Erp
Erp
Sistem adalah unsur yang dengan teratur saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga
bisa membentuk suatu totalitas. pendapat lain menyatakan sistem adalah himpunan yang meliputi
berbagai bagian atau elemen yang mempunyai maksud misi yang selaras (sama). Elemen atau bagian
yang merupakan substansi atas pembentuk sistem tidak selalu jenisnya sama, bisa terdiri atas gabungan
bagian atau elemen yang beda.
Informasi
Informasi bisa didefinisikan sebagai sebuah data akhir/final yang layak berperan sebagai instrumen
dalam pengambilan sebuah keputusan. Bisa disebut informasi apabila sudah memenuhi kriteria seperti
relevan, akurat, up to date (tepat waktu), serta lengkap. Tidak dapat disebut sebagai informasi apabila
tidak mengandung unsur dari salah satu kriteria tersebut.
Sejatinya, sistem informasi adalah bagian yang tak bisa dipisahkan dari akuntansi, mengapa? karena
akuntansi itu sendiri mengandung siklus akuntansi yang tak lain, tak bukan adalah bentukan dari suatu
sistem. Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem pengolahan data yang berupa transaksi kemudian
membentuk suatu informasi berupa laporan keuangan dan dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengoperasian serta pengambilan keputusan perusahaan.
Sumber :http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/sistem-informasi-akuntansi.html
Berdasarkan gambar.1, ERP (Enterprise resource Planning) adalah perkembangan lebih lanjut dari
MRP, closed-loop MRP dan MRP. Dari namanya dapat disimpulkan bahwa ERP cakupannya lebih luas
dari MRP II. Kedua-duanya menyangkut perencanaan. MRP II adalah perencanaan yang sudah lebih
luas dari pendahulunya, yaitu MRP, karena mengintegrasikan perencanaan material dengan
perencanaan lain seperti perencanaan bisnis, perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan
perencanaan keuangan.Namun MRP II sebagaimana namanya yaitu Manufacture Resouce
Planning, masih terfokus dengan perencanaan yang langsung berkaitan dengan manufaktur, sedangkan
ERP (EnterpriseRresoruce Planning) juga masih mengenai perencanaan, tetapi mencakup hal yang lebih
luas lagi tidak hanya bersangkutan langsung dengan manufaktur, tetapi mencakup seluruh perusahaan.
ERP berkembang dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil
evalusi dari material requirement planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara
modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi persediaan (inventori), pengapalan,
invois dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas
bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber
daya manusia.
Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning (MRP II),
memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses-proses manufakturing.
ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-
an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri.
Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai perusahaan :
Tahap I : Material Requirement Planning (MRP) : Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan
konsep perencanaan kebutuhan material.
Tahap II: Close-Loop MRP : Merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP,
terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau diganti
jika diperlukan.
Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II) : Merupakan pengembangan dari close-
loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan
dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan
Tahap IV: Enterprise Resource Planning : Merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada
beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi
organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah
Tahap V: Extended ERP (ERP II) : Merupakan perkembangan dari ERP yang diluncurkan tahun
2000, serta lebih konflek dari ERP sebelumnya.
Berikut ini adalah konsep dasar tentang Enterprise Resource Planning (ERP), antara lain:
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya,
enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses
bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan.
ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan
publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang
langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship
Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
Karakteristik Enterprise Resource Planning (ERP)
Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-server baik
tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web.
Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan data.
Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time.
Sedangkan karakteristik ERP menurut Daniel E. OLeary meliputi hal-hal sebagai berikut :
Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan pelanggan
pengguna server, apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan.
Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.
Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.
Sistem ERP menggunakan basis data perusahaan yang secara tipikal menyimpan setiap data
sekali saja.
Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time)
Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan
perencanaan.
Modul Modul Standar
Sedangkan modul-modul standar yang biasanya terintegrasi di dalam suatu sistem ERP setidaknya
minimal terdiri atas:
Keuangan
Akuntansi Finansial : Secara fungsional modul akuntansi finansial berfungsi untuk
mengumpulkan dan mengelola seluruh data finansial hingga mampu menyajikan laporan dari hasil relasi
data dari beberapa departemen.
Kontrol : Modul kontrol ini berfungsi untuk mengelola data-data yang terkait dengan antara lain
akuntansi laba biaya, cost center, manajemen proyek, dsb.
Fixed Asset Management : Dalam menjalankan operasionalnya setiap lembaga memiliki beban
biaya yang dikeluarkan untuk investasi aktiva tetap, sewa dan gedung. Dalam modul ini mendukung
pekerjaan pengadaan, pemeliharaan, penjualan/penghapusan, penarikan hingga depresiasi nilai aktiva.
Logistik
Modul logistik secara fungsional digunakan untuk memproses pengadaan, penjualan dan distribusi
logistik yang digunakan oleh perusahaan.
Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif
perusahaan memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan lebih
baik.
Standarisasi Proses Operasi. ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan
menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan
dengan lebih efisien dan efektif.
Standarisasi Data dan Informasi. Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data
yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua divisi yang
ada dalam perusahaan.
Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat diukur. Keberhasilan
implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat Return on Investment (ROI), dan komponen
lainnya, seperti:
Pengurangan lead-time
Peningkatan kontrol keuangan
Penurunan inventori
Penurunan tenaga kerja secara total
Peningkatan service level
Peningkatan sales
Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
Peningkatan market share perusahaan
Pengiriman tepat waktu
Kinerja pemasok yang lebih baik
Peningkatan fleksibilitas
Penggunaan sumber daya yang lebih baik
Kerugian dan Kelemahan
Enterprise Resource Planning (ERP)
Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:
Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP
Beberapa kelemahan ERP juga perlu diperhatikan. Kelemahan-kelemahan dari ERP adalah sebagai
berikut (Jogiyanto, 2003) :
Implementasi ERP sangat sulit karena penerapannya yang terintegrasi dan organisasi harus
merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan penerapan ERP ditambah dengan adanya resistance to
change dari personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis.
Biaya implementasi ERP yang sangat mahal
Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar dari penerapan ERP tetapi tidak
mempersiapkan personilnya untuk berubah
Permasalahan lainnya adalah pada personil yang tiba-tiba dibebani dengan tanggung jawab yang
lebih besar dengan kesiapan yang kurang baik mental maupun keahliannya.
Keberhasilan Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP)
Ada beberapa hal yang sangat menentukan keberhasilan implementasi sebuah ERP :
Komitmen
Sebuah implementasi ERP dalam perusahaan, pasti akan menyita banyak waktu dan tenaga. Komitmen
dari pimpinan perusahaan sampai pengguna yang akan bersentuhan langsung dengan sistem, mutlak
sangat diperlukan.
Kerjasama
Kerjasama harus dilakukan dengan baik antara internal perusahaan maupun antara perusahaan dengan
konsultan yang melakukan implementasi. Konsultan dan pengguna sudah betul-betul menyatukan visi
untuk keberhasilan implementasi ini
Good Consultant
Pengalaman konsultan yang melakukan implementasi juga sangat berpengaruh dalam sebuah
implementasi.
Percobaan-percobaan teknologi.
Usaha-usaha untuk membangun interface, merubah laporan-laporan, menyesuaikan software dan
merubah data biasanya diremehkan.
Kesimpulan
SIA merupakan salah satu tool atau komponen dalam ERP untuk memperoleh data untuk dijadikan satu
kesatuan dalam satu database.