
masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan
memberikan skoring pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, dan
justifikasi kelompok. Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif
diletakkan pada kolom. Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari
kolom kiri ke kanan sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian
antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternatif masalah dan
dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing masing
alternatif masalah tersebut.

Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :

1. Mudah dilaksanakan
Diberi nilai tertinggi pada masalah yang paling
mungkin diselesaikan dengan sempurna dan diberi nilai
terendah pada masalah yang paling sulit diselesaikan.

2. Murah biayanya
Diberi nilai tertinggi pada masalah yang paling murah
biaya pelaksanaannya dan diberi nilai terendah pada masalah
yang paling mahal biaya pelaksanaannya.

3. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna


Diberi nilai tertinggi pada masalah yang paling
mungkin diselesaikan dengan sempurna dan diberi nilai
terendah pada masalah yang paling sulit diselesaikan.

110
4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama
Diberi nilai tertinggi pada masalah yang paling dapat
diselesaikan dengan cepat dan diberi nilai terendah pada
masalah yang memerlukan waktu paling lama dalam
penyelesaiannya.

3.2. Cakupan Jumlah Rumah Bebas Jentik Pada Rumah Yang Diperiksa
Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu Periode Januari
April 2015 Sebesar 94,87% Dibawah Target Yaitu 95 % Dengan Final
Score 82
Dari lima akar penyebab masalah diatas, dipilih tiga akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang
paling dominan tersebut adalah :

1. Kurang dana dari pemerintah


Alternatif pemecahan masalah: mengumpulkan dana untuk simpanan pada
setiap kegiatan
2. Kurang tenaga kerja
Alternatif pemecahan masalah: menambah tenaga kerja kesehatan
lingkungan
3. Tidak ada proposal perencanaan kegiatan
Alternatif pemecahan masalah: mengadakan proposal perencanaan
kegiatan

Tabel 3.1. Cakupan Jumlah Rumah Bebas Jentik Pada Rumah Yang
Diperiksa Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode
Januari April 2015

111
Keterangan :

AL 1 : Mengumpulkan dana untuk simpanan pada setiap


kegiatan

AL 2 : Menambah tenaga kerja kesehatan lingkungan

AL 3 : Mengoptimalkan pengawasan dari kepala program

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan


menggunakan metode MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi
didapatkan hasil berupa peringkat sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan pengawasan dari kepala program.


2. Memiliki dana simpanan pada setiap kegiatan
3. Menambah tenaga kerja kesehatan lingkungan

3.3. Cakupan Jumlah Rumah Bebas Jentik Pada Rumah Yang Diperiksa
Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 Periode Januari
April 2015 Sebesar 93,66 % Dibawah Target Yaitu 95 % Dengan Final
Score 81
Dari sembilan akar penyebab masalah diatas, dipilih tiga akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang
paling dominan tersebut adalah :
1. Adanya permasalahan anggaran antar pemerintah pusat dan daerah
Alternatif pemecahan masalah: mengumpulkan dana untuk setiap program
sehingga ketika memiliki masalah mengenai anggaran daerah program
dapat tetap berjalan dengan baik
2. Kurang optimalnya staf yang bekerja
Alternatif pemecahan masalah: menambah staf untuk kesehatan
lingkungan agar program dapat berjalan optimal
3. Tenaga kesehatan yang kurang kooperatif
Alternatif pemecahan masalah: meningkatkan kooperatif petugas
kesehatan

112
Tabel 3.1. MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Jumlah Rumah
Bebas Jentik Pada Rumah Yang Diperiksa Di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Sunter Jayam 1 periode Januari April 2015

Keterangan :

AL 1 : Mengumpulkan dana untuk setiap program.

AL 2 : Menambah staf untuk kesehatan lingkungan

AL 3 : Mengadakan rapat sebelum melaksanakan kegiatan


tersebut

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan


menggunakan metode MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi
didapatkan hasil berupa peringkat sebagai berikut :

1. Marencanakan dan menyusun setiap kegiatan yang akan terlaksana dan


mengadakan rapat sebelum melaksanakan kegiatan tersebut.
2. Mangumpulkan dana untuk setiap program
3. Menambah staf untuk kesehatan lingkungan

113
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH
4.1. Menyusun Rencana Kegiatan Pemecahan Masalah
Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah
pada tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini,
diharapkan dapat mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar
masalah yang dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun
berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan
akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan
masalah.

4.1.1. Cakupan Jumlah Rumah Bebas Jentik Pada Rumah Yang Diperiksa Di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April
2015
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah, Cakupan
jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Keluraha Sunter Agung 1 periode Januari-April 2015,
yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan
sebagai berikut:

114
Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Cakupan Jumlah Rumah Bebas Jentik Pada Rumah Yang Diperiksa Di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari-April 2015

NO KEPUTUSAN RENCANA KEGIATAN TARGET VOLUME BIAYA


KEGIATAN
1 Mengumpulkan dana untuk a. Membuat uang kas untuk a. Terkumpulnya dana 1x/ 3 bulan
setiap kegiatan. untuk simpanan
simpanan pada setiap kegiatan
kegiatan selanjutnya
b. Menyimpan sisa dana pada b. Tetap memiliki dana 1x/ tahun
kegiatan yang telah meskipun anggaran
terlaksana sebelumnya daerah bermasalah
2 Menambah tenaga kerja kesehatan a. Menambah tenaga kerja a. Kegiatan yang 1x/ tahun
baru untuk program terlaksana dapat
lingkungan
kesehatan lingkungan berjalan secara
optimal
b. Membentuk kader untuk b. Dapat membantu 1x/ tahun
menambah tenaga kerja terlaksananya
kegiatan secara
optimal
3 Mengadakan proposalperencanaan Pada setiap kegiatan yang Setiap kegiatan 1x/tahun
kegiatan terlaksana harus diadakan terdapat proposal
proposal perencanaan perencanaan kegiatan
kegiatan

115
4.1.2. Cakupan Jumlah Rumah Bebas Jentik Pada Rumah Yang
Diperiksa Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1
Periode Januari April 2015
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah, Cakupan
jumlah rumah yang dilakukan tindakan 3M pada rumah yang
diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon Bawang 2 periode
Januari April 2015, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat
rencana usulan kegiatan sebagai berikut:

116
Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Cakupan Jumlah Rumah Bebas Jentik Pada Rumah Yang Diperiksa Di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 periode Januari April 2015

NO KEPUTUSAN RENCANA KEGIATAN TARGET VOLUME BIAYA


KEGIATAN
1 Mengumpulkan dana a. Membuat uang kas untuk setiap a. Terkumpulnya dana untuk 1x/ 3 bulan
untuk setiap program kegiatan. simpanan kegiatan
selanjutnya
b. Menyimpan sisa dana pada kegiatan b. Tetap memiliki dana 1x/ tahun
yang telah terlaksana sebelumnya meskipun anggaran daerah
bermasalah
2 Menambah staf untuk a. Menambah tenaga kerja baru untuk a. Kegiatan yang terlaksana 1x/ tahun
kesehatan lingkungan program kesehatan lingkungan dapat berjalan secara optimal

b. Membentuk kader untuk b. Dapat membantu 1x/ tahun


menambah tenaga kerja terlaksananya kegiatan
secara optimal
3 Meningkatkan Meningkatkan kooperatif petugas Petugas kesehatan menjadi
kooperatif petugas dengan pemberian sanksi lebih kooperatif

117
4.2. Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah
Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan
rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana
usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam
bentuk tabel gan chart berikut ini :

Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Jumlah Rumah Bebas Jentik Pada


Rumah Yang Diperiksa Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu
Periode Januari-April 2015

No Kegiatan Bulan
Januari Februri Maret April
1 Membuat uang kas untuk
setiap kegiatan.
2 Menyimpan sisa dana pada
kegiatan yang telah terlaksana
sebelumnya
3 Menambah tenaga kerja baru Mg ke-1
untuk program kesehatan
lingkungan
4 Membentuk kader untuk Mg ke-1
menambah tenaga kerja
5 Pada setiap kegiatan yang
terlaksana harus melaporkan
kegiatan tersebut kepada
kepala program

118
Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Rumah Bebas Jentik Pada Rumah Yang
Diperiksa Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 Periode Januari -
April 2015

No Kegiatan Bulan
Januari Februri Maret April
1 Membuat uang kas untuk
setiap kegiatan.
2 Menyimpan sisa dana pada
kegiatan yang telah terlaksana
sebelumnya
3 Menambah tenaga kerja baru Mg ke-1
untuk program kesehatan
lingkungan
4 Membentuk kader untuk Mg ke-1
menambah tenaga kerja
5 Menjadwal kegiatan yang Mg ke-3
akan dilaksanakan

119
BAB V
Penutup

Simpulan
Setelah melewati berbagai proses maka didapatkan satu program
kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok yang dievaluasi yaitu
program Kesehatan Lingkungan didapatkan beberapa masalah yang
teridentifikasi melewati diskusi dan justifikasi sehingga didapatkan prioritas
masalah selama bulan Januari April 2015, yaitu:

1. Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar
94,87% dibawah target yaitu 95 % dengan final score 82
2. Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 Periode Januari April 2015 Sebesar
93,66 % Dibawah Target Yaitu 95 % Dengan Final Score 81
Selanjutnya kedua prioritas masalah diatas dicari akar penyebab masalah
yang paling dominan dan setelah dilakukan diskusi, argumentasi dan justifikasi
maka dapat disimpulkan akar penyebab masalah yang dominan dari kedua
prioritas masalah sebagai berikut :

Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di


Wilayah Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015
sebesar 94,87% dibawah target yaitu 95 % dengan final score 82.

Akar penyebab masalah dominan :

1. Kurang dana dari pemerintah


2. Kurang tenaga kerja
3. Kurang optimal pengawasan dari kepala program
Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 Periode Januari April 2015
Sebesar 93,66 % Dibawah Target Yaitu 95 % Dengan Final Score 81

120
Akar penyebab masalah dominan :

4. Adanya permasalahan anggaran antar pemerintah pusat dan daerah


5. Kurangnya optimal staf yang bekerja
6. Kurangnya diadakannya rapat dalam pelaksanaan kegiatan

Saran
Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut, disarankan atau
direkomendasikan beberapa hal kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok sebagai berikut :

1. Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Sungai Bambu periode Januari April 2015 sebesar
94,87% dibawah target yaitu 95 % dengan final score 82:
Mengumpulkan dana untuk simpanan pada setiap kegiatan
a. Membuat uang kas untuk setiap kegiatan.
b. Menyimpan sisa dana pada kegiatan yang telah terlaksana
sebelumnya
Menambah tenaga kerja kesehatan lingkungan
a. Menambah tenaga kerja baru untuk program kesehatan lingkungan
b. Membentuk kader untuk menambah tenaga kerja
Mengoptimalkan pengawasan dari kepala program kesehatan lingkungan
Pada setiap kegiatan yang terlaksana harus melaporkan kegiatan tersebut
kepada kepala program

2. Cakupan jumlah rumah bebas jentik pada rumah yang diperiksa di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 Periode Januari April 2015 Sebesar
93,66 % Dibawah Target Yaitu 95 % Dengan Final Score 81:
Mengumpulkan dana untuk setiap program.
a. Membuat uang kas untuk setiap kegiatan.
b. Menyimpan sisa dana pada kegiatan yang telah terlaksana
sebelumnya
Menambah staf untuk kesehatan lingkungan
a. Menambah tenaga kerja baru untuk program kesehatan lingkungan
b. Membentuk kader untuk menambah tenaga kerja

121
Mengadakan rapat sebelum melaksanakan kegiatan
Menjadwal kegiatan yang akan dilaksanakan

122
DAFTAR PUSTAKA

1. Profil Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2014-2015


2. Laporan Bulanan Program Kesehatan Lingkungan Kecamatan Tanjung Priok
bulan Januari April tahun 2015. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Tanjung
Priok; 2015
3. Kurikulum & Modul Pelatihan Manajemen Puskesmas, Departemen
Kesehatan RI, 2000
4. Trihono. Arrimes: Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta:
Sagung Seto, 2005
5. Modul Kepaniteraan Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Keluarga ; 2012

123

Anda mungkin juga menyukai