PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka timbul
permasalahan sebagai kajian dengan memperhitungkan beberapa masalah
yang sangat erat kaitannya dengan pembangunan jembatan, diantaranya :
1. Bagaimanakah struktur dari jembatan baja, beton, dan kayu ?
2. Seperti apakah tujuan dari pembangunan masing-masing ketiga jembatan
tersebut ?
3. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pembangunan ketiga
jembatan tersebut ?
4. Seperti apakah peranan dari ketiga jembatan tersebut ?
5. Bagimankah perbandingan dari ketiga jembatan tersebut?
1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari rumusan masalah di atas, yakni:
1. Mengetahui struktur dari jembatan baja, beton, dan kayu.
2. Mengetahui tujuan dari pembangunan masing-masing ketiga jembatan
tersebut.
3. Mengerti dan mengetahui akan apa saja yang harus diperhatikan dalam
pembangunan ketiga jembatan tersebut.
4. Mengetahui peranan dari ketiga jembatan tersebt.
5. Mengetahui perbandingan dari ketiga jembatan tersebut.
2
karya tulis ini dan batasan masalah serta sistematika penulisan yang di
gunakan dalam karya tulis ini.
Dalam bab 2 dasar teori ini menguraikan mengenai pengertian dari
jembatan baja, beton, dan kayu selain itu,mengatahui kekuatan/keamanan,
harga, flexibilitas design, waktu pelaksanaan dari material baja, beton, dan
kayu.
Dalam bab 3 isi/analisis berisi tentang membahasan mengenai
kekuatan/keamanan,harga,flexibilitas design,dan waktu pelaksanaan.
Dalam bab 4 ini meliputi kesimpulan, kritik dan saran berisi tentang hasil
studi dan penelitian yang telah dikumpulkan.
BAB II
DASAR TEORI
3
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya meneruskn jalan
melalui sutu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan
lain berupa jalan lain atau lalu linta biasa. Jembatan biasa yang berada di atas
jalan lalu lintas biasanya disebut viaduct. Pengertian jembatan secara umum
adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian
jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang
dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan
raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain.
Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe
struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan
kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada
konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Jembatan jalan raya (highway bridge),
2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Jembatan di atas sungai atau danau,
2) Jembatan di atas lembah,
3) Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
5) Jembatan di dermaga (jetty).
Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, antara lain :
1) Jembatan kayu (log bridge),
2) Jembatan beton (concrete bridge),
3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
4) Jembatan baja (steel bridge),
5) Jembatan komposit (compossite bridge).
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :
1) Jembatan plat (slab bridge),
4
2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
3) Jembatan gelagar (girder bridge),
4) Jembatan rangka (truss bridge),
5) Jembatan pelengkung (arch bridge),
6) Jembatan gantung (suspension bridge),
7) Jembatan kabel (cable stayed bridge),
8) Jembatan cantilever (cantilever bridge).
5
Beberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan memperhatikan
kondisi setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai berikut :
1) Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak
menghasilkan kebutuhan lahan yang besar sekali.
2) Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah
penduduk sekitarnya, dan diusahakan mengikuti as jalan existing.
3) Pemilihan lokasi jembatan selain harus mempertimbangkan masalah teknis
yang menyangkut kondisi tanah dan karakter sungai yang bersangkutan,
juga harus mempertimbangkan masalah ekonomis serta keamanan bagi
konstruksi dan pemakai jalan.
6
2) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu
lintas.
3) Struktur tanah, geologi dan topografi serta kondisi sungai dan
perilakunya.
4) Pemilihan jenis struktur dan bahan konstruksi jembatan yang sesuai
dengan kondisi medan, ketersediaan material dan sumber daya
manusia yang ada.
5) Penguasaan tentang teknologi perencanaan, metode pelaksanaan,
peralatan, material/ bahan mutlak dibutuhkan dalam
perencanaanjembatan.
6) Analisis Struktur yang akurat dengan metode analisis yang tepat agar
diperoleh hasil perencanaan jembatan yang optimal.
Metode perencanaan struktur jembatan yang digunakan ada dua macam,
yaitu Metode perencanaan ultimit (Load Resistant Factor Design, LRFD) dan
Metode perencanaan tegangan ijin (Allowable Stress Design, ASD).
Perhitungan struktur atas jembatan umumnya dilakukan dengan metode
ultimit dengan pemilihan faktor beban ultimit sesuai peraturan yang berlaku.
Metode perencanaan tegangan ijin dengan beban kerja umumnya digunakan
untuk perhitungan struktur bawah jembatan (fondasi). Untuk tipe jembatan
simple girder, perhitungan dapat dilakukan secara manual dengan Excel.
Untuk tipe jembatan yang berupa rangka, perhitungan struktur dilakukan
dengan komputer berbasis elemen hingga (finite element) untuk berbagai
kombinasi pembebanan yg meliputi berat sendiri, beban mati tambahan,
beban lalu-lintas kendaraan (beban lajur, rem, pedestrian), dan beban
pengaruh lingkungan (temperatur, angin, gempa) dengan pemodelan struktur
3-D (space-frame). Metode analisis yang digunakan adalah analisis linier
metode matriks kekakuan langsung (direct stiffness matriks) dengan
deformasi struktur kecil dan material isotropic. Program komputer yang
digunakan untuk analisis adalah SAP2000. Dalam program tersebut berat
sendiri struktur dan massa struktur dihitung secara otomatis.
Jembatan dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Jembatan-jembatan tetap
b. Jembatan-jembatan dapat digerakkan
7
Jembatan merupakan suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan
menyilang sungai saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak
sama tinggi permukaannya.
1. Jembatan Kayu
8
b). Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki kekurangan
terkait dengan ketahanan-keawetan(umur penggunan). Kayu dapat
membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk
karena serangan hama dan lebih mudah terbakar jika tersulut api.
c). Tidak semua daerah mudah dalam memperoleh kayu dengan kualitas
yang diingankan.
3) Flexibilitas
Mengingat sifat kayu yangs sulit dibentuk karena membutuhkan waktu
yang lama, stock kayu dengan kualitas yang baik sudah sulit didapatkan, dan
membutuhkan tenaga ahli yang khusus untuk membuat kayu yang baik, maka
pembangunan jembatan menggunakan bahan tersebut sudah sulit kita
temukan. Selain itu, kayu memiliki flexibilitas yang sangat kecil.
1. Beton
9
daktilitas. Maka dapat dikatakan bahwa berkaitan dengan bahaya gempa,
faktor design lebih menentukan daripada faktor materialnya, disinilah
peran seorang structural engineer dalam merekayasa perilaku struktur
terhadap beban.
b. Harga
d. Fleksibilitas Design
10
dijumpai sruktur gedung atau bangunan lain dengan nilai estetis yang
sangat tinggi.
Dengan design yang baik, kebutuhan pemanfaatan space yang
terbatas juga dapat diakomodasi dengan penggunaan struktur beton,
contohnya perencanan oleh structural engineer yang inovatif, bisa
mengurangi dan mengoptimalkan dimensi elemen struktur seperti balok,
kolom maupun pelat. Struktur dengan bentang-bentang panjang masih
bisa dibuat dengan material beton tanpa harus mengambil banyak ruang
untuk elemen struktur tersebut.
2. Baja
11
l) Ramah lingkungan, dapat menggantikan posisi kayu sebagai bahan
konstruksi.
a) Harga Baja
Harga Baja relatif lebih mahal daripada harga beton dan kayu karena
pembuatan konstruksi baja cukup rumit.
b) Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pembuatan jembatan dengan bahan konstruksi baja
akan lebih cepat pembuatannya karena bahan baja sudah tersedia sesuai
dengan bahan konstruksinya yang dibutuhkan.
c) Fleksibilitas Design
BAB III
ISI/ANALISIS
3.1 Isi/Analisis
12
Berdasarkan penjelasan yang terdapat di dalam dasar teori, maka kami
mengambil sebuah contoh jembatan sederhana dengan material baja, beton,
dan kayu serta membandingkan ketiga material dari segi harga,
keuatan/keamanan, flexibilitas, dan waktu pelaksanaan.
Dalam bab ini akan dianalisis kelebihan kekerungan maaterial baja, beton,
dan kayu pada jembatan sederhana bentang pendek.
1. Jembatan Bentang Pendek Kayu
Kekuatan dan keamanan kayu cukup baik untuk kontruksi jembatan sehingga
kuat dan aman dijadikan jembatan.
b. Flexibilitas Kayu
13
a. Kekuatan dan keamanan
14
perancah/steger. Beberapa bahan aditif bisa ditambahkan untuk
mempercepat proses pengeringan beton.
Tetapi saat ini, permasalahan ini ditanggulagi dengan adanya metode
beton precast, dimana pengecoran beton bisa dilakukan dengan persiapan
pada lokasi akhirnya sehingga waktu dari keseluruhan proses konstruksi
bisa dikurangi, pada saatnya beton yang sudah dicetak tersebut
ditransportasikan ke lokasi akhirnya.
c. Flexibilitas
e. Kelemahan
15
Tabel Perbandingan
Nama Elemen Bahan Keterangan
Pondasi Baja
Beton
Kayu
Dek Baja
Beton
Kayu
Pelat Lantai Baja
Beton
Kayu
16