DISUSUN OLEH
KELOMPOK D
B. DESKRIPSI LOKASI
Berikut ini peta lokasi penambangan batu andesit PT Desira Guna Utama
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025,
Kecamatan Cigudeg secara karakteristik merupakan daerah yang relative berkembang di
Kabupaten Bogor dengan wilayahnya yang bergam meliputi Kawasan Hutan yang
berfugsi linfung (LH), Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Tetap, pertanian,
perkebunan, dan peternakan. Selain itu, wilayah kecamatan ini juga sumber Bahan Galian
Vital dan bahan Galian di luar vital dan strategis. Berbagai bahan galian terutama galian
mineral industri seperti andesit, batu kapur tanah liat maupun galena, trass banyak
dieksploitasi di daerah ini.
Pada awalnya, penggunaan areal PT Desira Guna Utama sebagai lahan tambang
bermula dari pemilik lahan yang berkeinginan agar lahan mereka menjadi lebih produktif
sebab selama ini areal lahan mereka kurang produktif dimana hanya dapat ditanami pada
musim penghujan saja. Berdasarkan hal tersebut, maka rencana kegiatan penambangan
Andesit di area tersebut juga telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 sebagai Area Penggunaan Lain berdasarkan perda
Kabupaten Bogor.
D. KEGIATAN REKLAMASI
Kajian reklmasi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah revegetasi lahan
menjadi perkebunan seperti dalam pembahasan C.2, kajian yang akan dilakukan
memperhatikan aspek teknis dan ekonomis sehingga diharapkan rencana kegiatan
reklamasi secara operasional dapat dilakukan dan secara ekonomis dapat feasible
dilaksanakan oleh perusahaan.
Karakteristik area reklamasi
Area penambangan yang terletak jauh dari pusat kota dan akses, sehingga
metode yang dipilih adalah mengembalikan vegetasi area penambangan seperti
semula, atau revegetasi.
Selain itu, habitat yang sudah terganggu menyebabkan satwa liar melakukan
migrasi ketempat lain mencari habitat baru yang memiliki keanekaragaman tumbuhan
yang tinggi, karena habitat hutan yang kompleks dapat berfungsi sebagai tempat
tinggal, tempat berbiak, tempat mencari makan dan berlindung bagi satwa liar
tersebut. Pada tahun terakhir penambangan, fauna yang tersebut diatas akan pindah ke
daerah sekitar yang tidak terganggu. Setelah dilakukan reklamasi diharapkan fauna
yang berupa mamalia aves dan reptilian tersebut akan kembali menempati wilayah
bekas kegiatan penambangan.
Perencanaan kegiatan reklamasi tahun ke-1 hingga tahun ke-5
Pada area reklamasi blok 1 sampai blok 5 akan dilapisi dengan menggunakan
tanah pucuk setebal 0,8 m yang diangkut dari Nursery Area, sehingga jenjang pada
area bekas tambang tersebut tertimbun dan jenjang tidak nampak lagi. Pada setiap
kaki jenjang akan dibuat saluran air sebagai pengendali air yang masuk ke area
reklamasi dengan panjang sesuai panjang lahan yang akan direklamasi, lebar 1 m dan
kedalaman 1 m. Untuk menjaga stabilitas lereng area tersebut akan dilakukan
penanaman Cover Crop dan kemudian ditanamami dengan tanaman pokok. Syarat -
syarat dari tumbuhan yang dijadikan LCC (Legum Cover Crop) yaitu mudah
diperbanyak (biji atau stek), perakaran dangkal, pertumbuhan cepat dan berdaun
banyak serta memiliki ketahanan terhadap panas, kering, mudah diatur (tidak
membelit), tidak berduri, dan menyuburkan tanah
Pada saat bersamaan PT Desira Guna Utama juga menambang blok 8 dan
kegiatan reklamasi selanjutnya dilakukan secara bertahap sesuai dengan
rencana kemajuan tambang. Perencanaan kegiatan reklamasi (lihat Gambar 1).
F. TIMELINE PELAKSANAAN
Berdasarkan penjelasan pada bagian D, berikut tabel timeline pelaksanaan
reklamasi lahan tambang PT Desira Guna Utama dari tahun 2015-2019
NO Tanggal Keterangan
Maret 2015-April 2015 Observasi keadaan lahan bekas tambang,
1 transportasi alat-alat seprti bulldozer, dan lain-
lain
April 2015-September Penimbunan lahan dengan top soil di area I
2
2015 (0,9 ha)
September 2015- Penananaman bibit sangon di lahan pertama
3
November 2015
4 Desember 2015 Pembuatan laporan reklamasi I
Januari 2016-Juni 2016 Penimbunan lahan dengan top soil di area II
5
(0,9 ha)
6 Juni 2016 - Agustus 2016 Penanaman bibit sangon di lahan kedua
7 Oktober 2016 Inspeksi pengendalian erosi I
Agustus 2016- September Perawatan tanaman sengon di lahan I
8
2016
November 2016 Pengalihan fungsi infraktstruktur tambang
9
(tabel di bagian D.2)
10 November 2016 Pembuatan laporan reklamasi tahun II
Desember 2016 Mei Penimbunana lahan top soil di lahan ketiga
11
2017 (0,9 ha)
12 Mei 2017 Juli 2017 Penanaman bibit sengon di lahan ketiga
13 Agustus 2017 Inspeksi pengendalian erosi II
14 September 2017 Pengabdian Masyarakat I
15 Oktober 2017 Pembuatan laporan reklamasi III
November 2017 April Penimbunan lahan dengan top soild di lahan
16
2018 IV (0,9 ha)
17 April 2018 Juni 2018 Penanaman dengan bibit sengon di lahan IV
18 Juli 2018 Agustus 2018 Inspeksi pengendalian erosi III
19 September 2018 Pengabdian masyarakat II
20 Oktober 2018 Pembuatan laporan reklamasi IV
November 2018 April Penimbunana lahan dengan top soil lahan V
21
2019 (0,9 ha)
22 April Juni 2019 Penanaman lahan dengan bibit sengon
23 Juli 2019 Inspeksi erosi dan air IV
24 Agustus 2019 Pembuatan laporan reklamasi V
25 April 2020 Panen kayu sengon di lahan I
26 Maret 2021 Panen kayu sengon di lahan II
27 April 2022 Panen kayu sengon di lahan III
28 Mei 2023 Panen kayu sengon di lahan IV
29 April 2024 Panen kayu sengon di lahan V
G. PERENCANAAN BIAYA
PROYEKSI PENDAPATAN
Proyeksi Keuntungan
= Rp 951328125 Rp 839.157.170
= Rp 112.170.955
BEP Harga Produksi = Total Biaya Produksi / Jumlah kayu yang dijual(m3)
= Rp 839.157.170 / 1268,4375 m3
= Rp 661568 /m3
Titik impas harga produksi diperoleh bila harga jual sengon Rp 661568 /m3 ,
dengan harga jual pohon sengon Rp 750.000/m3, maka titik impas tercapai.
Artinya usaha penjualan budidaya sengon menguntungkan.
BEP Volume Produksi = Total Biaya Produksi / Harga Jual kayu Sengon
= Rp 839.157.170 / Rp 750.000/m3
= 1119 m3
Titik impas volume produksi diperoleh bila volume produksi pohon sengon 1119
m3, sedangkan volume produksi selama proses pengusahaan adalah 1268,4375 m3.
Dengan demikian titik impas tercapai. Artinya usaha budidaya sengon
menguntungkan.
= Rp 112.170.955 / Rp 839.157.170
= 13,4%
Benefit cost ratio adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran
keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam hal ini Benefit cost ratio
mempunyai nilai 13,4% sehingga usaha ini layak dijalankan karena usaha ini dapat
menguntungkan.
H. KESIMPULAN
1. Alternatif reklamasi yang dipilih yakni dilakukan penanaman tumbuhan yang
dapat bertahan hidup dengan kebutuhan air di musim kemarau dan secara biologis
dapat mengembalikan kualitas tanah namun secara ekonomis juga baik.
2. Gambaran umum kegiatan reklamasi yang dilakukan:
a. Pelaksanaan reklamasi dilakikan dalam kurun waktu 5 tahun, dengan per
tahunnya rata-rata luas lahan reklamasi 0.9 ha, 5 tahun berikutnya adalah
tahap panen tanaman pokok
b. Lahan bekas tambang ditebari dengan menggunakan tanah pucuk dari
lahan bekas tambang itu sendiri dan tanah pucuk tersebut diangkut dari
Nursery Area;
c. Kegiatan reklamasi dilakukan dengan penataan lahan, penanaman tanaman
Cover Crop dan penanaman tanaman pokok;
d. Cover Crop yang digunakan adalah sentro (Centrosema pubescens);
e. Pohon yang akan digunakan untuk kegiatan reklamasi ini adalah pohon
sengon
f. Reklamasi dilaksanakan di bawah sub-divisi lingkungan, divisi K3L dan
lingkungan
3. Proyeksi keuntungan dari proyek ini yakni Rp 112.170.955, secara ekonomis
proyek ini menguntungkan berdasarkan pengujian ekonomi yang dilakukan
I. REFERENSI
http://www.academia.edu/23158964/Perencanaan_Kegiatan_dan_Biaya_Reklamasi_Penamb
angan_Batuan_Andesit_di_Gunung_Siwaluh_Kampung_Bolang_Desa_Argapura_Keca
matan_Cigudeg_Kabupaten_Bogor_Provinsi_Jawa_Barat_PT_Desira_Guna_Utama