Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jembatan yang merupakan bagian dari jalan, sangat diperlukan sistem
dalam jaringan trasportasi darat yang akan menunjang pembangunan pada
daerah tersebut. Perencanaan pembangunan jembatan harus diperhatikan
seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan dapat
memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan.
(Struyk,1984)
Pembangunan jembatan dari dulu sampai sekarang mengalami
kemajuan yang signifikan, dimana pada zaman dahulu dalam pembangunan
jembatan masih menggunakan kayu sebagai bahan utamanya. Saat ini,
material yang digunakan bukan hanya kayu saja, tetapi menggunakn baja
maupun beton. Dalam pembangunan jembatan harus memperhatikan
keamanan bagi para pengguna jembatan tersebut.
Keamanan jembatan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan
dalam perancangan jembatan. Keselamatan dan keamanan pengguna
jembatan menjadi hal penting yang harus diutamakan. Beban primer, beban
sekunder, bahkan beban khusus harus diperhitungkan dalam perencanaan agar
memiliki ketahanan dalam menopang beban-beban tersebut.
Seiring bertambahnya waktu, keberadaan jembatan saat ini terus
mengalami perkembangan dan kemajuan, baik dalam bahannya maupun
dalam ketahanan jembatan teersebut. Banyak jenis jembatan yang dibangun,
diantaranya jembatan baja, beton, dan kayu. Ketiga jembatan tersebut
mempunnyai peran dan fungsi yang sama, namun ada pula beberapa
perbedaan yang terdapat dari ketiga jenis jembatan tersebut baik kelebihan
maupun kekurangan dari masing-masing jembatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka timbul
permasalahan sebagai kajian dengan memperhitungkan beberapa masalah
yang sangat erat kaitannya dengan pembangunan jembatan, diantaranya :
1. Bagaimanakah struktur dari jembatan baja, beton, dan kayu ?
2. Seperti apakah tujuan dari pembangunan masing-masing ketiga jembatan
tersebut ?
3. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pembangunan ketiga
jembatan tersebut ?
4. Seperti apakah peranan dari ketiga jembatan tersebut ?
5. Bagimankah perbandingan dari ketiga jembatan tersebut?

1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari rumusan masalah di atas, yakni:
1. Mengetahui struktur dari jembatan baja, beton, dan kayu.
2. Mengetahui tujuan dari pembangunan masing-masing ketiga jembatan
tersebut.
3. Mengerti dan mengetahui akan apa saja yang harus diperhatikan dalam
pembangunan ketiga jembatan tersebut.
4. Mengetahui peranan dari ketiga jembatan tersebt.
5. Mengetahui perbandingan dari ketiga jembatan tersebut.

1.4 Batasan Masalah


Karena cangkupan bidang keteknik sipilan yang begitu luas dan meliputi
berbagai kehidupan, maka kami hanya membataskan penelitian dari segi
kekuatan/keamanan, harga, fleksibilitas desain, dan waktu pelaksanaan pada
jembatan baja, beton, dan kayu serta perkembangannya sampai dengan
sekarang ini.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika dalam penyusunan karya tulis ini adalah :
Dalam bab 1 Pendahuluan akan dibahas mengenai latar belakang,
perumusan masalah dan tujuan mengenai masalah yang akan dibahas dalam

2
karya tulis ini dan batasan masalah serta sistematika penulisan yang di
gunakan dalam karya tulis ini.
Dalam bab 2 dasar teori ini menguraikan mengenai pengertian dari
jembatan baja, beton, dan kayu selain itu,mengatahui kekuatan/keamanan,
harga, flexibilitas design, waktu pelaksanaan dari material baja, beton, dan
kayu.
Dalam bab 3 isi/analisis berisi tentang membahasan mengenai
kekuatan/keamanan,harga,flexibilitas design,dan waktu pelaksanaan.
Dalam bab 4 ini meliputi kesimpulan, kritik dan saran berisi tentang hasil
studi dan penelitian yang telah dikumpulkan.

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengertian Jembatan

3
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya meneruskn jalan
melalui sutu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan
lain berupa jalan lain atau lalu linta biasa. Jembatan biasa yang berada di atas
jalan lalu lintas biasanya disebut viaduct. Pengertian jembatan secara umum
adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian
jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang
dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan
raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain.
Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan konstruksi dan tipe
struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan
kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada
konstruksi yang mutakhir.
Berdasarkan fungsinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Jembatan jalan raya (highway bridge),
2) Jembatan jalan kereta api (railway bridge),
3) Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge).
Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Jembatan di atas sungai atau danau,
2) Jembatan di atas lembah,
3) Jembatan di atas jalan yang ada (fly over),
4) Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert),
5) Jembatan di dermaga (jetty).
Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, antara lain :
1) Jembatan kayu (log bridge),
2) Jembatan beton (concrete bridge),
3) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge),
4) Jembatan baja (steel bridge),
5) Jembatan komposit (compossite bridge).
Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :
1) Jembatan plat (slab bridge),

4
2) Jembatan plat berongga (voided slab bridge),
3) Jembatan gelagar (girder bridge),
4) Jembatan rangka (truss bridge),
5) Jembatan pelengkung (arch bridge),
6) Jembatan gantung (suspension bridge),
7) Jembatan kabel (cable stayed bridge),
8) Jembatan cantilever (cantilever bridge).

2.2. Analisis Data


Sebelum membuat rancangan teknis jembatan perlu dilakukan analisis
data hasil survei dan investigasi yang meliputi, antara lain:
1) Analisis data lalu-lintas.
Analisis data lalu-lintas digunakan untuk menentukan klas jembatan yang erat
hubungannya dengan penentuan lebar jembatan dan beban lalu-lintas yang
direncanakan.
2) Analisis data hidrologi.
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya debit banjir rancangan,
kecepatan aliran, dan gerusan (scouring) pada sungai dimana jembatan akan
dibangun.
3) Analisis data tanah.
Data hasil pengujian tanah di laboratorium maupun di lapangan yang berupa
pengujian sondir, SPT, boring, dsb. digunakan untuk mengetahui parameter
tanah dasar hubungannya dengan pemilihan jenis konstruksi fondasi
jembatan.
4) Analisis geometri.
Analisis ini dimaksudkan untuk menentukan elevasi jembatan yang erat
hubungannya dengan alinemen vertikal dan panjang jalan pendekat (oprit).

2.3 Pemilihan Lokasi Jembatan


Dasar utama penempatan jembatan sedapat mungkin tegak lurus terhadap
sumbu rintangan yang dilalui, sependek, sepraktis dan sebaik mungkin untuk
dibangun di atas jalur rintangan.

5
Beberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan memperhatikan
kondisi setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai berikut :
1) Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak
menghasilkan kebutuhan lahan yang besar sekali.
2) Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah
penduduk sekitarnya, dan diusahakan mengikuti as jalan existing.
3) Pemilihan lokasi jembatan selain harus mempertimbangkan masalah teknis
yang menyangkut kondisi tanah dan karakter sungai yang bersangkutan,
juga harus mempertimbangkan masalah ekonomis serta keamanan bagi
konstruksi dan pemakai jalan.

2.4 Bahan Konstruksi Jembatan


Dalam memilih jenis bahan konstruksi jembatan secara keseluruhan
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Biaya konstruksi,
2) Biaya perawatan,
3) Ketersediaan material,
4) Flexibilitas (konstruksi dapat dikembangkan atau dilaksanakan secara
bertahap),
5) Kemudahan pelaksanaan konstruksi,
6) Kemudahan mobilisasi peralatan.

2.5 Perhitungan Struktur Jembatan

Perencanaan struktur jembatan yang ekonomis dan memenuhi syarat


teknis ditinjau dari segi keamanan serta rencana penggunaannya, merupakan
suatu hal yang sangat penting untuk diupayakan. Dalam perencanaan teknis
jembatan perlu dilakukan identifikasi yang menyangkut beberapa hal antara
lain :
1) Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun
lokasi jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.

6
2) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu
lintas.
3) Struktur tanah, geologi dan topografi serta kondisi sungai dan
perilakunya.
4) Pemilihan jenis struktur dan bahan konstruksi jembatan yang sesuai
dengan kondisi medan, ketersediaan material dan sumber daya
manusia yang ada.
5) Penguasaan tentang teknologi perencanaan, metode pelaksanaan,
peralatan, material/ bahan mutlak dibutuhkan dalam
perencanaanjembatan.
6) Analisis Struktur yang akurat dengan metode analisis yang tepat agar
diperoleh hasil perencanaan jembatan yang optimal.
Metode perencanaan struktur jembatan yang digunakan ada dua macam,
yaitu Metode perencanaan ultimit (Load Resistant Factor Design, LRFD) dan
Metode perencanaan tegangan ijin (Allowable Stress Design, ASD).
Perhitungan struktur atas jembatan umumnya dilakukan dengan metode
ultimit dengan pemilihan faktor beban ultimit sesuai peraturan yang berlaku.
Metode perencanaan tegangan ijin dengan beban kerja umumnya digunakan
untuk perhitungan struktur bawah jembatan (fondasi). Untuk tipe jembatan
simple girder, perhitungan dapat dilakukan secara manual dengan Excel.
Untuk tipe jembatan yang berupa rangka, perhitungan struktur dilakukan
dengan komputer berbasis elemen hingga (finite element) untuk berbagai
kombinasi pembebanan yg meliputi berat sendiri, beban mati tambahan,
beban lalu-lintas kendaraan (beban lajur, rem, pedestrian), dan beban
pengaruh lingkungan (temperatur, angin, gempa) dengan pemodelan struktur
3-D (space-frame). Metode analisis yang digunakan adalah analisis linier
metode matriks kekakuan langsung (direct stiffness matriks) dengan
deformasi struktur kecil dan material isotropic. Program komputer yang
digunakan untuk analisis adalah SAP2000. Dalam program tersebut berat
sendiri struktur dan massa struktur dihitung secara otomatis.
Jembatan dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Jembatan-jembatan tetap
b. Jembatan-jembatan dapat digerakkan

7
Jembatan merupakan suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan
menyilang sungai saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak
sama tinggi permukaannya.
1. Jembatan Kayu

Pada zaman dahulu, sebelum ditemukannya material pembentuk beton


dan baja, orang-orang menggunakan kayu sebagai alternatif pilihan dalam
pembuatan prasarana seperti tempat tinggal dan jembatan. Kayu merupakan
produk yang ketersediannya dihasilkan oleh alam/hutan, sehingga relatif lebih
mudah diperoleh. Kayu merupakan bahan yang cukup kuat dan kaku untuk
dijadikan sebagai bahan bangunan, dan kayu juga relatif mudah dibentuk dan
dipotong-potong sesuai keingginan. Namun dengan semakin majunya
teknologi dan pengetahuan tentang material, orang-orang beralih
menggunakan beton maupun baja dalam pembuatan infrastruktur (dalam hal
ini saya khususkan untuk jembatan), sehingga untuk saat ini sudah sulit kita
melihat jembatan yang terbuat dari kayu, walaupun ada, pastilah bentangnya
tidak terlalu panjang dikarenakan sifat mekanis kayu yang tidak memadai
untuk itu.
Beberapa keunggulan dan kelemahan material kayu yang dapat
digunakan sebagai pembentuk jembatan
1). Keunggulan
Untuk membuat jembatan dengan bentang yang pendek, kayu lebih
mudah dibentuk, karena dapat dipotong-potong, sehingga pengerjaanya lebih
mudah dibangdingkan dengan pembuatan jembatan dari bahan beton atau
baja.
a). Untuk beberapa jenis kayu tertentu, harga yang diperlukan untuk
memperoleh kayu untuk membuat jembatan (dengan bentang yang pendek)
lebih murah dari pada menggunakan bahan beton,baja.
2). Kelemahan
a). Karena berasal dari alam kita tak dapat mengontrol kualitas bahan kayu.
Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan
proses tumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu.

8
b). Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki kekurangan
terkait dengan ketahanan-keawetan(umur penggunan). Kayu dapat
membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk
karena serangan hama dan lebih mudah terbakar jika tersulut api.
c). Tidak semua daerah mudah dalam memperoleh kayu dengan kualitas
yang diingankan.

3) Flexibilitas
Mengingat sifat kayu yangs sulit dibentuk karena membutuhkan waktu
yang lama, stock kayu dengan kualitas yang baik sudah sulit didapatkan, dan
membutuhkan tenaga ahli yang khusus untuk membuat kayu yang baik, maka
pembangunan jembatan menggunakan bahan tersebut sudah sulit kita
temukan. Selain itu, kayu memiliki flexibilitas yang sangat kecil.
1. Beton

Sekarang ini telah banyak dikembangkan berbagai macam jenis beton


yang dapat digunakan untuk berbagai macam situasi dilapangan sehingga
memudahkan dalam pengerjaan proyek, contohnya jembatan. Beberapa sifat
yang dimiliki beton sehingga dapat dibandingkan dengan baja maupun kayu
sebagai material pembentuk bangunan jembatan adalah sebagai berikut.
a. Keamanan :

Material beton merupakan material yang aman jika dikaitkan


dengan bahaya benturan/ impak, api dan angin. Hal ini berkaian dengan
karakternya yang berat dan kaku, tanpa diperlukan suatu perlakukan
khusus, beton bahkan mempunyai ketahanan terhadap temperatur yang
sangat tinggi tanpa kehilangan kemampuan integritas strukturnya . Selain
itu, bangunan beton bertulang memiliki ketahanan yang cukup tinggi
terhadap bahaya angin, sebuah gedung yang dibangun dengan beton
bertulang yang dicor ditempat (cast in place) mampu menahan angin
dengan kecepatan 200 mil /jam. Dengan design yang baik, beton juga
dapat memenuhi kriteria yang diharapkan untuk keperluan ketahanan
terhadap beban gempa misalnya untuk memenuhi faktor kekakuan dan

9
daktilitas. Maka dapat dikatakan bahwa berkaitan dengan bahaya gempa,
faktor design lebih menentukan daripada faktor materialnya, disinilah
peran seorang structural engineer dalam merekayasa perilaku struktur
terhadap beban.

b. Harga

Menurut Ed Alsamsam, (PCAs manager of buildings and special


structures) Secara umum, harga material beton di dunia adalah relatif
stabil, dimana fluktuasi harga material penyusun beton tidak terlalu besar,
bahkan fluktuasi harga baja tulangan untuk beton pun tidak terlalu
berpengaruh pada harga beton bertulang secara signifikan. Terutama
untuk skala proyek yang besar dan dalam jangka waktu panjang, prediksi
rugi laba suatu kontrak proyek lebih mudah diprediksi.
c. Waktu pelaksanaan

Khusus untuk beton yang dicor ditempat (cast in place), waktu


pelaksanaan konstruksi relatif lebih panjang, mulai dari pembuatan
peracah dan acuan beton/bekisting, pemberian tulangan, pengecoran dan
perawatan beton memerlukan waktu yang cukup panjang sampai umur
beton yang cukup tercapai untuk dapat dilakukan pembongkaran
perancah/steger. Beberapa bahan aditif bisa ditambahkan untuk
mempercepat proses pengeringan beton. Tetapi dewasa ini, permasalahan
ini ditanggulagi dengan adanya metode beton precast, dimana
pengecoran beton bisa dilakukan ditempat lain secara simultan dengan
persiapan pada lokasi akhirnya sehingga waktu dari keseluruhan proses
konstruksi bisa dikurangi, pada saatnya beton yang sudah dicetak
tersebut ditransportasikan ke lokasi akhirnya.

d. Fleksibilitas Design

Mengingat sifat beton yang mudah dibentuk, berbagai tampilan


sesuai selera dan seni dapat dipenuhi. Berbagai bentuk struktur bangunan
beton bisa mengakomodasi keinginan para arsitek, sehingga banyak

10
dijumpai sruktur gedung atau bangunan lain dengan nilai estetis yang
sangat tinggi.
Dengan design yang baik, kebutuhan pemanfaatan space yang
terbatas juga dapat diakomodasi dengan penggunaan struktur beton,
contohnya perencanan oleh structural engineer yang inovatif, bisa
mengurangi dan mengoptimalkan dimensi elemen struktur seperti balok,
kolom maupun pelat. Struktur dengan bentang-bentang panjang masih
bisa dibuat dengan material beton tanpa harus mengambil banyak ruang
untuk elemen struktur tersebut.
2. Baja

Pembangunan jembatan sudah mengambil banyak variasi bentuk


struktural dari tahun ke tahun, yang berakibat jumlah pemakaian besi baja
dalam membuat jembatan semakin meningkat. Walaupun besi sudah umum
digunakan dalam konstruksi jembatan tapi kemajuan terakhir di teknologi
material besi baja telah memberikan dampak yang besar terhadap
perkembangan perencanaan jembatan. Keuntungan pemakaian material besi
baja dalam pembangunan jembatan dibandingkan material beton dan kayu
adalah :
a) Baja mempunyai kekuatan dan keliatan yang tinggi,
b) Ada jenis baja yang tahan terhadap cuaca, bahkan tidak perlu di cat.
c) Dari segi kekuatannya, bahan baja lebih murah dari beton ataupun kayu,
sebab dengan kekuatannya memerlukan volume bahan lebih sedikit.
d) Rendahnya biaya pemasangan.
e) Jadwal konstruksi yang lebih cepat.
f) Tingkat keselamatan kerja tinggi.
g) Mudah dalam pemasangan.
h) Elemen struktur dapat dibuat di pabrik, dan dapat dilakukan secara besar-
besaran.
i) Dapat dilakukan bongkar pasang dengan cepat, tanpa ada bahan terbuang.
j) Membutuhkan ruang kerja yang lebih sempit.
k) Dapat mengikuti bentuk-bentuk arsitektur.

11
l) Ramah lingkungan, dapat menggantikan posisi kayu sebagai bahan
konstruksi.
a) Harga Baja
Harga Baja relatif lebih mahal daripada harga beton dan kayu karena
pembuatan konstruksi baja cukup rumit.
b) Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pembuatan jembatan dengan bahan konstruksi baja
akan lebih cepat pembuatannya karena bahan baja sudah tersedia sesuai
dengan bahan konstruksinya yang dibutuhkan.
c) Fleksibilitas Design

BAB III
ISI/ANALISIS

3.1 Isi/Analisis

12
Berdasarkan penjelasan yang terdapat di dalam dasar teori, maka kami
mengambil sebuah contoh jembatan sederhana dengan material baja, beton,
dan kayu serta membandingkan ketiga material dari segi harga,
keuatan/keamanan, flexibilitas, dan waktu pelaksanaan.
Dalam bab ini akan dianalisis kelebihan kekerungan maaterial baja, beton,
dan kayu pada jembatan sederhana bentang pendek.
1. Jembatan Bentang Pendek Kayu

Keunggulaan dan kelemahan material kayu pada jembatan:


a. Keuatan dan keamanan kayu

Kekuatan dan keamanan kayu cukup baik untuk kontruksi jembatan sehingga
kuat dan aman dijadikan jembatan.
b. Flexibilitas Kayu

Berdasarkan flexibilitas kayu, pengunaan kayu untuk membuat jembatan


dengan bentang pendek akan lebih sulit dikarena butuh waktu yang lama
untuk membuat ukuran kayu yang diperlukan.
c. Harga kayu

Untuk beberapa jenis kayu tertentu untuk membuatan jembatan bentang


pendek, harganya cukup murah dibandingkan baja dan beton.
d. Waktu pelaksanaan

Dalam waktu pelaksanaan saat kontruksi jembatan, jembatan kayu dalam


proses pengerjaannya lebih singkat dibandingkan dengan jembatan baja
maupun jembatana beton.
e. Kelemahan

Kelemahan dari jembatan kayu adalah lebih mudah mengalami pelapukan.

Jembatan Bentang Pendek beton

13
a. Kekuatan dan keamanan

Material beton merupakan material yang aman jika dikaitkan dengan


bahaya benturan/ impak, api dan angin. Hal ini berkaian dengan
karakternya yang berat dan kaku, tanpa diperlukan suatu perlakukan
khusus, beton bahkan mempunyai ketahanan terhadap temperatur yang
sangat tinggi tanpa kehilangan kemampuan integritas strukturnya. Selain
itu, bangunan beton bertulang memiliki ketahanan yang cukup tinggi
terhadap bahaya angin, sebuah gedung yang dibangun dengan beton
bertulang yang dicor ditempat (cast in place) mampu menahan angin
dengan kecepatan 200 mil /jam. Dengan design yang baik, beton juga
dapat memenuhi kriteria yang diharapkan untuk keperluan ketahanan
terhadap beban gempa.
b. Harga

Menurut Ed Alsamsam, (PCAs manager of buildings and special


structures) Secara umum, harga material beton di dunia adalah relatif
stabil, dimana fluktuasi harga material penyusun beton tidak terlalu besar,
bahkan fluktuasi harga baja tulangan untuk beton pun tidak terlalu
berpengaruh pada harga beton bertulang secara signifikan. Terutama
untuk skala proyek yang besar dan dalam jangka waktu panjang, prediksi
rugi laba suatu kontrak proyek lebih mudah diprediksi.
c. Flexibilitas

Mengingat sifat beton yang mudah dibentuk, berbagai tampilan


sesuai selera dan seni dapat dipenuhi. Berbagai bentuk struktur jembatan
beton bisa mengakomodasi keinginan para arsitek, sehingga banyak
dijumpai sruktur jembatan dengan nilai estetis yang sangat tinggi.
d. Waktu pelaksanaan
Khusus untuk beton yang dicor ditempat (cast in place), waktu
pelaksanaan konstruksi relatif lebih panjang, mulai dari pembuatan
peracah dan acuan beton/bekisting, pemberian tulangan, pengecoran dan
perawatan beton memerlukan waktu yang cukup panjang sampai umur
beton yang cukup tercapai untuk dapat dilakukan pembongkaran

14
perancah/steger. Beberapa bahan aditif bisa ditambahkan untuk
mempercepat proses pengeringan beton.
Tetapi saat ini, permasalahan ini ditanggulagi dengan adanya metode
beton precast, dimana pengecoran beton bisa dilakukan dengan persiapan
pada lokasi akhirnya sehingga waktu dari keseluruhan proses konstruksi
bisa dikurangi, pada saatnya beton yang sudah dicetak tersebut
ditransportasikan ke lokasi akhirnya.

2. Jembatan bentang pendek baja


a. Keuatan dan keamanan
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai
konsekuensi bahwa beban mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk
jembatan dengan kondisi tanah yang buruk.
b. Harga

Harga baja relatif lebih mahal dibandingkan kayu dan beton.

c. Flexibilitas

Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan


dengan material lain karena baja mengikuti hukum Hooke hingga
mencapai tegangan yang cukup tinggi. Momen inersia untuk penampang
baja dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan penampang
beton bertulang.
d. Waktu pelaksanaan

Pemasangan jembatan baja lebih cepat dibandingkan dengan


jembatan beton, kayu dan memerlukan suatu ruang yang relatif kecil
dilokasi konstruksi.

e. Kelemahan

Biaya Pemeliharaan. Umumnya material baja sangat rentan terhadap


korosi jika dibiarkan terjadi kontak dengan udara dan air sehingga perlu
dicat secara periodik.

15
Tabel Perbandingan
Nama Elemen Bahan Keterangan
Pondasi Baja
Beton
Kayu
Dek Baja
Beton
Kayu
Pelat Lantai Baja
Beton
Kayu

16

Anda mungkin juga menyukai