Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH TIPE POLA ASUH IBU TERHADAP PERTUMBUHAN

BALITA DI POSYANDU SRIJAYA DESA PUCANG MILIRAN


KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

Wiwin Rohmawati 1), Nur Afida Rahmawati 2)

Abstrak : Pertumbuhan anak adalah bertambahnya ukuran fisik dan


struktural tubuh sebagian atau seluruhnya sehingga dapat di ukur dengan satuan
panjang dan berat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan salah
satunya adalah faktor lingkungan yaitu faktor psikososial adalah pola asuh. Studi
pendahuluan yang telah dilakukan dari 10 balita terdapat 5 balita yang mengalami
gangguan pertumbuhan dimana ibu menggunakan pola asuh bersifat otoriter
40%, demokratis 30%, permisif 30%.Pada dasarnya pola asuh yang baik tersebut
bertujuan kedepannya pertumbuhan anak berjalan dengan normal. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pola asuh ibu terhadap pertumbuhan
balita.
Desain penelitian menggunakan deskriptif analitik, pendekatan waktu yang
digunakan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini di Posyandu Srijaya
Desa Pucang Miliran kecamatan Tulung Kabupaten Klaten terdapat 53 balita.
Dengan metode pengambilan total sampling. Analisa data menggunakan uji chi
square.
Hasil penelitian ini dari 53 balita yang mengalami pertumbuhan normal
terdapat 29 balita (54,7%) dengan ibu yang menerapkan tipe pola asuh
demokratis 18 (34%), permisif 6 (11,3%), otoriter 5 (9,4%) dan 24 balita (45,3%)
mengalami pertumbuhan tidak normal dengan ibu yang menerapkan tipe pola
asuh demokratis 6 (11,3%), permisif 9 (17.0%), otoriter 9 (17,0%). Nilai X2
hitung 7.336, sedangkan p = 0.026 (p<0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah ada antara tipe pola asuh ibu terhadap
pertumbuhan balita di Posyandu Srijaya Desa Pucang Miliran Kecamatan Tulung
Kabupaten Klaten. Diharapkan pada ibu agar dapat menerapkan tipe pola asuh
demokratis.

Kata Kunci : Pola asuh, Pertumbuhan balita


2 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 1-13

A. PENDAHULUAN selamat (intact survival). Pembinaan


Anak merupakan aset yang sangat kesehatan anak, sejak masih dalam
berharga bagi setiap orang tua. Sebagai kandungan sampai umur balita
orang tua tentu menginginkan anak ditujukan untuk meningkatkan kualitas
tumbuh dan berkembang dengan baik hidup anak agar mencapai tumbuh
mendapatkan pendidikan yang dapat kembang yang optimal fisik, mental,
mengembangkan potensi, bakat dan emosional, sosial, dan memiliki
ketrampilan yang dimilikinya secara intelegensi majemuk sesuai potensi
maksimal. Orang tua juga genetiknya (Depkes, RI, 2005).
menginginkan anaknya untuk Secara alamiah setiap individu
mendapatkan pendidikan akhlak, moral hidup akan melalui tahapan
dan budi pekerti yang baik sehingga si pertumbuhan dan perkembangan.
anak dapat menjadi anggota Dalam proses pertumbuhan dan
masyarakat di mana ia tinggal. Hampir perkembangan pada anak setiap
semua tujuan utama setiap orang tua individu akan mengalami siklus
dalam mendidik dan membesarkan berbeda. Peristiwa itu dapat secara
anak-anaknya secara umum adalah cepat atau lambat tergantung dari
untuk mempersiapkan si anak agar individu atau lingkungan. (Alimul
dapat menjadi manusia dewasa yang Aziz, 2005).
mandiri dan produktif serta berakhlak Plastisitas otak balita berbeda
budi pekerti yang tinggi (Agnes T, dengan otak dewasa karena otak balita
2007). lebih plastis sehingga mempunyai sisi
Pembangunan kesehatan sebagai positif dan sisi negatif. Pada sisi positif
bagian dari upaya membangun berarti otak balita lebih terbuka untuk
manusia seutuhnya, dengan cara belajar dan diperkaya. Sedang sisi
melakukan pembinaan kesehatan anak negatif, otak balita lebih peka terhadap
sejak dini melalui kesehatan ibu anak. lingkungan terutama lingkungan yang
Pembinaan kesehatan ibu, sebelum dan kurang mendukung termasuk
semasa hamil hingga melahirkan, kemiskinan (Depkes, RI, 2005).
ditujukan untuk menghasilkan Jumlah balita di Indonesia sangat
keturunan yang sehat dan lahir dengan besar, diperkirakan 10 % dari seluruh
Wiwin Rohmawati, Nur Afida Rahmawati, Pengaruh Tipe Pola Asuh Ibu 3

populasi mereka merupakan generasi dengan penuh pengertian sehingga


penerus bangsa yang perlu dapat mempengaruhi kreativitas anak
diperhatikan, masa balita disebut juga yang erat kaitannya dengan pola asuh
sebagai masa keemasan (golden yang diberikan orang tua. Pada
periode) atau jendela kesempatan dasarnya pola asuh yang baik tersebut
(window of opportunity) atau masa bertujuan kedepannya pertumbuhan
kritis (critical periode). Berhubung anak berjalan dengan normal.
masa ini tidak berlangsung lama maka
B. METODE PENELITIAN
anak harus mendapat perhatian yang Dalam penelitian ini menggunakan
khusus dan serius pada awal kehidupan observasi yang akan dianalisis secara
dengan mendapat gizi yang memadai, deskriptif dan analitik, dengan
pola asuh yang efektif serta menganalisa pengaruh pola asuh
menerapkan komunikasi yang efektif, keluarga terhadap pertumbuhan balita.
mengeliminasi faktor lingkungan yang Penelitian analitik adalah penelitian
dapat mengganggu terhadap tumbuh yang mencoba menggali bagaimana
kembang anak (Depkes, RI, 2005). dan mengapa fenomena itu terjadi
Angka kesakitan dan gangguan (Notoatmodjo, 2002).
gizi serta tumbuh kembang diderita Pendekatan penelitian ini dengan
oleh bayi dan balita di Indonesia pada menggunakan pendekatan waktu secara
saat ini sangat tinggi yaitu tahun 2003 cross sectional yaitu penelitian untuk
terdapat 5 juta ( 27,5 %) balita dengan mempelajari dinamika korelasi antara
rincian 3,5 juta (19,2%) balita dalam faktor resiko dengan efek yang terjadi
tingkat gizi kurang dan 1,5 juta (8,3%) dengan cara pendekatan, pengumpulan
dalam tingkat gizi buruk (Parmeaseh, data pada suatu saat (point time
2005). approach) artinya tiap subyek
Pola asuh yang baik yang penelitian hanya diobservasi sekali saja
diberikan orang tua kepada anak adalah dan pengukuran dilakukan terhadap
berupa pembinaan pendidikan yang status karakter atau variabel subyek
diberikan oleh seseorang kepada orang pada saat pemeriksaan.
lain. Pengasuhan dan pendidikan yang Pendekatan cross sectional adalah
diberikan kepada anak dilakukan pengukuran variabel subyek dilakukan
4 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 1-13

pada saat pemeriksaan tersebut dan Pucang Miliran Kecamatan Tulung


subyek hanya diobservasi satu kali saja Kabupaten Klaten.
pengukurannya (Arikunto, 2002). Jenis data yang digunakan dalam
Populasi adalah wilayah penelitian ini adalah data primer yang
generalisasi yang terdiri atas obyek didapatkan langsung dari responden.
atau subyek yang mempunyai kuantitas Data diperoleh melalui cheklist ini
dan karakteristik tertentu yang digunakan untuk mengetahui
diterpakan oleh peneliti untuk Pengaruh Tipe pola Asuh Ibu
dipelajari kemudian ditarik kesimpulan Terhadap Pertumbuhan Balita di
(Sugiono, 2006). Dalam penelitian ini Posyandu Srijaya Desa Pucang miliran
yang menjadi populasi adalah ibu-ibu Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten.
yang mempunyai balita yang ada di Pengumpulan data dilakukan
posyandu Srijaya Desa Pucang Miliran dengan cheklist yang diisi oleh
Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten peneliti. Kuesioner tersebut terdapat 10
sejumlah 53 responden. Sampel adalah pertanyaan menurut Tracy Hogg
sebagian jumlah dan karakteristik yang (2004) metode yang dilakukan dengan
dimiliki oleh populasi tersebut nilai tes, bila jawaban A nilainya satu,
(Sugiono, 2006). Karena populasi bila jawaban B nilainya 2, bila jawaban
dalam penelitian sedikit maka peneliti C nilainya 3, lalu setiap nilainya
menggunakan total sampel yaitu dijumlahkan. Hasilnya : jika nilai 19
berjumlah 53 responden. Total sampel maka pengasuh disebut otoriter, jika
adalah tehnik penentuan sampel bila nilai 2023 maka pengasuh disebut
semua anggota populasi digunakan demokratis, jika nilai 2430 maka
sebagai sampel, hal ini sering pengasuh disebut permisif.
dilakukan bila jumlah populasi relatif Penelitian menggunakan
kecil istilah lain sampel jenuh adalah Instrumen yang berupa cheklist.
sensus dimana semua anggota populasi Cheklist adalah sejumlah pertanyaan
dijadikan sampel (Sugiono, 2006). tertulis yang digunakan untuk
Responden yang diambil yaitu ibu memperoleh informasi dari responden
balita di Posyandu Srijaya Desa dalam arti laporan tentang pribadinya
Wiwin Rohmawati, Nur Afida Rahmawati, Pengaruh Tipe Pola Asuh Ibu 5

dan hal-hal yang diketahuinya pengaruh pola asuh ibu terhadap


(Arikunto,2002). pertumbuhan balita dengan alpha 0,05
Menganalisis variabel-variabel (p=0,05). Sebaliknya bila x2 lebih kecil
yang ada secara deskriptif dengan maka tidak ada hubungan antara
menghitung distribusi frekuensi dan pengaruh pola asuh ibu terhadap
proporsinya untuk mengetahui pertumbuhan balita (Sugiyono, 2007).
karakteristik dari subyek penelitian Jika p>0,05 maka Ho diterima jadi
(Umur, pendidikan, pekerjaan, tidak ada hubungan antara pengaruh
pertumbuhan, dan tipe pola asuh) pola asuh terhadap pertumbuhan balita.
1) Analisis Bivariat
C. HASIL PENELITIAN DAN
Analisis yang dilakukan untuk
PEMBAHASAN
melihat pengaruh dua variabel yang
1. Hasil Penelitian
meliputi variabel bebas (Tipe pola a. Karakteristik Responden
asuh) dan variabel terikat Berdasarkan Pendidikan
(pertumbuhan balita) dengan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
menggunakan perhitungan Chi Pendidikan ibu balita di
Kuadrat. posyandu Srijaya Desa Pucang
Untuk mengetahui pengaruh antar Miliran Kecamatan Tulung
variabel setelah diakukam tabulasi Kabupaten Klaten Tahun 2011
silang antara variabel bebas dan
No. Pendidikan Frekuensi %
variabel terikat. Cara menghitung
1. Dasar 22 41,5
dengan menggunakan rumus Chi
2. Menengah 21 39,6
Square, yaitu :
3. Tinggi 10 18,9
( )
= Jumlah 53 100

Keterangan : Sumber : Data Primer, 2011

X : Chi Kuadrat Dari tabel diatas dapat diketahui


fh : Frekwensi yang diobservasi bahwa dari 53 responden sebagian
fo : Frekwensi yang diharapkan besar responden memiliki latar
2
Apabila x yang diobservasi lebih belakang pendidikan dasar (SD dan
besar maka ada hubungan antara SMP) sebanyak 22 responden (41,5%).
6 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 1-13

b. Karakteristik responden No. Tipe Pola Frekuensi (%)


Asuh
berdasarkan pekerjaan
1. Tipe 24 45,3
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi demokratis
pekerjaan ibu balita di posyandu 2. Tipe 15 28,3
Srijaya Desa Pucang Miliran permisif
Kecamatan Tulung Kabupaten 3. Tipe otoriter 14 26,4
Jumlah 53 100
Klaten Tahun 2011
Sumber : Data Primer diolah (2011)
No. Pekerjaan Frekuensi %
Pada tabel 4.3, menunjukkan
1. Petani 20 37,8
sebagian besar ibu di posyandu Srijaya
2. IRT 7 13,2
Desa Pucang Miliran Kecamatan
3. Swasta 19 35,8
Tulung Kabupaten Klaten menerapkan
4. PNS 7 13,2
pola asuh demokratis yaitu 24
Jumlah 53 100
responden (45,3%).
Sumber: Data Primer, 2011
b. Pertumbuhan balita
Berdasarkan tabel 4.2 dapat
Deskripsi Pertumbuhan balita di
diketahui bahwa responden yang
posyandu Srijaya Desa Pucang Miliran
paling banyak adalah memiliki
Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten
pekerjaan petani yaitu sebesar 20
adalah sebagai berikut:
responden (37,8%).
Tabel 4.4 Distribusi
2. Analisis Univariat Pertumbuhan balita di posyandu
a. Tipe Pola Asuh Ibu Srijaya Desa Pucang Miliran
Kecamatan Tulung Kabupaten
Tipe Pola Asuh Ibu dalam Klaten Tahun 2011
penelitian ini diukur dengan hasil
No. Pertumbuhan Frekuensi (%)
cheklist. Distribusi Tipe Pola Asuh Ibu
balita
dapat diklasifikasi sebagai berikut: 1. Normal 29 54,7
Tabel 4.3 Distribusi Tipe Pola 2. tidak normal 24 45,3
Asuh Ibu di posyandu Srijaya Desa Jumlah 53 100
Pucang Miliran Kecamatan Tulung Sumber : Data Primer diolah (2011)
Kabupaten Klaten Tahun 2011 Dari tabel 4.4 tampak bahwa 29
responden (54,7%) tingkat
pertumbuhannya adalah normal.
Wiwin Rohmawati, Nur Afida Rahmawati, Pengaruh Tipe Pola Asuh Ibu 7

3. Analisis Bivariat
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik dengan
chi square untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis dua variabel. Dalam
penelitian ini akan di uji pengaruh tipe pola asuh ibu terhadap pertumbuhan
balita, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5 Pengaruh Tipe Pola Asuh Ibu Terhadap Pertumbuhan Balita Di
Posyandu Srijaya Desa Pucang Miliran Kecamatan Tulung Kabupaten
Klaten Tahun 2011

Pertumbuhan balita
Jumlah
No. Normal Tidak normal X -value
Pola Asuh N % N % N %
1. Tipe demokratis 18 34,0 6 11,3 24 45,3
2. Tipe permisif 6 11,3 9 17,0 15 28,3 7.336 0.026
3. Tipe otoriter 5 9,4 9 17,0 14 26,4
Jumlah 29 54,7 24 45,3 53 100
Sumber : Data Primer diolah (2011)

Pada tabel 4.5, diketahui karena responden menerapkan pola


responden yang menerapkan pola asuh asuh dimana mendorong anak untuk
demokratis dan pertumbuhannya mandiri, tapi tetap menetapkan batas
normal yaitu sebanyak 18 responden dan kontrol, yang berdampak
(34,0%). Pada responden yang tipe menguntungkan bagi anak, diantaranya
pola asuhnya permisif serta anak merasa bahagia, percaya diri dan
pertumbuhannya tidak normal mempunyai keinginan untuk
sebanyak 9 (17,0%). Sedangkan berprestasi.
responden yang tipe pola asuhnya Hasil analisis chi square dengan
otoriter serta pertumbuhannya tidak program SPSS 16.0 diperoleh hasil,
normal sebanyak 9 (17,0%). Hal ini nilai X2 hitung 7.336 dan P.value
menunjukkan bahwa responden yang 0.026, Hasil perbandingan antara nilai
menerapkan pola asuh demokratis probabilitas menunjukkan bahwa nilai
pertumbuhannya cenderung normal probabilitas lebih kecil dari level of
8 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 1-13

significant 5 % (0,026 < 0,05), maka tua yang paling baik adalah demokrasi
dapat disimpulkan bahwa ada (memberikan pilihan) karena
hubungan yang sangat signifikan didalamnya mempunyai unsur unsur
antara tipe pola asuh ibu terhadap kedinamisan, disesuaikan dengan
pertumbuhan balita. kebutuhan balita serta mengandung
2. Pembahasan komunikasi yang efektif sehingga akan
Berdasarkan penelitian, di dapat meningkatkan pertumbuhan yang
dapatkan responden sebanyak 53 yang baik.
ada di Posyandu Srijaya Desa Pucang Berdasarkan tipe pola asuh
Miliran Kecamatan Tulung Kabupaten diperoleh 24 responden (45,3%)
Klaten.Hasil analisis chi square menerapkan tipe pola asuh demokratis,
dengan program SPSS 16.0 diperoleh 15 responden (28,3%) menerapkan tipe
hasil, nilai X2 hitung 7.336 dan P.value pola asuh permisif dan 14 responden
0.026, Hasil perbandingan antara nilai (26,4%) menerapkan tipe pola asuh
probabilitas menunjukkan bahwa nilai otoriter. Hal ini menunjukkan bahwa
probabilitas lebih kecil dari level of sebagian besar responden menerapkan
significant 5 % (0,026 < 0,05), maka tipe pola asuh demokratis. Pola
dapat disimpulkan bahwa ada demokratis yang banyak diterapkan
hubungan yang signifikan antara tipe responden akan mendorong anak untuk
pola asuh ibu terhadap pertumbuhan mandiri, tapi orang tua tetap
balita. menetapkan batas dan kontrol.
Dari hasil penelitian, adapun tipe Berdasarkan pertumbuhan tampak
pola asuh terbanyak adalah tipe pola bahwa 29 responden (54,7%) tingkat
asuh demokratis (45,3%). Hal ini pertumbuhannya adalah normal. Hasil
sesuai dengan hasil penelitian Tiwi ini di dukung dengan teori
Muninggarsari (2010), ada hubungan Soetjiningsih (1995), bahwa
antara tingkat pengetahuan tentang pertumbuhan adalah bertambahnya
pola asuh anak dengan tingkat ukuran fisik dan struktural tubuh
pertumbuhan motorik halus anak. Hasil sebagian atau seluruhnya sehingga
ini didukung dengan teori Tracy Hogg dapat diukur dengan satuan panjang
(2004) dan Shanti (2008) bahwa orang dan berat.
Wiwin Rohmawati, Nur Afida Rahmawati, Pengaruh Tipe Pola Asuh Ibu 9

Lebih lanjut berdasarkan tabel kebutuhan anak baik yang primer


silang diperoleh responden yang maupun yang sekunder. Tetapi orang
menerapkan pola asuh demokratis dan tua yang bekerja dan jarang
pertumbuhannya normal yaitu berinteraksi dengan balita juga sangat
sebanyak 18 responden (34,0%). Pada berpengaruh dengan pola pengasuhan
responden yang tipe pola asuhnya yang baik dan tentunya pertumbuhan
permisif serta pertumbuhannya tidak balita akan terganggu. Pendidikan dan
normal sebanyak 9 (17,0%). pengalaman ayah /ibu (orang tua)
Sedangkan responden yang tipe pola merupakan salah satu faktor yang
asuhnya otoriter serta pertumbuhannya penting dalam pertumbuhan anak.
tidak normal sebanyak 9 (17,0%). Hal Karena dengan pendidikan /
diatas menunjukkan responden yang pengalaman yang baik, maka orang tua
menerapkan pola asuh demokratis, dapat menerima segala informasi dari
pertumbuhannya jauh lebih normal. luar. Dengan hal itu menunjukkan
Sedangkan responden yang tipe pola bahwa pola asuh memiliki pengaruh
asuhnya permisif dan tipe pola asuh yang cukup besar pada pertumbuhan.
otoriter pertumbuhannya cenderung Dari hasil penelitian di Posyandu
tidak normal. Hal ini sesuai dengan Srijaya Desa Pucang Miliran
teori bahwa anak yang terbiasa dengan Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten
pola asuh demokratis akan berdampak terdapat fenomena yaitu pada tipe pola
menguntungkan. Keuntungan positif asuh demokratis terdapat 6 balita
tersebut akan sangat berpengaruh (11,3%) dengan pertumbuhan tidak
terhadap pertumbuhan yang cenderung normal ini disebabkan balita dalam
lebih baik. pemenuhan gizi kurang tercukupi
Sedangkan menurut Soetjiningsih karena kurang pengetahuan ibu cara
(1995) bahwa masih ada banyak hal memberikan makan yang baik,cara
lain yang mempengaruhi proses pengolahan dan keterjaminan yang
pertumbuhan. Pekerjaan/pendapatan memadai, serta pemanfaatan sumber
keluarga yang memadai akan sumber bahan pangan yang terbatas
menunjang pertumbuhan anak karena ataupun faktor ekonomi yang kurang
orang tua dapat menyediakan semua sehingga untuk pemenuhan yang
10 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 1-13

seimbang tidak mencukupi. Disamping dalam kehidupan sehari hari, bahkan


itu dari segi pekerjaan ibu petani dalam kadang orang tua kurang tahu
kesehariannya waktu lebih banyak di pertumbuhan anaknya normal atau
ladang apalagi bila musim panen tidak.Biasanya ibu tidak mengajari
sehingga dalam pola pengasuhan cara makan yang benar meskipun ibu
kurang terpenuhi dalam pemberian sebagai ibu rumah tangga yang selalu
makan. Hal tersebut sesuai dengan mengasuh dirumah tetapi tidak ada
karakteristik responden yang kontrol apakah yang dimakan anak
menunjukkan 20 responden (37,8%) mengandung gizi atau tidak dan
bekerja sebagai petani. kadang beresiko terhadap kesehatan
Sejalan dengan itu dalam cara seperti chiki, kerupuk, coklat, permen
pengasuhan anak yang baik, menjaga dll. Yang penting kesenangan anak
pola asuh orang tua juga tidak terlepas terpenuhi. Hal ini besar dipengaruhi
dari pengaruh lingkungan menurut oleh pendidikan seseorang, dimana
Chandra dalam majalah nakita (2008), pendidikan memberikan pengalaman
karena lingkungan juga mempengaruhi tentang bagaimana bersikap dan
dalam pertumbuhan dan perkembangan bertingkah laku. Sesuai karakteristik
balita terutama dalam lingkungan responden masih terdapat 22 responden
sekolah dan sekitar rumah karena (41,5%) berpendidikan dasar.
mungkin berbeda peraturan atau Pada pola asuh otoriter di
pengaruh negative dari tetangga yang Posyandu Srijaya Desa Pucang Miliran
menerapkan disiplin kaku atau sama Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten
sekali tidak ada peraturan yang baik. terdapat 5 balita ( 9,4 % ) mengalami
Pada pola asuh permisif di pertumbuhan normal. Karena balita
Posyandu Srijaya Desa Pucang Miliran tersebut mempunyai sifat anak terlihat
Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten mempunyai kemauan sendiri dan
terdapat 9 balita (17,0%) dengan cukup keras. Anak terlihat gesit ,
pertumbuhan tidak normal karena energik, dan nyaris tak pernah diam
orang tua kadang terlalu memberikan sehingga sehingga tidak suka diatur
kebebasan tanpa ada penerapan dalam pengasuhan harus bicara tegas
kedisiplinan dan pengarahan yang tepat dan konsisten. Dan tipe anak yang
Wiwin Rohmawati, Nur Afida Rahmawati, Pengaruh Tipe Pola Asuh Ibu 11

temperamen tepat bila orang tua (ibu) terhadap pertumbuhan balita di


harus tetap memegang kendali atau Posyandu Srijaya Desa Pucang Miliran
lebih dominan. Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten,
Pada pola asuh yang otoriter di dapat disimpulkan bahwa :
Posyandu Srijaya Desa Pucang Miliran a. Hasil analisis menunjukkan
Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten terdapat pengaruh yang signifikan
terdapat 9 balita (17,0%) dengan antara tipe pola asuh dengan
pertumbuhan tidak normal. Dalam pola pertumbuhan balita di Posyandu
pengasuhan balita meskipun rata rata Srijaya Desa Pucang Miliran
pendidikan ibu baik dan pekerjaan Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten.
sebagai pekerja swasta dan tersedia Berdasarkan uji statistik dengan
makanan yang bergizi tetapi balita menggunakan chi square diperoleh
selalu dipaksa untuk menghabiskan hasil nilai X2 hitung 7.336 dan P.value
porsi makan yang tersedia tentunya 0.026, Hasil perbandingan antara nilai
tidak akan berselera untuk makan probabilitas menunjukkan bahwa nilai
karena acara makan adalah situasi yang probabilitas lebih kecil dari level of
menegangkan, balita tidak akan significant 5 % (0,026 < 0,05).
merespon rasa lapar dengan baik dalam b. Karakteristik responden
diri balita tetapi merupakan paksaan berdasarkan pendidikan adalah
atau hukuman yang harus pendidikan dasar (SD dan SMP)
dilaluinya.Balita selalu dituntut sesuai sebanyak 41,5 %, sedangkan
dengan keinginan orang tuanya, selalu berdasarkan pekerjaan adalah sebagai
memaksa anak untuk mengikuti petani sebanyak 37,8 %.
perintahnya, kadang ditemukan c. Tipe pola asuh yang banyak
hukuman fisik atau aturan tanpa diterapkan responden adalah tipe pola
merasa perlu penjelasan apapun dibalik asuh demokratis sebanyak 45,3 %.
peraturan tersebut. d. Balita di Posyandu Srijaya
Desa Pucang Miliran Kecamatan
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Tulung Kabupaten Klaten sebagian
1. Kesimpulan
besar pertumbuhannya normal sebesar
Berdasarkan hasil penelitian dan
54,7 %.
pembahasan pengaruh pola asuh ibu
12 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 1-13

2. Saran mengembangkan ilmu kebidanan.


Mengingat bahwa pertumbuhan Penelitian selanjutnya dapat meneliti
pada balita sangatlah penting bagi pola asuh dengan kecerdasan anak.
masa yang akan datang, maka perlu
dilakukan upaya-upaya: DAFTAR PUSTAKA
a. Bagi posyandu Agnes T. Peran Orang Tua Dan
Praktisi Dalam Membantu
Penelitian ini sebagai bahan masukan
Tumbuh Kembang Anak Berbakat
dan pertimbangan bagi bidan desa dan melalui Pemahaman Teori Dan
Tren Pendidikan. Jakarta: Putra
para kader posyandu dalam
Grafika; 2007. h.37
menentukan kebijakan pendidikan Alimul azis. Pengantar Ilmu
tentang pertumbuhan balita demi Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika; 2005. h.16
peningkatan mutu pertumbuhan balita
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu
selanjutnya. Sebagai contoh adalah Pendekatan Praktik. Jakarta:
memberikan pendidikan kesehatan Rineka Cipta; 2006. h. 344
tentang pola asuh yang sangat Dep.Kes. RI. Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Balita.Depkes RI.
berpengaruh terhadap pertumbuhan. Jakarta 2005
b. Bagi orang tua balita Endah Retnoningrum. Hubungan
Hendaknya menerapkan tipe pola asuh Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Deteksi Tumbuh Kembang Balita
yang efektif dan tepat maka akan Dengan Pencapaian Tumbuh
terhindar adanya pola asuh yang salah Kembang Balita di Dusun
Kembangan Kebondalem Lor
karena berakibat pertumbuhan yang Prambanan Klaten. Boyolali: Estu
tidak normal. Contohnya adalah Utomo; 2006

dengan menerapkan pola asuh Hurlock, E. B. Psikologi


Perkembangan Suatu Pendekatan
demokratis pada anak yang terbukti Sepanjang Rentang Kehidupan.
lebih baik dari pola asuh lainnya. Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga;
1998. h. 43; 53
c. Peneliti lain
Soetjiningsih, dr. spAK, Gde
Sebagai dasar untuk lebih lanjut Ranug,SpAK Prof. Dr. Tumbuh
tentang topik yang terkait dengan Kembang Anak. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran; 1995. h. 2-8
pengetahuan ibu tentang pola asuh
Supariasa, Bachar, Fajar. Penilaian
anak dimasa yang akan datang dan Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran; 2002
sebagai bahan informasi untuk
Wiwin Rohmawati, Nur Afida Rahmawati, Pengaruh Tipe Pola Asuh Ibu 13

Tracy hogg, Melinda Blau. Mendidik Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian


Dan Mengasuh Anak BAlita Anda. Kesehatan. Jakarta: Rineka
Jakarta; PT Gramedia Pustaka Cipta;2003. h.15; 121; 128
Utama; 2004. h. 23;29 Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian
Triton PB. Tips Cerdas Mengasuh Kesehatan. Jakarta: Rineka
Balita.Yogyakarta: Oriza Nyutran Cipta;2005. h. 151; 153
MG II/1466;2008. h.21; 28 Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian
Tinuk Istiarti. Menanti Buah Hati. Kesehatan. Jakarta: Rineka
Jakarta: Media Presindo; 2000. h. Cipta;2007. h. 144
14; 18; 21 Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian
Tiwi Muninggarsari. Hubungan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Edisi Revisi. 2010. h. 10-8; 103;
Pola Asuh Anak Dengan Tingkat 125; 165
Pertumbuhan Motorik Halus Anak Soekanto, S. Sosial Budaya Dasar.
Prasekolah Di Taman Kanak- Jakarta; Pt Raja Gravindo Persada;
kanak Aisiyah Athfal Desa 2002. h. 154
Temuwangi Kecamatan Pedan
Kabupaten Klaten. Klaten: Stikes Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian.
Muhammadiyah Klaten; 2010 Bandung: Alfabeta; 2006. H. 4-5
Ummatul Baroroh. Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Balita
Dengan Pelaksanaan Bina
Keluarga Balita < Mergangsan
Jogjakarta Dengan Subyek
Penelitian adalah Ibu Yang
Mempunyai Balita 0-5 tahun Yang
Diperiksa Dan Diimunisasi di
Puskesmas Mergangsan
Yogyakarta: UGM;2005

Anda mungkin juga menyukai