Anda di halaman 1dari 40

DAMPAK PENCEMARAN MINYAK TERHADAP

EKOSISTEM LAUT.
30 April 2011 pukul 6:27

Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjadi
fokus perhatian masyarakat luas, karena akibatnya sangat cepat dirasakan oleh masyarakat
sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut.
Pencemaran minyak semakin banyak terjadi sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan
minyak untuk dunia industri yang harus diangkut dari sumbernya yang cukup jauh,
meningkatnya jumlah anjungan anjungan pengeboran minyak lepas pantai. dan juga karena
semakin meningkatnya transportasi laut.

Berdasarkan PP No.19/1999, pencemaran laut diartikan sebagai masuknya/ dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya (Pramudianto, 1999). Sedangkan
Konvensi Hukum Laut III (United Nations Convention on the Law of the Sea = UNCLOS III)
mengartikan bahwa pencemaran laut adalah perubahan dalam lingkungan laut termasuk muara
sungai (estuaries) yang menimbulkan akibat yang buruk sehingga dapat merusak sumber daya
hayati laut (marine living resources), bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap
kegiatan di laut termasuk perikanan dan penggunaan laut secara wajar, menurunkan kualitas air
laut dan mutu kegunaan serta manfaatnya (Siahaan, 1989 dalam Misran, 2002

A. Sumber Pencemaran Minyak di Laut

Menurut Pertamina ( 2002), Pencemaran minyak di laut berasal dari :

1. Ladang Minyak Bawah Laut;

2. Operasi Kapal Tanker;

3. Docking (Perbaikan/Perawatan Kapal);

4. Terminal Bongkar Muat Tengah Laut;

5. Tanki Ballast dan Tanki Bahan Bakar;

6. Scrapping Kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua);


7. Kecelakaan Tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan);

8. Sumber di Darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang mengandung hydrocarbon
( perkantoran & industri );

9. Tempat Pembersihan (dari limbah pembuangan Refinery )

B. Dampak dari Pencemaran Minyak di Laut

Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang menyebabkan air
laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen
sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang
bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota
laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat
menurunkan produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber mortalitas bagi organisme,
terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada
lingkungan tercemar (Fakhrudin, 2004). Sumadhiharga (1995) dalam Misran (2002)
memaparkan bahwa dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran minyak di laut adalah
akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang.

1. Akibat jangka pendek.

Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya
cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan
beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak
menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan
keracunan langsung oleh bahan berbahaya.

2. Akibat jangka panjang.

Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota laut.
Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi
dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari
organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam
zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut
dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia.
Secara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan susunannya yang
kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut.
Ikan yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi ke
daerah lain. Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi sinar matahari
masuk sampai ke lapisan air dimana ikan berdiam. Menurut Fakhrudin (2004), lapisan minyak
juga akan menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang
akhirnya sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob.

Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan rumput laut ,
lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan daunnya, karena dapat
mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan tersebut seperti respirasi, selain itu juga akan
menghambat terjadinya proses fotosintesis karena lapisan minyak di permukaan laut akan
menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga rantai makanan yang
berawal pada phytoplankton akan terputus Jika lapisan minyak tersebut tenggelam dan menutupi
substrat, selain akan mematikan organisme benthos juga akan terjadi perbusukan akar pada
tumbuhan laut yang ada.

Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh
terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar
tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak
mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove
yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan
menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutam mangrove seperti
moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.

Bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa minyak yang terperangkap di dalam habitat


berlumpur tetap mempunyai pengaruh racun selama 20 tahun setelah pencemaran terjadi.
Komunitas dominan species Rhizophora mungkin bisa membutuhkan waktu sekitar 8 (delapan )
tahun untuk mengembalikan kondisinya seperti semula (O'Sullivan & Jacques, 2001 ).

Ekosistim terumbu karang juga tidak luput dari pengaruh pencemaran minyak . Menurut
O'Sullivan & Jacques (2001), jika terjadi kontak secara langsung antara terumbu karang dengan
minyak maka akan terjadi kematian terumbu karang yang meluas. Akibat jangka panjang yang
paling potensial dan paling berbahaya adalah jika minyak masuk ke dalam sedimen. Burung laut
merupakan komponen kehidupan pantai yang langsung dapat dilihat dan sangat terpengaruh
akibat tumpahan minyak . Akibat yang paling nyata pada burung laut adalah terjadinya penyakit
fisik (Pertamina, 2002). Minyak yang mengapung terutama sekali amat berbahaya bagi
kehidupan burung laut yang suka berenang di atas permukaan air, seperti auk (sejenis burung laut
yang hidup di daerah subtropik), burung camar dan guillemot ( jenis burung laut kutub).

Tubuh burung ini akan tertutup oleh minyak, kemudian dalam usahanya membersihkan tubuh
mereka dari minyak, mereka biasanya akan menjilat bulu-bulunya, akibatnya mereka banyak
minum minyak dan akhirnya meracuni diri sendiri. Disamping itu dengan minyak yang
menempel pada bulu burung, maka burung akan kehilangan kemampuan untuk mengisolasi
temperatur sekitar ( kehilangan daya sekat), sehingga menyebabkan hilangnya panas tubuh
burung, yang jika terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan burung tersebut kehilangan
nafsu makan dan penggunaan cadangan makanan dalam tubuhnya.

Peristiwa yang sangat besar akibatnya terhadap kehidupan burung laut adalah peristiwa pecahnya
kapal tanki Torrey Canyon yang mengakibatkan matinya burung-burung laut sekitar 10.000 ekor
di sepanjang pantai dan sekitar 30.000 ekor lagi didapati tertutupi oleh genangan minyak ( Farb,
1980 ). Pembuangan air ballast di Alaska sekitar Pebruari-Maret 1970 telah pula mencemari
seribu mil jalur pantai dan diperkirakan paling sedikit 100 ribu ekor burung musnah (Siahaan,
1989 dalam Misran 2002). .

Menyadari akan besarnya bahaya pencemaran minyak di laut, maka timbullah upaya-upaya
untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya tersebut oleh negara-negara di dunia. Diakui
bahwa prosedur penanggulangan seperti: pemberitahuan bencana, evaluasi strategi
penanggulangan, partisipasi unsur terkait termasuk masyarakat, teknis penanggulangan,
komunikasi, koordinasi dan kesungguhan untuk melindungi laut dan keberpihakan kepada
kepentingan masyarakat menjadi poin utama dalam pencegahan dan penanggulangan
pencemaran minyak. Untuk melakukan hal tersebut, tiga hal yang dapat dijadikan landasan yaitu
aspek legalitas, aspek perlengkapan dan aspek koordinasi.

Sejak September 2003 Departemen Kelautan dan Perikanan memulai Gerakan Bersih pantai dan
Laut (GBPL). Gerakan ini bertujuan untuk mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk
mewujudkan laut yang biru dan pantai yang bersih pada lokasi yang telah mengalami
pencemaran. Dengan gerakan ini diharapkan bukan hanya didukung oleh pemerintah dan
masyarakat, namun juga didukung oleh para pengusaha minyak dan gas bumi yang beroperasi di
Indonesia.

Gudang Ilmu Arianto

Home
Menu 1

Drop Menu

Menu 2

Drop Menu 1

Beranda

Search her

Home Makalah pencemaran laut

Makalah pencemaran laut


Posted by Arianto Ub Posted on 18.36 with 9 comments

MAKALAH PENCEMARAN LAUT

Memenuhi tugas mata kuliah Pencemaran Laut yang dibimbing

oleh :

Bapak Dr. Ir. Guntur, MS.

Disusun oleh :

Nama : Arianto Choiron

NIM : 115080601111066

Kelas : I03
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Pencemaran Laut
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang pengetahuan mengenai pencemaran laut, sumber


pencmar,dampak pencemar dan langkah konkret untuk mengatasi dampak pencemaran
tersebut serta kebijakan-kebijakan untuk mengatasi perihal tersebut.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT. senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin

Malang, 21 April 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran Laut

2.2 Penyebab Pencemaran Laut

2.2.1 Pencemaran oleh minyak

2.2.2 Pencemaran oleh logam berat

2.2.3 Pencemaran oleh sampah

2.2.4 Pencemaran oleh pestisida

2.2.5 Pencemaran akibat proses Eutrofikasi

2.2.6 Pencemaran akibat peningkatan keasaman

2.2.7 Pencemaran akibat polusi kebisingan

2.3 Dampak pencemaran laut

2.3.1 Logam berat

2.3.2 Tumpahan minyak

2.3.3 Sampah

2.3.4 Pestisida

2.3.5 Eutrofikasi
2.3.6 Peningkatan keasaman

2.3.7 Polusi kebisingan

2.4 Pencegahan dan penanggulangan terjadinya pencemaran laut

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tumpahan minyak di laut

Gambar 2. Laut tercemar logam berat

Gambar 3. Pencemaran laut oleh sampah

Gambar 4. Pencemaran laut akibat pestisida

Gambar 5. Terumbu karang yang rusak


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, maka semua hasil
buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas manusia di daratan
seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa menimbulkan suatu akibat yang
membahayakan. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerkan dan kekuatan
mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka menjadi
tidak berbahaya. Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan makin
meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyak bahan-bahan yang bersifat
racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat dikontrol secara tepat.

Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana
buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat
penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung
polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam
air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke
dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang,
rumput laut dan lain-lain).

Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton.
Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai makanan.
Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton
lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton
sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores
(pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan karnivores
(pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan
predator sebagai tropik level tertinggi.

Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam
tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat
yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam insangnya setiap
saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan terakumulasi
terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air.
Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator
dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme
laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka
akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh
makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga
tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang
tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi.

Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat.
WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture
Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi
makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai
suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan
terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian.

Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani secara
sungguh-sungguh. Untuk itu, kita perlu mengetahui apa itu pencemaran laut, bagaimana
terjadinya pencemaran laut, serta apa yang solusi yang tepat untuk menangani pencemaran
laut tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan pencemaran laut?

b) Apa yang menjadi sumber dan bahan pencemaran laut?

c) Apa saja dampak dari pencemaran laut?

d) Apa saja kasus Pencemaran Laut yang pernah terjadi di Indonesia dan di dunia?

e) Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran laut dan kebijakan
untuk menangani perihal tersebut?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, untuk mengetahui semua informasi tentang
pencemaran laut mulai dari definisinya, sumber, serta bahan-bahan yang mencemari laut,
dampak pencemaran laut , cara penanggulangan dan kebijakan yang diterapkan untuk
mengatasi perihal pencemaran laut dan kasus-kasus pencemaran laut yang pernah terjadi di
Indonesia dan di dunia?
2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencemaran Laut

Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah


industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke
dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.

Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk
partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar
adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang
terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang
terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak
kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan
menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup
angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.

2.2 Penyebab Pencemaran Laut

2.2.1 Pencemaran oleh minyak


Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan
kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampirtidak bias dielakkan.Kapal
tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran
miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang
akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.

Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi :

a) Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967mengakibatkan 100.000 burung mati

b) Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975

c) Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978

Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh tumbuhan
yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut
yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk
membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan
mencemari diri sendiri. Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme
yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga
banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya
dalam waktu 1 atau 2 tahun.

Gambar 1. Tumpahan minyak di laut

2.2.2 Pencemaran oleh logam berat


Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau lebih
untuk setiap cm3, sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5 gram adalah logam ringan.

Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr),
seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering
menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab terjadinya
pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi
oleh limbah buangan industri dan pertambangan.

Jenis-Jenis Industri Pembuang Limbah yang Mengandung Logam Berat :

Kertas : Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn

Petro-chemical : Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn

Pengelantang : Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn

Pupuk : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn

Kilang minyak : Cd, Cr, Cu, Pb, Ni, Zn

Baja : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Sn, Zn

Logam bukan besi : Cr, Cu, Hg, Pb, Zn

Kendaraan bermotor : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Sn, Zn

Semen, keramik : Cr

Tekstil : Cr

Industri kulit : Cr
Pembangkit listrik tenaga uap : Cr, Zn

Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm 3 dan logam berat bersifat
tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di
dalam perairan. Logam berat yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh manusia,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Logam berat di dalam air dapat masuk secara
langsung ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung logam berat diminum,
sedangkan secara tidak langsung apabila memakan bahan makanan yang berasal dari air
tersebut. Di dalam tubuh manusia, logam berat juga dapat terakumulasi dan menimbulkan
berbagai bahaya terhadap kesehatan.

Gambar 2. Laut tercemar logam berat

A. Contoh kasus pencemaran akibat logam berat di Indonesia

Teluk Buyat, terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, adalah lokasi


pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu tambang) milik PT. Newmont
Minahasa Raya (NMR). Sejak tahun 1996, perusahaan asal Denver, AS, tersebut membuang
sebanyak 2.000 ton limbah tailing ke dasar perairan Teluk Buyat setiap harinya. Sejumlah ikan
ditemui memiliki benjolan semacam tumor dan mengandung cairan kental berwarna hitam dan
lendir berwarna kuning keemasan. Fenomena serupa ditemukan pula pada sejumlah penduduk
Buyat, dimana mereka memiliki benjol-benjol di leher, payudara, betis, pergelangan, pantat dan
kepala.

B. Contoh kasus pencemaran akibat logam berat di Jepang

Kasus minamata yang terjadi dari tahun 1953 sampai 1975 telah menyebabkan ribuan
orang meninggal dunia akibat pencemaran mercury di Teluk Minamata Jepang. Industri Kimia
Chisso menggunakan mercury khlorida (HgCl2) sebagai katalisator dalam memproduksi
acetaldehyde sintesis di mana setiap memproduksi satu ton acetaldehyde menghasilkan limbah
antara 30-100 gr mercury dalam bentuk methyl mercury (CH3Hg) yang dibuang ke laut Teluk
Minamata.
Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air
maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging
kerang-kerangan, crustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat
Minamata. Konsentrasi atau kandungan mercury dalam rambut beberapa pasien di rumah sakit
Minamata mencapai lebih 500 ppm. Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan laut
yang tercemar tersebut dalam jumlah banyak telah terserang penyakit syaraf, lumpuh,
kehilangan indera perasa dan bahkan banyak yang meninggal dunia.

2.2.3 Pencemaran oleh sampah


Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan
terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik, sebuah
komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II. Massa plastik di
lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.

Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa
liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun
termakan.

Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring
ini dikenal sebagai hantu jala sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong,
burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan,
menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke
permukaan untuk bernapas.

Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah
aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan
konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga
akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah yang tercemar yang
membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.

Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen
khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan
tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup di daerah tersebut. Pada keadaan yang paling
ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat
mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat
hidup disitu hanya dari golongan cacing saja. Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk
golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak
merupakan suatu masalah besar diperairan terbuka.

Gambar 3. Pencemaran laut oleh sampah

2.2.4 Pencemaran oleh pestisida


Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja
ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau
organism-organisme lain yang tidak diinginkan. Idealnya pestisida ini harus mempunyai
spesifikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh organism-organisme yang tidak dikehendaki
tanpa merusak hewan lainnya, tetapi pada kenyataannya pestisida bisa membunuh biota air
yang ada di laut.

Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia yang
disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini. Pestisida jenis ini termasuk golongan
yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan
dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu
sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan
membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak
dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organism yang hidup didaerah tersebut.

Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa


organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan
tubuhnya.

Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring
makanan di laut. Dalam jarring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta
penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai makanan termasuk
manusia.

Gambar 4. Pencemaran laut akibat pestisida

2.2.5 Pencemaran akibat proses Eutrofikasi


Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya
senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat
mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman
yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar
oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.
Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang
diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke
lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di muara.

The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan oksigen)
wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah
pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di
Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya alga merah (red tide) secara signifikan
yang membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada
manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah
pantai.

2.2.6 Pencemaran akibat peningkatan keasaman


Dewasa ini sangat banyak kegiatan manusia yang menyebabkan polusi udara, tanah
dan air, yang disebabkan oleh limbah pabrik, industri, asap kendaraan, dan banyak lagi. Salah
satu contoh adalah semakin banyak karbon dioksida memasuki atmosfer bumi, maka
karbondioksida yang kita hasilkan sehari-hari dapat menyebabkan hujan asam dan juga
meningkatkan kadar keasaman laut menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut
dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk
cangkang atau rangka. Perubahan iklim juga akan berdampak buruk pada ekosistem di lautan .
Jika air laut semakin memanas, maka akan terjadi peningkatan keasaman laut, dan terumbu
karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan keasaman ini .

Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang
seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke
atmosfer sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya
adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan
perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah
sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah barangkali terjadi, nemun perbedaannya
adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena
sebab alami

Gambar 5. Terumbu karang yang rusak


2.2.7 Pencemaran akibat polusi kebisingan
Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber
seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut.
Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara. Hewan laut, seperti paus, cenderung
memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi
akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan.
Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh
desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat).

Sumber suara di laut antara lain :

1. Sumber alami

Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam dua yaitu proses fisika serta
proses biologi. Proses fisika ini antara lain : aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi,
angin, gelombang. Sedangkan contoh dari aktivitas biologis misalnya suara dari mamalia laut
dan ikan.

2. Lalu lintas kapal

Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang


berpengaruh pada ekosistem laut dan umumnya berada pada batasan suara 1000Hz. Kapal-
kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan suara dengan
level 190 desibel atau sekitar 500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal yang lebih kecil biasanya
hanya menimbulkan gelombang suara sekitar160-170 desibel. Kapal-kapal ini menimbulkan
sejenis tembok virtual yang disebut white noise yang memiliki kebisingan konstan. White noise
dapat menghalangi komunikasi antara mamalia di laut sampai batas untuk area yang lebih kecil.
Selain kapal Tanker juga Kapal-kapal besar lainnya sejenis Cargo yang membawa petikemas
memiliki kebisingan yang cukup menimbulkan pencemaran suara di laut.

3. Eksplorasi dan Ekspoitasi Gas dan Minyak

Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak banyak menggunakan survei
seismik, pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari survei
seismik saat ini menggunakan airguns sebagai sumber suara, alat ini merupakan alat berisi
udara yang memproduksi sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan udara terkompresi ke
dalam kolom air. Metoda tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai dengan
255 desibel. Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat menimbulkan kerusakan
pendengaran akibat dari tekanan air yang ditimbulkan. Seperti layaknya penggunaan dinamit,
airguns juga berpengaruh terhadap pendengaran manusia secara langsung. Pulsa sinyal
akustik ini dapat menimbulkan konflik terhadap mamalia laut, seperti misalnya paus jenis
mysticete, sperm, dan beaked yang menggunakan frekuensi suara yang rendah.

Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan pengeboran minyak dimana dalam
operasionalnya setiap hari banyak menghasilkan suara serta menimbulkan kebisingan yang
beresiko bagi mamalia laut.

4. Penelitian Oseanografi dan Perikanan

Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic Thermography of Ocean


Climate (ATOC) dimana digunakan kanal suara untuk memperlihatkan rata-rata temperatur laut.
Sistem ini digunakan untuk penelitian mengenai faktor temperatur laut. Akibatnya terhadap
hewan-hewan di laut terbukti bahwa mereka bergerak menjauh (terutama Paus jenis tertentu)
namun selang beberapa saat mereka kembali untuk mencari makanan. Deruman dari Speaker
yang dipasang berkekuatan 220 desibel tepat di sumbernya, dan terdeteksi sampai dengan
11000 mil jauhnya.

Dari penyebab diatas terdapat juga penyebab lainnya yang tidak disebutkan di sini,
salah satunya adalah kegiatan perikanan para nelayan yang menggunakan peledak atau pukat
harimau yang tidak hanya menimbulkan polusi suara namun juga merusak secara langsung
ekosistem di laut itu sendiri.

5. Kegiatan militer

Ada beberapa aktivitas yang dilakukan militer yang menghasilkan sumber suara yang
menimbulkan kebisingan di laut. Salah satu contohnya yaitu aktivitas kapal naval milik US.Army
yang menggunakan sonar aktif ketika berlatih dan dalam aktivitas rutin. Angkatan Laut Amerika
(NAVY) pernah mengembangkan suatu sistem yang dinamakan Low Frequency Active Sonnars
(LFA) untuk keperluan militernya. Dalam penggunaannya, terbukti bahwa terdapat beberapa
efek negatif terhadap kehidupan dan perilaku mamalia di lautan. Terhadap ikan paus efek
tersebut ternyata mengganggu jalur migrasi dan untuk jenis ikan paus biru dan ikan paus sirip
adalah terhentinya proses komunikasi satu sama lain. Bahkan setelah melalui beberapa
penelitian, maka pengunaan LFA tersebut juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
Beberapa penyelam NAVY yang menerima transmisi dari sekitar 160 desibel akibat sistem
tersebut terbukti terkena gangguan seperti vertigo, gangguan terhadap gerakan tubuh serta
gangguan di daerah perut dan dada.

Bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang dihasilkan ini di sebutkan oleh Vonk
and Martin (1989), Simmonds and Lopez-Jurado (1991), Frantzis (1998) dan Frantzis and
Cebrian (1999) mereka menganggap bunyi keras yang ditimbulkan oleh aktifitas militer ini telah
menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di Pulau Canary dan Laut Ionia. Selain itu paus
jenis sperm mengalami perubahan kelakuan dalam vokalisasi dalam merespons sonar ini.

Pendamparan lainnya terjadi pada bulan maret 2000 di Bahama, 17 mamalia


laut( termasuk 2 spesies paus jenis beaked dan minke). Pendamparan ini terjadi akibat latihan
militer Amerika yang menggunakan sonar.

2.3 Dampak pencemaran laut

2.3.1 Logam berat


WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food
Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak
mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama
dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki
kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang
menyebabkan kematian.

Bahaya yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh Manusia : Barium
(Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang. Jangka panjang,
menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya sistem syaraf.

Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari udara
atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat beracun. Jangka panjang,
terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi

Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada jaringan
tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan kerusakan pada ginjal

Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka panjang,
menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran
Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka
panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan pada kelahiran.

Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit, mata
dan membran mukosa (mucus)

2.3.2 Tumpahan minyak


Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang
diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka
menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat
menyebabkan keracunan pada burung tersebut.

2.3.3 Sampah
Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak jarang
plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak dapat
dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini, sehingga menyumbat
saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain
berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah dilaut juga nerpengaruh terhadap
kesehatan manusia. Penyakit yang paling sederhana seperti gatal-gatal pada kulit setelah
bersentuhan dengan air laut, dll.

2.3.4 Pestisida
Pengaruh pestisida terhadap kehidupan organisme air :

Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat racun dan dapat mempengaruhi system
syaraf pusat.

Bahan aktifnya selain bisa membunuh organism perairan (ikan) juga dapat merubah tingkah
laku ikan dan menghambat perkembangan telur moluska dan juga ikan.

Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran terhadap racun
pestisida dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan bertulang sejati), dll.

2.3.5 Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah alga
dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis. Karena terlalu
banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah akan mengalami kematian secara massal,
serta terjadi kompetisi dalam mengonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada tempat
tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic
dan menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan di perairan tersebut.

2.3.6 Peningkatan keasaman


Selain menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, kehidupan laut terpengaruh
karena perubahan itu, khususnya hewan dan tumbuhan yang memiliki tulang karbonat kalsium
dan yang menjadi sumber makanan bagi penghuni laut lainnya. Satu miliar orang yang
bergantung pada ikan sebagai sumber utama penghasil protein akan terkena dampak dari
peningkatan keasama laut tersebut.

2.3.7 Polusi kebisingan


Gangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang dapat
berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang menjadikan
tidak terdeteksi oleh mamalia laut. Padahal seperti diketahui bahwa suara-suara biologi ini
penting seperti untuk mencari mangsa, navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk
manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.

2.4 Pencegahan dan penanggulangan terjadinya pencemaran laut

Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh


pemerintah dalam PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN
1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT :

a. Pencegahan terjadinya pencemaran laut

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran laut :

Tidak membuang sampah ke laut


Penggunaan pestisida secukupnya
Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut adalah puntung rokok.
Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar laut.
Kurangi penggunaan plastik
Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan memancing di laut.
Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.
Pendaurulangan sampah organik
Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman
air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah

b. Penanggulangan pencemaran laut :


Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu menetralisir
pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari ledakan ladang minyak.
Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat juga
ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon api-api (Avicennia
marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi.
Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran serta masyarakat

Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat pencemaran
laut diantaranya adalah :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi


kehidupan.
2. Menggalakkan kampanye untuk senantiasa menjaga dan melestarikan laut beserta isinya.
3. Tidak membuang sampah ke sungai yang bermuara ke laut.
4. Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat harimau, dan lain-lain
yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.
5.Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi pabrik yang akan mencemari
laut.

Konvensi Internasional yang menangani regulasi mengenai Pencemaran laut


berdasarkan catatan Rusmana (2012) adalah

A. United Nation Covention on the Law of the Sea 1982 (UNCLOS) Konvensi
Hukum Laut 1982 adalah merupakan puncak karya dari PBB tentang hukum laut, yang disetujui
di montego Bay, Jamaica tanggal 10 Desember 1982[9]. Konvensi Hukum Laut 1982 secara
lengkap mengatur perlindungan dan pelestarian lingkungan laut (protection and preservation of
the marine environment) yang terdapat dalam Pasal 192-237.

Pasal 192 berbunyi : yang menegaskan bahwa setiap Negara mempunyai kewajiban untuk
melindungi dan melestarikan lingkungan laut. Pasal 193 menggariskan prinsip penting dalam
pemanfaatan sumber daya di lingkungan laut, yaitu prinsip yang berbunyi : bahwa setiap
Negara mempunyai hak berdaulat untuk mengeksploitasi sumber daya alamnya sesuai dengan
kebijakan lingkungan mereka dan sesuai dengan kewajibannya untuk melindungi dan
melestarikan lingkungan laut.

Konvensi Hukum Laut 1982 meminta setiap Negara untuk melakukan upaya-upaya guna
mencegah (prevent), mengurangi (reduce), dan mengendalikan (control) pencemaran
lingkungan laut dari setiap sumber pencemaran, seperti pencemaran dari pembuangan limbah
berbahaya dan beracun yang berasal dari sumber daratan (land-based sources), dumping, dari
kapal, dari instalasi eksplorasi dan eksploitasi. Dalam berbagai upaya pencegahan,
pengurangan, dan pengendalian pencemaran lingkungan tersebut setiap Negara harus
melakukan kerja sama baik kerja sama regional maupun global sebagaimana yang diatur oleh
Pasal 197-201 Konvensi Hukum Laut 1982.

B. International Conventions on Civil Liability for Oil Pollution


Damage 1969 (Civil Liability Convention)

Konvensi Internasional Mengenai Pertanggungjawaban Perdata Terhadap


Pencemaran Minyak di Laut (International Convention on Civil Liability for Oil Pollution
Damage). CLC 1969 merupakan konvensi yang mengatur tentang ganti rugi pencemaran laut
oleh minyak karena kecelakaan kapal tanker. Konvensi ini berlaku untuk pencemaran
lingkungan laut di laut territorial Negara peserta. Dalam hal pertanggungjawaban ganti rugi
pencemaran lingkungan laut maka prinsip yang dipakai adalah prinsip tanggung jawab mutlak.

C. Convention on the Prevention of Marine Pollution by Dumping of


Wastes and Other Matter 1972 (London Dumping Convention)

London Dumping Convention merupakan Konvensi Internasional untuk mencegah


terjadinya Pembuangan (dumping), yang dimaksud adalah pembuangan limbah yang
berbahaya baik itu dari kapal laut, pesawat udara ataupun pabrik industri. Para Negara
konvensi berkewajiban untuk memperhatikan tindakan dumping tersebut. Dumping dapat
menyebabkan pencemaran laut yang mengakibatkan ancaman kesehatan bagi manusia,
merusak ekosistem dan mengganggu kenyamanan lintasan di laut.

Beberapa jenis limbah berbahaya yang mengandung zat terlarang diatur dalam London
Dumping Convention adalah air raksa, plastik, bahan sintetik, sisa residu minyak, bahan
campuran radio aktif dan lain-lain. Pengecualian dari tindakan dumping ini adalah apabila
ada foce majeur, yaitu dimana pada suatu keadaan terdapat hal yang membahayakan
kehidupan manusia atau keadaan yang dapat mengakibatkan keselamatan bagi kapal-kapal.

D. The International Covention on Oil Pollution Preparedness


Response And Cooperation 1990 (OPRC)

OPRC adalah sebuah konvensi kerjasama internasional menanggulangi pencemaran laut


dikarenakan tumpahan minyak dan bahan beracun yang berbahaya. Dari pengertian yang ada,
maka dapat kita simpulkan bahwa Konvensi ini dengan cepat memberikan bantuan ataupun
pertolongan bagi korban pencemaran laut tersebut, pertolongan tersebut dengan cara
penyediaan peralatan bantuan agar upaya pemulihan dan evakuasi korban dapat ditanggulangi
dengan segera.
E. International Convention for the Prevention of Pollution from Ships 1973 (Marine
Pollution)

Marpol 73/78 adalah konvensi internasional untuk pencegahan pencemaran dari


kapal,1973 sebagaimana diubah oleh protocol 1978. Marpol 73/78 dirancang dengan tujuan
untuk meminimalkan pencemaran laut , dan melestarikan lingkungan laut melalui penghapusan
pencemaran lengkap oleh minyak dan zat berbahaya lainya dan meminimalkan pembuangan
zat-zat tersebut tanpa disengaja.

International Convention for the Prevention of Pollution from Ships 1973 yang kemudian
disempurnakan dengan Protocol pada tahun 1978 dan konvensi ini dikenal dengan nama
MARPOL 1973/1978. MARPOL 1973/1978 memuat 6 (enam) Annexes yang berisi regulasi-
regulasi mengenai pencegahan polusi dari kapal terhadap :

a. Annex I : Prevention of pollution by oil ( 2 October 1983 )


Total hydrocarbons (oily waters, crude, bilge water, used oils, dll) yang diizinkan untuk
dibuang ke laut oleh sebuah kapal adalah tidak boleh melebihi 1/15000 dari total muatan kapal.
Sebagai tambahan, pembuangan limbah tidak boleh melebihi 60 liter setiap mil perjalanan kapal
dan dihitung setelah kapal berjarak lebih 50 mil dari tepi pantai terdekat. Register Kapal harus
memuat daftar jenis sampah yang dibawa/dihasilkan dan jumlah limbah minyak yang ada.
Register Kapal harus dilaporkan ke pejabat pelabuhan.

b. Annex II : Control of pollution by noxious liquid substances


( 6 April 1987 )
Aturan ini memuat sekitar 250 jenis barang yang tidak boleh dibuang ke laut, hanya dapat
disimpan dan selanjutnya diolah ketika sampai di pelabuhan. Pelarangan pembuangan limbah
dalam jarak 12 mil laut dari tepi pantai terdekat.
c. Annex III : Prevention of pollution by harmful substances in packaged form ( 1 July 1992
)
Aturan tambahan ini tidak dilaksanakan oleh semua negar yaitu aturan standar
pengemasan, pelabelan, metode penyimpanan dan dokumentasi atas limbah berbahaya yang
dihasilkan kapal ketika sedang berlayar
d. Annex IV : Prevention of pollution by sewage from ships
( 27 September 2003 )
Aturan ini khusus untuk faecal waters dan aturan kontaminasi yang dapat diterima pada
tingkatan (batasan) tertentu. Cairan pembunuh kuman (disinfektan) dapat dibuang ke laut
dengan jarak lebih dari 4 mil laut dari pantai terdekat. Air buangan yang tidak diolah dapat
dibuang ke laut dengan jarak lebih 12 mil laut dari pantai terdekat dengan syarat kapal berlayar
dengan kecepatan 4 knot.
e. Annex V : Prevention of pollution by garbage from ships ( 31 december 1988)
Aturan yang mengatur tentang melarang pembuangan sampah plastik ke laut.
f. Annex IV : Prevention of air pollution by ships
Aturan ini tidak dapat efektif dilaksanakan karena tidak cukupnya negara yang meratifiskasi
(menandatangani persetujuan.)
MARPOL 1973/1978 memuat peraturan untuk mencegah seminimum mungkin minyak
yang mencemari laut. Tetapi, kemudian pada tahun 1984 dilakukan beberapa modifikasi yang
menitik-beratkan pencegahan hanya pada kagiatan operasi kapal tangki pada Annex I dan yang
terutama adalah keharusan kapal untuk dilengkapai dengan Oily Water Separating Equipment
dan Oil Discharge Monitoring Systems.

3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan

a) Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri,
pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam
laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.
b) Penyebab pencemaran laut yaitu :
Pencemaran oleh minyak
Pencemaran oleh logam berat
Pencemaran oleh sampah
Pencemaran oleh pestisida
Pencemaran akibat proses Eutrofikasi
Pencemaran akibat peningkatan keasaman
Pencemaran akibat polusi kebisingan
c) Contoh kasus pencemaran akibat logam berat di Indonesia yaitu di Teluk Buyat, terletak di
Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, adalah lokasi pembuangan limbah tailing (lumpur sisa
penghancuran batu tambang) milik PT. Newmont Minahasa Raya (NMR).
d) Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh pemerintah
dalam PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999
TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT
e)

DAFTAR PUSTAKA
Ahmar, Hilal. 2013. Bahan-bahan Pencemaran Laut. http://majalah-
hilalahmarsolo.blogspot.com/2013/03/sehat-lingkungan-bahan-bahan-pencemar.html. diakses
pada 20 April 2013, pukul 3.00 WIB.

GESAMP, 1978. Report and Studies. Joint Group of Experts on the Scientific Aspec of Marine Pollution.
IMCO/I-AO/UNESCO-WHO/IAEA/UN/UNDP/10.

Massa. 2011. Sumber-sumber pencemaran di laut.


http://massal2003.wordpress.com/2011/10/22/sumber-sumber-pencemaran-laut-sources-of-
marine-pollution/. diakses pada 24 April 2013. Pada pukul 3.03 WIB.

Nurul, Agus K. 2013. Dampak Pencemaran Laut. http://agusnurul.blogspot.com/2011/02/marine-


pollution-pencemaran-laut-tugas.html. pada tanggal 24 April 2013, pukul 3.47 WIB

Rahim S.W., 1998. Kajian Distribusi Cemaran Minyak di Sekitar Pelabuhan Pertamina Ujung
Pandang. Skripsi Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Romimohtarto, 1991. Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia,Jakarta.

Saparinto, C., 2002. Rabuk Kimia Atasi Cemaran Minyak di Laut.http://www.suaramerdeka.com, (15
januari 2005).

Sloan, N. A., 1993. Effect of Oil on Marine Resources : Worldwide Literature Review Relevent
to Indonesia. Environmental Management Development in Indonesia Project (EMDI). EMDI
Report, 32. Jakarta dan Halifax Dallhouse University.

Suwito, Vivien Anjadi. 2013. Sumber-sumber pencemaran di laut.


http://vivienanjadi.blogspot.com/2012/02/pencemaran-pesisir-dan-laut.html. diakses pada 24
April 2013, pada pukul 3.38 WIB.

9 komentar:

1.
11 Manfaat Laut Bagi Kehidupan Manusia
Sponsors Link

Mengenal Laut

Tahukah anda jika sebagian besar wilayah dari Bumi kita tercinta merupakan wilayah perairan?
Ya, laut memenuhi sebagian besar dari permukaan bumi. Tidak kurang dari 71 persen permukaan
bumi merupakan perairan. Bahkan sekitar 80 persen kehidupan di bumi ada di bawah permukaan
laut. Aneh memang bumi kita yang sebagian besar wilayahnya merupakan laut ini disebut planet
bumi bukan planet laut.

Istilah laut mengacu pada badan air asin yang


menutupi sebagian besar dari permukaan bumi. Tanpa adanya laut yang melingkupi sebagian
besar bumi kita, kehidupan di bumi akan sangat mustahil keberadaannya. Di Indonesia sendiri
memiliki wilayah laut yang sangat luas. Bahkan Indonesia pun dijuluki sebagai negara maritime
karena wilayah lautnya yang lebih luas dibandingkan wilayah darat. Laut Indonesia pun menjadi
sumber tumpuan hidup bagi banyak masyarakat Indonesia.

Dan tahukah anda jika kehidupan di bumi berawal dari laut? Sebagai contoh, melalui proses
tertentu, berbagai partikel dari laut yaitu asam amino meleleh secara bersamaan yang merupakan
proses awal pembentukan bebatuan yang menyusun bumi kita hingga sekarang ini. Percaya atau
tidak, asam amino merupakan unsur yang sampai saat ini dapat kita temukan baik pada hewan,
tumbuhan hingga kita, manusia.

Fakta tentang Laut

Laut yang wilayahnya jauh lebih luas dibandingkan wilayah daratan terkadang menjadi
kekhawatiran tersendiri bagi bagi para ahli maupun bagi kita masyarakat awan. Apalagi saat ini
fenomena pemanasan global semakin parah dan berdampak meningkatkan tinggi permukaan air
laut. Yuk cari tahu fakta apa saja mengenai laut yang mungkin belum kita ketahui.
Luas permukaan laut secara keseluruhan adalah 361 juta kilometer persegi.

Rata rata dari kedalaman laut secara keseluruhan adalah 3.720 meter atau
sekitar 12.200 kaki.

Volume laut secara keseluruhan adalah sekitar 1,347 milyar kilometer kubik.

Titik terdalam yang ada di dalam laut adalah 11.033 meter atau sekitar
36.198 kaki yang berada Mariana Trench, Samudra Pasifik bagian barat.

Gunung laut tertinggi adalah Mauna Kea di Hawaii dengan tinggi menjulang
di bawah permukaan laut yaitu 10.203 meter atau 33.474 kaki, sedangkan
bagian gunung yang menjulang di atas permukaan laut yakni 4.170 meter
atau 13.680 kaki.

Lebih dari 90 persen kehidupan di dalam laut terdapat di dalam wilayah


palung laut.

Hanya kurang dari 10 persen wilayah laut yang sudah terjamah oleh
manusia.

Gunung tertinggi di dunia yaitu Gunung Everest kalah tinggi dari titik
terdalam di dalam lautan.

Pegunungan terpanjang di dunia terdapat di dalam laut dengan panjang


mencapai 40.000 mil.

Monterey Bay Submarine Canyon di dalam laut jauh lebih dalam dan lebih
luas dibandingkan Grand Canyon di Amerika.

Es berasal dari Antartika yang meleleh dan mencair setiap tahunnya memiliki
luas hampir dua kali lebih besar dari wilayah Amerika Serikat.

Suhu rata rata air laut adalah sekitar 2 derajat Celsius.

Tekanan air di dalam titik terdalam lautan setara dengan satu orang
mengangkat sekitar lima puluh jet berukuran jumbo.

Di dalam dunia bawah laut memiliki hampir lebih dari 20 juta ton emas.

Warna biru yang ditampilkan permukaan lautan disebabkan oleh fitoplankton.

Sekali menelan air laut berarti menelan bakteri dalam jumlah jutaan, seratus
ribuan fitoplankton dan juga sepuluh ribuan zooplankton.

Migrasi hewan terbesar terjadi di lautan yakni migrasi yang dilakukan oleh
paus abu abu dengan wilayah migrasi sekitar 10 ribu mil setiap tahunnya.
Manfaat Laut Bagi Kehidupan Manusia

Sangat menarik memang mengetahui berbagai fakta unik yang dapat kita temukan di dalam laut.
Adanya laut merupakan satu faktor yang sangat penting yang memungkinkan terjadinya
kehidupan di muka bumi. Laut, juga memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia.
Bahkan kita sering mendengar lagu dengan lirik, nenek moyangku seorang pelaut Hal ini
mengindikasikan betapa laut sudah menjadi tumpuan hidup dan juga sumber daya alam bagi
manusia bahkan sejak dahulu kala. Untuk lebih lengkapnya, di bawah ini akan dijelaskan
berbagai manfaat dari keberadaan laut di bumi:

1. Laut Menyerap Karbon Dioksida

Alasan mengapa laut sangat penting bagi kehidupan di bumi salah satunya adalah karena dengan
adanya laut memungkinkan terserapnya sekitar 30 hingga 50 persen karbon dioksida dari hasil
pembakaran. Karbon dioksida sendiri dihasilkan oleh bahan bakar fosil yang digunakan sebagai
sumber energi bagi industri bahkan bagi kendaraan seperti sepeda motor. Namun seiring
meningkatnya suhu permukaan laut, berpengaruh pula pada plankton sebagai penyerap karbon
dioksida.

2. Sumber Kehidupan Nelayan

Laut adalah penyedia sumber protein tersebar di dunia. Setiap tahunnya, ada sekitar 70 hingga 75
juta ton ikan yang ditangkap oleh para nelayan di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 29 persen
di antara adalah untuk konsumsi manusia. Saat ini, sudah terjadi penangkapan ikan yang semakin
tidak terkendali sehingga mengakibatkan langkanya beberapa jenis ikan seperti tuna dan salmon.

3. Jalur Transportasi

Selain darat dan udara, jalur laut adalah salah satu jalur alternative lainnya untuk membantu
mobilisasi masyarakat. Bahkan di Indonesia yang tidak lain adalah negara kepulauan yang
dipisahkan oleh lautan lautan, menggunakan jalur transportasi laut sangat membantu.

4. Untuk Tempat Rekreasi

Laut dapat menjadi salah satu alternative tempat untuk rekreasi. Pemandangan di laut yang
didominasi warna biru dengan angina semilir bisa menjadi solusi terbaik untuk menghilangkan
penat dari aktifitas keseharian. Apalagi kita di Indonesia, banyak sekali wilayah laut Indonesia
yang banyak dijadikan sebagai spot favorit untuk diving atau sekedar snorkeling atau bersantai.
Bahkan banyak sekali spot laut Indonesia yang sering dikunjungi oleh turis mancanegara.

5. Menjadi Sumber Bahan Makanan Sehat


Selain menjadi sumber protein terbesar di dunia, laut juga memiliki berbagai bahan pangan
lainnya. Laut menjadi tempat hidup tanaman seperti rumput laut, kerang, ikan dan masih banyak
hewan maupun tumbuhan di dalam laut lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan
yang lezat dan kaya nutrisi.

6. Laut Sebagai Pengendali Iklim Dunia

Alasan lainnya mengapa laut memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan di bumi adalah
laut menjadi pengendali bagi iklim di dunia. Adanya laut memungkinkan suhu bumi tidak terlalu
dingin juga tidak terlau panas bagi kehidupan berbagai jenis mahluk hidup di bumi. Laut
berperan penghantar suhu panas dari daerah katulistiwa menuju wilayah yang lebih dingin yakni
wilayah kutub. Sehingga pada daerah katulistiwa yang beriklim tropis tidak terlalu panas, dan
pada wilayah kutub yang beriklim dingin tidak terlalu dingin yang artinya masih memungkinkan
bagi mahluk hidup untuk tinggal di wilayah tersebut.

7. Objek untuk penelitan

Ada berbagai biota yang hidup dan berkembang di laut. Hal tersebut juga lah yang pastinya
mengundang keingintahuan dari berbagai pihak. Tak jarang, laut juga digunakan sebagai objek
riset sebuah penelitian. Selain biota laut, hal lainnya yang biasa diteliti adalah aliran air, ombak,
hingga tingkat salinitas air laut.

8. Sebagai Sumber Mineral

Laut adalah penyedia atau sumber mineral terbesar di dunia. Beragam jenis mineral terkandung
di dalam laut. Bahkan salah satu mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia yaitu
iodium, dapat didapat dari laut. Garam adalah produk dari air laut yang dapat menjadi sumber
iodium bagi manusia. Kekurangan iodium dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

9. Sumber Minyak Bumi

Banyak perusahaan minyak yang membangun kilang minyak di lautan lepas. Ini karena di dalam
laut terdapat banyak sumber minyak bumi, maupun gas alam yang sangat berguna bagi
kehidupan dan kemaslahatan umat manusia. Para ahli juga memperkirakan jika kandungan
minyak bumi dan gas alam di bawah laut jauh lebih besar dibandingkan yang ada di daratan.

10.Sumber Air Tawar yang Melimpah

sponsored links
Tahukah anda jika air laut bisa menjadi air minum? Ya, air laut bisa kita konsumsi sebagai air
minum asalkan terlebih dahulu melalui proses yang dinamakan proses desalinasi. Bahkan, proses
desalinasi ini sudah banyak dipraktekan oleh berbagai negara di dunia, khusunya negara negara
yang memiliki sedikit sumber air tawar.
11.Sumber Pembangkit Listrik

Secara alami laut mengalami pergerakan. Hal tersebut terjadi setiap harinya, pergerakan air laut
yang kita ketahui yakni ombak maupun pergerakan pasang surut air laut dapat dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik yakni dengan cara memanfaatkan pergerakan air laut tersebut sebagai
penggerak turbin.

Berbagai Cara untuk Menjaga Kelestarian Laut


Seiring perkembangan dan kemajuan jaman, laut pun semakin kotor dan semakin terekploitasi.
Dampaknya sudah dapat kita rasakan mulai dari perubahan suhu, naiknya permukaan laut hingga
semakin langkanya biota laut yang biasa kita manfaat sebagai sumber kehidupan kita. Menjaga
laut tetap lestari merupakan hal yang sangat penting. Selain sebagai tempat hidup berbagai jenis
ikan maupun karang, laut juga adalah yang memungkinkan adanya kehidupan di muka bumi.
Tentu tidak terbayang bagaimana jadinya jika laut sudah mengalami kerusakan total.

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membantu menjaga kelestarian laut. Satu hal yang
terpenting, anda dapat memulainya dari diri anda sendiri. Berikut untuk lebih jelasnya:

Kurangi penggunaan energi

Dari hal kecil, ternyata bisa membantu kelestarian laut. Anda bahkan bisa melakukannya setiap
hari. Contohnya, lebih memilih untuk berjalan kaki jika menuju tempat tempat yang tidak
terlalu jauh. Menghindari penggunaan kendaraan bermotor bisa menjadi salah satu ciri bahwa
anda termasuk orang yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Untuk penerangan di
rumah, usahakan menggunakan lampu hemat energi, dan perbanyak jendela. Sering seringlah
menggunakan tangga dari pada lift. Hal hal tersebut memang terkesan sepele, namun akan
terasa manfaatnya jika setiap orang sadar akan pentingnya laut bagi kehidupan.

Menurunkan konsumsi makanan laut

Bagi penyuka makanan laut atau seafood, harap diingat jika semakin sering ikan ditangkap maka
akan semakin menyusut pula populasi ikan. Sehingga, bijak bijaklah dalam mengkonsumsi
produk seafood, sehingga membantu pula menurunkan permintaan terhadap produk laut tersebut.
Ini berarti kita sudah membantu menjaga populasi biota laut yang dijadikan produk makanan
agar tidak mengalami kepunahan.

Kurangi pemakaian produk berbahan plastik

Plastik banyak ditemukan di lautan sebagai sampai yang mengapung. Selain mengotori laut,
plastik juga dapat memiliki andil dalam perusakan ekosistem laut.

Membantu merawat kebersihan laut dan pantai


Bagaimana pun juga kebersihan dan kelestarian laut dan pantai menjadi tanggung jawab kita
semua. Jika kita sehabis bermain di pantai, pastikan tidak meninggalkan sampah yang dapat
mengotori pantai. Jika berekreasi di laut seperti dengan melakukan diving atau snorkeling,
jangan memindahkan apalagi mengambil koral, karang atau apa pun yang menjadi bagian dari
ekosistem laut.

Masih banyak hal lainnya yang bisa anda lakukan untuk berkontribusi bagi kelestarian laut. Ikut
serta dalam sebuah komunitas pecinta laut juga bisa menjadi hal yang bagus guna membantu
mempertahankan keindahan, keasrian, kebersihan dan kelestarian laut yang memiliki peran
penting tidak hanya bagi kehidupan manusia, melainkan juga bagi kehidupan biota laut, dan
bumi secara keseluruhan.

Kelangkaan
1. Pengertian kelangkaan
Kelangkaan adalah kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk
memuaskan semua kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi karena jumlah
kebutuhan lebih banyak dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kelangkaan bukan
berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan.
Masalah kelangkaan merupakan masalah bagaimana seseorang dapat memenuhi
kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam dengan alat pemuas yang terbatas. Dalam
menghadapi masalah kelangkaan, ilmu ekonomi berperan penting karena masal ekonomi
yang sebenarnya adalah bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara keinginan yang
tidak terbatas dan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Apabila suatu sumber daya dapat
digunakan untuk menghasilkan suatu alat pemuas kebutuhan dalam jumlah tidak terbatas.
2. Manfaat dari adanya laut

Indonesia adalah sebuah negara maritim terbesar


dunia. Lebih dari 70 persen luas wilayahnya terdiri dari lautan yang membentang dari
ujung utara Pulau Sumatera sampai ke ujung selatan Irian Jaya,karena semua wilayah
daratannya merupakan gugusan pulau-pulau yang membentang antara Benua Asia dan
Benua Australia.

Semua wilayah Indonesia berada di sekitar garis khatulistiwa tersebut.Sekarang tinggal


bagaimana upaya bangsa Indonesia dalam mengelola segala potensi sumberdaya laut
yang sangat luar biasa besar tersebut untuk kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia,
serta kelestarian lingkungan hidup demi masa depan anak cucu bangsa Indonesia.

Sekurang-kurangnya ada 5 manfaat besar dari laut bagi bangsa dan rakyat Indonesia
yaitu:

1. Sarana Transportasi
Laut bagi bangsa Indonesia bukanlah sebagai pemisah melainkan sebagai pemersatu
bangsa melalui jalur komunikasi dan transportasi termurah. Melalui jalur lautlah sebagian
terbesar dari keperluan bangsa Indonesi diangkut. Karena itu laut benar-benar berfungsi
sebagai peersatu bangsa Indonesia.

2. Sumber Pangan
Laut Indonesia juga berfungsi sebagai sumber pangan, terutama protein hewani dalam
bentuk ikan dan hasil laut lainnya. bangsa Indoensia mampu mengekspor ikan dan hasil
laut ke mancanegara.
Indonesia juga berhasil dalam mengembangkan usaha budaya perikanan, baik untuk
memenuhi keperluan dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor.
3. Pertambangan
Laut juga termasuk wilayah pertambangan yang sangat potensial bagi banga Indonesia.
Salah satu hasil tambang terpenting yang dihasilkan dari laut Indonesia adalah minyak
dan gas bumi yang sudah diekspor ke mancanegara. Sungguh banyak hasil tambang yang
dapat digali dari laut yang mendatangkan manfaat besar bagi kesejahteraan rakyat
Indonesia.
Hanya saja dalam penambangan memang harus dipertimbangkan benar agar tidak
merusak lingkungan biota laut serta terumbu karang yang banyak terdapat di peraian laut
Indonesia.

4. Rekreasi dan Pariwisata


Sebagai sebuah negara tropis, panorama alam laut Indonesia sangat luar biasa memiliki
keragaman yang dapat dijadikan sebagai pusat wisata bahari. Di kawasan Indonesia
bagian timur sangat terkenal daerah Bunaken di Sulawesi Utara dan Wakatobi di
Sulawesi Tenggara. Untuk Indonesia bagian barat, keindahan alam laut yang terkenal
adalah di bagian pantai barat Sumatera dan selatan Jawa. Termasuk juga di daerah
Kepulauan Natuna, yang memiliki keindahan alam laut dan pantai yang sangat luar biasa.
Pada saat sekarang sedang dikembangkan pula bono Kuala Kampar yang ternyata sudah
menjadi daya tarik yang sangat luar biasa bagi peselancar dunia.
5. Bahan Baku Obat-obatan
Laut juga sangat terkenal dengan kekayaan alami nabati maupun hewani yang dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan (herbal). Ekstrak dari berbagai
jenis tanaman maupun hewan itu sangat bermanaat bagi tubuh manusia, baik untuk
mengobati maupun untuk mencegah berbagai macam penyakit. Salah atu contoh
sederhana sekarang yang sedang dikembangkan adalah eskrak albumin dari ikan gabus
yang dapat dipakai untuk mempercepat proses penyembuhan orang-orang yang
memerlukan operasi ringan maupun berat. Air laut dalam juga sekarang sudah populer
digunakan sebagai air meneral yang dapat menyegarkan tubuh manusia.

1.1 Latar Belakang

3. Laut merupakan sesuatu yang langka


Laut akan menjadi sesuatu yang langka apabila isi dari laut tersebut selalu disalah
gunakan oleh masyarakat. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan panjang garis
pantai lebih dari 95.000 km dan juga memiliki lebih dari 17.504 pulau. Keanekaragaman
sumberdaya perairan Indonesia meliputi sumberdaya ikan maupun sumberdaya terumbu
karang. Terumbu karang yang dimiliki Indonesia luasnya sekitar 7000 km 2 dan memiliki
lebih dari 480 jenis karang yang telah berhasil dideskripsikan. Kekayaan sumberdaya
hayati perairan Indonesia yang tinggi akan sangat bermanfaat jika dilakukan pemanfaatan
secara optimal dan
bertanggung jawab. Penangkapan ikan yang dilakukan adalah proses pemanfaatan
sumberdaya perikanan yang bersifat ekonomis dari perairan secara bertanggung jawab.
Tata laksana ini menjadi asas dan standar internasional mengenai pola perilaku bagi
praktek penangkapan yang bertanggung jawab dalam pengusahaan sumberdaya perikanan
dengan maksud untuk menjamin terlaksananya aspek konservasi, pengelolaan dan
pengembangan efektif sumberdaya hayati akuatik berkenaan dengan pelestarian.
Proses pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia khususnya untuk ikan-ikan
karang saat ini banyak yang tidak sesuai dengan Code of Conduct for Responsible
Fisheries. Hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya kebutuhan dan permintaan
pasar untuk ikan-ikan karang serta persaingan yang semakin meningkat. Keadaan
tersebut menyebabkan nelayan melakukan kegiatan eksploitasi terhadap ikan-ikan karang
secara besar-besaran dengan menggunakan berbagai cara yang tidak sesuai dengan kode
etik perikanan yang bertanggung jawab. Cara yang umumnya digunakan oleh nelayan
adalah melakukan illegal fishing yakni pemboman, pembiusan, serta penggunaan alat
tangkap trawl.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Ekosistem Laut


1. Kegiatan penangkapan dengan menggunakan bahan beracun
Selain penggunaan bahan peledak di dalam penangkapan ikan di daerah karang,
kegiatan yang marak dilakukan oleh nelayan adalah dengan menggunakan obat bius atau
bahan beracun lainnya. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap
ikan hias dan hidup memicu nelayan untuk melakukan kegiatan penangkapan yang
merusak dengan menggunakan racun sianida. Kegiatan ini umum dilakukan oleh nelayan
untuk memperoleh ikan hidup.
Hasil yang diperoleh dengan cara ini memang merupakan ikan yang masih hidup.
Akan tetapi penggunaannya pada daerah karang memberikan dampak yang sangat besar
bagi terumbu karang. Selain itu penangkapan dengan cara ini dapat menyebabkan
kepunahan jenis-jenis ikan karang tertentu. Di samping mematikan ikan-ikan yang ada,
sisa racun dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan terumbu karang, yang
ditandai dengan perubahan warna karang yang berwarna warni menjadi putih yang lama
kelamaan karang menjadi mati.
2. Penambangan karang dengan atau tanpa bahan peledak Perusakan habitat dan kematian
masal hewan terumbu karang
3. Pembuangan limbah panas Meningkatnya suhu air 5-10 oC di atas suhu, dapat mematikan
karang dan biota lainnya
4. Pengundulan hutan di lahan atas Sedimen hasil erosi dapat mencapai terumbu karang di
sekitar muara sungai, sehingga mengakibatkan kekeruhan yang menghambat difusi
oksigen ke dalam polib.

5. Pengerukan di sekitar terumbu karang Meningkatnya kekeruhan yang mengganggu


pertumbuhan karang.
1. Upaya-Upaya Dalam Menanggulangi Kerusakan Laut
Dewasa ini sumberdaya alam dan lingkungan telah menjadi barang langka akibat
tingkat ekstraksi yang berlebihan over-exploitation dan kurang memperhatikan aspek
keberlanjutan. Padahal secara ekonomi dapat meningkatkan nilai jual, namun di sisi lain
juga bias menimbulkan ancaman kerugian ekologi yang jauh lebih besar, seperti
hilangnya lahan, langkanya air bersih, banjir, longsor, dan sebagainya. Kegagalan
pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam) dan lingkungan hidup ditengarai akibat adanya
tiga kegagalan dasar dari komponen perangkat dan pelaku pengelolaan. Kegagalan
kebijakan lag of policy terindikasi terjadi akibat adanya kesalahan justifikasi para policy
maker dalam menentukan kebijakan dengan ragam pasal-pasal yang berkaitan erat
dengan keberadaan SDA dan lingkungan. Contoh menarik adalah kebijakan
penambangan pasir laut. Di satu sisi, kebijakan tersebut dibuat untuk membantu
menciptakan peluang investasi terlebih pasarnya sudah jelas. Namun di sisi lain telah
menimbulkan dampak yang cukup signifikan dan sangat dirasakan langsung oleh nelayan
dan pembudidaya ikan di sekitar kegiatan. Bahkan secara tidak langsung dapat dirasakan
oleh masyarakat di daerah lain. Misalnya terjadi gerusan/abrasi pantai, karena
karakteristik wilayah pesisir yang bersifat dinamis. Kedua adanya kegagalan masyarakat
lag of community sebagai bagian dari kegagalan pelaku pengelolaan lokal akibat adanya
beberapa persoalan mendasar yang menjadi keterbatasan masyarakat. Kegagalan
masyarakat lag of community terjadi akibat kurangnya kemampuan masyarakat untuk
dapat menyelesaikan persoalan lingkungan secara sepihak, disamping kurangnya
kapasitas dan kapabilitas masyarakat untuk memberikan pressure kepada pihak-pihak
yang berkepentingan dan berkewajiban mengelola dan melindungi lingkungan.
Ketidakberdayaan masyarakat tersebut semakin memperburuk bargaining position
masyarakat sebagai pengelola lokal dan pemanfaat SDA dan lingkungan. Misalnya saja,
kegagalan masyarakat melakukan penanggulangan masalah pencemaran yang
diakibatkan oleh kurang perdulinya publik swasta untuk melakukan internalisasi
eksternalitas dari kegiatan usahanya. Contohnya banyak pabrik-pabrik yang membuang
limbah yang tidak diinternalisasi ke daerah aliran sungai yang pasti akan terbuang ke laut
atau kebocoran pipa pembuangan residu dari proses ekstrasi minyak yang tersembunyi,
dan sebagainya. Ketiga adanya kegagalan pemerintah lag of government sebagai bagian
kegagalan pelaku pengelolaan regional yang diakibatkan oleh kurangnya perhatian
pemerintah dalam menanggapi persoalan lingkungan. Kegagalan pemerintah terjadi
akibat kurangnya kepedulian pemerintah untuk mencari alternatif pemecahan persoalan
lingkungan yang dihadapi secara menyeluruh dengan melibatkan segenap komponen
terkait stakeholders. Dalam hal ini, seringkali pemerintah melakukan penanggulangan
permasalahan lingkungan yang ada secara parsial dan kurang terkoordinasi. Dampaknya,
proses penciptaan co-existence antar variabel lingkungan yang menuju keharmonisan dan
keberlanjutan antar variabel menjadi terabaikan. Misalnya saja, solusi pembuatan
tanggul-tanggul penahan abrasi yang dilakukan di beberapa daerah Pantai Utara (Pantura)
Jawa, secara jangka pendek mungkin dapat menanggulangi permasalahan yang ada,
namun secara jangka panjang persoalan lain yang mungkin sama atau juga mungkin lebih
besar akan terjadi di daerah lain karena karakteristik wilayah pesisir dan laut yang
bersifat dinamis.

Dalam menanggulangi permasalahan illegal fishing (penangkapan ikan dengan


menggunakan alat tangkap yang ilegal) yang ada sehingga tidak berkelanjutan dan
menyebabkan kerusakan yang berdampak besar maka diperlukan solusi yang tepat untuk
menekan terjadinya kegiatan tersebut seperti:
1. Peningkatan kesadaran masyarakat nelayan akan bahaya yang ditimbulkan dari illegal
fishing (penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap yang ilegal).
2. Peningkatan pemahaman dan pengetahuan nelayan tentang illegal fishing.
3. Melakukan rehabilitasi terumbu karang.
4. Membuat alternatif habitat karang sebagai habitat ikan sehingga daerah karang alami
tidak rusak akibat penangkapan ikan.
5. Mencari akar penyebab dari masing-masing masalah yang timbul dan mencarikan solusi
yang tepat untuk mengatasinya.
6. Melakukan penegakan hukum mengenai perikanan
khususnya dalam hal pemanfaatan yang bertanggung jawab
7. Meningkatkan pengawasan dengan membuat badabn khusus yang menangani dan
bertanggung jawab terhadap kegiatan illegal fishing.
Selain itu, upaya yang dilakukan dalam menanggulangi penangkapan ikan yang secara
ilegal adalah peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat nelayan mengenai
illegal. Peningkatan kesadaran ini dapat dilakukan dengan dilakukannya penyuluhan ke
wilayah nelayan, dan pendidikan dari kecil di sekolah daerah pesisir. Agar betul-betul
bisa langsung menyerang akar permasalahan dan menanamkan kesadaran sejak awal
untuk menjaga terumbu karang. Tapi penyuluhan itu tidak akan dapat bertahan lama jika
akar dari semua masalah itu tidak segera di selesaikan yaitu faktor kemiskinan.

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

Anda mungkin juga menyukai