Anda di halaman 1dari 13

TUGAS LOGIKA MATEMATIKA

Oleh :

NPM :

KELAS : 1 F ( REGULER MALAM )

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)

MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY

BANJARMASIN

2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia,
Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang
berjudul PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas individu mata kuliah Filsafat Pancasila.
Saya berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun saya
menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi
penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati demi perbaikan
makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Pancasila Sebagai
Sistem Filsafat dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian
dankesempatan yang diberikan untuk membuat makalah ini saya ucapkan
terima kasih..

Majenang, 23 September 2014

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan Penulisan 2
1.4. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Filsafat dan Dasar Filsafat Pancasila 3
2.2 Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia 6
2.3 Kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai

sistem .filsafat 7
2.4 Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat
bangsa
Indonesia 9

BAB III PENUTUP 10

Kesimpulan 10

Saran 10
Daftar
Pustaka 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu
yang menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan
kehidupan dan pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup
bangsa yang diyakini kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan
masyarakat yang mendiami negara tersebut. Pandangan hidup bangsa
merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut akan
mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi yang
secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang atau
masyarakat. Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan suatu
ukuran atau standar yang memiliki kelestarian yang secara umum digunakan
untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu masyarakat (Prayitno,
1989:1).
Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat
budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala
sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh
karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu
masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan sifat hidup, hakikat
kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama pergaulan dalam ruang
dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan manusia lainnya (Prayitno,
1989:2).
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti bangsa-
bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama Pancasila
yang terdiri dari lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Pengertian filsafat dan dasar filsafat pancasila,
1.2.2 Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia,
1.2.3 Kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem filsafat ,
1.2.4 Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa
Indonesia .

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui arti Pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat
bangsa Indonesia.
2. Untuk mengetahui kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila
sebagai sistem filsafat.
3. Untuk mengetahui dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem
Filsafat bangsa Indonesia.
4. Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap mahasiswa dalam
memahami Pancasila sebagai sistem filsafat.
5. Bagi penulis, sebagai sarana untuk memperoleh keterampilan dalam mela-
kukan penulisan dan pengetahuan tentang pancasila sebagai sistem filsafat.

1.4 Manfaat
Setelah menentukan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan dari makalah
ini, maka saya menemukan beberapa manfaat khususnya bagi saya pribadi
dimana dapat menambah pengetahuan saya akan makna filsafat dan dasar
filsafat pancasila serta kedudukan pancasila sebagai sistem filsafat
bangsa. Dengan demikian, saya lebih mengetahui lagi akan peranan pancasila
dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa sehingga tidaklah salah jika
pancasila dijadikan fundamental bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat Pancasila


Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu
terdiri dari kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta /
mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat
kebenaran. Jadi secara harfiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan
atau kebenaran yang hakiki.
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses
dan filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat
sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula
filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis. Pancasila dapat
digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup,
dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu
filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat
berguna untuk memahami Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila
pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis
saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologi dan
dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis
dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya
bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara
mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif
(dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara
sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara induktif
(dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya
dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu). Dengan
demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran
yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada
umumnya
Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya,
misalnya Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar
filsafat negara Republik Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secara
sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan kembali pada dua
kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia.
Ada beberapa dasar yang menjadikan pancasila sebagai filsafat bangsa
Indonesia yaitu :

1. Landasan Ontologis Pancasila


Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat
sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya
dengan metafisika. Jadi ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna
yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada,
termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau kosmologi.
Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat
mutlak monopluralis, oleh karenanya disebut juga sebagai dasar antropologis.
Subyek pendukungnya adalah manusia, yakni : yang berketuhanan, yang
berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan
pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga berlaku dalam konteks
negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok negara
adalah rakyat (manusia).

2. Landasan Epistemologis Pancasila


Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat,
susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia
sebagai hasil pengalaman dan pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana
manusia mengetahui bahwa ia tahu atau mengetahui bahwa sesuatu itu
pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata lain, adalah
bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya,
syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika, matematika
dan teori ilmu.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah
suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi
pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam
semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta
sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu
telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief
system) sehingga telah menjelma menjadi ideologi yang mengandung tiga unsur
yaitu :
a. Logos (rasionalitas atau penalaran)
b. Pathos (penghayatan)
c. Ethos (kesusilaan).
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau
ilmu/teori. Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c. Sosio politik yang berwujud ideologi.
Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya, pencipta dan
penegak nilai, berarti manusia secara sadar mencari memilih dan melaksanakan
(menikmati) nilai. Jadi nilai merupakan fungsi rohani jasmani manusia. Dengan
demikian, aksiologi adalah cabang fisafat yang menyelidiki makna nilai, sumber
nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika,
ketuhanan dan agama. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikemukakan
pula bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja
tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material
relatif mudah diukur yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur
lainnya, sedangkan nilai rokhaniah alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang
dibantu indra manusia yaitu cipta, rasa, karsa serta keyakinan manusia.

2.2 Arti Pancasila Sebagai Filsafat


Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam
satu kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa barat persatuan dan
kesatuan itu dipecah oleh mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia
yang kaya raya ini. Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan
mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Tidak ada tempat bagi warga
negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan
sebagai filsafat bangsa Indonesia.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat Pancasila perlu dikaji
tantang ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Fungsi filsafat secara umum, sebagai berikut :
1. Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau
mendasar dalam kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya
dengan kehidupan masyarakat bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup dari negara bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi Pancasila
sebagai filsafat dalam kehidupan bernegara, haruslah memberikan jawaban yang
mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara. Hal yang fundamental dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, susunan politik atau sistem politik dari
negara, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan
ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Pancasila yang dikaji dari sudut fungsinya telah
mampu memberikan jawabannya.
2. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang
substansi tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar Negara
kita ada lima dasar dimana setap silanya berkaitan dengan sila yang lain dan
merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling
memberikan arah dan sebagai dasar kepada sila yang lainnya. Tujuan negara
akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi negara bersangkutan.
Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan yang
jauh sekali antara tujuan disatu negara dengan negara lain. Bagi Indonesia
secara fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan sekaligus menjadi dasar
berdirinya negara ini.
3. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan
pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat
akan terlihaat jelas, kalau di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan
bernegara.

2.3 Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem


Filsafat
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing
silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di
dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia
tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya,
Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia,
lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang
kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia.
Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila bersifat universal. Berdasarkan hal
tersebut, dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila, yang tidak
mengalami perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang
abstrak, umum dan universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya
sama dan mutlak bagi seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dan sepanjang
waktu sebagai cita-cita bangsa dalam Negara Republik Indonesia yang
diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa
Indonesia bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan
dan kesatuan dari sila-silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar
persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila itu, melainkan dasar persatuan
dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Secara hakiki, susunan kodrat
manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk
Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat
manusia itu dalam realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang
satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat monopluralis, dan
hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan
kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar
hidup bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam
kenyataannya, bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat
istiadat, kebudayaan dan agama yang berbeda. Dan diantara perbedaan yang
ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara hakiki, bangsa Indonesia yang
memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa Indonesia
berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki
kesatuan darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang
memiliki perbedaan itu juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan.
Secara bersama bangsa Indonesia pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan,
merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa setelah
merdek, bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus
kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang
menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu menuju kepada
persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih dikenal dengan wawasan
bhineka tunggal ika .
Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan
kehidupan bersama berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas
persatuan dan kesatuan sebagai perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada saat
mendirikan Negara Indonesia, para pendiri sepakat untuk mendirikan Negara
Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat
Indonesia,yaitu Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee)
negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang
mengatasi seluruh golongan dalam bidang apapun.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan,
segala bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya
dan merupakan persatuan dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan
kepentingan bersama harus diserasikan dan diseimbangkan antara satu dengan
lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam prinsip solidaritas, menuntut bahwa
kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan satu dengan lainnya.
Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi tempat
bagi semua golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya
negara juga bertanggung jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua
warga negara. Tujuan Negara adalah kesejahteraan umum. Oleh karena itu
negara tidak mempersatukan diri dengan golongan terbesar, juga tidak
mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan Negara
mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan semua
perseorangan. Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat.

2.4 Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan
bernegaranya dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara
ini harus tetap kuat dan kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen,
dasar, atau ideologi berarti mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan
negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa itu
berpegang kepada dasar negaranya.
Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-
kemerdekaan nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup
yang dipraktekkan.
2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah
dasar negara (filsafat negara) RI.
3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat
dengan bangsa dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia
sebagaimana bangsa-bangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem
filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam
budaya Indonesia.
4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika
budaya; filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya
konsepsional dan kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila
merupakan bagian dari khasanah dan filsafat yang ada dalam kepustakaan dan
peradaban modern.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta
akankebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu
kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara
sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa
inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada
pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari
tentang filsafat, filsafat pancasila, dan pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga
dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu
pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

http://husrinmusiku.blogspot.com/2013/11/makalah-mata-kuliah-filsafat-
pancasila.html
http://febisilvia48.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-sistem-filsafat/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
http://mashariyanto.wordpress.com/2011/05/05/pancasila-sebagai-sistem-
filsafat/
http://iezzaenem.blogspot.com/2013/01/makalah-pancasila-pancasila-
sebagai.html

Anda mungkin juga menyukai