Anda di halaman 1dari 37

1.

Bantuan Operasional

2. Bantuan Sarana/Prasarana

3. Bantuan Rehabilitasi /
Pembangunan Gedung/
Bangunanan

4. Bantuan Lainnya

PETUNJUK TEKNIS
PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH PADA
BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKRETARIAT JENDERAL
BIRO KEUANGAN

Website http://simkeu.kemdikbud.go.id
Email: bantuanpemerintah.rokeu@kemdikbud.go.id
KATA PENGANTAR

Pada tahun anggaran 2017, Biro Keuangan Sekretariat Jenderal


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menyalurkan dana bantuan
pemerintah kepada lembaga, komunitas budaya, lembaga pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat, dan lembaga/organisasi
masyarakat lainnya yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Pemberian dana bantuan tersebut bertujuan untuk menguatkan peran serta


dan tanggung jawab masyarakat dalam menyelenggarakan dan
meningkatkan mutu pendidikan dan kebudayaan sebagaimana
diamanahkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dana bantuan pemerintah ini
dialokasikan untuk menunjang kegiatan operasional, penyediaan
sarana/prasarana, rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan lembaga
yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan, dan bantuan lainnya
yang ditetapkan oleh PA. Sedangkan untuk satuan pendidikan (sekolah)
dana bantuan pemerintah dari Biro Keuangan untuk jenis bantuan
rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan dialokasikan untuk
rehabilitasi pagar sekolah, sarana olahraga, fasilitas pendidikan karakter,
MCK, dan rumah penjaga sekolah.

Agar pemberian dana bantuan pemerintah dari Biro Keuangan dapat tepat
sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, transparan, dan akuntabel, maka kami
menerbitkan buku Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah pada
Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2017. Semoga dengan diterbitkannya buku petunjuk
teknis ini dapat memudahkan masyarakat yang ingin mendapatkan
informasi tentang dana bantuan pemerintah dari Biro Keuangan
Kemendikbud.

Terima kasih.
Jakarta, 30 Desember 2016

NIP 196312031983031004

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 34


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Dasar Hukum ................................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II KETENTUAN UMUM ....................................................................... 4
A. Pengertian ...................................................................................... 4
B. Jenis Bantuan ................................................................................ 6
C. Sasaran Bantuan ............................................................................ 6
D. Rincian Jumlah Bantuan ................................................................ 7
E. Pemberi Bantuan............................................................................. 7
F. Ketentuan Bantuan ........................................................................ 7
G. Indikator Keberhasilan Program ..................................................... 7
BAB III PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN ............................................ 8
A. Satuan Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Pemerintah............. 8
B. Satuan Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Masyarakat............ 8
C. Komunitas Budaya dan Lembaga/organisasi masyarakat lainnya
yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan ... 8
BAB IV MEKANISME PENYALURAN DAN PENCAIRAN BANTUAN ............... 9
A. Mekanisme Penyaluran/Pemberian Bantuan ................................. 9
B. Penyampaian Proposal Bantuan ..................................................... 9
C. Pemberian Bantuan Langsung Tunai oleh PA.................................. 9
D. Tata Kelola Pencairan Dana Bantuan .............................................. 10
E. Ketentuan Perpajakan..................................................................... 14
F. Retur .............................................................................................. 14
BAB V PENGENDALIAN MUTU .................................................................. 15
A. Monitoring dan Evaluasi ................................................................. 15
B. Pengawasan .................................................................................... 15
C. Pertanggungjawaban dan Pelaporan Bantuan ................................. 15
D. Kewajiban Penerima Bantuan Terkait Aset ...................................... 17
E. Sanksi ............................................................................................ 17
F. Lain-lain ......................................................................................... 17
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 19
LAMPIRAN 1A ................................................................................. 20
LAMPIRAN 1B ................................................................................. 25
LAMPIRAN 2 ................................................................................... 30
LAMPIRAN 3 ................................................................................... 31
LAMPIRAN 4 ................................................................................... 33

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 11 menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah
daerah wajib memberikan pelayanan dan kemudahan serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara
tanpa diskriminasi. Selanjutnya dalam Pasal 46 ayat (1) disebutkan
bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan peran serta dan tanggung jawab
masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan dan kebudayaan,
maka Pemerintah dalam hal ini Biro Keuangan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan memandang perlu memberikan bantuan pemerintah
kepada lembaga/organisasi pemerintah/masyarakat yang bergerak di
bidang pendidikan dan kebudayaan.
Jenis bantuan pemerintah pada Biro Keuangan meliputi bantuan
operasional, bantuan sarana/prasarana, bantuan rehabilitasi
/pembangunan gedung/bangunan, serta bantuan lainnya yang
ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA) sebagaimana diamanahkan
dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 168/PMK.05/Tahun 2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/ Lembaga.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1981 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 1


Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Biro Keuangan
Kemendikbud No. SP DIPA -023.01.1.690285/2017.

C. Tujuan
a. Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah pada Biro
Keuangan ini disusun dengan tujuan :
1. Sebagai pedoman bagi:
a) Biro Keuangan dalam menentukan, menetapkan, dan
menyalurkan bantuan pemerintah di bidang pendidikan dan
kebudayaan;
b) komunitas budaya, satuan pendidikan/lembaga yang
diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat, dan
lembaga/organisasi masyarakat lainnya yang bergerak di
bidang pendidikan dan kebudayaan, dalam mengajukan
proposal bantuan pemerintah;
c) Aparat pengawas yang berwenang melaksanakan pengawasan
dan pemeriksaan.
2. Agar bantuan pemerintah yang disalurkan oleh Biro Keuangan
dapat dilaksanakan secara transparan dan akuntabel, serta
terhindar dari penyimpangan.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 2


b. Tujuan Pemberian bantuan pemerintah untuk masing-masing jenis
bantuan adalah:
1. Bantuan Operasional, adalah dalam rangka menunjang
pelaksanaan operasional di bidang pendidikan dan kebudayaan.
2. Bantuan Sarana/Prasarana, adalah dalam rangka memenuhi
penyediaan sarana/prasarana pendidikan dan kebudayaan
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kebudayaan.
3. Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan, adalah
dalam rangka perbaikan dan peningkatan fungsi
gedung/bangunan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah/masyarakat dan organisasi masyarakat yang
bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan.
4. Bantuan Lainnya yang ditetapkan oleh PA, adalah dalam rangka
membantu pelaksanaan kegiatan di bidang pendidikan dan
kebudayaan yang tidak termasuk pada angka 1, 2, dan 3.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 3


BAB II
KETENTUAN UMUM

A. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria
bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan,
kelompok masyarakat, atau lembaga pemerintah/non pemerintah;
2. Bantuan Pemerintah pada Biro Keuangan yang selanjutnya disebut
bantuan adalah bantuan yang diberikan kepada komunitas budaya,
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah/masyarakat, dan lembaga/organisasi masyarakat lainnya
yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam bentuk
bantuan operasional, bantuan sarana/prasarana, bantuan
rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan, dan bantuan lainnya
yang memiliki karakteristik bantuan yang ditetapkan oleh PA;
3. Bantuan Operasional pada Biro Keuangan adalah pemberian bantuan
dalam bentuk uang, barang, dan/atau jasa guna menunjang
pelaksanaan kegiatan operasional komunitas budaya, satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat, dan
lembaga/organisasi masyarakat lainnya yang bergerak di bidang
pendidikan dan kebudayaan;
4. Bantuan sarana/prasarana pada Biro Keuangan adalah pemberian
bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada komunitas
budaya, satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah/masyarakat, dan lembaga/organisasi masyarakat lainnya
yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan;
5. Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan adalah
pemberian bantuan dalam bentuk uang atau barang yang diberikan
kepada lembaga/organisasi masyarakat yang bergerak di bidang
pendidikan dan kebudayaan, serta satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat yang meliputi fasilitas
pendidikan karakter, prasarana olahraga, perbaikan pagar, dan MCK,
serta rumah penjaga sekolah;
6. Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah
yang ditetapkan oleh PA adalah pemberian bantuan dalam bentuk
uang, barang, dan/atau jasa, kepada komunitas budaya, satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah/masyarakat,
lembaga/organisasi masyarakat lainnya yang bergerak di bidang
pendidikan dan kebudayaan;
7. Komunitas budaya adalah komunitas tradisi, komunitas seni, dan
komunitas sejarah;

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 4


8. Satuan pendidikan/lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah/masyarakat penerima bantuan yang menyelenggarakan
kegiatan pendidikan dan kebudayaan terdiri dari sekolah menengah
atas, sekolah menengah kejuruan, sekolah menengah pertama,
sekolah dasar, sekolah luar biasa untuk semua jenjang pendidikan,
dan lembaga penyelenggara pendidikan layanan khusus untuk setiap
jenjang baik pemerintah/masyarakat;
9. Lembaga/organisasi masyarakat lainnya terdiri dari penyelenggara
pembinaan pemuda, pramuka, olah raga, seni dan budaya, organisasi
kemasyarakatan, dan lembaga/organisasi keagamaan yang bergerak
di bidang pendidikan dan kebudayaan;
10. Pemberian bantuan langsung oleh PA adalah pemberian bantuan
operasional dalam bentuk uang yang diberikan langsung oleh PA
kepada komunitas budaya, satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemerintah/masyarakat, dan lembaga/organisasi masyarakat
lainnya yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam
kondisi tertentu, tanpa mekanisme pemberian bantuan;
11. Surat Perjanjian Kerjasama adalah kesepakatan yang ditandatangani
antara PPK dan penerima bantuan, yang memuat hak dan kewajiban
masing-masing pihak, serta konsekuensi hukum bagi kedua belah
Pihak;
12. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA
adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai
acuan pengguna anggaran dalam melaksanakan kegiatan
pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN;
13. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat
KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
yang memperoleh kuasa dari Bendahara Umum Negara untuk
melaksanakan sebagian fungsi dari Bendahara Umum Negara;
14. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan untuk mengajukan permintaan pembayaran;
15. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah
dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh Pejabat Penandatangan
SPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA;
16. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah
surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUN untuk
pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM;
17. Surat Perintah Penyaluran Dana yang selanjutnya disebut SPPD
adalah surat perintah yang diterbitkan oleh PPK kepada bank/pos
penyalur untuk mentransfer dana bantuan kepada penerima bantuan.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 5


B. Jenis Bantuan:
1. Bantuan Operasional;
2. Bantuan Sarana/Prasarana;
3. Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan;
a. Lembaga/organisasi masyarakat yang bergerak di bidang
pendidikan dan kebudayaan.
b. Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
/masyarakat, jenis bantuan meliputi perbaikan/pembangunan:
1) pagar;
2) prasarana olah raga;
3) MCK;
4) rumah penjaga sekolah; dan
5) fasilitas pendidikan karakter.
4. Bantuan lainnya yang ditetapkan oleh PA meliputi :
a. penyelenggaraan seminar, pelatihan, penataran, sosialisasi,
diseminasi, dan lokakarya bidang pendidikan dan kebudayaan;
b. penyelenggaraan kegiatan keolahragaan, kepemudaan,
kepramukaan, seni dan budaya, kepemimpinan siswa dan
kemahasiswaan;
c. penyelenggaraan bidang kesiswaan dan kemahasiswaan bidang
pendidikan dan kebudayaan;
d. bantuan untuk penelitian di bidang pendidikan dan kebudayaan;
e. bantuan untuk organisasi profesi pendidik dan tenaga
kependidikan.

C. Sasaran Bantuan
1. Operasional dan Sarana/Prasarana:
a. Satuan Pendidikan/lembaga yang diselenggarakan oleh
pemerintah/masyarakat;
b. Komunitas budaya;
c. Lembaga/organisasi masyarakat lainnya yang bergerak di bidang
pendidikan dan kebudayaan.
2. Rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan:
a. Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah/masyarakat;
b. Lembaga/organisasi masyarakat lainnya yang bergerak di bidang
pendidikan dan kebudayaan.
3. Bantuan Lainnya yang ditetapkan oleh PA:
a. Satuan Pendidikan/lembaga yang diselenggarakan oleh
pemerintah/masyarakat;
b. Komunitas budaya;
c. Lembaga/organisasi masyarakat lainnya yang bergerak di bidang
pendidikan dan kebudayaan.
BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 6
D. Rincian Jumlah Bantuan
Besaran nilai bantuan ditetapkan oleh PPK berdasarkan hasil verifikasi
Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang tercantum dalam proposal
permohonan bantuan, dengan nilai setinggi-tingginya Rp35.000.000,-
(tiga puluh lima juta rupiah) atau ditetapkan lain oleh PA/KPA.

E. Pemberi Bantuan
Pemberi Bantuan adalah Biro Keuangan Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dibebankan pada DIPA
No. SP DIPA -023.01.1.690285/2017 Tahun Anggaran 2017.

F. Ketentuan Bantuan
1. Bantuan diberikan secara utuh melalui bank penerima dan tidak
diperbolehkan melakukan pemotongan/pungutan dengan alasan
apapun;
2. Bantuan harus dikelola secara efisien, efektif, transparan, dan
akuntabel;
3. Dana bantuan tidak boleh digunakan untuk:
a. membiayai kegiatan lain selain yang diperuntukkan dalam
proposal yang diajukan;
b. dipinjamkan kepada siapapun dengan alasan apapun;
c. disimpan di bank dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan
memperoleh keuntungan;
d. memberikan sumbangan, uang tanda terima kasih, uang balas
jasa, uang komisi dan sejenisnya kepada pihak manapun, baik di
tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan sekolah,
maupun masyarakat.
4. Apabila dalam pelaksanaan bantuan terjadi sesuatu hal yang
mengakibatkan Kerugian Negara dan berakibat hukum, maka hal
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima bantuan.

G. Indikator Keberhasilan Program


Pelaksanaan bantuan dikatakan berhasil apabila:
1. Penerima bantuan memanfaatkan/menggunakan dana yang diterima
sesuai dengan perjanjian kerjasama;
2. Hasil pelaksanaan bantuan dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat;
3. Adanya peningkatan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana pada
lembaga penerima bantuan;
4. Meningkatnya mutu layanan pendidikan dan kebudayaan kepada
masyarakat.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 7


BAB III
PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN

A. Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah:


1. Surat permohonan yang ditandatangani oleh Kepala Satuan
Pendidikan;
2. Rencana Anggaran Biaya Kegiatan;
3. Fotocopy rekening bank yang masih aktif atas nama satuan
pendidikan;
4. Nomor handphone yang aktif;
5. Alamat email (jika ada).
B. Satuan Pendidikan yang diselenggarakan masyarakat:
1. Surat permohonan yang ditandatangani oleh Kepala Satuan
Pendidikan;
2. Rencana Anggaran Biaya Kegiatan;
3. Surat Kepemilikan Tanah atas nama satuan pendidikan/yayasan
(khusus bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan);
4. Fotocopy rekening bank yang masih aktif atas nama satuan
pendidikan;
5. Nomor handphone yang aktif;
6. Alamat email (jika ada).
C. Komunitas Budaya dan Lembaga/Organisasi Masyarakat Lainnya Yang
Bergerak di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan :
1. Surat permohonan yang ditandatangani oleh ketua organisasi yang
diketahui oleh pejabat berwenang setingkat Kelurahan atau diatasnya;
2. Fotocopy Nomor Induk Lembaga Kursus (NILEK) (khusus lembaga
keterampilan);
3. Fotocopy Akte Pendirian dan/atau Surat Keterangan lainnya yang
setara dan dikeluarkan oleh pejabat/instansi yang berwenang;
4. Rencana Anggaran Biaya Kegiatan;
5. Fotocopy rekening bank yang masih aktif atas nama
lembaga/organisasi;
6. Nomor handphone yang aktif;
7. Alamat email (jika ada).

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 8


BAB IV
MEKANISME PENYALURAN DAN PENCAIRAN BANTUAN

A. Mekanisme Penyaluran/Pemberian Bantuan


1. Lembaga menyampaikan proposal bantuan kepada Biro Keuangan
melalui ULT atau POS;
2. Petugas Loket ULT dan Petugas Loket POS menyampaikan proposal
bantuan kepada petugas administrasi;
3. Petugas administrasi memeriksa dan menginput data lembaga dan
menyerahkan kepada petugas verifikasi;
4. Petugas verifikasi memeriksa kelengkapan persyaratan sesuai
Petunjuk Teknis, dan menyampaikan kepada Operator;
5. Operator mencetak dan menyampaikan Pra Surat Keputusan kepada
Kepala Bagian Perbendaharaan dan Pembiayaan melalui Kepala
Subbagian Pembiayaan untuk disampaikan kepada PPK guna
mendapatkan penetapan nilai bantuan;
6. PPK menetapkan besaran nilai bantuan sebagai dasar
penandatanganan surat keputusan penerima bantuan;
7. Berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan
disahkan oleh KPA, PPK menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama
dengan penerima bantuan sebagaimana dalam lampiran 1A atau 1B;

B. Penyampaian Proposal Bantuan


Proposal permohonan bantuan ditujukan kepada Kepala Biro Keuangan
Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Gedung C Lantai 9, Jl. Jenderal Sudirman-Senayan Jakarta 10270.

C. Pemberian Bantuan Langsung Tunai oleh PA dilakukan dengan:


1. Menandatangani kuitansi bukti penerimaan uang untuk penerimaan
bantuan sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);
2. Menandatangani kuitansi bukti penerimaan uang dan Surat
Perjanjian Kerja Sama untuk penerimaan bantuan di atas
Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);
3. Pemberian bantuan langsung dapat diberikan setinggi-tingginya
Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

D. Tata Kelola Pencairan Dana Bantuan


1. Mekanisme pencairan dana yang ditetapkan oleh PPK:
Pemberian bantuan operasional, bantuan sarana/prasarana,
bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan, bantuan
lainnya yang ditetapkan oleh PA dilakukan secara sekaligus melalui
transfer antar bank ke rekening penerima bantuan dengan nilai
setinggi-tingginya Rp35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah).
BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 9
2. Mekanisme pencairan dana yang ditetapkan oleh PA/KPA:
a. pemberian bantuan operasional dilakukan secara sekaligus
melalui transfer antar bank ke rekening penerima bantuan atau
diberikan secara tunai dengan nilai setinggi-tingginya
Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah);
b. pemberian bantuan sarana/prasarana dilakukan secara
sekaligus atau bertahap melalui transfer antar bank ke rekening
penerima bantuan, dengan ketentuan:
1) sekaligus untuk bantuan sampai dengan Rp100.000.000,-
(seratus juta rupiah);
2) bertahap untuk bantuan di atas Rp100.000.000,-(seratus juta
rupiah) dilakukan dengan 2 (dua) tahap, tahap I sebesar 70%
dan tahap II sebesar 30%.
c. Pemberian bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung
/bangunan dilakukan secara sekaligus atau bertahap melalui
transfer antar bank ke rekening penerima bantuan, dengan
ketentuan:
1) sekaligus untuk bantuan dibawah Rp100.000.000,-
(seratus juta rupiah);
2) bertahap untuk bantuan Rp100.000.000,-(seratus juta
rupiah) ke atas dilakukan dengan 2 (dua) tahap, tahap I
sebesar 70% dan tahap II sebesar 30%.

3. Syarat-syarat pencairan dana:


a. Pemberian bantuan dalam bentuk uang:
1) Bantuan Operasional Secara Sekaligus dan Bantuan Lainnya
yang ditetapkan oleh PA:
a) surat keputusan penerima bantuan;
b) surat perjanjian kerjasama, sebagaimana dalam
lampiran 1A;
c) kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani
oleh penerima bantuan;
2) Bantuan Sarana/Prasarana yang nilainya sampai dengan
Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah):
a) surat keputusan penerima bantuan;
b) surat perjanjian kerjasama, sebagaimana dalam
lampiran 1A;
c) kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan;

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 10


3) Bantuan sarana/prasarana yang nilai bantuannya di atas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
Tahap I sebesar 70% dari keseluruhan dana bantuan setelah
perjanjian kerjasama ditandatangani oleh penerima bantuan
dan PPK, dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a) surat keputusan penerima bantuan;
b) surat perjanjian kerjasama, sebagaimana dalam
lampiran 1B;
c) kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan;

Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana bantuan


apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50% dari
keseluruhan tahapan penyelesaian fisik. Penerima bantuan
wajib memberikan:
a) kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan;
b) laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang
ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan,
sebagaimana dalam lampiran 4.
c) Foto pelaksanaan pekerjaan tahap pertama.
4) Bantuan Rehabilitasi/Pembangunan Gedung/Bangunan
untuk nilai bantuan di bawah Rp100.000.000,-(seratus juta
rupiah):
a) surat keputusan penerima bantuan;
b) surat perjanjian kerjasama, sebagaimana dalam
lampiran 1A;
c) kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh penerima bantuan.
5) Bantuan Rehabilitasi/Pembangunan Gedung/Bangunan
untuk nilai bantuan Rp100.000.000,-(seratus juta rupiah) ke
atas, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap I sebesar 70% dari keseluruhan dana bantuan setelah
perjanjian kerjasama ditandatangani oleh penerima bantuan
dan PPK, dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a) surat keputusan penerima bantuan;
b) surat perjanjian kerjasama, sebagaimana dalam
lampiran 1B;
c) kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani
oleh penerima bantuan;

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 11


Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana bantuan
apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50% dari
keseluruhan tahapan penyelesaian fisik. Penerima bantuan
wajib memberikan:
a) kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani
oleh penerima bantuan;
b) laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang
ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan,
sebagaimana dalam lampiran 4.
c) Foto pelaksanaan pekerjaan tahap pertama.
b. Pemberian bantuan langsung tunai oleh PA:
1) Menandatangani kuitansi bukti penerimaan uang untuk
penerimaan bantuan sampai dengan Rp10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah);
2) Menandatangani kuitansi bukti penerimaan uang dan Surat
Perjanjian Kerja Sama untuk penerimaan bantuan di atas
Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);
3) Pemberian bantuan langsung dapat diberikan setinggi-
tingginya Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
c. Pemberian bantuan dalam bentuk barang dan/atau jasa :
1) surat keputusan penerima bantuan;
2) kontrak pengadaan barang dan/atau jasa dengan penyedia
barang dan/atau jasa dengan melampirkan kuitansi, surat
setoran pajak, berita acara serah terima atau berita acara
penyelesaian pekerjaan.

4. Prosedur pencairan dana:


a. PPK menerbitkan SPP dengan rincian sebagai berikut:
1) SPP LS untuk pemberian bantuan operasional, bantuan
sarana/prasarana, bantuan rehabilitasi/pembangunan
gedung/bangunan, dan bantuan lainnya yang ditetapkan oleh
PA;
2) SPP UP/TUP untuk pemberian bantuan operasional.
b. Penyaluran dan pencairan dana bantuan dalam bentuk uang
dilakukan melalui tahapan adalah sebagai berikut:
1) PPK menerbitkan SPP-LS atas dasar :
a) Surat Keputusan penerima bantuan;
b) surat perjanjian kerjasama;
c) kuitansi bukti penerimaan uang;
d) laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan (khusus untuk
pembayaran tahap II bantuan rehabilitasi/pembangunan
gedung/bangunan yang dilakukan secara bertahap).

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 12


2) PPK menerbitkan SPP-UP/TUP atas dasar :
a) Surat Keputusan penerima bantuan;
b) surat perjanjian kerjasama;
c) kuitansi bukti penerimaan uang;
3) PPK menyampaikan SPP-LS kepada PP-SPM untuk
diterbitkan SPM-LS atas dasar Surat Keputusan penerima
bantuan;
4) PPK menyampaikan SPP-UP/TUP kepada PP-SPM untuk
diterbitkan SPM-UP/TUP atas dasar Surat Keputusan
penerima bantuan dengan dilampiri :
a) surat perjanjian kerjasama;
b) kuitansi bukti penerimaan uang.
5) SPM-LS atau SPM-UP/TUP yang diajukan ke KPPN Jakarta III
digunakan sebagai dasar penerbitan SP2D;
6) Berdasarkan SP2D yang sudah diterbitkan oleh KPPN Jakarta
III, PPK menerbitkan SPPD untuk disampaikan kepada
bank/pos penyalur yang ditunjuk untuk mentransfer dana
kepada rekening penerima bantuan sesuai dengan Surat
Keputusan yang disampaikan;
7) Setelah dana bantuan masuk rekening penerima bantuan,
maka dana bantuan tersebut dapat langsung digunakan
untuk membiayai kegiatan sesuai dengan RAB dalam
proposal yang diajukan;

c. Penyaluran dan pencairan dana bantuan dalam bentuk barang


dilakukan:
1) PPK menerbitkan SPP-LS atas dasar :
kontrak pengadaan barang dan/atau jasa dengan penyedia
barang dan/atau jasa dengan melampirkan kuitansi, surat
setoran pajak, berita acara serah terima atau berita acara
penyelesaian pekerjaan.
2) PPK menyampaikan SPP-LS kepada PP-SPM untuk diterbitkan
SPM-LS;
3) SPM-LS yang diajukan ke KPPN Jakarta III digunakan sebagai
dasar penerbitan SP2D.

5. Prosedur penyaluran bantuan barang:


a. PPK melakukan serah terima barang kepada penerima bantuan;
b. PPK dan penerima bantuan menandatangani Berita Acara Serah
Terima Barang;
c. Dokumentasi/foto serah terima barang.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 13


E. Ketentuan Perpajakan
1. Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tidak memungut pajak pemberian bantuan kepada
penerima bantuan;
2. Pemungutan pajak adalah tanggung jawab penerima bantuan;
3. Penerima bantuan memungut pajak sesuai dengan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku.

F. Retur
Dana yang tidak tersalurkan kepada rekening penerima bantuan yang
diakibatkan oleh rekening pasif atau rekening tutup, diinformasikan
oleh bank/pos penyalur yang ditunjuk kepada Biro Keuangan untuk
dilakukan upaya perbaikan dan pengiriman kembali, dengan mekanisme
sebagai berikut:
1. Penerima Bantuan menyampaikan surat pemberitahuan kepada Biro
Keuangan, dengan melampirkan fotocopy rekening yang sudah
diaktifkan atau yang telah dibuka kembali;
2. Apabila penerima bantuan mengajukan perubahan rekening, agar
menyampaikan Surat Pernyataan Perubahan Rekening (SPPR) dengan
melampirkan fotocopy rekening yang baru.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 14


BAB V
PENGENDALIAN MUTU

A. Monitoring dan Evaluasi


1. Monitoring
Monitoring dilakukan oleh Biro Keuangan guna memperoleh data dan
informasi tentang:
a. Ketepatan sasaran penerima bantuan;
b. Ketepatan nilai besaran bantuan;
c. Ketepatan penggunaan bantuan;
d. Permasalahan lainnya dalam penerimaan dan penggunaan
bantuan.
2. Evaluasi
Berdasarkan hasil monitoring, Biro Keuangan melakukan evaluasi
untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program pemberian
bantuan dan perbaikan tata kelola.

B. Pengawasan
Pengawasan penyaluran dan penggunaan dana bantuan dilakukan oleh
aparat pengawas fungsional sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

C. Pertanggungjawaban dan Pelaporan Bantuan


1. Penerima bantuan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala Biro Keuangan dengan
dilampiri :
a. Bantuan operasional
1) Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Operasional yang
memuat:
a) Jumlah penerimaan, penggunaan, dan sisa dana;
b) Pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan Perjanjian
Kerja Sama;
c) Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran disimpan di
lembaga untuk dokumen pemeriksaan.

(Format laporan ini dapat dilihat pada lampiran 2)

2) Bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas Negara


(apabila ada).

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 15


b. Bantuan sarana/prasarana dan bantuan lainnya yang ditetapkan
oleh PA
1) Berita Acara Serah Terima yang memuat:
a) Jumlah penerimaan, penggunaan, dan sisa dana;
b) Pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan Perjanjian
Kerja Sama;
c) Peryataan bahwa bukti-bukti pengeluaran disimpan di
lembaga untuk dokumen pemeriksaan.

(Format laporan ini dapat dilihat pada lampiran 3)

2) Bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas Negara


(apabila ada);
3) Dokumentasi/foto barang yang dihasilkan/dibeli.

c. Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan


1) Berita Acara Serah Terima yang memuat:
a) Jumlah penerimaan, penggunaan, dan sisa dana;
b) Pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan Perjanjian
Kerjasama;
c) Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran disimpan di
lembaga untuk dokumen pemeriksaan.

(Format laporan ini dapat dilihat pada lampiran 3)

2) Bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas Negara


(apabila ada);
3) Dokumentasi/foto pekerjaan;

2. Dana bantuan harus digunakan dan dipertanggungjawabkan sesuai


dengan RAB yang diajukan, serta mengacu pada peraturan
keuangan yang berlaku;
3. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan
disampaikan kepada Biro Keuangan setelah pekerjaan selesai;
4. Penerima bantuan bertanggungjawab penuh secara materiil maupun
nonmateriil terhadap penggunaan dana bantuan Biro Keuangan.
5. Pada prinsipnya, kegiatan pengelolaan dana bantuan mencakup
pencatatan dan pertanggungjawaban penggunaan dana, yang antara
lain meliputi:
a. setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah;
b. bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi
materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan tentang bea
materai;

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 16


c. dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai
barang/jasa yang dibayar, tanggal dan nomor bukti;
d. semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran dicatat/
dibukukan sesuai urutan kejadiannya.

D. Kewajiban Penerima Bantuan terkait Aset


1. Penerima bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan
menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan dari
pelaksana pekerjaan dan selanjutnya menyerahkannya kepada PPK;
2. PPK menandatangani bersama penerima bantuan, BAST Aset berupa
rehabilitasi/ pembangunan gedung /bangunan;
3. Dalam hal penerima bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah satuan pendidikan/lembaga pemerintah yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah, maka satuan pendidikan
penerima bantuan membuat dan menandatangani BAST Aset serta
menyampaikan kepada pemerintah daerah yang terkait;
4. Pemerintah daerah berdasarkan BAST Aset selanjutnya mencatat
aset dimaksud dalam laporan barang milik daerah.

E. Sanksi
1. Jika berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan
oleh Biro Keuangan dan/atau aparat pengawas, ternyata satuan
pendidikan/lembaga kemasyarakatan penerima bantuan tidak
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan usulan yang telah
disepakati, maka penerima bantuan wajib mengembalikan dana
bantuan sebesar dana yang telah diterima ke Kas Negara.
2. Apabila penerima bantuan tidak mampu mengembalikan dana
bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, maka penerima
bantuan tidak akan dipertimbangkan lagi untuk menerima bantuan
dari Biro Keuangan pada tahun-tahun berikutnya;
3. Biro Keuangan berhak menghentikan sebagian atau seluruh
bantuan, apabila pelaksanaan bantuan tidak sesuai dengan uraian
pekerjaan dalam RAB yang diajukan.

F. Lain-lain
1. Proposal yang tidak memenuhi kelengkapan persyaratan dan
dinyatakan tidak layak akan di arsipkan pada Biro Keuangan dan
lembaga tersebut akan diinformasikan melalui surat dari Biro
Keuangan;
2. Penyimpangan atau pelanggaran terhadap prosedur atau ketentuan
penyaluran dana bantuan ini dapat dilaporkan kepada:
Kepala Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kemendikbud melalui
email bantuanpemerintah.rokeu@kemdikbud.go.id

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 17


3. Apabila terjadi penyalahgunaan terhadap pelaksanaan penggunaan
dana bantuan, diluar ketentuan dalam Petunjuk Teknis ini dan
berakibat terhadap kerugian keuangan negara serta berurusan dengan
aparat penegak hukum, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab
lembaga/organisasi penerima bantuan.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 18


BAB VI
PENUTUP

Petunjuk Teknis Penyaluran Dana Bantuan pada Biro Keuangan di bidang


pendidikan dan kebudayaan ini disusun sebagai pedoman bagi
lembaga/organisasi dalam mengajukan permohonan bantuan kepada Biro
Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dengan pemberian dana bantuan dari Biro Keuangan ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu, akses, dan partisipasi
masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang pendidikan dan
kebudayaan.

Semoga dengan adanya petunjuk teknis ini pengelolaan bantuan pemerintah


pada Biro Keuangan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel.

Terima Kasih.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 19


LAMPIRAN 1A
Contoh Perjanjian Kerjasama Pemberian Bantuan Operasional, Bantuan Sarana/Prasarana
dengan nilai sampai dengan Rp100 juta, Bantuan Rehabilitasi /Pembangunan
Gedung/Bangunan dengan nilai di bawah Rp100 Juta, dan Bantuan Lainnya Yang
Ditetapkan Oleh PA

PERJANJIAN KERJASAMA
PEMBERIAN BANTUAN .......................................................

TAHUN ANGGARAN 2017

ANTARA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN BIRO KEUANGAN

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DENGAN

..
NOMOR :
TANGGAL :

Pada hari ini .. tanggal bulan .. tahun


. telah diadakan Perjanjian Kerjasama Pemberian Bantuan
Pemerintah pada Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, antara :

1. Nama : Agustinus, S.Sos, MM


NIP : 196303021982031002
Jabatan : Kepala Bagian Perbendaharaan dan Pembiayaan
Biro Keuangan Setjen Kemendikbud
Alamat : Jl. Jendral Sudirman Senayan Jakarta

Bertindak untuk dan atas nama Biro Keuangan Sekretariat Jenderal


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selaku Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : .
Jabatan : .
Nama Lembaga : .
Alamat : .
Bertindak untuk dan atas nama penerima bantuan, yang selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 20


Pasal 1
Ruang Lingkup Perjanjian Kerjasama

PIHAK PERTAMA mengadakan perjanjian dengan PIHAK KEDUA berupa


pemberian bantuan pemerintah pada Biro Keuangan Setjen Kemendikbud.

Pasal 2
Tanggung Jawab

(1) PIHAK KEDUA bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penggunaan dana


bantuan yang diterima dari PIHAK PERTAMA;
(2) Apabila terjadi penyalahgunaan terhadap penggunaan dana bantuan yang
diterima dari PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA bertanggungjawab
terhadap konsekuensi hukum yang berlaku.

Pasal 3
Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA

(1) PIHAK PERTAMA berhak:


a. Menetapkan lembaga/organisasi penerima bantuan;
b. Menetapkan jumlah dana bantuan untuk setiap penerima bantuan;
c. Menerima laporan pertanggungjawaban penggunaan dana dan
pelaksanaan bantuan dari PIHAK KEDUA sesuai ketentuan.

(2) PIHAK PERTAMA berkewajiban:


a. Melakukan pengecekan kelengkapan data dan verifikasi terhadap
kelengkapan persyaratan proposal permohonan;
b. Menyalurkan dana bantuan kepada PIHAK KEDUA melalui Bank
penyalur sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c. Bila diperlukan, ikut mengawasi/monitoring dan memeriksa pekerjaan
yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
d. Meminta laporan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA;
e. Memberikan teguran dan atau sanksi kepada PIHAK KEDUA, baik
secara lisan maupun tertulis, apabila dalam pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan dana bantuan tersebut tidak sesuai dengan surat
perjanjian kerjasama.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA

(1) PIHAK KEDUA berhak:


a. Menerima dana bantuan dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan surat
perjanjian kerjasama;
b. Menggunakan dana bantuan sesuai dengan petunjuk teknis
penyaluran bantuan pemerintah dan RAB yang disepakati;
BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 21
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati dalam
Perjanjian Kerja Sama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA;
b. Mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan yang telah
diterima sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dan
tidak memberikan imbalan dalam bentuk apapun kepada siapapun
yang terkait dengan penerimaan dana bantuan;
c. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana dan pelaksanaan pekerjaan bantuan kepada PIHAK
PERTAMA;
d. Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala bentuk penyimpangan,
penyalahgunaan, dan pelanggaran penggunaan dana sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
f. Mentaati teguran/peringatan/sanksi yang disampaikan oleh PIHAK
PERTAMA, baik secara lisan maupun tertulis.

Pasal 5
Jumlah Dana Bantuan

Jumlah dana bantuan yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK


KEDUA adalah sebesar Rp............,- terbilang
(......).

Pasal 6
Penyaluran Dana Bantuan

(1) Penyaluran dana bantuan akan dilakukan setelah semua persyaratan


dipenuhi dan surat perjanjian kerjasama ditandatangani oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA;
(2) Penyaluran dana bantuan pada ayat (1), dilakukan melalui:
a. Bendahara Pengeluaran; atau
b. Proses pemindahbukuan secara langsung melalui Bank
ke rekening PIHAK KEDUA
Nama Bank :
Cabang/Unit :
Nomor Rekening :
Atas Nama :
Pasal 7
Sanksi

(1) Apabila berdasarkan hasil pengawasan/monitoring dan evaluasi yang


dilakukan oleh PIHAK PERTAMA ternyata PIHAK KEDUA terbukti
melakukan kekeliruan/kesalahan baik dalam melaksanakan
kegiatan/program maupun pengelolaan keuangan yang dapat merugikan
negara, maka PIHAK PERTAMA akan menyampaikan teguran baik secara
lisan maupun tertulis kepada PIHAK KEDUA;
BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 22
(2) Teguran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA berisi permintaan untuk
memperbaiki/menyelesaikan segala bentuk kesalahan/kekeliruan yang
telah dilakukan;
(3) Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan surat
perjanjian kerjasama ini, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan
bantuan yang telah diterimanya;
(4) Pengembalian bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
PIHAK KEDUA melalui Bank ..cabang setempat dengan:
a. Mengisi SSPB (Surat Setoran Pengembalian Belanja) apabila dalam
tahun anggaran berjalan dengan kode MAP (disesuaikan dengan kode
akun pengeluaran);
b. Mengisi SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak) apabila tahun anggaran
berikutnya dengan kode MAP 423958.
(5) Apabila PIHAK KEDUA tidak mampu mengembalikan dana bantuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas, maka PIHAK KEDUA tidak
akan dipertimbangkan lagi untuk menerima bantuan dari PIHAK
PERTAMA pada tahun-tahun berikutnya.

Pasal 8
Pelaporan dan Pertanggungjawaban

(1) PIHAK KEDUA wajib menyusun dan menyampaikan laporan


pertanggungjawaban kepada PIHAK PERTAMA setelah pekerjaan selesai;
(2) Laporan pertanggungjawaban sesuai yang disebutkan pada ayat (1)
tersebut harus dilampiri:
a. Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Operasional (khusus untuk
bantuan operasional);
b. Berita Acara Serah Terima (khusus untuk bantuan sarana/prasarana,
bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan, dan bantuan
lainnya yang ditetapkan oleh PA);
c. Bukti surat setoran sisa dana (apabila ada);
d. Dokumentasi/foto kegiatan atau barang yang dihasilkan/dibeli;
(3) Bukti-bukti yang sah (kuitansi pengeluaran bermaterai, pembelian
material, dan bukti penyetoran pajak (bila ada), serta bukti-bukti lainnya
disimpan oleh PIHAK KEDUA sebagai dokumen pemeriksaan.

Pasal 9
Penanggungan Resiko

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk membebaskan dan menanggung tanpa


batas PIHAK PERTAMA beserta instansinya terhadap akibat yang timbul atas
semua konsekuensi hukum dan biaya sehubungan dengan ditandatanganinya
perjanjian ini.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 23


Pasal 10
Keadaan Memaksa (Force Majeure)

(1) Yang dimaksud keadaan memaksa (Force Majeure) adalah peristiwa seperti:
bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, banjir), kebakaran, perang,
huru-hara, pemogokkan, pemberontakan, dan epidemi yang secara
keseluruhan ada hubungan langsung dengan penyelesaian pekerjaan;
(2) Apabila terjadi keadaan Force Majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
di atas, maka kedua belah pihak setuju untuk merevisi surat perjanjian
dan pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 11
Lain-lain

(1) Surat Perjanjian ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah
pihak;
(2) Biaya materai dalam Surat Perjanjian Kerjasama ini dibebankan kepada
PIHAK KEDUA;
(3) Perubahan atas Surat Perjanjian Kerjasama ini dapat dilakukan atas
persetujuan kedua belah pihak;
(4) Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua), lembar pertama dan kedua
masing-masing dibubuhi materai Rp6.000,- (enam ribu rupiah);
(5) Dokumen ini beserta lampirannya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat perjanjian kerjasama.

Jakarta, 2017
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
Pejabat Pembuat Komitmen, Pimpinan/Ketua
Biro Keuangan Kemendikbud
Materai
Rp6.000,-

Agustinus, S.Sos.MM.
NIP.196303021982031002

*) Dibuat rangkap 2 (dua),


1 untuk PIHAK Pertama (bermaterai),
1 untuk PIHAK KEDUA (bermaterai),

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 24


LAMPIRAN 1B
Contoh Perjanjian Kerjasama Pemberian Bantuan Sarana/Prasarana dan Bantuan
Rehabilitasi/Pembangunan Gedung/Bangunan dengan nilai di atas Rp 100 Juta.

PERJANJIAN KERJASAMA
PEMBERIAN BANTUAN ..

TAHUN ANGGARAN 2017

ANTARA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN BIRO KEUANGAN

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DENGAN

..

NOMOR :
TANGGAL :

Pada hari ini .. tanggal bulan .. tahun


. telah diadakan Perjanjian Kerjasama Pemberian Bantuan
Pemerintah pada Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, antara :

1. Nama : Agustinus, S.Sos, MM


NIP : 196303021982031002
Jabatan : Kepala Bagian Perbendaharaan dan Pembiayaan
Biro Keuangan Setjen Kemendikbud
Alamat : Jl. Jendral Sudirman Senayan Jakarta

Bertindak untuk dan atas nama Biro Keuangan Sekretariat Jenderal


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selaku Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. Nama : .
Jabatan : .
Alamat : .

Bertindak untuk dan atas nama penerima bantuan, yang selanjutnya


disebut PIHAK KEDUA.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 25


Pasal 1
Ruang Lingkup Perjanjian Kerjasama

PIHAK PERTAMA mengadakan perjanjian dengan PIHAK KEDUA berupa


pemberian bantuan pemerintah pada Biro Keuangan Setjen Kemendikbud.

Pasal 2
Tanggung Jawab

(1) PIHAK KEDUA bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penggunaan dana


bantuan yang diterima dari PIHAK PERTAMA;
(2) Apabila terjadi penyalahgunaan terhadap penggunaan dana bantuan yang
diterima dari PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA bertanggungjawab
terhadap konsekuensi hukum yang berlaku.

Pasal 3
Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA

(1) PIHAK PERTAMA berhak:


a. Menetapkan lembaga/organisasi penerima bantuan;
b. Menetapkan jumlah dana bantuan untuk setiap penerima bantuan;
c. Menerima laporan pertanggungjawaban penggunaan dana dan
pelaksanaan bantuan dari PIHAK KEDUA sesuai ketentuan.

(2) PIHAK PERTAMA berkewajiban:


a. Melakukan pengecekan kelengkapan data dan verifikasi terhadap
kelengkapan persyaratan proposal permohonan;
b. Menyalurkan dana bantuan kepada PIHAK KEDUA melalui Bank
penyalur sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c. Bila diperlukan, ikut mengawasi/monitoring dan memeriksa pekerjaan
yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
d. Meminta laporan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA;
e. Memberikan teguran dan atau sanksi kepada PIHAK KEDUA, baik secara
lisan maupun tertulis, apabila dalam pelaksanaan kegiatan dan
penggunaan dana bantuan tersebut tidak sesuai dengan surat perjanjian
kerjasama.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA

(1) PIHAK KEDUA berhak:


a. Menerima dana bantuan dan PIHAK PERTAMA sesuai dengan surat
perjanjian kerjasama;
b. Mengelola dana bantuan sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran
bantuan pemerintah dan RAB yang diajukan;
BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 26
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati antara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA;
b. Mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan yang telah
diterima sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku dan tidak
memberikan imbalan dalam bentuk apapun kepada siapapun, dalam
pemberian dana bantuan;
c. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan
dana dan pelaksanaan pekerjaan bantuan kepada PIHAK PERTAMA;
d. Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala bentuk penyimpangan,
penyalahgunaan, dan pelanggaran penggunaan dana sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
e. Mentaati teguran/peringatan/sanksi yang disampaikan oleh PIHAK
PERTAMA, baik secara lisan maupun tertulis.

Pasal 5
Jumlah Dana Bantuan

Jumlah dana bantuan yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
adalah sebesar Rp,- (. rupiah);

Pasal 6
Jangka Waktu Penyelesaian

(1) Jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama..hari kalender


terhitung sejak dana diterima;
(2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dapat diperpanjang atas persetujuan
PIHAK PERTAMA, didasarkan pada surat permohonan perpanjangan dari
PIHAK KEDUA dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 7
Penyaluran Dana Bantuan

(1) Penyaluran dana bantuan akan dilakukan setelah semua persyaratan


dipenuhi dan surat perjanjian kerjasama ditandatangani oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA;
(2) Penyaluran dana bantuan dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu:
a. Tahap I sebesar 70% dari keseluruhan dana bantuan setelah perjanjian
kerjasama ditandatangani oleh kedua belah pihak;
b. Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana bantuan setelah prestasi
pekerjaan telah mencapai 50% dari keseluruhan tahapan penyelesaian
fisik;
(3) Penyaluran dana bantuan pada ayat (2), dilakukan melalui proses
pemindahbukuan secara langsung dari rekening PIHAK PERTAMA pada
Bank .. ke rekening PIHAK KEDUA:

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 27


Nama Bank :
Cabang/Unit :
Nomor Rekening :
Atas Nama :
Pasal 8
Sanksi

(1) Apabila berdasarkan hasil pengawasan/monitoring dan evaluasi yang


dilakukan oleh PIHAK PERTAMA ternyata PIHAK KEDUA terbukti melakukan
kekeliruan/kesalahan baik dalam melaksanakan kegiatan/program maupun
pengelolaan keuangan yang dapat merugikan negara, maka PIHAK PERTAMA
akan menyampaikan teguran baik secara lisan maupun tertulis kepada
PIHAK KEDUA;
(2) Teguran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA berisi permintaan untuk
memperbaiki/menyelesaikan segala bentuk kesalahan/kekeliruan yang telah
dilakukan;
(3) Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan surat
perjanjian kerjasama ini, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan
bantuan yang telah diterimanya;
(4) Pengembalian bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
PIHAK KEDUA melalui Bank ..cabang setempat dengan:
a. Mengisi SSPB (Surat Setoran Pengembalian Belanja) apabila dalam tahun
anggaran berjalan dengan kode MAP (disesuaikan dengan kode akun
pengeluaran);
b. Mengisi SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak) apabila tahun anggaran
berikutnya dengan kode MAP 423958.
(5) Apabila PIHAK KEDUA tidak mampu mengembalikan dana bantuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas, maka PIHAK KEDUA tidak
akan dipertimbangkan lagi untuk menerima bantuan dari PIHAK PERTAMA
pada tahun-tahun berikutnya.

Pasal 9
Pelaporan dan Pertanggungjawaban

(1) PIHAK KEDUA wajib menyusun dan menyampaikan laporan


pertanggungjawaban kepada PIHAK PERTAMA setelah pekerjaan selesai;
(2) Laporan pertanggungjawaban sesuai yang disebutkan pada ayat (1) tersebut
harus dilampiri:
a. Berita Acara Serah Terima;
b. Bukti surat setoran sisa dana (apabila ada);
c. Dokumentasi/foto pekerjaan;
(3) Bukti-bukti yang sah (kuitansi pengeluaran bermaterai, pembelian material,
dan bukti penyetoran pajak (bila ada), serta bukti-bukti lainnya disimpan
oleh PIHAK KEDUA sebagai dokumen pemeriksaan.

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 28


Pasal 10
Penanggungan Resiko

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk membebaskan dan menanggung tanpa batas


PIHAK PERTAMA beserta instansinya terhadap akibat yang timbul atas semua
konsekuensi hukum dan biaya sehubungan dengan ditandatanganinya
perjanjian ini.

Pasal 11
Keadaan Memaksa (Force Majeure)

(1) Yang dimaksud keadaan memaksa (Force Majeure) adalah peristiwa seperti:
Bencana Alam (gempa bumi, tanah longsor, banjir), kebakaran, perang,
huru-hara, pemogokkan, pemberontakan, dan epidemi yang secara
keseluruhan ada hubungan langsung dengan penyelesaian pekerjaan;
(2) Apabila terjadi keadaan Force Majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
di atas, maka kedua belah pihak setuju untuk merevisi surat perjanjian dan
pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 12
Lain-lain

(1) Surat Perjanjian ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah
pihak;
(2) Biaya materai dalam Surat Perjanjian Kerjasama ini dibebankan kepada
PIHAK KEDUA;
(3) Perubahan atas Surat Perjanjian Kerjasama ini dapat dilakukan atas
persetujuan kedua belah pihak;
(4) Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua), lembar pertama dan kedua
masing-masing dibubuhi materai Rp6.000,- (enam ribu rupiah);
(5) Dokumen ini beserta lampirannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat perjanjian kerjasama.

Jakarta, 2017
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
Pejabat Pembuat Komitmen, Pimpinan/Ketua
Biro Keuangan Kemendikbud
Materai
Rp6.000,-

Agustinus, S.Sos.MM.
NIP.196303021982031002

*) Dibuat rangkap 2 (dua),


1 untuk PIHAK PERTAMA (bermaterai),
1 untuk PIHAK KEDUA (bermaterai)

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 29


LAMPIRAN 2
Contoh LPJ Bantuan Operasional

<KOP SURAT>

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN OPERASIONAL

Yang bertandatangan di bawah ini :


1. Nama Lembaga :
2. Nama Pimpinan Lembaga :
3. Alamat Lembaga :
4. Nama Bantuan : Bantuan Operasional

Berdasarkan Surat Keputusan Nomor..dan


Perjanjian Kerja Sama Nomor, telah
menerima Bantuan Operasional dengan nilai nominal sebesar
Rp (.)
Sehubungan denga hal tersebut, dengan ini Saya menyampaikan laporan
pertanggungjawaban bantuan sebagai berikut:
1. Laporan Penggunaan Jumlah Dana
a. Jumlah total dana yang telah diterima :......,-(.rupiah)
b. Jumlah total dana yang Dipergunakan :...,-(.rupiah)
c. Jumlah total sisa dana :...,-(....rupiah)
2. Telah menyelesaikan seluruh pekerjaan (100%) Bantuan Operasional
berdasarkan Perjanjian Kerja Sama tersebut di atas.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Saya dengan ini menyatakan dengan
sebenar-benarnya bahwa:
1. Bukti-bukti pengeluaran penggunaan dana Bantuan
Operasionalsebesar Rp,-(rupiah)
telah kami simpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksanan aparat pengawas fungsional.
2. Telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar
Rp (rupiah) sebagaimana Bukti
Penerimaan Negara (BPN) terlampir.*)
3. Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana Bantuan Operasional
satuan pendidikan/lembaga/organisasi mengakibatkan kerugian Negara
yang berakibat dengan masalah hukum maka saya bersedia dituntut
penggantian kerugian Negara dan menanggung semua akibat yang berusan
dengan aparat penegak hukum dimaksud sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Demikian laporan pertanggungjawaban Bantuan Operasional ini kami buat


dengan sesungguhnya dan penuh tanggung jawab.

,..
......Nama Lembaga......
Materai
Rp6.000,-

...............................................

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 30


LAMPIRAN 3
Contoh Berita Acara Serah Terima Bantuan Sarana/Prasarana, Bantuan Rehabilitasi
/Pembangunan Gedung/Bangunan, dan Bantuan Lainnya Yang Telah Ditetapkan Oleh PA

<KOP SURAT>

BERITA ACARA SERAH TERIMA.


NOMOR

Pada hari ini..tanggalbulan.tahunyang


bertandatangan di bawah ini:
1. Nama : .
Jabatan : Pimpinan/Ketua
Alamat : .
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA

2. Nama : Agustinus, S.Sos,MM


NIP : 196303021982031002
Jabatan : PPK Biro Keuangan Setjen Kemendikbud
Alamat : Jl. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

dengan ini menyatakan sebagai berikut:


1. PIHAK PERTAMA melaksanakan penyelesaian pekerjaan
berupasesuai dengan Surat Keputusan
Nomor..dan Perjanjian Kerja Sama nomor
2. PIHAK PERTAMA telah menerima dana bantuan dari PIHAK KEDUA dan
telah dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
Perjanjian Kerja Sama, dengan rincian sebagai berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima :...,-(...rupiah)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan :,-(rupiah)
c. Jumlah total sisa dana :...,-(rupiah)
3. PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana
BantuansebesarRp(
rupiah) telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
4. PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima dari PIHAK PERTAMA berupa laporan pertanggungjawaban
penerimaan dana beserta lampirannya dengan nilai
Rp..
5. PIHAK PERTAMA telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara
sebesar Rp..sebagaimana Bukti Penerimaan Negara
terlampir (bila ada).

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 31


Demikian Berita Acara Serah terima ini dibuat dengan sebenarnya dan
ditandatangani oleh Para Pihak pada hari dan tanggal tersebut di atas, untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


.. PPK Biro Keuangan Setjen
Kemendikbud,

.. Agustinus, S.Sos,MM
NIP. 196303020198203100

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 32


LAMPIRAN 4
Contoh Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan Pemberian Bantuan Sarana/Prasarana dan
Bantuan Rehabilitasi/Pembangunan Gedung/Bangunan dengan nilai di atas Rp 100 Juta.

<KOP SURAT>

LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PEKERJAAN


NOMOR

Pada hari ini..tanggalbulan.tahunyang


bertandatangan di bawah ini:
Nama : .
Jabatan : Pimpinan/Ketua
Alamat : .

dengan ini menyatakan sebagai berikut:

berdasarkan Surat Keputusan Nomordan Perjanjian Kerja Sama


nomormendapatkan bantuan berupa
dengan nilai bantuan sebesar Rp (..rupiah)
1. Sampai dengan tanggal ., kemajuan penyelesaian
pekerjaan ..sebesar %.
2. Apabila di kemudian hari, atas laporan penyelesaian pekerjaan yang telah
dibuat mengakibatkan kerugian Negara maka saya akan bertanggung
jawab penuh dan bersedia untuk dituntut penggantian kerugian Negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan ini dibuat dengan


sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

........,
Pimpinan/Ketua Lembaga
.

Materai
Rp6.000,-

BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 33


BIRO KEUANGAN-KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN | 34

Anda mungkin juga menyukai