Bab Iii
Bab Iii
DASAR TEORI
III-1
III-2
Keterangan :
KC = Kualitas Hasil Blending
K1 = Kualitas Batubara 1 (kcal/Kg)
K2 = Kualitas Batubara 2 (kcal/Kg)
Kn = Kualitas Batubara n
W1 = Berat Batubara 1 (Kg)
W2 = Berat Batubara 2 (Kg)
Wn = Berat Batubara n
Prinsip kerja blending di stockpile adalah mencampur dua jenis atau lebih
kualitas batubara dengan proporsi perbandingan yang telah ditentukan. Hasil yang
diperoleh harus benar-benar homogen sehingga dapat memenuhi kualitas permintaan
konsumen.
Gambar 3.1
Roof type Stockpile (Chevron Method)
Gambar 3.2
Line type Stacking
III-8
3. Areal Stockpiling
Material yang akan diblending dicurahkan selapis demi selapis secara
horisontal dimana setiap perlapisan diratakan dulu baru kemudian dicurahkan
lapisan berikutnya demikian seterusnya.(Gambar 3.3)
Gambar 3.3
Areal Stockpiling
4. Axial Stockpiling
Lapisan material yang dicurahkan disusun secara longitudinal dilakukan
dengan menggeser posisi curahan lebih tinggi dan menyamping.(Gambar 3.5)
Gambar 3.4
Axial Stockpiling
5. Continous stockpiling
Hampir sama dengan metode axial stockpiling tetapi ukuran material
tumpukan yang dicurahkan relatif sama tiggi dan sejajar ke samping.
(Gambar 3.6)
III-9
Gambar 3.5
Continous Stockpiling
6. Alternatif Stockpiling
Material blending ditumpahkan pada dua tempat dalam jarak tertentu, lapisan
selanjutnya dicurahkan secara bergantian sehingga bertemu ditengah.
( Gambar 3.6)
Gambar 3.6
Alternatif Stockpiling
Keterangan :
AF : Apron Feeder
Gambar 3.7
Metode Curah Langsung
Gambar 3.7
Metode Dua Conveyor
3.6. Riset Operasi Sebagai Landasan Teori Optimasi
Kompleksitas suatu permasalahan baik ditinjau dari segi manajemen maupun
teknis menimbulkan kebutuhan akan teknis riset operasi. Teknis riset operasi ini
adalah metode pendekatan ilmiah dengan dasar kuantitatif untuk menemukan cara
pemecahan masalah yang lebih baik, atau dengan kata lain dapat didefinisikan
sebagai peralatan manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan matematis dan
logika dalam kerangka pemecahan masalah secara optimal.
Adapun tanda funsi batasan yang dipakai adalah tanda < (lebih kecil sama
dengan) yang berarti daerah yang memenuhi persyaratan berada disebelah kiri bawah
garis lurus fungsi batasannya. Tanda > (lebih besar sama dengan) berarti daerah
yang memenuhi syarat berada disebelah kanan atas garis lurus fungsi batasannya.
Tanda = (sama dengan) berarti daerah yang memenuhi persyaratan adalah titik-
titik sepanjang garis lurus fungsi batasan tersebut. Jadi fungsi batasan dalam program
linier metode grafik secara matematik dapat dituliskan sebagai brikut:
Baris kunci adalah baris yang merupakan dasar untuk mengubah tabel 3.3. untuk
itu terlebih dahulu carilah indeks tiap-tiap baris dengan cara membagi nilai-nilai
pada kolom NK dengan nilai yang sebaris pada kolom kunci.
Nilai kolom NK
Indeks
Nilai kolom kunci
e. Mengubah nilai-nilai baris kunci
Nilai-nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan angka kunci.
Tabel 3.3
Tabel Simplek dalam Bentuk Simbol
VD Z X1 X2 X3 Xn X n 1 X n2 X nm NK
Z 1 - - - - 0 0 0 0
C1 C2 C3 Cn
X n 1 0 a11 a12 a13 a1n 1 0 0 b1
X n2 0 a 21 a 22 a 23 a 2n 0 1 0 b2
: : : : : : : : : :
: : : : : : : : : :
X n m 0 a m1 am2 a m3 a mn 0 0 1 bn
f. Ketentuan-ketentuan tambahan
Jika masalah yang dihadapi menghasilkan dua kolom kunci, dua baris kunci dan
multiple solution (penyelesaian berganda). Hal ini dibicarakan satu persatu :
1. Terdapat lebih dari satu nilai negatif dengan angka terbesar, maka ada dua
kolom yang bias terpilih menjadi kolom kunci. Dengan memilih dua itu secara
bebas, akan mengahsilkan keputusan yang sama.
2. Dua baris atau lebih mempunyai indeks positif terkecil, maka ada beberapa
baris yang dapat terpilih sebagai baris kunci. Dengan memilih ua itu secara
bebas, akan menghasilkan keputusan yang sama.
Mengingat perhitungan dengan menggunakan metode linier ini bersifat
iterasi (perhitungan berulang), maka untuk mempermudah perhitungan
digunakan perangkat lunak komputer linier programming. Program linier yang
digunakan yaitu POM-QM for Windows adalah sebuah paket program
III-16
a. Insitu Sampling
Insitu sampling adalah metode pengambilan sampel untuk batubara
yang masih dalam keadaaan asli atau belum terbongkar, metode ini biasa
digunakan pada saat eksplorasi.
` - Grab Sampling
Metode grab sampling digunakan untuk adalah metode yang
digunakan pada salah satu permukaan batubara. Contoh dari metode ini
adalah pembuatan parit uji (trenching), yaitu pembuatan parit memanjang
memotong jurus (strike) pelapisan batubara dengan lebar 2 meter dan
panjang tergantung pada ketebalan dan kemiringan lapisan.
- Channel sampling
Channel sampling dilakukan dari suatu sumur/parit uji. Luas minimal
potongan melintang 100 cm2 dan conto yang diambil + 15 kg batubara
untuk setiap ketebalan lapisan.
- Pillar Sampling
Pillar sampling biasa diambil pada front (coal expose) yaitu pembuat
puritan yang tegak lurus pada bidang pelapisan. Pada pilar sampling dibuat
blok-blok yang berukuran lebar 30-45 cm dan luas 450 cm2 (luas potongan
melintang). Cara ini jarang digunakan karena memerlukan waktu yang lama
dan sukar dalam penanganannya hingga dengan sendirinya biaya menjadi
mahal
- Drilling Sampling
Sampling dengan pemboran ini biasa dilakukan pada endapan
batubara yang jauh dari permukaan yaitu harus menggunakan inti (core),
sedangkan untuk endapan yang dangkal bisa dilakukan pemboran tanpa inti
(cutting), walaupun cara ini kurang baik karena adanya kontaminasi.
b. Non-Insitu Sampling
Non-Insitu sampling adalah sampling yang dilakukan pada batubara
lepas atau keadaan sudah terbongkar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan conto pada batubara lepas adalah sebagai berikut :
- lokasi pengambilan conto
- jumlah increment yang harus diambil;
III-18
Gambar 3.9
Komponen Batubara dan Dasar Pelaporan
Untuk analisa batubara, dasar pelaporan yang dilakukan oleh PT Bukit
Asam (Persero) Tbk didasarkan menurut SK Direksi No. 093/KEPT/Int-
0100/PB.02.03/2015 yaitu menggunakan basis as received (ar) sebagai basis
pelaporannya. Basis pelaporan kualitas batubara yang adalah sebagai berikut :
As Received (ar)
Basis as received berarti hasil analisis dihitung dengan memasukkan
kandungan air total dari sampel. Hal ini mungkin dilakukan jika batubara
dalam keadaan basah. As Receive (Ar) dikatakan juga sebagai analisis
batubara yang didasarkan pada kondisi batubara dalam keadaan baru diterima
atau disampling.
Air Dry Based (adb)
Pada basis Air Dry Based (adb), sampel batubara yang dianalisis
ditempatkan di udara terbuka, kandungan air totalnya secara perlahan akan
mencapai kesetimbangan dengan kelembaban udara pada atmosfir
laboratorium. Jika kandungan air permukaan dari sampel ini kemudian
ditentukan maka diperoleh kandungan air dalam basis adb.
Dry Based (db)
III-20
Pada basis Dry Based, sampel batubara dalam keadaan kering yaitu
kandungan air permukaan dan kandungan air bawaannya adalah nol atau
bebas air total.
Dry Ash Free (daf)
Pada basis daf, analisis dilakukan dengan mengabaikan kandungan abu
(ash content) dan kandungan air (moisture content) yang ada dalam sampel,
artinya kandungan abu dan kandungan air dianggap nol. Analisis dengan
basis daf berkaitan dengan material organik murni.
Dry Mineral Matter Free (dmmf)
Pada basis dmmf analisis dilakukan untuk memberikan gambaran
mengenai komposisi organik murni, artinya mineral matter yang terkandung
dianggap sama dengan nol, yaitu bebas air total (Total Moisture) dan bahan
mineral (Mineral matter)