Toksikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai kerja senyawa kimia yang merugikan
terhadap organisme hidup.
Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam kemampuannya
menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan mekanisme biologi pada suatu organisme.
Toksisitas merupakan istilah relatif yang biasa dipergunakan dalam
memperbandingkan satu zat kimia dengan lainnya. Adalah biasa untuk mengatakan bahwa
satu zat kimia lebih toksik daripada zat kimia lain. Perbandingan sangat kurang informatif,
kecuali jika pernyataan tersebut melibatkan informasi tentang mekanisme biologi yang
sedang dipermasalahkan dan juga dalam kondisi bagaimana zat kimia tersebut berbahaya.
Dalam kehidupan sehari hari dapat dijumpai berbagai macam zat kimia yang
menganduk racun (toxic). Zat zat kimia ini dapat ditemukan di lingkungan,pada bahan
makanan, obat obatan dan lain sebagainya.
Zat kimia yang sering kita jumpai dapat berupa padat, cair dan gas.
Zat zat ini jika terpapar pada manusia, maka akan menyebabkan toksisitas atau keracunan
yang berdampak pada kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan
pentingnnya melindung diri dari bahan bahan yang mengandung zat zat kimia dan juga
dari pola hidup masyarakat yang semakin hari semakin menuju pada arah yang lebih modern
namun sangat beresiko pada kesehatan maunisia itu sendiri.
Oleh sebab itu, pendekatan toksikologi seharusnya dari sudut telaah tentang berbagai
efek zat kimia atas berbagai sistem biologi, dengan penekanan pada mekanisme efek
berbahaya zat kimia itu dan berbagai kondisi di mana efek berbahaya itu terjadi.
1
PEMBAHASAN
Bahan kimia beracun (toxic) adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh
karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Pada umumnya zat toksik masuk
lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ
tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu
seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam
tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang.
Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, dan
keringat.
Bahan kimia beracun dapat di klasifikasikan menurut keadaan fisik nya yaitu gas, debu
(padat) dan cair.
2
misalnya pada mesin kendaraan atau di dalam peralatan memasak yang
menggunakan batubara atau bahan bakar fosil lainnya.
3
penyepuhan listrik dan pembuatan baterai alkali. Kadarnya diudara biasanya dalam
rentang nanogram/meter kubik, tetapi dapat berjumlah beberapa miligram/meter
kubik di tempat kerja tertentu. Sedangkan kadarnya dalam air sangat rendah
kecuali di daerah yang tercemar. Sebagian besar makanan mengandung sejumlah
kecil kadmium. Padi-padian dan produk biji-bijian merupakan sumber utama Cd.
Daging,unggas dan ikan mempunyai kadar Cd yang relatif rendah, sedangkan
kadar dalam hati, ginjal dan kerang-kerangan sangat tinggi. Kadarnya dalam
lingkungan meningkat karena peleburan dan penggunaannya dalam industri.
Sumber lainnya adalah penggunaan sisa lumpur kotor sebagai pupuk tanaman
pangan. Manusia juga dapat terpajan Kadmium melaui asap rokok.
c. Arsen
Sumber utama pajanan pada manusia adalah makanan yang mengandung kurang
dari 1 mg/kg. Tetapi kadarnya dalam makanan hasil laut mencapai 5 mg/kg. Arsen
merupakan logam yang dengan mudah ditemukan di mana-mana, namun kadar
dalam air dan udara biasanya rendah.
d. Belirium
Menyebar ke dalam lingkungan terutama dalam pembakaran bahan bakar fosil .
Logam ini di gunakan dalam pabrik keramik. Belirium di pakai dalam bidang-
bidang nuklir ruang angkasa dan industri lainnya.
e. Kromium
Terdapat dalam biji tambang . penambangan,peleburan,dan penggunaan industri
cenderung meningkatkan kadarnya dalam lingkungan. Logam ini digunakan untuk
membuat baja anti karat, berbagai aloi dan pigmen. Pabrik berbahan dasar fosil dan
pabrik semen juga menjadi sumber pencemar. Kadarnya dalam air,uadara dan
makanan biasanya sangat rendah sehingga sumber utama pajanan pada manusia
terjadi pada tempat kerja. Kromium dapat masuk dalam air disebabkan oleh faktor
fisika seperti erosi yang terjadi pada batuan mineral. Selain itu debu debu partikel
kromium di udara akan di bawah turun oleh air hujan. Sumber sumber lainnya
yaitu melaui aktifitas manusia berupa limbah atau buangan industri sampai
buangan rumah tangga.
f. Nikel
Nikel terdapat dalam biji tambang dan di tempat peleburan serta industri. Nikel
digunakan dalam industri pembuatan kontak lisrik dan baterai listrik. Nikel juga
dilepaskan pada waktu gasifikasi batu bara.
3. Bahan Kimia Berbentuk Cair
Bahan kimia berbentuk cair biasanya terdapat dalam pestisida.
4
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama
yang digunakan secara global dalam produksi makanan, serat dan kayu pengelolaan
tanah masyarakat, pengendalian serangga-serangga pembawa penyakit, hama rumah
tangga dan kebun.
Pestisida di klasifikasikan lagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Insektisida
Insektisida merupakan kelompok pestisda yang tebesar yang terdiri atas beberapa
sub-kelompok kimia yang berbeda. Pada saat ini penggunaan insektisida mencakup
kurang lebih 35% dari seluruh penggunaan pestisida di bidang pertanian.
Sedangkan diluar pasaran pertanian insektisida tetap merupakan pembasmi hama
terpilih. Insektisida terdiri dari :
1) Insektisida organofosfat
Insektisida ini terdiri atas ester asamfosfat atau asam tiofosfat. Insektisida ini
bekerja menghambat asetilkolinesterase (AchE), mengakibatkan akumulasi
asetilkolin (ACh). ACh yang berlebihan mengakibatkan berbagai jenis simtom
dan tanda tanda dengan tingkat penghambatan kolinesterase dalam darah,
tetapi hubungan yang tepat tergantung pada senyawanya.
2) Insektisida Karbamat
Insektisida karbamat merupakan ester asam N/metil karbamat. Zat ini bekerja
menghambat AchE tetapi pengaruhnya terhadap enzim tersebut jauh lebih
reversibel daripada efek insektisida organofosfat.
3) Insektisida Organoklorin
Insektisida organoklorin adalah insektisida yang meliputi turunan etena berklor,
siklodien dan heksakloroksikloheksan. Salah satu jenis insektisida ini ini adalah
DDT. DDT dipergunakan karena toksisitas akutnya relatif rendah dan mampu
bertahan lama dalam lingkungan sehingga tidak perlu disemprotkan berulang
kali.
4) Insektisida tanaman dan Insektisida lain
Insektisida ini antara lain nikotin dari tembakau. Zat ini sangat toksik secara
akut dan bekerja pada susunan saraf.
b. Herbisida
Herbisida merupakan zat insektisida yang digunakan untuk membersihkan rumput
liar dari lahan masyarakat sepanjang rel kereta, tambak atau tanggul, sisi jalan,
saluran irigasi, lapangan golf, dan halaman kebun.
c. Fungisida
Fungisida yaitu fungisid yang sangat efektivitas dan telah digunakan secara luas
untuk mengawetkan butir padi padi, apel, kentang, kacang tanah dan tomat.
Fungisida bekerja hanya pada pemukaan sehingga menghanguskan pemakaian
yang berulang ulang pada tanaman baru yang sedang tumbuh.
5
d. Rodentisida
Rodentisida adalah suatu anti koagulan yang bekerja sebagai anti-metabolik
Vitamin K dengan demikian dapat menghambat pembentukan protombin. Bahan
kimia ini telah digunakan secara luas karena toksisitasnya hanya terlihat ketika
setelah termakan berulang kali suatu peristiwa yang tidak mungkin terjadi pada
anak anak dan hewan peliharaan.
e. Fumigan
Fumigan yaitu pestisida yang mencakup beberapa gas cairan yang mudah menguap
dan zat padat yang melepaskan berbagai gas lewat reaksi kimia. Dalam bentuk gas,
zat ini menembus daerah pengimpangan dan tanah untuk mengendalikan serangga-
serangga , hewat pengerat dan nematoda tanah.
6
Perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah
berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga
dapat muncul.
Jika seseorang telah tertelan dari hidrogen sianida maka menjadi sangat fatal.
Karena sianida sangat mudah masuk ke dalam saluran pencernaan. Dan akan
mengganggu sistem pencernaan dalam tubuh dengan merusak zat-zat dalam tubuh.
Dan tidak perlu melakukan atau merangsang korban untuk muntah, karena sianida
sangat cepat berdifusi dengan jaringan dalam saluran pencernaan.
7
Dijuluki sebagai silent killer(pembunuh diam-diam). Keberadaan gas CO akan
sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia karena gas itu akan menggantikan
posisi oksigen yang berkaitan dengan haemoglobin dalam darah. Gars
Karbonmonoksida sering ditemukan pada asap kendaraan bermotor ataupun mobil.
Gas CO akan mengalir ke dalam jantung, otak, serta organ vital. Ikatan antara CO
dan haemoglobin membentuk karboksihaemoglobin yang jauh lebih kuat 200 kali .
dibandingkan dengan ikatan antara oksigen dan haemoglobin. Keracunan gas
karbon momoksida gejala didahului dengan sakit kepala, mual, muntah, rasa lelah,
berkeringat banyak, pyrexia, pernafasan meningkat, confusion, gangguan
penglihatan, kebinganan, hipotensi, takikardi, kehilangan kesadaran dan sakit dada
mendadak juga dapat muncul pada orang yang menderita nyeri dada. Kematian
kemungkinan disebabkan karena sukar bernafas dan edema paru. Kematian akibat
keracunan karbon monoksida disebabkan oleh kurangnya oksigen pada tingkat
seluler (seluler hypoxia). Sel darah tidak hanya mengikat oksigen melainkan juga
gas lain. Kemampuan atau daya ikat ini berbeda untuk satu gas dengan gas lain. Sel
darah merah mempunyai ikatan yang lebih kuat terhadap karbon monoksida (CO)
dari pada oksigen (O2). Sehingga kalau terdapat CO dan O2, sel darah merah akan
cenderung berikatan dengan CO. Bila terhirup, karbon monoksida akan berikatan
dengan Haemoglobin (Hb) dalam darah membentuk Karboksihaemoglobin
sehingga oksigen tidak dapat terbawa. Ini disebabkan karbon monoksida dapat
mengikat 250 kali lebih cepat dari oksigen.
2. Hubungan Zat Kimia Berbentuk Padat Terhadap Toksisitas
a. Timbal (Pb)
Sistem hematopeotik sangat peka terhadap efek Pb. Timbal yang masuk dalam
tubuh dapat menyebabkan anemia klinis. Meskipun anemia klinis hanya tampak
jelas bila terjadi pajanan moderat terhadap Pb dengan kadar dalam darah sekitar 50
mg/dl. Beberapa efek lain dapat diamati pada tingkat pajanan yang jauh lebih
rendah. ambat alat menjadi jelas pada kadar Pb darah sedikit lebih tinggi dari 10
mg/dl dan kadar korfirin eritrosit bebas sebesar 20-25 mg/dl. Susunan saraf juga
merupakan sasaran utama Pb setelah tingkat pajanan tinggi dengan kadar Pb darah
di atas 80 mg/dl, dapat terjadi ensefalogopati. Terjadi kerusakan pada arterior dan
kapiler yang mengakibatkan edema otak, meningkatkan tekanan caira
serebrospinal, degenerasi neuron dan perkembangbiakan sel glia. Secara klinis
kelainan ini di sertai dengan munculnya ataksia, stupor, koma, dan kejang-kejang.
Pada anak anak sindroma klinis ini dapat terjadi pada kadar darah sebesar 70
8
mg/dl. Pada kadar yang lebih rendah lagi 40-50 mg/dl anak-anak dapat
menunjukan hiperaktifitas berkurangnya masa perhatian dan skor IQ sedikit
menurun. Manifestasi yang begitu tidak nyata ini mungkin akibat kerusakan fungsi
neuron transmiter dan ion kalsium.
Timbal menyebabkan degenerasi sel schwann di ikuti dengan deeliminasi dan
mungkin juga degenerasi akson. Sindroma ini terjadi di antara pekerja pabrik.
b. Kadmium (Cd)
Efek akut pajanan Cd terutama mengakibatkan iritasi lokal. Setelah termakan,
manifestasi klinisnya berupa mual, muntah dan nyeri perut. Setelah penghirupan,
efek yang di timbulkannya antara lain: edema paru-paru dan pneumonotis kimia.
Kadmium dieksresi sangat lamban dngan waktu paruh 30 tahun. Setelah pajanan
lama kerusakan ginjal menonjol tempat kerja utamanya di tubulus proksimal.
Kerusakan di tubulus ini biasanya setelah mencapai kadar 200 g/g. kerusakan
tubulus ini mengakibatkan ketidakmampuan untuk menyerap protein molekul
kecil. Efek pada system pernafasan disebabkan oleh pajanan lewat penghirupan.
Bronkitis kronis, fibrosis progresif pada saluran nafas bagian bawah,dan
pecahnya sekat antara alveoli yang menyebabkan emfisema. Efek lain adalah
hipertensi yang merupakan akibat retensi natrium, hiperreninemia dan kanker
prosat menyerang para pekerja terutama pria.
c. Arsen (As)
Sumber utama pajanan manusia adalah makanan, yang mengandung kurang dari
1 mg/kg, tetapi kadarnya dalam makanan hasil laut dapat mncapai 5 mg/kg.
Kanker paru-paru dapat terjadi pada karyawan yang terpajan di tempat peleburan
tembaga dan pabrik yang memproduksi pestisida yang mengandung As.
As tidak besifat karsingenik bagi hewan. Efek lain mencakup toksisitas pada
parenkim hati yang secara klinis menyebabkan ikterus pada stadium awal dan
berikutnya sirosis dan asites. Ecara akut senyawa As dalam dosis sangat besar
menyebakan kelainan pada saluran cerna dengan muntah-muntah dan diare
berdarah, kejang otot dan kelainan jantung (WHO 1981).
d. Berilium
Efek toksiknya pada paru-paru ditandai oleh garnuloma yang kemudian menjadi
jaringan fibrotic setelah terjadi kontak dengan kulit berilium menyebabkan
sensasi hipersensitifitas kulit.
e. Kronium
Kronium dapat menyebabkan kanker paru-paru bagi pekerja yang terpapar logam
ini. Kromium penyebab kanker bersiat korosif dan tidak larut dalam air.
f. Nikel
Nikel menyebabkan kanker pada paru-paru pada laring, lambung dan ginjal.
9
3. Hubungan Zat Kimia Berbentuk Cair Terhadap Toksisitas
Penggunaan pestisida dengan dosis besar dan dilakukan secara terus -menerus
akan menimbulkan beberapa kerugian, antara lain residu pestisida akan terakumulasi
pada produk-produk pertanian, pencemaran pada lingkungan pertanian, penurunan
produktivitas, keracunan pada hewan, keracunan pada manusia yang berdampak
buruk terhadap kesehatan. Manusia akan mengalami keracunan baik akut maupun
kronis yang berdampak pada kematian. Salah satu dampak dari keracunan pestisida
organofosfat dan karbamat adalah anemia. Anemia adalah suatu keadaan dimana
kadar hemoglobin dalam darah berkurang dari normal, yang berbeda untuk setiap
jenis kelompok usia dan jenis kelamin. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah
gelisah, diaforesis (keringat dingin), sesak nafas, kolaps sirkulasi yang prosesif cepat
atau syok. Kejadian keracunan akibat pestisida pada petani dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor baik oleh faktor lingkungan maupun faktor perilaku petani itu sendiri
dalam setiap kontak dengan pestisida. Kejadian keracunan pestisida dan anemia tidak
memiliki tanda dan gejala yang spesifik. Deteksi dini mengenai keracunan pestisida
dan kejadian anemia sangat perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya gangguan
kesehatan yang kronis dan mematikan
10
11