Anda di halaman 1dari 14

NAMA MK : KESEHATAN REPRODUKSI

DOSEN PENGAMPU : Dr. EEN KURNAESIH, SKM, M.Kes

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


REPRODUKSI

KELOMPOK 3 :

1. LUTHFIYAH SYAM
2. ROSDIANA
3. RISA
4. NOFIRA KAMARULLAH
5. YULIA SOAMOLE
6. SUKMAWATI HI.ALI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2017

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat allah swt.,

atas berkat rahmat, taufik dan hidayahnya. Sehingga makalah

kami ini dapat terselesaikan dengan hasil yang tertuang dalam

tulisan ini. Makalah kami ini bertema Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini

masih terdapat banyak kekurangan sehingga jika kita

mememukan kelebihannya maka sesungguhnya kelebihan itu

adalah rahmat dari allah swt.


Penulis menyadari pula bahwa, penulis tidak akan mampu

menyelesaikan makalah ini tanpa sumbangsi dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis menghanturkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat

terselesaikan.

Akhirnya hanya kepada allah swt., penulis memohon ridha

dan magfirahnya semoga segala dukungan serta bantuan semua

pihak mendapat pahala yang berlipat ganda disisi allah swt.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita bersama.

Makassar, 3 April 2017

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Kata

Pengantar ......................................................................................

...................i

Daftar

Isi ...................................................................................................

..............ii

BAB I

Pendahuluan ..............................................................................

.........................1

A. Latar

Belakang...........................................................................

............1
B. Rumusan

Masalah............................................................................

......1
C. Tujuan...............................................................................

.....................1

BAB II

Pembahasan ...............................................................................

.........................2

A. Menjelaskan Pengertian Kesehatan Reproduksi...2


B. Menjelaskan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan

Reproduksi....2

BAB III

Penutup ......................................................................................

.......................10

A. Kesimpulan......................................................................

....................10
B. Saran...............................................................................

.....................10

Daftar

Pustaka...........................................................................................

.............11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dalam ruang lingkup kesehatan, yang disebut dengan kesehatan

reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh

(tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam semua hal yang

berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.


Ruang lingkup kesehatan reproduksi yaitu kesehatan reproduksi pada

bayi baru lahir, kesehatan reproduksi pada remaja, kesehatan reproduksi pada

usia subur, dan kesehatan reproduksi pada usia lanjut.


Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan dimana manusia dapat

menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan

proses reproduksinya secara sehat dan aman.


Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi bebas penyakit atau

bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural

yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki

remaja.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi ?

2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan reproduksi.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

reproduksi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi

1. Kesehatan reproduksi adalah segala aspek kesehatan yang berhubungan

dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya yang berada dalam

keadaan sempurna baik secara fisik, mental, dan social dan bukan semata-

mata terbebas dari penyakit atau kecacatan.


2. Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental

dan sosial yang utuh, bukan hnya bebas dari penyakit atau kecacatan

dalam segala aspek yang berhubungan denga sistem reproduksi, fungsi

serta prosesnya.
3. Kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di kairo adalah keadaan

sempurna fisik, mental dan kesejatraan social dan tidak semata-mata

ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan

dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses.


B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi
1. Faktor genetik
Merupakan modal utama atau dasar factor bawaan yang normal,

contoh : jenis kelamin, suku, bangsa.


2. Faktor lingkungan
Komponen biologis, misalnya organ tubuh, gizi perawatan,

kebersihan lingkungan, pendidikian, social budaya, tradisi, adat, ekonomi,

polotik.

3. Faktor prilaku
Kedadan prilaku akan mempengaruhi tumbuh kembang anak

prilaku yang tertanan pada masa anak akan terbawa pada masa

selanjutnya.
4. Kebersihan organ-organ genital

Kesehatan reproduksi remaja ditentukan dengan bagaimana remaja

tersebut dalam merawat dan menjaga kebersihan alat-alat genitalnya. Bila

alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan itu

memudahkan pertumbuhan jamur. Remaja perempuan lebih mudah

terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat genitalnya

karena organ vagina yang letaknya dekat dengan anus.


5. Akses Terhadap Pendidikan Kesehatan

Remaja perlu mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan

reproduksi sehingga remaja mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan

dan hal-hal yang seharusnya dihindari. Remaja mempunyai hak untuk

mendapatkan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi dan

informasi tersebut harus berasal dari sumber yang terpercaya. Agar remaja

mendapatkan informasi yang tepat, kesehatan reproduksi remaja

hendaknya diajarkan di sekolah dan di dalam lingkungan keluarga. Hal-hal

yang diajarkan di dalam kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi

remaja mencakup tentang tumbuh kembang remaja, organ-organ

reproduksi, perilaku berisiko, Penyakit Menular Seksual (PMS), dan

abstenisia sebagai upaya penjegahan kehamilan. Dengan mengetahui

tentang kesehatan reproduksi remaja secara benar, kita dapat menghindari

melakukan perbuatan negatif seperti perilaku seks pranikah, penularan

penyakit menular seksual, aborsi, kanker mulut rahim, kehamilan diluar

nikah, gradasi moral bangsa yang berakibat pada masa depan yang suram.

6. Hubungan seksual pranikah

Kehamilan dan persalinan membawa risiko morbiditas dan

mortalitas yang lebih besar pada remaja dibandingkan pada wanita yang

berusia lebih dari 20 tahun. Remaja putri yang berusia kurang dari 18

tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian dibandingkan dengan

wanita yang berusia 18-25 tahun akibat persalinan yang lama dan macet,

perdarahan, dan faktor lain. Kegawatdaruratan yang berhubungan dengan


kehamilan juga sering terjadi pada remaja yang sedang hamil misalnya,

hipertensi dan anemia yang berdampak buruk pada kesehatan tubuhnya

secara umum.

Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja seringkali berakhir

dengan aborsi. Banyak survey yang telah dilakukan di negara berkembang

menunjukkan bahwa hampir 60% kehamilan pada wanita berusia di bawah

20 tahun adalah kehamilan yang tidak diinginkan atau salah waktu

(mistimed). Aborsi yang disengaja seringkali berisiko lebih besar pada

remaja putri dibandingkan pada mereka yang lebih tua. Banyak studi yang

telah dilakukan juga menunjukkan bahwa kematian dan kesakitan sering

terjadi akibat komplikasi aborsi yang tidak aman. Komplikasi dari aborsi

yang tidak aman itu antara lain seperti yang dijelaskan dalam buku Facts

of Life yaitu:

a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat


b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
d. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
e. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan

menyebabkan cacat pada anak berikutnya


f. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada

wanita)
g. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
h. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
i. Kanker hati (Liver Cancer)
j. Kelainan pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan

menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat

pada saat kehamilan berikutnya


k. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic

Pregnancy)
l. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
m. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Selain itu aborsi juga dapat menyebabkan gangguan mental pada

rmaja yaitu :
a) Adanya rasa bersalah
b) Merasa kehilangan harga diri
c) Gangguan kepribadian seperti berteriak-teriak histeris, mimpi

buruk berkali-kali
d) Menyebabkan perilaku pencobaan bunuh diri

7. Penyalahgunaan NAPZA

Napza adalah singkatan dari narkotika, alkohol dan psikotropika,

dan zat adiktif lainnya seperti apioid, alkohol ektasi, ganja, morfin, heroin,

kodein, dan lain-lain. Jika zat tersebut masuk kedalam tubuh akan

mempengaruhi sistem saraf pusat. Pengaruh dari zat tersebut adalah

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri,

ketergantungan, rasa nikmat dan rasa nyaman yang luar biasa dan

pengaruh-pengaruh lainnya.

Penggunaan napza berhubungan beresiko dengan kesehatan

reproduksi karena berpengaruh terhadap meningkatnya perilaku seks

bebas.
Penggunaan napza yangmenggunakan jarum suntik yang dipakai

secara bergantian dapat meningkatkan risiko terjadinya penularan

HIV/AIDS.

8. Pengaruh media sosial


Media masa baik cetak maupun elektronik mempunyai peranan

yang cukup berarti untuk memberikan informasi untuk menjaga kesehatan

khususnya kesehatan reproduksi remaja. Dengan adanya artikel-artikel

dibuaat dalam media masa, remaja akan mengetahui hal-hal yang harus

dilakukan dan dihindari untuk menjaga kesehatan reproduksi.

9. Akses terhadap kesehatan reproduksi

Pelayanan kesehatan juga berperan dalam memberikan tindakan

preventif dan tindakan kuratif. Pelayan kesehatan dapat dilakukan

dipuskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu, dan tempat-tempat lainnya

yang memungkinkan. Dengan tersedianya akses pelayanan kesehatan

memudahkan remaja untuk dapat melakukan konsultasi tentang kesehatan

reproduksi. Remaja juga dapat melakukan tindakan pengobatan apabila

remaja sudah terlanjur mendapatkan masalah-masalah yang berhubungan

dengan organ reproduksinya seperti penyakit menular seksual.

10. Hubungan harmonis dengan keluarga

Kedekatan dengan kedua orang tua merupakan hal yang

berpengaruh dengan perilaku remaja. Remaja dapat berbagi dengan kedua

orang tuanya tentang masalah keremajaan yang dialaminya.


Keluarga merupakan tempat pendidikan yang paling dini bagi

seorang anak sebelum ia mendapatkan pendidikan ditempat lain. Remaja

juga dapat mendapatkan informasi yang benar dari kedua orang tuanya

tentang perilaku yang benar dan moral yang baik dalam menjalani

kehidupan.
Didalam keluarga juga, remaja juga dapat mengetahui hal-hal yang

perlu dilakukan dan harus dihindari. Orang tua juga dapat memberikan

informasiawal tentang menjaga kesehatan reproduksi bagi remaja.

11. Penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menularnya

terutama melalui hubungan seksual. Cara penularannya tidak hanya

terbatas secara genetalia saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau

ano-genital. Sehingga kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin, tidak

hanya terbatas pada daerah genital saja, tetapi pada daerah-daerah ekstra

genital.
Penyakit menular seksual juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu

kontak langsung dengan alat-alat seperti handuk, pakain, termometer dan

lain-lain.selain itu penyakit menular seksual juga ditularkan oleh ibu

kepada bayinya ketika didalam kandungan.


Penyakit menular seksual yang umum terjadi di indonesia antara

lain: gonore, vaginosis bakterial, herpes simpleks, trikomoniasis, sifilis,

limfogranuloma venerium, ulkus mole, granuloma inguinale, dan Acquired

immune deficiencysyndrom (AIDS).


12. Faktor sosial-ekonomi dan demografi
Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan,

tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan

seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
13. Faktor psikologis
Faktor psikologis berdampak pada kerenggangan hubungan orang

tua dan remaja, depresi karena ketidak seimbangan hormonal, rasa tidak

berharga wanita terhadap pria yang memberi kebebasan secara materi.


14. Faktor biologis
Misalnya cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca

penyakit menular seksual.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini bahwa kesehatan reproduksi remaja itu

sangat berkaitan erat dengan remaja pada saat mereka mengalami masa

pubertas. Jika kita tidak bertanggung jawab dengan yang kita lakukan maka

akan menyebabkan dampak bagi diri kita di kehidupan mendatang.

B. SARAN
Kesehatan reproduksi sangat penting dalam kehidupan maka dari itu

kita sebagai remaja harus menjaga kesehatan reproduksi kita agar terhindar

dari penyakit misalnya: penyakit menular seksual (PMS). Mengingat

pergaulan remaja saat ini yang tidak terbatas sehingga pengetahuan tentang

alat reproduksi remaja sangat bermanfaat untuk mencegah dan menghindari

terjadi hal-hal yang merugikan remaja.

DAFTAR PUSTAKA
Lumi, Freike, dkk. 2016. Kesehatan Reproduksi Dan Pelayanan Keluarga

Berencana (KB). Bogor: In Media.

Setiyaningrum, Erna. 2016. Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan

Reproduksi Edisi Revisi. Jakarta: TIM.

Anda mungkin juga menyukai