Disusun oleh :
Kelompok A-11
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
SEPTEMBER 2015
1
SKENARIO 1
NYERI SENDI SIKU
Seorang laki-laki 50 tahun, datang ke Rumah Sakit dengan sendi siku dirasakan nyeri dan
berdenyut serta mengganggu rentang gerak (range of movement/ROM) sejak 2 bulan ini.
Bengkak kemerahan sekitar olekranon, MTP-1 5 bulan lalu. Lalu berkurang setelah minum
obat anti nyeri. Ditemukan hiperurisemia. Dokter memberikan NSAID drug dan orikosurik.
KATA SULIT
1. MTP-1 : tulang pada kaki, yang paling sering terkena akibat gout
artritis.
3. Range of Movement : suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan
dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik.
2
PERTANYAAN
1. Apakah penyebab hiperurisemia?
2. Apakah faktor penyebab nyeri sendi?
3. Apakah pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk membantu mendiagnosis
kasus tersebut?
4. Mengapa pada pemeriksaan fisik ditemukan bengkak kemerahan pada olekranon?
5. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh hiperurisemia?
6. Bagaimana mekanisme terjadi hiperurisemia?
7. Apa saja sendi yang mengalami gangguan saat kadar asam urat tinggi?
8. Apakah ada kaitan riwayat dahulu penyakit pasien yang pernah dialami dengan
keluhan sekarang?
9. Apa beda nyeri sendi disertai inflamasi dengan yang tidak disertai inflamasi?
10. Apa saja terapi yang dapat mengurangi nyeri pada pasien hiperurisemia?
11. Apa diagnosis pasien tersebut?
12. Apa saja macam-macam gerak sendi pada tubuh manusia?
13. Mengapa pada hiperurisemia terjadi nyeri?
JAWABAN
Obesitas
Karena peningkatan asam urat atau penurunan ekskresi asam urat oleh ginjal
Gaya hidup yang tidak sehat (seperti konsumsi makanan yang tinggi purin,
minum alcohol, jarang berolahraga)
Infeksi
Pekerjaan (pekerja pada industry berat, petani dan pekerjaan yang memerlukan orang
sering berjongkok).
Jenis kelamin : Dari statistic di Amerika Serikat didapatkan bawha 60% wanita yang
berumur lebih dari 15 tahun menderita arthirits. Arthritis penyebab utama penderita
menahun para wanita.
3
Keturunan : Beberapa gen dihubungkan dengan jenis arthiritis tertentu. Penyakit ini
dapat diderita seluruh keluarga, meskipun dapat pula tidak timbul selama beberapa
generasi, kemudian dijumpai lagi pada generasi berikutnya.
2. Nyeri sendi pada gout terjadi karena adanya pengkristalan asam urat pada sendi tubuh
akibat reaksi inflamasi oleh tubuh yang terjadi karena kelebihan asam urat dalam
tubuh.
9. Nyeri sendi yang disertai inflamasi akan ditemukan tanda tanda inflamasi berupa
kalor (panas), dolor (nyeri), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), function laesa
(fungsi yang hilang). Sedangkan nyeri yang tidak disertai inflamasi tidak mengalami
hal tersebut.
10. Terapi pada pasien tersebut ialah OAINS (analgesic) untuk mengurangi terjadinya
inflamasi yang dapat menyebabkan nyeri.
4
Abduksi adalah gerakan menjauhi badan, sedangkan adduksi adalah gerakan
mendekati badan.
c. Depresi Elevasi
Depresi adalah gerak menurunkan, sedangkan elevasi adalah gerak mengangkat,
misalnya gerakan menunduk dan menengadah
d. Supinasi Pronasi
Supinasi adalah gerak menengadahkan tangan, sedangkan pronasi adalah gerak
menelungkupkan tangan.
5
SASARAN BELAJAR
6
LI 1. Memahami dan Menjelaskan Persendian dan Fungsi Alat Gerak
7
Contoh: art. Intercapales, art. Intertarsales, art. Sternoclavicularis, hubungan
tulang pergerlangan kaki.
8
Gambar 4. Sendi putar (ellipsoidea)
9
Berdasarkan jumlah sumbu gerak
a. Bersumbu satu (monoaxial) : art.interphalanx, art.talocuralis
b. Bersumbu dua (biaxial) : art.radiocarpalis
c. Bersumbu tiga (triaxial) : art.glenohumerale, art.coxae
10
Gambar 7. Sendi ekstremitas superior
1. Articulatio acromioclavicularis
Tulang :Merupakan suatu sendi antara pars acromialis scapula dengan clavicula.
Jenis sendi : Articulatio plana, karna kedua permukaan sendi rata.Penguat Sendi :
Ligamentum acromioclaviculare.
2. Articulatio Humeri
Tulang : Caput humeri dengan cavitas glenoidalis.
11
Jenis sendi : Articulatio spheroidea (a ball and socket), kepala sendi seperti
bentuk bola.
Penguat sendi : Ligamentum glenohumerale superior, Ligamentum
glenohumerale medial.
Gerak sendi : Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi.
3. Articulatio cubiti
Merupakan Articulatio composita yang terdiri dari atas 3 sendi, yaitu
Articulatiohumero-ulnaris, Articlatio humero-radialis, dan Articulatio radioulnaris.
b. Ekstremitas Inferior
12
Gambar 8. Sendi ekstremitas inferior
Articulatio Coxae
Atau sendi paha. Persendian antara acetabulum os coxae dengan caput femoris.
13
Articulatio Femore Patellaris
Persendian antara facies articularis os femur dengan facies patellaris femoris os patella.
Articulatio Genu
Atau sendi Lutut. Persendian antara articularis superior condyli medialis tibiae dengan
facies articularis inferior condyli medialis femoris.
Persendian antara facies articularis fibularis tibiae dengan facies articularis capuli fibulae.
Persendian antara articulation malleoli lateralis dengan facies melleolaris lateralis tali.
Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang
mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke
depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke
belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi menjadi tiga
tipe, yaitu:
A. sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan
dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan
sindemosis
14
B. sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong
oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis
dan simpisis.
C. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakkan, memiliki
rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin.
15
Pertumbuhan tulang rawan ada 2 cara:
1. Pertumbuhan intertitial (endogen)
Yaitu berkembangnya tulang rawan dari dalam. Kondrosit muda membelah diri, berpoliferasi,
dan meletakkan matriks baru. Ini terjadi hanya pada tulang rawan yang relatif muda.Pada
lempeng epifisis, pertumbuhan intertitial penting untung memperpanjang tulang panjang dan
menyediakan model tulang rawan bagi pembentukan endokondrium.
Sekresi substansi dasar dan serat di permukaan matriks yang menyebabkan massa tulang
rawan naik.
16
A. Tulang rawan hialin
Warna : kuning
Terdapat di kerangkan daun telinga, tuba auditiva, epiglotis
Lebih elastis dan fleksibel dari tulang hialin
Banyak mengandung serat elastin
Kondrosit di lakuna banyak dan rapat
17
Struktur : bentuk antara dari tulang rawan hialin dan jaringan penyambung padat
Terdapat di diskus intervertebralis, simfisis pubis, beberapa di sendi dan tendon
Tidak punya perikondrium
Substansi dasar sedikit
Banyak serat kolagen
Tersusun berderet, konsentris
Di bagian tengah terdapat nukleus pulposus
3. Tulang
Jaringan tulang terdiri dari sel tulang (osteosit) yang dikelilingi matriks tulang yang kaku.
Matriks tulang yang kaku ini tersusun atas banyaknya serat kolagen dan adanya deposit
kalsium hydroxyapatite.
Ada dua jenis tulang, tulang kompakta dan tulang spangiosa. Tulang spongiosa
bercirikan tidakn adanya trabekula atau balok tulang yang langsing, tidak teratur dan
bercabang dan membentuk anyaman. Tulang spangiosa terletak pada daerah diafisis.
Sedangkan tulang kompakta terletak pada daerah ephyphisis.
Tulang kompakta dibentuk oleh matrisk tulang yang tersusun berlapis-lapis yang
disebut dengan lamel. Lamel ini mengelilingi saluran havers. Saluran havers berserta
lamel havers disebut dengan system havers atau osteon. Diantara system havers satu
dengan lainnya dihubungkan oleh saluran yang dikenal denan saluran volkman. Adapun
lamel yang tidak disertai dengan saluran havers dikenal dengan lamel interstial.
Tulang dibungkus oleh jaringan ikat periosteum, dibawah periosteum terdapat lamel
general luar. Dibagian dalam, dinding ruang sumsum tulang dilapisi oleh endosteum.
Dibawah endosteum terdapat lamel general dalam. Periosteum dan endosteum
mempunyai kemampuan osteogenesis yang menghasilkan osteobalast serta berfungsi
dalam perbaikan tulang.
18
Gambar 16. Sistem Havers
19
c. Osteoklas : sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan
merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast.
Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag.
d. osteoprogenitor : merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan
osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam
jaringan tulang.
Aksi Sendi :
20
A. Kolom Spinal
Sendi pada kolom vertebral memiliki rentang gerakan : Fleksi, Ekstensi, Lateral Fleksi
dan Rotasi.
B. Girdle shoulder
Sendi pada Girdle Shoulder memiliki rentang gerakan : Elevasi, Depresi, Aduksi dan
Abduksi.
C. Bahu
Sendi ahu memiliki rentang gerakan: Fleksi, ekstensi, aduksi, abduksi dan Medial Rotasi.
21
D. Siku
Sendi siku memiliki rentang gerakan: Fleksi, Ekstensi, Pronasi dan Supinasi.
22
E. Pergelangan Tangan
Sendi pergelangan tangan memiliki rentang gerakan : Fleksi, Ekstensi, aduksi, abduksi
dan sirkumdiksi.
F. Pinggul
23
Sendi pinggul memiliki rentang gerakan : Fleksi, Ekstensi, aduksi, abduksi, Medial Rotasi
dan Lateral Rotasi.
G. Lutut
Sendi lutut memiliki rentang gerakan : Fleksi dan Ekstensi
H. Pergelangan Kaki
24
Sendi pergelangan kaki memiliki rentang gerakan : Plantar Fleksi, Dorsi Fleksi, Inversi
dan Eversi.
25
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Metabolisme dan Ekskresi Asam Urat
LO 2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Asam Urat
Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin pada primata yang tidak larut dalam air,
endapannya dalam bentuk kristal pada persendian dan ginjal menyebabkan penyakit pirai.
Kadar asam urat normal menurut WHO :
1. Pada laki-laki dewasa kadar normal asam uratnya adalah sekitar 2 7,5 mg/dL,
sementara itu pada wanita yang sudah dewasa adalah 2 6,5 mg/dL.
2. Pada laki-laki dengan usia diatas 40 tahun kadar normal asam uratnya 2 8,5 mg/dL,
pada wanita 2 8 mg/dL
3. Anak-anak yang berusia 10 18 tahun kadar asam uratnya 3,6 5,5 mg/dL,
sementara itu pada anak wanita 3,6 4 mg/dL.
26
Gambar 20. Metabolisme Asam urat melalui jalur de novo
27
Gambar 22. Perubahan dari IMP menjadi AMP dan GMP
28
Jalur Salvage atau Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui
basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui
zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin)
berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat.
Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim:
hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase
(APRT).
29
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Gout Arthritis
LO 3.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Gout Arthritis
Gout merupakan hasil dari akumulasi asam urat dengan pembentukan kristal asam
urat dalam sendi, terutama sendi metatarsofalangeal pertama (podagra). Ini mengakibatkan
artritis yang sakit sekali yang diobati dengan banyak jenis agen seperti allopurinol.
(Swanson, 2012)
Gout adalah suatu kumpulan gejala yang timbul akibat adanya deposisi Kristal
monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan
ekstraseluler. Gangguan metabolisme yang mendasari terjadinya gout ialah hiperurisemia
(peninggian kadar asam urat serum dari normal). Disebut artritis gout apabila serangan
inflamasi terjadi pada articular atau periartikular seperti bursa dan tendon. Gout jarang
ditemukan pada perempuan, sekitar 95% kasus adalah pada laki-laki. (Kapsel, 2014)
Penyebab timbulnya gejala artritis akut adalah reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosium urat monohidrat. Sehingga dari penyebabnya, penyakit ini
digolongan sebagai kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik
asam urat yaitu hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan.
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berlebihan
karena penyakit lain seperti leukemia, terutama bila diobati dengan sitostatika,
psoriasis,polisitemia vera, dan mielofibrosis.
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
a. Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal
ginjal yang sehat.
b. Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya gagal ginjal
kronik.
3.Perombakan dalam usus yang berkurang, namun secara klinis hal ini tidak begitu penting.
30
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jld II Ed IV, FKUI.
31
Yang perlu diketahui juga berkaitan dengan patofisiologi GA adalah kelarutan asam urat
berkurang pada cuaca yang dingin dan pH yang rendah. Kemungkinan penyebab mengapa
pada cuaca dingin lebih terasa nyeri. Selain itu estrogen cenderung mendorong ekskresi asam
urat, kemungkinan penyebab mengapa insidensi perempuan premenopause rendah.
32
Gambar 25 . Akumulasi asam urat di sendi
Gejala umum yang sering dirasakan pada penderita gout antara lain : pegal-pegal,nyeri
pada sendi,rasa linu pada kaki dan tangan kiri.Jika linu telah menyerang tangan kiri
biasanya akan menjalar ke bahu hingga leher.Nyeri hebat akan dirasakan penderita gout
kala malam hari.
Jika tidak segera ditangani,maka keadaan akan bertambah parah.Sendi akan membengkak
dan kulit di atas sendi yang terkena akan menimbulkan nyeri yang luar biasa.Gejala lain
yang timbul pada gout akut adalah demam,menggigil,perasaan tidak enak badan dan
denyut jantung cepat.
Tahap 1: Hiperurikemia Asimtomatik Kadar asam urat di tubuh tinggi, tetapi tidak
menimbulkan gejala. Sebagian besar pasien dalam tahap ini mengetahui kondisi
mereka setelah melakukan pemeriksaan laboratorium yang mengukur jumlah asam
urat yang terkandung dalam sistem peredaran darah. Perawatan biasanya tidak
diperlukan pada tahap ini. Kebanyakan pasien memiliki kadar asam urat tinggi selama
bertahun-tahun sebelum serangan pertama mereka. Risiko serangan meningkat
dengan meningkatnya kadar asam urat. Pengobatan yang tepat dalam tahap ini adalah
berupaya mengurangi kadar asam urat dalam tubuh.
33
Tahap 2: Serangan gout akut Hiperurikemia berkelanjutan menyebabkan
penumpukan kristal natrium urat di persendian. Kristal ini kemudian merangsang
pelepasan berbagai mediator inflamasi yang menimbulkan serangan akut. Pasien
biasanya terbangun di malam hari karena rasa sakit dan pembengkakan sendi. Gejala
gout tahap ini meliputi nyeri dan peradangan, sendi yang terkena menjadi panas dan
lembek bila disentuh, terlihat kemerahan atau memar, terasa gatal dan mengelupas
setelah sakitnya mereda. Tingkat keparahan rasa sakit bervariasi dari kedutan ringan
sampai nyeri hebat sehingga sendi tidak bisa disentuh. Gejala sistemik seperti demam,
menggigil, dan malaise, mungkin juga terjadi dan merupakan hasil dari beberapa
mediator inflamasi yang bocor ke sirkulasi vena. Rasa sakit akan menghilang dalam
3-10 hari, bahkan bila tanpa pengobatan.
Tahap 3: Interval kritis Ini adalah tahap setelah episode gout yang bebas gejala.
Pada kebanyakan orang, tahap ini berlangsung dari enam bulan sampai dua tahun
setelah serangan pertama gout. Pada yang lainnya, kondisi tanpa gejala ini dapat
berlangsung 5 10 tahun. (Sekitar 66% pasien akan mengalami serangan kedua
dalam satu tahun). Tahap inni adalah waktu ideal untuk mencegah serangan di masa
depan. Gout secara klinis tidak aktif tetapi masih ada dan penyakit itu terus
berkembang jika asam urat tidak dikendalikan. Semakin besar kadar asam urat,
semakin pendek interval untuk serangan berikutnya.
Tahap 4: Gout tingkat lanjut Pada tahap akhir gout ini, gejala dan efeknya menetap.
Sejumlah besar asam urat telah mengkristal menjadi deposit di tulang rawan serta
tendon dan jaringan lunak, dan bahkan pada selaput antar tulang. Pasien sering
mengalami berbagai gejala, seperti kekakuan sendi, keterbatasan gerakan sendi, nyeri
sendi terus-menerus, luka dengan nanah putih di daerah yang terkena, nyeri sendi
simultan pada berbagai bagian tubuh, dan fungsi ginjal memburuk. Pasien gout
memiliki kecenderungan untuk mendapatkan batu ginjal lebih sering daripada yang
lain. Tahap ini juga disebut tahap tofus. Tofus (jamak: tofi) adalah massa kristal urat
yang disimpan dalam jaringan lunak, yang dapat menghancurkan jaringan lunak dan
persendian.Tofus paling sering berkembang di siku, lutut, jari kaki, tendon Achilles,
dan, lebih jarang, di daun telinga
b. Pemeriksaan Fisik
Sulit berjalan. Selain itu, dapat ditemukan tanda-tanda peradangan pada sendi,
deformitas dan eritema, pembengkakan karena peradangan perubahan suhu kulit,
perubahan anatomi tulang / jaringan lunak , nyeri tekan dan krepitus, perubahan
range of movement.
34
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a) Serum asam urat: Kadar normal asam urat wanita: 2,6-6 mg/dl. Kadar
normal asam urat pria: 3,5-7 mg/dl
b) Angka leukosit: Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai
20.000/mm3 selama serangan akut.Selama periode asimtomatik angka
leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 10.000/mm3.
c) Eusinofil Sedimen rate (ESR): Meningkat selama serangan akut.
Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi
akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
d) Urin spesimen 24 jam: Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan
produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang
mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika
produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar
kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada
pasien dengan peningkatan serum asam urat. Instruksikan pasien untuk
menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu
pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama
pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
e) Analisis cairan aspirasi: Dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau
material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang
tajam, memberikan diagnosis definitif gout. Merupakan gold standard
untuk diagnose gout.
f) Pemeriksaan kadar urea darah dan kreatinin: Kadar kreatinin darah normal
pria: 0,6-1,3 mg/dl. Kadar kreatinin darah normal wanita: 0,5-1 mg/dl.
Pemeriksaan Radiologi
Pembengkakan jaringan lunak asimetris mungkin satunya-satunya
kelainan pada gout akut. Penyakit kronis memberikan gambaran erosi
tulang berupa lubang yang iregular di dekat artikular
namun biasanya tidak mengenai batas. Bisa tampak tofi
jika timbul kalsifikasi. Perubahan osteoarthritis sering ditemukan
pada sendi dengan gout. Batu ginjal asam urat bersifat
radiolusen. Aspirat cairan sendi mengandung kristal jarum
mononatrium uratr efraktif ganda negatif bila dilihat melalui
cahaya polar. Pemeriksaan radiografi pada serangan
artritis gout pertama adalah non spesifik. Kelainan utama
radiografi pada longstanding adalah inflamasi asimetri, arthritis
erosive yang kadang-kadang disertai nodul jaringan lunak.
X-Ray
35
Penemuan pada fase awal gout dimulai pada jaringan lunak. Penemuan yang khas
adalah pembengkakan yang tidak simetris disekitar sendi yang terkena. Penemuan lain yang
dapat terjadi pada fase awal gout adalah edema pada jaringan lunak disekitar sendi. Pada
penderita yang mengalami episode gout yang multiple pada sendi yang sama, terdapat
gambaran area berkabut yang opak yang dapat dilihat pada pemeriksaan radiologi film datar.
Fase lanjut dari gout, terjadi perubahan awal pada tulang. Pada umumnya, perubahan
awal pada area sendi metatarsophalangeal. Purubahan awal pada umumnya terjadi di luar
sendi atau pada daerah juxta artikularis. Pada fase lanjut ini biasanya ditemukan gambaran
lesi luar, yang kemudian bisa menjadi sklerotik karena peningkatan ukurannya.
Pada fase akhir gout, ditemukan tanda topus pada banyak persendian tulang.
Terjadinya perubahan lain pada gambaran radiografi film datar pada stadium akhir adalah
jarak persendian yang menyempit yang sangat menyakitkan. Tanda deformitas juga dapat
terjadi karena efek dari penyakit pada fase akhir. Kalsifikasi pada jaringan lunak ditemukan
juga pada fase akhir gout.
36
2. Diagnosis Banding
Osteoarthritis : Penurunan fungsi tulang rawan
Rheumatoid arthritis : poliartikular, simetris sendi yang terkena, nodul reunatoid
Pseudogout : penimbunan Kristal cppd dalam sendi / Ca-pirofosfat dehydrogenase
crystal), perempuan lebih sering terkena daripada laki-laki. Pada stadium akut disertai
eritem, lebih sering mengenai pergelangan tangan dan sendi lutut.
Artritis septik : papa pemeriksaan sendi ada mikroorganisme, adapenyakit lain yang
mendasari, disebabkan bakteri non-gonokokal
37
LO 3.7. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Gout Arthritis
1. Non Farmako
a. Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam urat harus
melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir semua bahan makanan sumber
protein mengandung nukleoprotein maka hal ini hampir tidak mungkin dilakukan.
Maka yang harus dilakukan adalah membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg
purin per hari (diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari).
b. Kalori sesuai dengan kebutuhan
Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan
pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat
badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar
asam urat karena adanya keton bodies yang akan mengurangi pengeluaran asam urat
melalui urin.
c. Tinggi karbohidrat
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi
oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat
melalui uirn. Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100
gram per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosaa seperti gula, permen, arum
manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan meningkatkan kadar
asam urat dalam darah.
d. Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam
darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi,
misalnya hati, ginjal, otak, paru, dan limpa. Asupan protein yang dianjurkan bagi
penderita gangguan asam urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg
berat badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal
dari susu, keju dan telur.
e. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng,
bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak
sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
f. Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui urin.
Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal sebanyak 2,5 liter
atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau kopi. Selain
dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang mengandung
banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas,
38
belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain
juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-
buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya
mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
g. Tanpa alkohol
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengkonsumsi
alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi alkohol. Hal ini
adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
2. Farmako
Ada 2 macam golongan obat yang digunakan :
1. Pada saat stadium akut: obat golongan AINS
2. Pada stadium kronik : obat golongan urikosurik
39
Kontraindikasi
40
2. Obat golongan urikosurik
1. Allopurinol
41
Ekskresi: ginjal dan hati
Famakodinamik:
3) Dalam perjalanan waktu, pasien yang tidak diobati dengan serangan berulang
akan mempunyai perioda interkritikal yang lebih pendek, meningkatnya
jumlah sendi yang terserang, meningkatnya disability.
4) Diramalkan 10-22% pasien dengan pengendalian yang jelek atau tidak diobati
akan mengalami perkembangan tofi dan 20% nefrolitiasis pada kurang lebih
11 tahun setelah serangan awal.
5) Bila memprediksi pasien dengan penyakit sendi karena kristal, pertimbangkan
juga efek komorbiditas (ct hipertensi atau alkoholisme pada gout dll)
6) Kaitan antara gout dengn hipertensi, aterosklerosis, hipertrigliseridemia, dan
diabetes melitus mungkin ada hubungannya dengan sindrom resistensi insulin
(obesitas-insulin insesitifitas, sindrom metabolik)
(http://binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361337229.pdf)
42
DAFTAR PUSTAKA
Bloom, 2002, Buku Ajar Histologi, Edisi 12, diterjemahkan oleh Jan Tambayong, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Baratawidjaja, Karnen Garna dan Iris Rengganis. 2012. Imunologi Dasar. Edisi 10. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
Ian, Taanu. 2012. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 .Jakarta :
EGC.
Rare, Orphanet. 2007 .2:48. :PMC2234399. Hypoxantine-guanine phosophoribosyl
transferase (HPRT)deficiency:Lesch-Nyhansyndrome.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomy and physiology: an easy leaner. Jakarta: EGC
Snell, RS. 1998. A Clinical Anatomy by region. Edition 8. Philladelphia. Lippincott Willian
&Wilkins ompanies.
Sobotta, J., 2010. Telinga: Ikhtisar. Dalam: Sobotta, J. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi
22 Jilid 1: Kepala, Leher, Ekstremitas Atas. Jakarta: EGC,379
Syamsir, H.M. 2014. Gerak Tubuh Manusia. Jakarta: Universitas Yarsi
Tehupeiroy ES. Artrtritis pirai (artritis gout). Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4.
Jakarta:Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.hal.1218-20
Wortmann RL. Gout and hyperuricemia. In: Firestein GS, Budd RC, Harris ED, Rudy S,
Sergen JS, editors. Kelleys Textbook of Rheumatology. 8thed.Philadelphia:Saunders;
2009.p.1481-506
W.A Newman Dorland. 2010. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta: EGC.
43