Anda di halaman 1dari 23

[1]

INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini perhatian masyarakat hanya tertuju pada pengembangan energi
alternatif pengganti bahan bakar minyak, sehingga pengembangan accu dan
baterai kurang mendapat perhatian. Dewasa ini telah di lakukan penelitian tentang
pembuatan baterai dengan memanfaatkan bahan alam berupa gula (glukosa) yang
selanjutnya dinamakan dengan bio-battery (Hatazawa, 2007).
Baterai merupakan sumber energi listrik yang sering kali digunakan
masyarakat untuk menjalankan peralatan elektronik yang sangat efektif dan
efisien. Namun, banyaknya baterai bekas yang tidak dikelola dengan baik dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan yang berbahaya. Semua jenis baterai bekas
seperti baterai remote, mainan, jam tangan, telepon seluler, kamera digital
maupun baterai yang bisa dicharge (rechargeable) termasuk limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun). Limbah baterai tidak hanya menyebabkan polusi tetapi
juga membahayakan sumber daya alam karena mengandung logam berat dan
elektrolit korosif yang menjadi sumber daya baterai, seperti timah, merkuri, nikel,
kadmium, lithium, perak, seng dan mangan. Di tengah problematika masyarakat
saat ini akan keterbatasan sumber daya alam sebagai sumber energi listrik serta
dampak negatif yang ditimbulkan dari limbah baterai, maka pemanfaatan bahan
alternatif akan dapat menawarkan solusi praktis demi memenuhi suplai
kebutuhan energi listrik manusia.

sumber: lintasberita.com
Gambar 1.1 Tumpukan limbah baterai yang berbahaya bagi lingkungan

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[2]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas. Bahkan hampir 82% negara
indonesia wilayahnya adalah laut. Yang kaya akan sumber daya alamnya berupa
hasil laut seperti ikan, bahkan air rebusan ikan laut pun juga memiliki potensi
yang sangat luar biasa yakni memiliki kandungan elektrolit sebesar 95%, namun
sayangnya masyarakat masih belum tahu akan hal itu, kebanyakan air rebusan
ikan laut tersebut dibuang dan tidak dimanfaatkan padahal memiliki potensi yang
sangat luar biasa dan bisa digunakan sebagai batteray cair yang alami. Oleh sebab
itu kami memiliki gagasan untuk menciptakan sebuah ide yakni NePoBIA-eL
CELL (New Power BIA eLectrochemical CELL. Dari sudut pandang energi,
karya ini sejalan dengan program Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral terkait dengan sumber energi alternatif Green Energy mandiri, dimana
karya ini memanfaatkan sifat-sifat dan kandungan dari air rebusan ikan laut untuk
menciptakan sebuah energy listrik alternatif yang dapat meminimalisasi
penggunaan bahan bakar fosil sekaligus dapat mengurangi pencemaran
lingkungan akibat penggunaan bahan kimia dalam accu atau baterai.

1.2 Rumusan masalah


Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini mencakup 2 hal,
yaitu:
1. Bagaimana menciptakan energi listrik alternatif berbahan dasar air
perebusan ikan laut?
2. Bagaimana mendapatkan arus dan tegangan listrik yang paling optimal
dengan variasi jenis perangkaian?

1.3 Tujuan penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, antara lain:
1. Mampu menciptakan alat yang menghasilkan energi listrik berbahan dasar
air rebusan ikan.
2. Mengetahui potensi tegangan rata-rata air rebusan ikan.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[3]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

1.4 Manfaat penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Mampu memproduksi sebuah baterai berbahan dasar air rebusan ikan
untuk menghasilkan energi listrik alternatif.
2. Menemukan sumber energi alternatif Green Energi mandiri untuk
mengurangi pencemaran lingkungan akibat air perebusan ikan yang
pertama.
3. Mengurangi adanya limbah logam berat yang berbahaya bagi kehidupan
manusia.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[4]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Rebusan Ikan


Air rebusan dalam proses pemindangan merupakan limbah cair industri
hasil perikanan yang mengandung berbagai komponen flavour yang menarik
untuk dimanfaatkan agar dapat mengurangi pemborosan terhadap biaya
pemulihan lingkungan yang tercemar. Limbah cair industri hasil perikanan
khususnya air rebusan pindang mengandung banyak protein dan lemak sehingga
meningkatkan konsentrasi BODS dan TTS yang cukup tinggi (Niamnuy et.al
2007).

Limbah cair pengolahan perikanan mengandung berbagai jenis protein


yang begizi tinggi namun belum dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga
limbah tersebut dapat menimbulkan masalah di lingkungan bila tidak dilakukan
proses pengolahan. Limbah yang dihasilkan air industri perikanan meliputi
protein, karbohidrat terlarut,serpihan daging, dan komponen lainnya yang hilang
selama perebusan (Morita et.al 2002). Berikut ini adalah Komponen kandungan
limbah cair pada pemindangan ikan

Tabel 2.1 Komponen kandungan limbah cair pemindangan ikan

Komponen Jenis Kandungan


(g/kg)

Treonin 3,09

Glysin 7,12

Valin 2,70

Methionin 2,83

Isoleusin 4,60

Leusin 9,40

Phenil alanin 3,70

Lysine 10,60

Histidine 1,40

Arginin 5, 80

sumber : Brogstrom 1995

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[5]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

Pada proses pemindangan terjadi proses penggaraman dan perebusan.


Proses penggaraman berfungsi untuk memberikan rasa gurih pada ikan
menurunkan kadar cairan pada tubuh ikan. Proses penggaraman ini akan
mempengaruhi air rebusan ikan karena pada saat proses perebusan cairan di dalam
wadah akan terus bertambah yang disebabkan pengeluaran cairan di dalam tubuh
ikan sehingga secara tidak langsung air rebusan bercampur dengan garam
(Hognadottir 1999). Garam merupakan faktor penting pada penggaraman.
Komponen Ca dan Mg yang terdapat pada garam menyebabkan ikan menjadi
higroskopis, komponen MgCl2 atau MgSO4 menghasilkan rasa agak pahit pada air
rebusan ikan sedangkan elemen Fe dan Cu dapat mengakibatkan ikan dan air
rebusan berwarna coklat kotor atau kuning ( Morita et.al 2001)

2.2 Sel volta


Sel volta atau sel galvani adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua
buah elektrode yang dapat menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi
redoks secara spontan pada kedua elektroda tersebut. Prinsip kerja dari sel volta
adalah bebagai berikut:
1. Didalam sel volta reaksi kimianya mengandung arus listrik dan terjadi
reaksi spontan.
2. Terjadi perubahan dari energi kimia menjadi energi listrik.
3. Pada anoda, terjadi reaksi oksidasi dan bermuatan negatif.
4. Pada katoda, terjadi reaksi reduksi dan bermuatan positif.
5. Elektron mengalir dari anoda menuju katoda.
6. Deret Volta terdiri dari: Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe, Ni, Sn, Pb,
(H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au.Semakin ke kanan, semakin mudah direduksi dan
sukar di oksidasi, sedangkan jika semakin ke kiri semakin mudah
dioksidasi dan sukar direduksi.
Keterangan:
1. Voltmeter berfungsi untuk menentukan
potensial sel.
2. Jembatan garam berfungsi untuk
menjaga kenetralan listrik dari kedua
larutan. Jembatan garam berisi larutan
garam seperti NaNO3, KCl, KNO3, dll.
3. Katoda sebagai kutub positif (electrode
positif) dimana terjadi reaksi reduksi.
sumber: makalahkuliahku.blogspot.com 4. Anoda sebagai kutub negative (electrode
negative) dimana terjadi reaksi oksidasi
Gambar 2.1 Ilustrasi kerja pada sel volta
A
KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA n
o
d
[6]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

Dalam Gambar 2.1 terlihat reaksi yang terjadi pada sel volta, dimana
logam Zn akan melepaskan dua elektron. Sehingga:
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-
Elektron mengalir ke logam tembaga melalui kawat penghantar dan ion Cu2+
mengambil elektron dari logam tembaga dan mengendap. Sehingga,
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)

Persamaan reaksi redoksnya sebagai berikut:


Oksidasi : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-
Reduksi : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
Zn(s) + Cu 2+
(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

Plat Tembaga (Cu) dan plat seng (Zn) merupakan komponen pada sel
volta. Kualitas plat sangat menentukan kualitas suatu sel elektrolisis. Potensial
reduksi standar pada suhu 250C untuk logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) adalah:

Cu+ + e ------> Cu(s) V0 = 0,522 Volt


Zn2+ + 2e------> Zn(s) V0 = -0,7628 Volt

Dengan demikian, rangkaian tersebut


Anoda Katoda
(Zn) (Cu) dapat menghasilkan aliran elektron (listrik). Untuk
menetralkan muatan listrik pada kedua larutan
dihubungkan dengan suatu jembatan garam.
Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau
berupa senyawa kimia lainnya. Dalam teori ion
Svante Arrhenius menyatakan bahwa larutan
elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena
mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas
(Oxtoby, 2001).
Gambar 2.2: reaksi anode dan katode

Contoh :
NaCl (aq) -----> Na+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH(aq) -----> CH3COO-(aq) + H+(aq)

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[7]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

2.3 Air Rebusan Ikan Sebagai Energi Alternatif Pengganti Baterai


Melihat dari segi bahan baku, maka air rebusan ikan ini lebih mudah
didapatkan dibandingkan jenis baterai lainnya. Sedangkan jika dilihat dari segi
manfaat, baterai berbahan dasar air rebusan ikan tidak mengandung bahan beracun
dan berbahaya. Sedangkan untuk baterai yang mengandung berbagai logam berat,
seperti merkuri, mangan, timbal, cadmium, nikel dan lithium, yang berbahaya
bagi lingkungan dan kesehatan. (detikhealth.com, 2011).
Hasil Perbandingan Kandungan di dalam air rebusan ikan, elemen volta,
beterai (elemen kering), akumulator (Accu), dan zat-zat yang termasuk zat
elektrolit, dapat dilihat dalam Tabel 2.2.

Air rebusan ikan Elemen Volta Baterai Akumulator Elektrolit


laut (elemen kering) (Aki)
Anode: Anode: Anode: Anode: tipe ion:
Cu (lempeng Cu batang karbon (C) PbO2 NaCl
tembaga) (lempeng (timbal peroksida) KCl
tembaga) warna coklat MgSO4
K2SO4
Katode: Katode: Katode: Katode :
Zn (lempeng seng) Zn lempeng seng(Zn) Pb (timbal berpori) tipe kovalen:
(lempeng seng) warna abu-abu HCl
Elektrolit: CH3COOH
Elektrolit: Elektrolit: campuran salmiak Elektrolit: H2SO4
ion natrium klorida H2SO4 (NH4Cl dan MnO2) H2SO4
(NaCl), (asam sulfat) serbuk arang batu ( asam sulfat )
Air (H2O), protein. kawi berbentuk pasta

Tabel 2.2 Tabel perbandingan Air rebusan ikan, elemen volta, beterai (elemen kering), akumulator
(Accu), dan zat-zat yang termasuk zat elektrolit
Dari Tabel 2.2 kandungan air rebusan ikan, elemen volta, beterai
(elemen kering), akumulator (Aki), dan zat-zat yang termasuk zat elektrolit,
menunjukkan bahwa ada beberapa zat atau kandungan yang sama antara
kandungan di dalam air rebusan ikan, elemen volta, beterai (elemen kering),
akumulator (Aki), dan zat-zat yang termasuk zat elektrolit.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[8]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

Pada tabel zat sama yang terkandung di dalam air rebusan ikan yang sama
dengan tipe ion elektrolit adalah ion natrium klorida (NaCl), protein , lemak , air
(H2O) (Deptan 1995 dalam Murniati 2007). Dimana zat- zat tersebut merupakan
zat yang dapat menghantarkan arus listrik.

2.4 Hipotesis (dugaan sementara)


Menurut sumber yang beredar saat ini bahwa larutan yang mudah
menghantarkan listrik adalah larutan Asam, Basa, dan Garam.
hipotesa bahwa larutan air rebusan ikan laut ini banyak mengandung elektrolit
yang bisa menghantarkan arus listrik .Adapun zat yang bisa menghantarkan listrik
adalah:
Air (H2O)
Natrium klorida (NaCl)
Protein

Tujuan dalam melakukan percobaan ini adalah karena ingin


membuktikan hipotesa dan juga ingin mengetahui larutan atau zat apa saja yang
bisa menghantarkan arus listrik. Selain itu juga ingin mengetahui bagaimana
potensi tegangan rata-rata air rebusan ikan dan menciptakan alat yang
menghasilkan energi listrik berbahan dasar air rebusan ikan. Apabila bisa terbukti
berarti banyak ilmu baru yang bisa diterima setelah melakukan percobaan ini.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[9]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian


Kerangka penelitian di bawah ini menerangkan garis besar
penelitian menurut metode yang diangkat yang terdiri dari: (1) Studi
pendahuluan dan kajian teoritis; (2) Eksperimen ; dan (3) Analisis-sinetsis-
conclusi.
MULAI

STUDI PENDAHULUAN DAN KAJIAN PUSTAKA

PERUMUSAN MASALAH PENGUMPULAN PUSTAKA PENGKAJIAN TEORITIS PERUMUSAN HIPOTESA

Menelusuri dan Merangkum dasar teori Menelaah teori relevan Merangkum beberapa
memebandingkan topic sebagai landasan yang sudah ada. pendapat menjadi
dengan penelitian yang pemecahan masalah. hipotesa.
sudah ada.

EKSPERIMEN

EKSPERIMEN PREPROSESING EKSPERIMEN PREPROSESING EKSPERIMEN POSTPROSESING EKSPERIMEN POSTPROSESING

Perancangan system kerja Pemilihan bahan (air) Perangkaian NePoBIA-eL Menemukan bahan (air )
NePoBIA-eL cell. yang akan digunakan cell seri dan pararel. yang tepat untuk
dalam eksperimen. NePoBIA-eL cell

ANALISIS SINTESIS - CONCLUSI

ANALISIS SINTESIS CONCLUSION

Membandingkan hasil eksperimen Menghubungkan antara kajian teori dengan hasil Merangkum inti dari
dengan beberapa pendapat yang eksperimen. penelitian.
telah dijadikan hipotesa.
Menghubungkan fakta-fakta dengan hipotesa. Merumuskan teoritis NePoBIA
-eL cell.

SELESAI

Gambar 3.1: Diagram Alur Penelitian

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[10]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Berikut ini adalah waktu dan tempat selama kami melakukan penelitian,
penyusunan makalah hingga menghasilkan sebuah prototype,
Waktu Penelitian : 17 Juli 2012 04 Agustus 2012
Tempat Penelitian : Laboratorium SMA MUHAMMADIYAH 1
BABAT- LAMONGAN
Guru Pembimbing : Bapak Emzita Taufik dan Bapak Kusnari

3.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang kami pergunakan selama proses penelitian di
antaranya sebagai berikut,

Gambar 3.2 Alat dan bahan

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[11]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

3.4 Perancangan Alat


NePoBIA-eL Cell dibuat dengan fungsi sebagai sumber energi listrik
alternatif pengganti baterai rechargeable pada umumnya. NePoBIA-eL Cell
menggunakan prinsip yang ada pada sel volta, yaitu menghasilkan energi lisrik
dari energi kimia (elektrolit). Larutan elektrolit yang kita gunakan adalah air
rebusan ikan laut. Dalam sel volta terdapat anoda(-) dan katoda(+). Anoda yang
kita gunakan berupa seng, sedangkan katoda kita gunakan berupa tembaga. Energi
listrik yang dihasilkan disalurkan dengan menggunakan kabel. Untuk mengukur
besar voltase dan arus yang dibangkitkan, maka digunakan Avometer. Hasil
rancangan dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Avometer

Anode
Katode

Gambar 3.3 Rancangan prototype NePoBIA-eL cell


Untuk meningkatkan nilai voltase maka cell baterai yang kami buat harus
di susun seri sebanyak 12 cell, sedangkan untk meningkatkan kuat arus maka cell
baterai yang kami bua peru di susun seri- paralel. Setiap sel volta akan dirangkai
secara seri sehingga didapatkan nilai tegangan yang tinggi. Pada Gambar 4.4
diperlihatkan rancangan NePoBIA-eL cell.
+
seri (positif)

- + - + - + +
(positif)

+ - + - + -

- + - -
- -
+ +

+ - + - + - (negatif) (negatif)

Gambar 3.4 Rancangan prototype 12 NePoBIA-eL cell

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[12]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

3.5 Prosedur pengujian Alat

Pada penelitian ini akan diuji mengenai besar tegangan yang ditimbulkan
oleh 1 sel NePoBIA-eL Cell dengan air rebusan ikan laut yang di rebus dengan
menggunakan banyak air dan menggunakan sedikit air. Berikut data detail untuk
pengujian:
1. Air rebusan 1 (A1) : jumlah ikan 1Kg, jumlah air yang di gunakan
merebus l.
2. Air rebusan 2 (A2) : jumlah ikan 1Kg, jumlah air yang di gunakan
merebus 1 l .
Perbandingan besar tegangan yang ditimbulkan, akan dijadiakan pertimbangan
untuk membuat NePoBIA-eL 12Cell yang optimal. Dari penelitian ini akan
didapat 2 buah hasil,yaitu:
1. Hasil perbandingan air rebusan ikan yang lebih banyak menggunakan air
dengan yang sedikit menggunakan air (A1 vs A2).
2. hasil tegangan NePoBIA-eL 12Cell
Selain itu juga dilakukan pengujian NePoBIA-eL Cell untuk menyalakan lampu
LED. Berikut merupakan dimensi dari setiap cell dari NePoBIA-eL Cell:
Volume NePoBIA-eL Cell : 80 ml (volume tabung)
Volume air rebusan : 20 ml (kebutuhan air rebusan untuk tiap cell)
Dimensi elektroda : 2 cm x 0,5 cm = 1 cm2
Tembaga (Cu) Seng (Zn)
2.0 cm

2.0 cm

0,5 cm 0 ,5 cm

Gambar 3.5 Dimensi elektroda NePOBIA-eL Cell

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[13]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Langkah-langkah pengambilan data berikut ini memperjelas
kerangka penelitian pada gambar 3.1 sebelumnya, yang diurutkan
sebagaimana diagram alir berikut:

Olah Eksperimen

Penentuan bahan anoda


dan katoda

pengamatan besar voltase 1


sell

pengamatan kuat arus pada 1 sell

pengukuran voltase dan ampere pada


rangkaian seri. Seri-pararel

Gambar 3.6 Gambar Diagram alir pengambilan data

3.7 Teknik Analisis data


Prosedur Analisis data beserta perlengkapan yang dilibatkan
(persamaan dan datasheet) terurai dalam bagan berikut:

Perolehan Data:
Besar voltase & kuat
arus

Perakitan 2 sell
Datasheet sebagiai pengujian komputasi dengan software
pertama

Komputasi dengan
Perakitan 12 sell seri sebagai
Software
perbandingan pengujian dan
meningkatkanbesar voltase

Perakitan 24 sell seri-pararel guna


Meningkatkan kuat arus

Gambar 3.7 Gambar teknik analisis data

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[14]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian tegangan pada NePoBIA-eL Cell

Sebelum rancangan NePoBIA-eL cell diaplikasikan sebagai sumber energi


listrik alternatif, maka perlu dilakukan pengujian. Pengujian yang dilakuan dengan
melihat tegangan yang mampu dibangkitkan oleh NePoBIA-eL cell dengan variasi
air rebusan ikan, serta pengujian menyalakan lampu LED. Berikut ini data- data
yang kami peroleh:
Tabel 5.1: Rebusan dengan sedikit air
Jenis air rebusan Jenis rangkaian Besar Kuat arus Keterangan
voltase
Rebusan dengan l 1 cell NePoBIA 0,9 volt lemah Belum dapat di pergunakan
air untuk alat- alat elektronik.
2 cell NePoBIA 1,7 volt lemah dapat di pergunakan untuk
di rangkai seri menyalakan kalkulator
12 cell NePoBIA 8,5 volt lemah Mampu menyalakan 1
di rangkai seri buah lampu LED sebesar 3
volt dengan cahaya cukup
terang
24 cell NePoBIA 14,5 volt lemah Mampu menyalakan 1
di rangkai seri buah lampu LED sebesar 3
volt dengan cahaya terang.
24 cell NePoBIA 7 volt Lumayan Mampu menyalakan 1
di rangkai seri- kuat buah lampu LED sebesar 3
paralel volt dengan cahaya sangat
terang

tabel 5.1 memperlihatkan nilai tegangan yang dapat dibangkitkan pada


pengujian variasi air rebusan ikan dengan jumlah l air. Target Pengujian
dilakukan selama 10 jam, akan tetapi lampu LED yang berhasil di nyalakan tetap
menyala selama kurang lebih 3 hari.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[15]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

Tabel 5.2: rebusan dengan banyak air.


Jenis air rebusan Jenis rangkaian Besar Kuat arus Keterangan
voltase
Rebusan dengan 1 l 1 cell NePoBIA 1 volt lemah Belum dapat di pergunakan
air untuk alat- alat elektronik.
2 cell NePoBIA di 1,9 volt lemah dapat di pergunakan untuk
rangkai seri menyalakan kalkulator
12 cell NePoBIA 9,4 volt lemah Mampu menyalakan 1 buah
di rangkai seri lampu LED sebesar 3 volt
dengan cahaya terang
24 cell NePoBIA 18 volt lumayan Mampu di pergunakan untuk
di rangkai seri mencharger hp akan tetapi
belum bisa maksimal di
karenakan kuat arus belum
cukup stabil
24 cell NePoBIA 8 volt Lumayan Mampu menyalakan 2 buah
di rangkai seri- kuat lampu LED sebesar 3 volt.
paralel Akan tetapi yang menyala
terang hanya 1 lampu LED.
sedangkan 1 lampu LED
tidak bisa menyala terang di
karenakan kuat arus kedua
lampu tersebut jumlahnya
berbeda

tabel 5.2 memperlihatkan nilai tegangan yang dapat dibangkitkan pada


pengujian variasi air rebusan ikan dengan jumlah 1 l air. Target Pengujian
dilakukan selama 10 jam, akan tetapi lampu LED yang berhasil di nyalakan tetap
menyala selama kurang lebih 4 hari. Dari hasil pengujian didapat bahwa air
rebusan ikan A1 memiliki tegangan bangkitan rata-rata (0,9 Volt), sedangkan A2
memiliki energi bangkitan sebesar (0,8 Volt). Perbedaan nilai tegangan bangkitan
diakibatkan kandungan elektrolit pada air rebusan ikan pertama (A1) berbeda
dengan air rebusan ikan kedua (A2). Kandungan elektrolit dapat dipengaruhi
dengan penambahan air pada saat perebusan. Akan tetapi perbedaan dari
keduanya sangatlah tipis.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[16]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

Maka dapat di simpulkan bahwa air merupakan faktor yang mempengaruhi


kandungan elektrolit pada air rebusan ikan, pengaruh tersebut tidak signifikan
sehingga walaupun menggunakan air rebusan ikan yang sedikit air masih kita
dapatkan tegangan yang cukup besar yakni sebesar 0,9 volt.

Gambar 4.1 Pengujian


NePoBIA-eL cell dengan 12 cell
dirangkai secara seri

Untuk meningkatkan nilai tegangan dari NePoBIA-eL cell, maka setiap


cell disusun secara seri sebanyak 12 cell sehingga menjadi NePoBIA-eL12cell.
Dengan rata-rata tegangan setiap cell mencapai 0,9 volt, maka nilai tegangan
NePoBIA-eL12cell menjadi 8 volt lebih.
Pada Gambar 4.1 terlihat tegangan rata-rata NePoBIA-eL12 cell percobaan
lebih rendah dari pada hasil perhitungan, yaitu sekitar 10 volt lebih. Hal ini
terjadi, akibat adanya rugi-rugi pada sambungan antar elektroda yang dirangkai
secara seri. Rugi-rugi yang terjadi antar cell besarnya sekitar 0,05 0,1. volt,
namun terakumulasi mencapai 1 volt. Rugi-rugi dapat dikurangi dengan
memperaiki sambungan antar elektroda misal dengan disolder dengan timah.
Namun, tegangan yag dihasilkan dapat menyalakan sebuah lampu hingga lebih
dari 10 jam dalam 4 hari. Pada Gambar 5.2 dipelihatkan hasil pengujian pada
lampu LED 2 rangkaian yaitu rangkaian seri dan rangkaian pararel.

Gambar 4.2 Pengujian NePoBIA-eL cell rangkaian 12 cell seri dan 24 cell pararel pada lampu LED

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[17]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

Selain meningkatkan nilai tegangan dengan merangkai cell menjadi lebih


banyak, untuk meningkatkan kuat arus dari NePoBIA-eL cell dilakukan dengan
memodifikasi jarak antara elektroda (katoda dan anoda) , luasan elektroda dan
meyusunnya dengan rangkaian pararel. Terbukti dengan susunan rangkaian
pararel kuat arus lebih besar dari pada rangkaian seri. Nyala lampu lebih terang
dan mampu bertahan hingga 2 kali lipat rangkaian seri Hal ini sesuai dengan
persamaan :
I = n.e.v.t.A/t,
dimana:
I : Kuat arus (ampere) v : kecepatan elektron
n : jumlah elektron yang berpindah t : waktu perpindahan (detik)
A : Luas elektroda (m2)

4.2 Gambaran Konsep / Cara kerja NePoBIA-eL cell Inovasi Teknologi yang
Ramah Lingkungan, Efektif, dan Ekonomis

Pada dasarnya konsep teknologi NePoBIA-eL cell (New Power BIA


eLectrichemical cell) ini memanfaatkan air rebusan ikan. Bahan ini selanjutnya
berfungsi sebagai elektrolit pada NePoBIA-eL cell Larutan elektolit tersebut
dilengkapi dengan lempeng tembaga yang berfungsi sebagai anoda dan lempeng
seng sebagai katoda. Dengan adanya sistem larutan elektrolit yang dilengkapi
dengan anode dan katode, maka diharapkan timbul adanya arus listrik yang
merupakan salah satu sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, efektif,
dan ekonomis.
Gambar 4.3 konsep tempat
NePoBIA-eL cell dirangkai
secara seri pada gudang
perebusan ikan

NePoBIA-eL Cell akan diaplikasikan sebagai sumber energi listrik untuk


penerangan pada gudang- gudang perebusan ikan di daerah pesisir. NePoBIA-eL
Cell akan dirangkai dengan lampu penerangan gudang. Dalam gambar 5.3 gudang
perebusan ikan akan telah tersedia tempat penampungan sementara pembuangan

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[18]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

air rebusan pertama, yang dikemudian akan di alirkan melalui selang menuju ke
kotak rangkaian NePoBIA-eL cell (seri) yang tersambung dengan kabel lampu
yang menerangi gudang tersebut. Lampu yang kita gunakan adalah lampu LED.
Hal ini dikarenakan lampu LED memiliki 5 keunggulan, yaitu:
1. Hemat energi LED dapat menghemat energi hingga 80% dibandingkan
kita menggunakan lampu Neon ataupun bohlam
2. Ukuran kecil - menyediakan fleksibilitas desain, diatur dalam baris,
cincin, kelompok, atau individu poin.
3. Daya tahan lama - LED dapat bertahan 50.000 - 60.000 jam.
4. Fungsi dimmer - tidak seperti lampu neon, LED dapat diredupkan dengan
menggunakan pulse-width modulation (PWM - memutar lampu on dan off
sangat cepat dalam berbagai interval).
5. Bebas mercury - tidak seperti lampu fluorescent dan kebanyakan
teknologi HID, LED tidak mengandung merkuri yang berbahaya atau gas
halogen.

Gambar 4.4 Lampu LED


Penggunaan lampu LED sangat cocok dengan NePoBIA-eL cell, hal ini
karena daya yang dibutuhkan untuk menyalakan tidak terlalu besar. NePoBIA-eL
cell akan dirancang terintegrasi dengan gudang penyimpanan ikan , sehingga
untuk penerangan menggunakan energi listrik yang berasal dari Limbah buangan
ikan.

Gambar 4.5 Rancangan lampu LED


NePoBIA-eL Cell sebagai salah satu energy alternatif dapat
meminimalisasi penggunaan bahan bakar fosil sekaligus dapat mengurangi
pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan kimia dalam accu atau baterai.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[19]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

Aplikasi NePoBIA-eL Cell sebagai sumber energi listrik tidak membutuhkan


biaya yang besar. Dengan rata-rata tegangan 0,9 Volt untuk tiap cell, maka untuk
menyalakan lampu LED 12 Volt dibutuhkan 16 cell. Rincian biaya yang
digunakan untuk membuat tiap unit NePoBIA-eL Cell dapat dilihat pada Tabel
Tabel 5.3 Rincian biaya pembuatan NePoBIA-eL Cell untuk penerangan gudang perebusan ikan
No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah
1. Wadah Plastik (modifikasi) 1 buah 50.000 50.000
2. Plat Tembaga 1 buah 40.000 40.000
(20x20 cm)
3. Plat Seng 1 buah 10.000 10.000
(20x20 cm)
4. Selang 1 meter 5.500 5.500
5. Valve (kran) 1 buah 11.000 11.000
6. Kabel 5 meter 3.000 15.000
7. Timah 4 meter 2.500 10.000
8. Lampu LED 8 buah 1.500 12.000
9. Resistor 2 buah 500 1.000
TOTAL 154.500
sumber: analisis penulis
Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan NePOBIA-eL cell suatu produk
sumber energi alternatif yang masih baru dikalangan masyarakat. Melihat dari
fungsinya, maka pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan antara lain adalah
pemerintah, dan masyarakat umum.
1. Pemerintah
Penggunaan NePoBIA-eL cell juga mengurangi penggunaan listrik dari bahan
bakar fosil, sehingga mendukung upaya pemerintah dalam program
penggunaan energi baru terbarukan. Selain itu, NePoBIA-eL cell dapat
digunakan pada daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan pasokan
energi listrik dari PLN sebagai sumber energi listrik untuk penerangan
menggunakan lampu LED.
2. Masyarakat Umum
juga da NePoBIA-eL Cell dapat digunakan oleh masyarakat umum, sebagai
sumber energi listrik pengganti baterai, menghalau gangguan serangga di
rumah seperti laron dan belalang.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[20]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

Prediksi Keberhasilan Konsep NePoBIA-eL cell


NePoBIA-eL cell merupakan alat inovasi teknologi yang telah
mempertimbangkan berbagai aspek, diantaranya :
1. Aspek Kegunaan
Berdasarkan dari aspek kegunaan yang dimiliki NePoBIA-eL cell, yaitu
selain sebagai penerangan dan kami memprediksikan bisa digunakan untuk
membunuh hama kapler di kawasan pertanian dengan menggabungkan
bersama alat penangkap hama kleper.

2. Aspek Lingkungan
Dari asperk lingkungan, NePoBIA-eL cell sangat ramah lingkungan karena
tidak menggunakan bahan bakar fosil dan dapat meminimalisir jumlah limbah
nelayan.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[21]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat dibuat
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan NePoBIA-eL cell (New Power BIA-eLectrochemical cell) dapat
dimanfaatkan untuk menjadi sumber energi listrik alternatif sebagai pengganti
baterai.
2. untuk menghasilkan arus listrik yang optimal maka di sini perlu adanya
penyusunan seri- paralel, sedangkan untuk besar voltasi hanya cukup di
rangkai seri sudah dapat menghasilkan voltasi yang cukup besar.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan melalui karya tulis ini adalah :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai air rebusan ikan laut sebagai
sumber energi sehingga didapat hasil yang optimal.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat meningkatkan kuat arus.
3. Diperlukan desain yang lebih elegan dan praktis sehingga NePoBIA-eL cell
dapat digunakan sebagai sumber energi listrik pengganti baterai.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[22]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

DAFTAR PUSTAKA

A.S. Murniyati, Ir dan Sunarman, Ir - Pendinginan Pembekuan


danPengawetan Ikan. PT Kanisisus Yogyakarta 2000.
Eddy Afrianto, Ir dan Evi Liviawaty, Ir - Pengawetan dan Pengolahan
Ikan. PT Kanisius Yogyakarta 1989.
Heri Suwignyo. 2008. Baterai dengan Tenaga Biologis.
http://blhkotabengkulu.web.id/index.php?option=com_content&view=arti
cle&id=118: limbah-baterai
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://finunu.files.wordpress.com/
2011/03/soap_wax_batteries.jpg
http://belajar.internetsehat.org/pustaka/pendidikan/materi-
kejuruan/pertanian/teknologi-hasil pertanian-dan-
perikanan/teknik_pemindangan.pdf
Ibnu. 2007. Cara Kerja Baterai Aki (aki kering, aki basah, accu, sealed
lead acid). Simple Machines Forum
Lancaster, Mike. 2002. Green Chemistry, an Introductory Text.Cambridge:
Royal Society of Chemistry.
makalahkuliahku.blogspot.com
Oxtoby, David W. dkk. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modren. Jakarta:
Erlangga .
Rahmad Hidayat - Proses Pengolahan Ikan . PT Bina Ilmu Surabaya
1979.
www.panelsurya.com/index.php/id/-lampu/lampu-led-rumah/
www.wwf.or.id/.../tips_bijak_terhadap_sampah_batu_baterai

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA


[23]
INOVASI TEKNOLOGI DAN PEMANFAATAN

SUMBER DAYA SEBAGAI USAHA UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Maragis Zulfa

Tempat, Tanggal lahir : lamongan, 13 november 1995

Alamat Rumah dan No Telp/HP : Jl. Sawo gilang, Babat-Lamongan/

085230690375

Karya yang pernah dibuat: merakit robot

Penghargaan yang pernah diraih: juara 1 lomba KRL tingkat kabupaten

2011 dan Juara 3 lomba LTTG tingkat Nasional 2012.

2. Nama : Isnaini Suciati

Tempat, Tanggal lahir : Lamongan, 4 Februari 1995

Alamat Rumah dan No Telp/HP : Jl. Masjid al- ikhlas gang 1 Rt. 14 Rw.
12Campurejo- Panceng- Gresik/ 08563499002

Karya yang pernah dibuat : RBT


Penghargaan yang pernah diraih: Juara 3 lomba LTTG tingkat Nasional
2012
3. Nama : Yusuf Alwis Setiawan

Tempat, Tanggla lahir: Riau, 04 Maret 1995

Alamat Rumah dan No Telp/HP : Jl. Sidomulyo Ds.Kebalandono, Babat-

Lamongan/ 085706518683

Karya yang pernah dibuat: COCO-PLYWOOD dan RBT

Penghargaan yang pernah diraih: Juara 2 lomba IMEC tingkat Nasional

2012 dan Juara 3 lomba LTTG tingkat Nasional 2012.

KARISMA MUH1BA SMA MUH1BA THE BEST SCHOOL IDEA

Anda mungkin juga menyukai