Anda di halaman 1dari 16

Menyelidiki peran dokter umum dalam pencegahan

kanker: studi metode campuran

Abstrak

Latar Belakang : Meskipun evidence dari efektivitas layanan pencegahan


kanker dan pengembanggan guidelines meningkat, tingkat aktivitas pencegahan
kanker sebenarnya tetap rendah. Karena seringnya berhadapan langsung
dengan masyarakat, dokter keluarga/ dokter umum (GPs) mempunyai potensi
untuk maminkan peran penting pada pencegahan primer kanker. Namun,
kurangya informasi tentang peran mereka yang sebenarnya dalam mencegah
kanker. Tujuan studi ini untuk menyelidiki potensi dan oeran yang sebenaya dari
dokter umum dalam pencegahan kanker.

Metode : Digunakan metode pendekatan eksplorasi sekuensial campuran.


Sampelnya adalah semua dokter umum yang melakukan praktek disebuah
wilayah di UK (n=345). Kuesioner pos diberikan ke dokter (n=1249); 290 kembali
(respone rate 23%), wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan dokter
(n=14).

Hasil : Sebagian besar responden dokter umum (66,4% n=184) menganggap


bahwa mereka secara rutin sdah menyediakan informasi tentang pencegahan
kanker. Secara spesifik berfokus pada tentang berhenti merokok hampir oleh
semua dokter umum (96% n=270) bertanya tengang status merokok pasien.
Secara keseluruhan 47,2% (n=128) merespon bahwa mereka merasa tidak
memiliki waktu untuk melakukan peran pencegahan kanker.; walaupun, 88,3%
(n=242) tetapa merasa mereka memiliki kesempatan untuk melakukannya.
Lebih dari setengah sampel (61,3% n=168) menunjukan bahwa melakukan
prioritas kesehatan dan target bertentangan dengan menyediakan aktivitas
pencegahan kanker. Hampir semua responden dokter umum (98,9%, n=273)
setuju dengan meberdayakan indivisu untuk bertanggung terhadap masalah
kesehatan mereka. Dokter mengidentifikasi kebutuhan untuk model-model
alternatif untuk pencegahan kanker diluar pelayanan kesehatan yang
berhadapan langsung dengan pasien, termasuk baik profesi kesehatan maupun
diluar profesi kesehatan. Kurangnya waktu diidentifikasi sebagai faktor yang
kritis, dokter mengindikasikan bahwa upaya yang signifikan dilakukan untuk
mendorong pasien untuk mengambil tanggung jawab pribadi untuk pilihan gaya
hidup.

Kesimpulan : Dokter menunjukkan kebutuhan untuk pelatihan tentang


perubahan perilaku dan teori-teori motivasi dan tindakan. Hal ini memiliki
implikasi untuk pelayanan kesehatan primer dan dokter keluarga di seluruh
dunia. Sementara konsultasi dokter-pasien dan kredibilitas dokter memiliki
potensi besar untuk pencegahan kanker, tekanan waktu dan dikenakan target
pemerintah sering berarti bahwa peran pencegahan kanker mereka yang
sebenarnya berkurang.

Latar Belakang

Kanker masih merupakan penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan


berdasarkan World Health Organization (WHO) dapat memiliki angka kematian
12 juta pada 2030 [1]. Secara umum pencegahan kanker meliputi menghindari
faktor resiko seperti merokok dan meningkatkan faktor pencegahan seperti
makan makanan sehat [2]. Berdasarkan National Cancer Institute [3], 80% dari
semua kanker disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat diidentifikasi dan
dengan demikian berpotensi dicegah. Dikemukakan bahwa pencegahan
menawarkan biaya yang paling efektif dan merupakan strategi jangka panjang
untuk mengontrol kanker di seluruh dunia [4]. The European Code against
Cancer [5] mengidentifikasi bahwa perubahan perilaku akan mengarah pada
penurunan risiko kanker serta peningkatan kesehatan umum (lihat pada daftar
bagian). Faktor risiko utama untuk menghindari kanker secara luas sudah
diketahui seperti penggunaan tembakau; kelebihan berat badan dan obesitas;
Diet yang buruk; aktivitas fisik; penggunaan alkohol yang berbahaya, penyakit
menular seksual human papilloma virus (HPV) bahaya kerja dan paparan radiasi
UV [6-11]. Lutfiyya et al. [12] menyatakan bahwa obesitas dengan cepat
mendekati tembakau sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas yang
dapat dicegah. Danaei et al. [8] menganalisis data dari tujuh juta kematian
akibat kanker di seluruh dunia dan diperkirakan bahwa 35% dari kematian akibat
kanker yang disebabkan sembilan faktor risiko perilaku dan lingkungan yang
berpotensi dimodifikasi. Sebagian besar modifikasi, menghindari, dan
mengurangi faktor risiko dalam pencegahan kanker telah berpusat pada isu-isu
gaya hidup dan perubahan perilaku [13,14]. pencegahan kanker, menurut
National Cancer Institute (NCI), adalah promosi perilaku sehat serta menghindari
faktor risiko. Konsep-konsep ini melekat dalam teori promosi kesehatan dan
praktek kesehatan [14,15]. Sudah terbukti bahwa promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit bukan merupakan suatu kesatuan yang bijaksana namun
terdapat derajat yang signifikan yang tumpang tindih diantaranya [16].

Daftar Bagian : European Code against Cancer (2003)

Healthier Lifestyle Factors

1. Tidak Merokok
2. Menghindari obesitas
3. Melakukan jalan kaki, aktivitas fisik stiap hari.
4. Meningkatkan makanan dan variasi sayuran dan buah: minimal lima kali
sehari
5. Konsumsi alkohol sedang : dua kali minum sehari jika laki-laki, sekali
minum sehari jka wanita.
6. Melakukan perlindungan untuk menghindari sinar matahari yang
berlebihan.
7. Menerapkan aturan yang ketat yang bertujuan untuk membatasi eksposur
terhadap zat-zat penyebab kanker.

Public Health Program

8. Skrining serviks wanita sejak usia 25 tahun


9. Skrining payudara wanita sejak usia 50 tahun
10. Skrining kolorektal pria dan wanita sejak usia 50 tahun
11. Program vaksin hepatitis B virus.

telah dikemukakan bahwa karena sering kontak dengan masyarakat, dokter


dapat memainkan peran penting dalam pencegahan kanker primer dan sekunder
(skrining) [17]. Bagaimanapun, terbatasnya oenelitian terhadap pencegahan
kanker di layanan primer. Penelitian sebelumnya tentang peran dokter layanan
primer dalam pencegahan dan promosi kesehatan terkonsentrasi pada topic
yang spesifik seperti sikap dan keterlibatan dalam promosi kesehtan san
konseling gaya hidup [18] dan persepsi dokter dalam memodifikasi perilaku [19].
Penelitian terkini Broton et al. (atas nama jaringan EUROPREV) [20] melakukan
studi besar multinasional sebelas negara Eropa (n=2082 Dokter Umum) mencari
pandangan dokter umum terhadap pencegahan dan promosi kesehatan pada
praktek klinik. Mereka menemukan walaupun mereka percaya bahwa mereka
harus menganjurkan pencegahan dan melakukan promosi kesehatan, pada
praktiknya mereka cenderung tidak melakukannya, mereka melaporkan beratnya
beban kerja/kurangnya waktu dan tidak ada pembayaran kembali sebagai
hambatan utama.

Austoker [13] mengidentifikasi sembilan hambatan spesifik dokter umum


dalam partisipasi kegiatan pencegahan. Termasuk kedalamnya aspek seperti
kurangnya motivasi, pelatihan, waktu, dukungan, sumber pendidikan kesehatan
dan prosedur yang tepat; keprihatinan dengan tingkat keberhasilan yang rendah;
penggantian keuangan yang tidak memadai; dan kegagalan untuk menggunakan
keterampilan anggota lain dari tim kesehatan primer. Masalah keterbatasan
waktu diperiksa lebih lanjut dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat, yang
berusaha untuk menentukan jumlah waktu yang diperlukan untuk dokter
pelayanan primer (GP) untuk menyediakan layanan pencegahan yang
direkomendasikan (Sesuai US Preventive Services Task Force(USPSTF) untuk rata-
rata pasien [21] Mereka menemukan bahwa untuk sepenuhnya memenuhi
rekomendasi USPSTF, 7,4 jam per hari kerja, diperlukan untuk penyediaan
layanan pencegahan. penulis berpendapat bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan
sangat banyak; menunjukkan bahwa dokter perawatan primer tidak dapat
mencapai tujuan layanan pencegahan tanpa bantuan.

. Telah banyak diketahui bahwa pasien dengan kanker di Inggris cenderung


untuk muncul bersamaan dengan penyakit yang lebih berat dan memiliki tingkat
kelangsungan hidup lebih buruk daripada banyak rekan-rekan mereka di Eropa
[22,23]Penjelasan yang paling mungkin untuk hal ini adalah terlambatnya pasien
memeriksakan penyakitnya atau terlambatnya rujukan oleh doter umum. Dua
tinjauan sistematis literatur [24,25], menyelidiki faktor risiko keterlambatan
pasien dalam memeriksakan kanker yang umum telah menunjukkan faktor risiko
dominan menjadi kurangnya kesadaran keseriusan gejala atau tidak menyadari
bahwa gejala dapat disebabkan oleh kanker. Baru-baru ini, sebuah survei
berbasis populasi kesadaran masyarakat kanker di Inggris, [26] menunjukkan
bahwa kesadaran lebih rendah pada laki-laki, orang dewasa muda, orang dari
kelompok sosial ekonomi rendah dan di antara etnis minoritas. Sebuah penelitian
yang dilakukan di Irlandia Utara dalam pengetahuan, sikap dan perilaku orang-
orang di usia pertengahan untuk pencegahan kanker; menemukan bahwa
peserta merasa bahwa dokter umum harus lebih pro-aktif dalam pencegahan
kanker, terutama melalui penyediaan informasi baik lisan dan tertulis [27]. Bukti
seperti menyoroti pentingnya meneliti peran aktual dan potensial dari dokter
umum dalam pencegahan kanker sehingga dapat membantu menginformasikan
perkembangan masa depan strategi pencegahan kanker yang ditargetkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki peran aktual dan potensial
dari dokter umum dalam pencegahan kanker.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode eksplorasi sekuensial


campuran. Ini dilakukan dalam dua tahap metodologi: tahap satu cross-sectional
survei kuesioner dan tahap dua eksplorasi.

Peserta
Data menunjukkan bahwa ada total 364 Praktek Umum di Irlandia Utara, dengan
total 1.168 dokter yang dipekerjakan [28]. Data ini tidak termasuk dokter locum
(dokter pengganti), setiap manajer praktek dihubungi untuk mengkonfirmasi
jumlah dokter dan dikirim Praktik Proforma (merinci data yang praktek generik);
dan Kuesioner untuk dokter. total 1.249 kuesioner yang dibagikan. Dua putaran
untuk menindaklanjuti lewat panggilan telepon dilakukan untuk setiap praktek
dokter untuk meningkatkan tingkat respon

Pengumpulan data

Kuesioner dikembangkan untuk mencerminkan pendekatan berorientasi faktor


risiko. Oleh karena itu, unsur-unsur dari European Code against Cancer [5]
digunakan sebagai kerangka nya. Termasuk utamanya pertanyaan respon
tertutup; pertanyaan respon opsi, skala Likert dan dimasukkannya kategori teks
bebas lainnya (berkas tambahan 1). Responden survei diminta untuk
mengembalikan kartu pos secara independen dari kuesioner mereka yang sudah
selesai jika mereka ingin mengambil bagian dalam menindaklanjuti wawancara
perorangan. Dari mereka yang melakukan ini, empat belas peserta dipilih secara
sengaja untuk wawancara, mengikuti sebaran geografis (n = 14). Wawancara
dilakukan oleh peneliti untuk studi (NMC). dimunculkan tema dari analisis survei
tahap pertama ketika diberitahu jadwal wawancara. Pertanyaan wawancara di
tahap kedua, difokuskan pada mengeksplorasi bagaimanapeserta merasa peran
dokter umum dalam pencegahan kanker bisa dikembangkan lebih lanjut.

Analisis data

Data kuantitatif dianalisis menggunakan SPSS menggunakan statistik deskriptif


dan non-parametrik. Data kualitatif dicatat, ditranskrip dan konten dianalisis
menggunakan pendekatan tiga tahap untuk analisis data yang disarankan oleh
Strauss dan Corbin [12].

pertimbangan etis

Survei tahap pertama meyakinkan anonimitas dan kerahasiaan. Namun,


anonimitas dikorbankan untuk responden yang mengajukan diri untuk
diwawancarai di tahap kedua, karena dikembalikannya kartu pos secara
independen dari kuesioner mereka setelah selesai respon tahap satu mereka
tetap rahasia. persetujuan etis diperoleh dari Kantor Etika Penelitian Irlandia
Utara (ORECNI) sebelum awal penelitian.

Hasil

Dua ratus sembilan puluh kuesioner kembali. Ini menunjukan tingkat respon
sampel 23% dengan tingkat kepercayaan 95% dan interval 5,06.

Demograf

Responden didominasi laki-laki (55,6%, n = 154) bekerja penuh waktu (72,3%, n


= 201) dan dokter utama (90,9%; n = 250). Selain itu, 26,1% (n = 72) dari
dokter yang menyelesaikan Tahap 1 kuesioner memiliki tanggung jawab utama
untuk layanan kanker dalam prakteknya dan 20,8% (n = 57) telah
menyelesaikan kursus pasca-sarjana dalam pencegahan kanker / pengobatan
(Tabel 1 ).
Peran aktual dalam pencegahan kanker

Setiap peserta diminta untuk menunjukkan apa layanan yang mereka disediakan
dan seberapa sering mereka biasanya akan melakukan hal ini. Sembilan kategori
besar (menggabungkan unsur-unsur dari European Code against Cancer) yang
diidentifikasi sebagai hal penting dalam pencegahan kanker. Adalah layanan
umum yang berkaitan dengan merokok; kegemukan; aktivitas fisik; diet; alkohol;
paparan sinar UV; skrining serviks; dan layanan lainnya. Gambar 1 menyoroti
persentase pelayanan dokter yang akan secara rutin diberikan kepada pasien
mereka. Secara umum, dokter cenderung untuk fokus sebagian besar pada
perilaku merokok pasien dan pemberian skrining serviks dan sebagian kecil input
saran dalam kaitannya dengan paparan sinar UV (17,9%). Ditemukan bahwa
kebanyakan dokter responden (66,4%, n = 184) menganggap bahwa mereka
secara rutin melakukan pencegahan kanker, dengan 31,8% dari responden
secara rutin memberikan informasi tertulis. Posisi ini didukung dari analisis tahap
dua data kualitatif dan tercermin dalam komentar berikut:

Kami melihat orang-orang di sini hidup dengan empat atau lima penyakit kronis,
kau tahu. Mungkin mereka tidak berpikir kanker. Mereka berpikir untuk menjaga
segala sesuatu yang lain, Anda tahu, Anda memiliki COPD, lalu diabetes dan
kelebihan berat badan, dan seperti yang Anda katakan, mereka cemas, mereka
tertekan. Mereka ingin pergi konseling, Anda tahu. Ini banyak diprioritaskan, dan
saya kira pencegahan kanker mengalami penurunan saat Anda memiliki banyak
co-morbiditas(GP6)

Penyediaan jasa menghindari kanker


Hasil dari kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besarkegiatan pencegahan
kanker yang berlangsung layanan primer ,banyak faktor risiko yang terkait
denganmempertahankan gaya hidup sehat. Misalnya, ketika secara eksplisit
mengelola masalah pasien umum sekitar yang obesitas,diet, konsumsi alkohol,
latihan fisik danperilaku merokok, faktor risiko utama untuk kanker juga sedang
ditangani secara implisit

Layanan yang terkait dengan merokok

Hampir semua dokter (96,8%, n = 270) bertanya tentang pasien yang


mempunyai status merokok. Untuk mengurangi pasien merokok 86,6% (N = 240)
dilaporkan secara rutin memberikan farmakologis membantu, 64,3% (n = 176)
secara rutin memberikan saran singkat klinik dan klinik dukungan spesialis
(57,8%, n = 159). Di Sesuai dengan tanggapan dari Tahap 1 kuesioner, intervensi
primer khusus ditujukan untuk pencegahan kanker secara konsisten dilaporkan
terkait untuk berhenti merokok.

Hal besar yang kita akan anjurkan adalah untuk penghentian merokok. Itulah hal
utama yang menyebabkan kanker, sehingga semua pasien secara aktif didorong
untuk berhenti merokok(GP11)

Saya pikir sebagian juga didorong oleh indikator kami, kamiQOF - (kualitas dan
kerangka hasil) telah tercantum didalamnya, insentif untuk mencari status orang
merokok , jika mereka merokok, setiap 18 bulan harus terus menanyakanan
kepada mereka dan mengontrol mereka.
(GP4)

Layanan yang terkait dengan obesitas,diet dan aktivitas fsik


Mayoritas (77,8%; n = 217) dari responden GP secara rutin
mengukur BMI pasien. Namun, 37,3%(N = 104) tidak memberikan informasi
tentang hubunganantara obesitas dan kanker. responden GP kurangterlibat
dalam bertanya tentang aktivitas fisik pasien secara rutin dengan hanya 55,8%
(n = 154) melakukannya. Terkait hal ini, 51,5% (n = 152) tidak memberikan
Informasi yang menghubungkan aktivitas fisik dan kanker. Secara keseluruhan,
55,4% (n = 154) dari GP responden secara rutin ditanya tentangdiet pasien dan
terutama, 32,1% (n = 89) tidak memberikanpasien dengan literatur yang
berkaitan dengan diet dan pencegahan kanker. Kurangnya permintaan dan / atau
kurangnya sumber dayayang dianggap sebagai alasan utama untuk tidak terlibat
dalamkegiatan ini.Hal ini juga dicatat bahwa pasien sering disajikandengan
komorbiditas dan ini dipengaruhi fokus padapencegahan kanker. Sebagai salah
satu GP yang diwawancarai menjelaskan:

Kita melihat orang di sini dapat mengidap empat atau lima penyakit kronis .
Mungkin mereka tidak memikirkan kemungkinan kanker. Seperti yang Anda
tahu, mereka yang mengidap COPD, diabetes dan mereka kelebihan berat
badan, dan seperti yang Anda katakan, mereka cemas, mereka tertekan. Mereka
ingin pergi ke konseling, Ini memprioritaskan itu semua, dan kemungkinan
pencegahan kanker bisa menurunkan resiko jika Anda memiliki banyak co-
morbiditas(GP6)

Layanan yang berkaitan dengan skrining

Penyediaan layanan skrining serviks untuk wanita adalah sebagian besar


merupakan prosedur rutin dengan 95,3% (n = 266) dari GP responden yang
mempromosikannya. Secara keseluruhan, 75% (n = 210) dari GP responden
menunjukkan bahwa mereka melakukannya secara rutin dan 19,3% (n = 54)
kadang-kadang. Mayoritas dokter (55,3%) juga secara rutin mempromosikan
screening aktif untuk kanker selain kanker serviks.

Hambatan & fasilitator untuk peran pencegahan kanker

Secara keseluruhan, 47,2% (n = 128) dari GP responden menunjukkan bahwa


mereka merasa mereka tidak punya waktu untuk melakukan skrining pra kanker;
Namun, 88,3% (n = 242) masih merasa bahwa mereka memiliki kesempatan
untuk melakukannya. Lebih dari setengah sampel (61,3%, n = 168)
menunjukkan bahwa pemerintah memprioritaskan kesehatan dan memiliki
targetterhadap peran pencegahan kanker.
Hasil wawancaraGP menyatakan bahwa Peran utama mereka lebih difokuskan
pada mengobat masalah daripada mencegah masalah kesehatan yang akan
datang. Mereka menyatakan bahwa kegiatan pencegahan kanker tidak
direncanakan dan oportunistik, misalnya:

Saya pikir sifat pekerjaan lebih difokuskan pada intervensi pengobatan .......
Saya tidak berpikir GPs berpikir tentang pencegahan. Saya pikir dokter berpikir
dalam hal intervensi pengobatan. Jadi dengan kata lain, pencegahan itu lebih di
prioritas untuk GPs. Tapi saya pikir mereka mengambil peluang yang ada, untuk
berkomunikasi lewat pesan pencegahan(GP5)

Ketika ada waktu. Meskipun hanya Sepuluh menit - orang datang dengan
berbagai masalah. Itu sangat sulit untuk mengalokasikan waktu itu juga untuk
pencegahan .......... pencegahan bukan prioritas untuk dokter. Tapi saya pikir
mereka mengambil peluang yang muncul, untuk mengkomunikasikan
pencegahan .........kita pro-aktif, tapi ini cara oportunistik(GP6)

Hampir semua responden GP (98,9%, n = 273) setujui untuk memberdayakan


individu untuk mengambil tanggung jawab dalam pengambilan keputusan
mengenai masalah kesehatan dengan 64,1% (n = 177) sangat setuju untuk
peran ini. Secara keseluruhan, 98,9% (n = 271) setuju bahwa individu harus
diberikan informasi tentang pilihan gaya hidup yang lebih baik dengan 88,4% (n
= 244) yang menyatakan bahwa ini harus dikoordinasikan, menawarkan
kesetaraan akses ke semua (91,6%, n = 252).

Potensi Peran GP dalam pencegahan kanker


Dalam tahap kedua responden diminta untuk mengidentifikasiarea untuk
pengembangan lebih lanjut dari pencegahan kanker merekaPeran (Tabel 2).
Sebagian besar sepakat bahwa perlu mengembangkan lebih lanjut peran
pencegahan kanker. Secara keseluruhan, 79,3% (n = 218) yang mendukung
tambahan antar-profesional pelatihan berbasis praktik dengan 72% (N = 198)
menganjurkan link ke dalam rencana strategis pada praktek . 78,8% (n = 215)
dari dokter menyatakan bahwa staf lain bisa dikembangkan untuk membuat
kontribusi berharga untuk pencegahan kanker. Ini termasuk memiliki hubungan
yang lebih baik dengan lembaga-lembaga luar (69,8%; n = 192) dan
mengembangkan peran lebih aktif untuk perawat dalam pencegahan kanker
dalam masyarakat (71,6%; n = 195). Mereka (Praktek Perawat) cenderung
memiliki lebih banyak waktu dengan pasien dan mereka cenderung bekerja
dengan pasien dalam peran pendidikan, bukan dokter umum tidak(GP5) Saya
akan melihat lebih mungkin bahwa perawat bisa mengambil pada itu
(pencegahan kanker), di beberapa peran ........ karena kita (dokter) kesepakatan
dengan penyakit, perawat berurusan dengan lebih preventif dan pendidikan
peran(GP9) Pada intinya, UK dokter adalah orang-orang bisnis dan lebih dari
65% (N = 180) responden masih merasa bahwa kurangnya keuangan insentif
untuk pencegahan kanker adalah sebuah masalah. sebagian besar responden
[77,8% (n = 214) merasa bahwa akses online yang lebih baik untuk sumber
pencegahan kanker akan membantu mengembangkan peran mereka.
Dirasakan tanggung jawab, pengetahuan dan penerimaan dari GP peran
pencegahan kanker

Hampir semua dokter yang disurvei (92,7%; n = 256) yang sangat positif
tentang tanggung jawab mereka untuk memilik peran pencegahan kanker,
dengan 67,4% (n = 186) yang menunjukkan bahwa mereka memiliki tanggung
jawab untuk menyaring kelompok kanker berisiko tinggi. Kurang dari setengah
48,9% (n = 134) tidak setuju bahwa mereka menghabiskan terlalu banyak waktu
pada pengobatan kanker daripada memberikan intervensi pencegahan kanker.
Sementara 74,6% (N = 205) mengindikasikan bahwa mereka merasa percaya
diri untuk mendidik pasien mereka tentang pencegahan kanker, lebih dari
setengah (n = 65,6%, 181) merasa bahwa mereka sendiri diperlukan up-to-date
informasi pada strategi pencegahan kanker. Secara total, 60% (N = 165)
mengindikasikan bahwa mereka diperlukan pemahaman yang lebih baik dari
proses mengubah pendapat pasien dan perilaku (Tabel 3). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dokter muncul ambivalen untuk apakah mereka bisa
mengubah gaya hidup pasien, dengan 40,3% (N = 112) menyetujui perilaku
yang pasien yang didirikan dan sulit untuk berubah. Secara keseluruhan, 63,8%
(N = 182) percaya bahwa pasien menemukan mereka yang berharga sumber
informasi untuk pencegahan kanker. SEBUAH minoritas yang cukup besar
(35,4%, n = 98) merasa bahwa, jika mereka mengambil pendekatan proaktif
untuk pencegahan kanker, ini akan menyebabkan peningkatan kecemasan
pasien. Namun demikian, 54,5% (151) dari sampel menunjukkan bahwa jika
mereka memberikan saran pada risiko kanker, saran tersebut tidak akan diikuti

Tabel 2 peran potensial GP dalam pencegahan kanker

Sangat setuju setuju Tdk Tdk setuju Sgt tdk


beropini setuju
Menguatkan 64.1% 34.8% 0.7%(n=2 0.4% 0% (n=0)
individu untuk (n=177) (n=96 ) (n=1)
membuat
keputusan
tentang isu 0% (n=0)
kesehatan 32.1%
(n=88) 0.7%
Menawarkan 66.8% (n=2) 0.4%
nasihat untuk (n=183) (n=1)
pemilihan
gaya 1.8%
hidup yg lebih (n=5)
baik 22.3% (n=61) 39.9%
(n=109) 27.1%
(n=74) 8.8%
memastikan (n=24)
pencegahan 0% (n=0)
kanker 34.4% (n=95)
54.0%
(n=149) 9.1%
mengidentifika (n=25) 2.5%
si pasien yg 51.6% (n=7)
beresiko (n=142) 1.8%
(n=5)

memastikan 40.0%
kesejejeran (n=110)
akses untuk 4.7%
pencegahan (n=13) 1.8%
kanker (n=5)

Tabel 3.pemahaman tanggung jawab,pengetahuan dan penerimaan dari peran


PG terhadap pencegahan kanker

Tanggung
jawab

GP
seharusnya 29.3% 63.4% 3.6% 0% (n=0)
mencoba (n=81) (n=175) 3.6% (n=10)
dan (n=10)
menawarka
n
pencegahan 4,0% 45.6%
kanker (n=11)) (n=125) 3.3% (n=9)
20.8%
(n=57) 26.3%
(n=72)
GP
menghabisk
an banyak
waktu untuk
pengobatan 14.9% 12.0% 3.3% (n=9)
kanker (n=41) (n=33)
daripada 52.5%
pencegahan (n=145) 17.4%
(n=48)

GP memiliki
tanggung
jawab untuk
menskrining
kelompok
yang
beresiko
kanker
pengetahua
n
Saya 11.3% 63.3% 15.3% 9.1% 1.1% (n=3)
memiliki (n=31) (n=174) (n=42) (n=25)
pengetahua
n untuk
memberi
edukasi
klien
tentang
pencegahan
kanker 0.7% (n=2)
10.9% 54.7% 17.0% 16.7%
(n=30) (n=151) (n=47) (n=46)
Saya update
informasi
tentang
strategi
pencegahan 1.8% (n=5)
kanker
6.9% 53.1% 20.7% 17.5%
(n=19) (n=146) (n=57) (n=48)
Saya paham
bagaimana
mengubah
opini
tentang
pencegahan
kanker

Perasaan penerimaan
Pasien 4.0% 36.3% 11.9% 46.8% 1.1% (n=3)
sangat (n=11) (n=101) (n=33) (n=130)
engatur diri
dan tidak
mau
berubah
3.2% (n=9)
Pasien tidak 2.5% (n=7) 16.2% 15.5% 62.5%
suka dokter (n=45) (n=43) (n=173)
mengikut
campuri
urusan 1.8% (n=5)
pribadi 1.8% (n=5)
25.7% 8.7% 62.0%
(n=71) (n=24) (n=171)
Pasien tidak
patuh
terhadap 4.0%
pencegahan 2.5% (n=7) (n=11)
kanker
32.9% 15.5% 45.5%
GP dapat (n=91) (n=43) (n=125)
meningkatk
an
kegelisahan
terhadap
populasi 2.2% (n=6) 3.2% (n=9)
pasien

11.2% 32.1% 51.3%


Setelah (n=31) (n=89) (n=142)
konsultasi
dengan
klien
tentang
resiko
kanker,saya
tidak akan
mengikuti

Hal ini didukung oleh komentar dari wawancara:

Jika mereka ingin berubah, mereka akan menerima, tetapi yang perlu Anda
tahu, banyak orang yang benar-benar kaku dengan gaya mereka hidup mereka
dan tidak memiliki ketertarikan terhadap hal ini............ Saya pikir mayoritas
dari pasien akan menanggapi,Saya pikir jika Anda menyempatkan waktu dan
memberikan pasien sedikit waktu, mungkin merka akan prihatinan terhadap
kesehatan mereka dan serius untuk menanggapi, saya pikir Sebagian besar
pasien akan merespon positif(GP3) karena Mereka masih harus memiliki
motivasi diri untuk melakukan.

DISKUSI

Mayoritas dokter dalam penelitian ini menganggap bahwa merekamemiliki peran


yang jelas dalam pencegahan kanker, meskipun untuk pemberdayaan setiap
individu untuk ikut dalam agenda promosi kesehatan itu sangat luas, maka dari
itu lebih memfokus dan mengkhususkan padaPemberhentian kebiasaan
merokok dan skrining ca serviks. Alasan utama yang dikutip dari keterbatasan
dari masalah ini adalah keterbatasan waktu dan target pemerintah yang
ditujukan ,dokter dalam studi ini juga menilai bahwa konsultasi untuk perawatan
ini memberikan kesempatan yang baik untuk Kegiatan pencegahan kanker dan
bisa dikembangkansebagai tujuan meningkatkan potensi pengetahuan untuk
pencegahan kanker , GP mengakui kebutuhan alternatif untuk pencegahan
kanker seperti yang bisa ditentukanyaitu pencegahan penyakit dan promosi
kesehatan yang bisa dilakukan oleh petugas kesehatan dalam praktek sehari-
hari oleh semua dokter umum (dokter)[29]. Definisi terbaru menyarankan dari
praktek umummenekankan peran dokter dalam pencegahan, yang menyatakan
bahwaDokter umum terlibat dengan individu otonomdi bidang pencegahan,
diagnosis, pengobatan,peduli dan paliatif menggunakan dan mengintegrasikan
keilmuannya.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya kesehatan preventif yang penting dalam
praktik klinis sehari-hari, namun juga diperlukan peningkatan pemahaman
mengenai pendekatan-pendekatan biopsikososial dalam pelayanan kesehatan.
Perlunya ada re-orientasi sudut pandang terhadap tindakan preventif juga
menunjukkan bahwa rekomendasi dari dokter keluarga akan meningkatkan
aktifitas preventif pasien, dan tidak adanya rekomendasi dari dokter keluarga
menunjukkan pasien yang tidak patuh dalam menjalani proses pengobatan.
Temuan dari praktik klinis GP sehari-hari menunjukkan bahwa sebagian besar GP
menganggap dirinya lebih utama berperan sebagai intervensionis (pemberi
intervensi) dibandingkan prevensionis (pemberi tindakan preventif). Alasan
utama dari masalah ini adalah perlunya pembahasan mengenai masalah keluhan
utama pasien, dan waktu yang terbatas membuat sulitnya menyempatkan
pembahasan mengenai tindakan preventif kecuali bila berhubungan langsung
dengan alasan pasien berobat.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan-tindakan utama yang


dilakukan GP dalam hal pencegahan kanker berhubungan dengan penghentian
kebiasaan merokok dan skrining serviks. Hal yang penting dalam usaha
penghentian kebiasaan merokok adalah tidak membatasi usaha ini sebagai
praktik rutin semata, dan GP tidak boleh menganggap usaha ini sebagai aktifitas
yang terlalu memakan waktu dan tidak efektif. Ini penting karena tembakau
adalah satu-satunya faktor risiko yang terbukti menyebabkan kanker. Perlu
diperhatikan bahwa walaupun sebagian besar GP dalam penelitian ini membahas
faktor risiko penting lainnya seperti konsumsi alkohol, obesitas, diet dan aktifitas
fisik, namun tetap ada sejumlah GP yang tidak memberikan informasi sama
sekali mengenai faktor-faktor ini walaupun berbagai literatur telah menunjukkan
pentingnya pemahaman faktor-faktor risiko ini. Ini merupakan isu yang cukup
menonjol, dan mencerminkan bahwa sebagian GP tidak percaya dengan bukti-
bukti yang ada mengenai faktor-faktor risiko ini. Survey multinasional di Eropa
oleh Broton dkk menemukan bahwa separuh jumlah dari GP yang disertakan
dalam penelitian bersikap skeptis dalam menolong pasien mengurangi konsumsi
alkohol, mencapai berat badan normal atau olahraga rutin. McAvoy menyatakan
bahwa sifat skeptis ini dapat diubah dengan pemberian edukasi, saran dan
dukungan kepada para GP.

Dua hambatan utama yang teridentifikasi pada peran nyata dan potensial GP
dalam pencegahan kanker adalah remunerasi dan masalah-masalah beban kerja
serta ketersediaan waktu. Walaupun kepentingan dari faktor-faktor ini bukanlah
temuan baru dan data mengenai promosi kesehatan dalam pelayanan primer
oleh WHO pada 2600 GP yang tersebar di 16 negara telah menemukan
hambatan-hambatan yang sama. Menariknya, data yang menyebutkan bahwa
remunerasi penting dalam pencegahan kanker sangat sedikit. Hal ini semakin
diperumit oleh perbedaan standar pelayanan kesehatan antar negara, yang
membuat perbandingan antar negara menjadi sulit. Dahrouge dkk meneliti
mengenai pengaruh remunerasi dan faktor-faktor organisasi dalam aktifitas
preventif di pelayanan kesehatan primer. Penelitian survei cross-sectional ini
membandingkan pelayanan kesehatan preventif (n=137 praktik, 288 dokter
keluarga) pada empat model pendanaan pelayanan kesehatan primer di Kanada.
Mereka menemukan bahwa tidak ada satu model yang lebih superior
dibandingkan model lainnya. Karakteristik dokter dan struktur praktik merupakan
faktor prediksi yang kuat. Praktik dengan satu atau lebih dokter wanita, jumlah
pasien yang lebih sedikit dan sistem pelayanan elektronik akan memiliki skor
preventif yang lebih baik. Temuan ini mempertanyakan pentingnya remunerasi
sebagai hambatan pencegahan kanker di pelayanan kesehatan primer serta
perlunya keseimbangan dengan faktor-faktor lain seperti struktur praktik dan
karakteristik dokter.

Walaupun GP menganggap bahwa kegiatan pencegahan kanker adalah kegiatan


yang oportunistik, namun mereka tetap berpendapat bahwa konsultasi primer
merupakan bagian yang penting dalam pencegahan kanker. Ini sesuai dengan
hasil penelitian-penelitian internasional yang menyatakan bahwa konsultasi
dalam pelayanan kesehatan primer sangat ideal untuk promosi kesehatan.
Hampir seluruh GP dalam penelitian ini setuju dengan tindakan-tindakan yang
mendorong pasien untuk memilih pola hidup yang lebih baik dan memberikan
informasi mengenai pilhan-pilihan hidup yang lebih baik. GP melaporkan bahwa
mereka telah mendorong pasien agar lebih bertanggung jawab dalam pemilihan
pola hidup dan perubahan kebiasaan yang buruk. Namun, GP melaporkan bahwa
diperlukan pelatihan khusus mengenai perubahan kebiasaan, terutama teori
mengenai motivasi dan aksi. Perkembangan dari aktifitas-aktifitas preventif ini
mempertanyakan apakah ada model alternatif lain selain kontak tatap muka
langsung dengan pasien. Ini mencakup kegiatan kelompok, penggunaan
teknologi dan modalitas informasi lainnya, serta situs-situs media sosial yang
berpotensi untuk digunakan menyebarkan informasi mengenai pencegahan
kanker, namun hal ini masih belum banyak dipelajari. Alternatif lainnya dapat
melibatkan ahli medis dan non-medis (seperti kader pendidik kesehatan dan
konsultan gizi) dalam praktik sehari-hari untuk mencapai pelayanan kesehatan
yang lebih baik. Temuan ini juga mengindikasikan bahwa GP menganggap posisi
perawat akan lebih efektif untuk aktifitas pencegahan kanker. Bentuk praktik ini
memerlukan pengembangan hubungan antara GP dan perawat dalam penentuan
peran masing-masing dalam pencegahan kanker.

BATASAN

Keterbatasan dari survey yang bersifat self-report ini harus diakui, di mana GP
dapat saja memilih jawaban yang ia anggap paling baik mencerminkan praktik
ideal dan bukan berdasarkan praktik nyata yang ia lakukan sehari-hari. Angka
respons sebesar 23% perlu diperhatikan. Ini juga sesuai dengan pengalaman
berbagai penelitian sebelumnya di mana analisis kekuatan hasil dibutuhkan
untuk menilai angka pengembalian kuesioner pada populasi penelitian. Metode
pengumpulan data juga menjadi bahan diskusi, di mana potensial penggunaan
kuesioner elektronik dipertanyakan. Namun, berdasarkan hasil wawancara
dengan para stakeholder, kami memilih untuk menyebarkan kuesioner melalui
Practice Manager ke seluruh tempat praktik. Ini dilakukan untuk meningkatkan
angka respons, namun ada kemungkinan bahwa metode ini justru
memperlambat respons bila ada gangguan pada sistem.

SIMPULAN

Penelitian ini menemukan bahwa GP memandang bahwa diri mereka sangat


berperan penting dalam pencegahan kanker. Fokus peran mereka adalah
penghentian kebiasaan merokok dalam agenda promosi kesehatan primer dan
skrining serviks sebagai pencegahan sekunder. Hasil dari penelitian ini
memastikan bahwa GP lebih banyak berperan sebagai intervensionis (pemberi
intervensi), dan tindakan-tindakan pencegahan kanker hanya dilakukan secara
oportunistik (sebisanya). Hambatan utama yang teridentifikasi pencegahan
kanker adalah remunerasi dan ketersediaan waktu GP dalam melakukan
tindakan preventif, namun kemaknaan remunerasi sebagai hambatan masih
perlu dipertanyakan apalah perlu diimbangi dengan faktor lain seperti strutur
praktik dan karakteristik dokter. Penelitian ini membuka wawasan mengenai
peran potensial GP dalam pencegahan kanker, di mana GP dapat mendorong
pasien untuk lebih bertanggung jawab dalam pemilihan pola hidup dan
kesehatan. Perlu diperhatikan bahwa survei seperti ini dapat saja mencerminkan
pendapat GP mengenai praktik yang seharusnya dilakukan, dan bukan praktik
yang ia lakukan sehari-hari. Perlu bukti yang lebih objektif (audit status pasien,
dll) untuk menilai apa yang dilakukan GP dalam praktik sehari-hari.

References
1. World Health Organisation: Fact sheet number 297. Switzerland: World Health
Organisation; 2011.
2. National Cancer Institute: Cancer Prevention Information. 2006. http://www.
nci.nih.gov/cancerinfo/pdq/prevention (accessed 05/09/06).
3. National Cancer Institute: Fact Sheets: prevention. 2006. http://www.cancer.
gov/cancertopics/factsheet/prevention (accessed 7/12/12).
4. World Health Organisation Cancer Control Programme: Strategies that prevent,
cure and Care Switzerland. 2006.
5. European Code against Cancer Italy: European Code against Cancer Italy.
2003.
6. World Health Organisation Action Plan (20082013) for the Global Strategy for
the Prevention and Control of Non Communicable Disease. Geneva,
Switzerland: World Health Organisation; 2008.
7. World Health Organisation: Are the number of cancer cases increasing or
decreasing in the world? Ask the Expert Switzerland; 2008.
8. Danaei G, Vander Hoorn S, Lopez D, Murray CJL, Ezzati M: Causes of cancer in
the world: comparative risk assessment of nine behavioural and
environmental factors. Lancet 2005, 366:17841793.
9. Lagiou P, Trichopoulos D, Adami H: Epidemiology in the Identification of Cancer
Causes. In The Cancer Handbook. Edited by Alison MR. New Jersey: John
Wiley & Sons; 2005. chapter 19.
10. Arnand P, Kunnumakara AB, Sundaram C, Kuzhuvelil BH, Tharakan ST, Lai OS,
Sung B, Aggarwal BB: Cancer is a preventable disease that requires major
lifestyle changes. Pharm Res 2008, 25(9):20972116.
11. Boyle P, Levin B: World Cancer Report. France: International Agency For
Research On Cancer; 2008.
12. Strauss A, Corbin J: Basics of qualitative research: Grounded theory
procedures and techniques. Newbury Park, CA: Sage; 1990.
13. Austoker J: Cancer Prevention in. Primary Care London: British Medical Journal
Publishing Group; 1995. McIlfatrick et al. BMC Family Practice 2013, 14:58
Page 8 of 9 http://www.biomedcentral.com/1471-2296/14/5814. Naidoo J,
Wills J: Health Promotion: Foundations for. Baillire Tindall: Practice
Edinburgh; 2000.
15. World Health Organisation: Glossary of Health Promotion. Geneva,
Switzerland: World Health Organisation; 1998.
16. Goel V, McIsaac W: Health promotion in clinical practice. In Settings for
Health Promotion: Linking Theory and Practice. Edited by Poland BD, Green
LW, Rootman I. London: Sage; 2000.
17. Ganry O, Boche T: Prevention practices and cancer screening among GPs in
Picardy. France Public Health 2005, 119:10231030.
18. McAvoy B, Kaner EFS, Lock LA, Heather N, Gilvarry E: Our healthier nation:
are general practitioners willing and able to deliver? A survey of attitudes to
and involvement in health promotion and lifestyle counselling. Br J Gen Pract
1999, 49:187190.
19. Wechsler H, Levine S, Idelson RJ, Schor EL, Coakley E: The physicians role in
health promotion revisitedA survey of primary care practitioners. N Engl J
Med 1996, 334:996998.
20. Brotons C, Bjfrkelund C, Ramon MB, Ciurana, Godycki-Cwirk M, Jurgova E,
Kloppe P, Lionis C, Mierzecki A, Pineiro R, Pullerits L, Sammut MR, Sheehan
M, Tataradze R, Thireos EA, Vuchak J: Prevention and health promotion in
clinical practice: the views of general practitioners in. Eur Prev Med 2005,
40:595601.
21. Yarnall K, Pollak K, Ostbye T, Krause K, Michener JL: Primary care: is there
enough time for prevention? Am J Public Health 2003, 93:4.
22. Berrino F, De AR, Sant M, Rosso S, Bielska-Lasota M, Coebergh JW,
Santaquilani M, and the EUROCARE working group: Survival for eight major
cancers and all cancers combined for European adults diagnosed in 1995
1999: results of the EUROCARE-4 study. Lancet Oncol 2007, 8:773783.
23. Sant M, Allemani C, Santaquilani M, Knijn A, Marchesi F, Capocaccia R:
EUROCARE-4: survival of cancer patients diagnosed in 19951999. Results
and commentary. Eur J Cancer 2009, 45:931991.
24. Ramirez AJ, Westcombe AM, Burgess CC, Sutton S, Littlejohns P, Richards MA:
Factors predicting delayed presentation of symptomatic breast cancer: a
systematic review. Lancet 1999, 1999(353):11271131.
25. MacDonald S, Macleod U, Mitchell E: Factors Influencing Patient and Primary
Care Delay in the Diagnosis of Cancer (project M0005101440). Final report to
the Department of Health. Glasgow: University of Glasgow; 2004.
26. Robb K, Stubbingts S, Ramirez A, Macleod U, Austoker J, Waller J, Hioms S,
Wardle J: Public awareness of cancer in Britain: a population-based survey of
adults. Br J Cancer 2009, 101:1823.
27. Keeney S, McKenna HP, Fleming P, McIlfatrick S: Cancer Prevention:
knowledge, attitude and behaviours of people in mid-life. University of Ulster;
2007. Unpublished Report.
28. CSA Medical Annual Statistical Report: Business Support Organisation.
http://www.hscbusiness.hscni.net/services/1804.htm. Accessed Feb 2012.
29. Lutfiyya MA, Nika B, Ng L, Tragos C, Won R, Lipsky MS: Primary prevention of
overweight and obesity: an analysis of national survey data. J Gen Intern Med
2008, 23(6):821823.
30. Olesen F, Dickinson J, Hjortdahl P: General practiceTime for a new
definition. Br Med J 2000, 320:354357.
31. McGregor SE, Hilsden RJ, Li FX, et al: Low uptake of colorectal cancer
screening 3 yr after release of national recommendations for screening. Am J
Gastroenterol 2007, 102:17271735.
32. Klabunde CN, Vernon SW, Nadel MR, et al: Barriers to colorectal cancer
screening: a comparison of reports from primary care physicians and
average-risk adults. Med Care 2005, 43:939944.
33. McEwan A, West R: Smoking cessation activities by GP and practice nurses.
Tob Control 2001, 10:2732.
34. Vogt F, Hall S, Marteau TM: General practitioners and family physicians
negative beliefs and attitudes towards discussing smoking cessation with
patients: a systematic review. Addiction 2005, 100(10):14231431.
35. McAvoy BR, Kaner EF, Lock CA, Heather N, Gilvarry E: Our Healthier Nation:
are GP willing and able to deliver? A survey of attitudes to and involvement
in health promotion and lifestyle counselling. Br J Gen Pract 1999,
49(440):187190.
36. McAvoy BR: A scandal of inaction: how to help GPs implement evidencebased
health promotion Br J Gen Pract 2000, 50:180181.
37. Dahrouge S, Hogg WE, Russell G, Tuna M, Geneau R, Muldoon LK,
Kristjansson E, Fletcher J: Impact of remuneration and organizational

Anda mungkin juga menyukai