Rancangan UU Nomor 11
Rancangan UU Nomor 11
NOMOR TAHUN
TENTANG
PENYANDANG DISABILITAS
Mengingat : Pasal 5 (1), Pasal 20, Pasal 20A ayat (1), Pasal 27 ayat(1) dan
ayat (2), Pasal 28, Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J, Pasal
29 ayat(2), dan Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Minta kepada ibu Maulani dan Mbak Eva. (dengan masukan tertulis)
Pasal 4
BAB II
HAK DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 5
(1) Penyandang disabilitas mempunyai hak yang sama sebagai Warga Negara
Indonesia.
(2) Hak Penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
hak :
a. hidup;
b. kesehatan;
c. mendapatkan habilitasi dan rehabilitasi;
d. mendapatkan jaminan dan perlindungan sosial;
e. pendidikan;
f. beragama;
g. rasa aman;
h. keadilan;
i. memperoleh pekerjaan;
j. memperoleh aksesibilitas;
k. berekspresi dan berpendapat, serta akses terhadap informasi;
l. budaya, rekreasi, hiburan, dan olahraga;
m. berpolitik dan berpartisipasi dalam pemerintahan;
n. mobilitas pribadi;
o. berkeluarga dan melanjutkan keturunan;
p. kebebasan dari eksploitasi, kekerasan, dan pelecehan;
q. kebebasan dari penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang
kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia;
r. penghormatan atas integritas;
s. perlindungan dari diskriminasi;
t. memperoleh kartu identitas diri;
u. memperoleh akte kelahiran; dan
v. perlindungan khusus.
Pasal 6
BAB III
PELAKSANAAN PEMENUHAN HAK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) dilaksanakan dalam bentuk :
a. pelayanan kesehatan;
b. pelayanan sosial;
c. penyediaan pelayanan pendidikan dan keterampilan;
d. bantuan hukum;
e. penyediaan akses pekerjaan;
f. penyediaan alat bantu;
g. memperoleh aksesibilitas gedung dan transportasi;
h. memperoleh akses terhadap informasi dan teknologi;
i. menyediakan akomodasi yang layak.
j. menyediakan kouta untuk dipilih, memilih, dan penyelenggara dalam
pemilu/pemilukada.
k. menyediakan sarana dan prasarana olahraga;
l. menyediakan sarana dan prasarana rekreasi; dan
m. menyediakan sarana dan prasarana budaya.
Bagian Kedua
Pelayanan Kesehatan
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Bagian Ketiga
Pelayanan Sosial
Pasal 13
Pasal 14
Bagian Keempat
Penyediaan Pelayanan Pendidikan
Pasal 16
Bagian Kelima
Bantuan Hukum
Pasal 17
(1) Bantuan hukum bagi penyandang disabilitas diberikan untuk menghadapi
masalah hukum dalam pembelaan atas hak baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
(2) Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk pembelaan dan konsultasi hukum.
(3) Pembelaam dan konsultasi hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dengan :
a. melakukan investigasi sosial;
b. memberikan informasi, nasihat, dan pertimbangan hukum.
c. memfasilitasi tersedianya saksi;
d. memfasilitasi terjadinya mediasi hukum;
e. memfasilitasi tersedianya jasa bantuan hukum; dan/atau
f. memberikan pendampingan.
Bagian Keenam
Penyediaan Akses Pekerjaan
Pasal 18
(2) Persyaratan dan kualifikasi pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memperhatikan faktor :
a. jenis dan derajat kecacatan;
b. pendidikan;
c. ketrampilan dan/atau ketrampilan;
d. kesehatan;
e. formasi yang tersedia;
f. jenis atau bidang usaha.
Pasal 19
Setiap penyandang disabilitas berhak memperoleh perlakuan yang sama
dengan pekerja lainnya tanpa diskriminasi.
Pasal 20
Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat wajib memperkerjakan
penyandang disabilitas sekurang-kurangnya 1 (satu) orang penyandang
disabilitas yang memenuhi persyaratan jabatan dan kualifiukasi pekerjaan
sebagai pekerja untuk setiap 100 ( seratus) orang pekerjanya.
Bagian Ketujuh
Aksesibilitas Gedung dan Transportasi
Pasal 21
Pasal 21
Pasal 24
Pasal 25
Aksesibilitas pada jalan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf
b dilaksanakan dengan menyediakan:
a. akses ke, dan dari jalan umum;
b. akses ke tempat pemberhentian bus atau kendaraan;
c. jembatan penyeberangan;
d. jalur penyeberangan bagi pejalan kaki;
e. tempat parkir dan naik turun penumpang;
f. tempat pemberhentian kendaraan umum;
g. tanda-tanda atau rambu-rambu dan/atau marka jalan;
h. trotoar bagi pejalan kaki atau pemakai kursi roda;
i. terowongan penyeberangan;
Pasal 26
Pasal 27
Bagian Kedelapan
Akses Terhadap Teknologi dan Informasi
Pasal 28
Bagian Kesebelas
Hak berpolitik
Pasal 29
Bagian Keduabelas
Sarana dan Prasarana Olahraga;
Pasal 30
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan sarana dan prasarana
olahraga yang bagi penyandang disabilitas.
BAB IV
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
(2) Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di bentuk pada tingkat
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
(3) Komite baik tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota bersifat otonom
dan bukan merupakan lembaga yang memiliki hierarki.
Pasal 34
Pasal 35
BAB V
MEKANISME PENGADUAN
Pasal 36
Pasal 37
BAB VII
KOORDINASI DAN RENCANA AKSI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 38
(2) Rencana Aksi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
menteri/pimpinan lembaga terkait sesuai tugas dan fungsinya.
Bagian Kedua
Koordinasi
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
Bagian Ketiga
Pasal 42
Pasal 43
BAB VIII
Pasal 44
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan lembaga
regional dan lembaga internasional dalam pemenuhan hak- hak
penyandang disabilitas.
(2) Bentuk kerjasama sebagaiumana dimaksud pada ayat (1) dapat
dituangkan dengan kesepakatan bersama. MOU atau Perjanjian kerjasama.
(3) Pelaksanaan kerjasama regional dan internasional diklaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IX
PENGHARGAAN
Pasal 45
Pasal 46
(1) Pemerintah memberikan penghargaan kepada badan hukum dan lembaga
negara yang memperkerjakan penyandang disabilitas
(2) Pemerintah memberikan penghargaan kepada penyedia fasilitas publik
yang aksesibel dan ramah terhadap penyandang disabilitas.
(3) Ketentuan mengenai pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB X
Pasal 47
BAB XI
PENDANAAN
Pasal 48
BAB XII
PENYIDIKAN
Pasal 49
Pasal 50
Wilayah hukum atau wilayah kerja PPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal
49 meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 51
Pasal 52
BAB XIII
KETENTUAN PIDANA
Catatan :
Perlu ada Pasal-pasal tentang larangan yang berkaitan dengan
ketentuan pidana.
Pasal 53
Setiap orang yang. melanggar ketentuan ...........sebagaimana dimaksud dalam
Pasal... dipidana paling singkat .... (....) tahun dan paling lama .... (....)tahun
penjara atau denda paling sedikit Rp..... (.......) dan paling banyak Rp........
( .....)
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 54
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 55
Pasal 56
Pasal 57
Pasal 58
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal.
AMIR SYAMSUDDIN