Artikel ini membahas Gangguan Autistik. Untuk kon- di seluruh dunia menurut data UNESCO pada tahun 2011
disi lain yang seringkali disebut sebagai autisme, lihat adalah 6 di antara 1000 orang mengidap autisme.[6]
Gangguan spektrum autisme.
Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pa-
da seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor 1 Gejala
hereditas dan kadang-kadang telah dapat dideteksi sejak
bayi berusia 6 bulan. Deteksi dan terapi sedini mungkin Secara historis, para ahli dan peneliti dalam bidang au-
akan menjadikan si penderita lebih dapat menyesuaikan tisme mengalami kesulitan dalam menentukan seseorang
dirinya dengan yang normal. Kadang-kadang terapi ha- sebagai penyandang autisme atau tidak. Pada awalnya,
rus dilakukan seumur hidup, walaupun demikian pende- diagnosa disandarkan pada ada atau tidaknya gejala na-
rita Autisme yang cukup cerdas, setelah mendapat tera- mun saat ini para ahli setuju bahwa autisme lebih me-
pi Autisme sedini mungkin, seringkali dapat mengikuti rupakan sebuah kontinuum. Gejala-gejala autisme dapat
Sekolah Umum, menjadi Sarjana dan dapat bekerja me- dilihat apabila seorang anak memiliki kelemahan di ti-
menuhi standar yang dibutuhkan, tetapi pemahaman dari ga domain tertentu, yaitu sosial, komunikasi, dan tingkah
rekan selama bersekolah dan rekan sekerja seringkali di- laku yang berulang.[7]
butuhkan, misalnya tidak menyahut atau tidak meman-
dang mata si pembicara, ketika diajak berbicara. Ka- Aarons dan Gittents (1992) merekomendasikan adanya
rakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap suatu pendekatan deskriptif dalam mendiagnosa autis-
kelainan ini adalah kesulitan membina hubungan sosial, me sehingga menyertakan pengamatan-pengamatan yang
berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi menyeluruh di setting-setting sosial anak sendiri. Setti-
serta perasaan orang lain.[1] Autisme merupakan salah sa- ngya mungkin di sekolah, di taman-taman bermain atau
tu gangguan perkembangan yang merupakan bagian da- mungkin di rumah sebagai lingkungan sehari-hari anak
ri gangguan spektrum autisme atau Autism Spectrum Di- dimana hambatan maupun kesulitan mereka tampak je-
sorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima las di antara teman-teman sebaya mereka yang normal.
jenis gangguan dibawah payung Gangguan Perkembang- Persoalan lain yang memengaruhi keakuratan suatu di-
an Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD). agnosa seringkali juga muncul dari adanya fakta bah-
Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupak- wa perilaku-perilaku yang bermasalah merupakan atribut
an suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga me- dari pola asuh yang kurang tepat. Perilaku-perilaku
nyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayak- tersebut mungkin saja merupakan hasil dari dinami-
nya otak normal dan hal ini termanifestasi pada perilaku ka keluarga yang negatif dan bukan sebagai gejala da-
penyandang autisme.[2] Autisme adalah yang terberat di ri adanya gangguan. Adanya interpretasi yang salah
antara PDD. dalam memaknai penyebab mengapa anak menunjukk-
Gejala-gejala autisme dapat muncul pada anak mulai dari an persoalan-persoalan perilaku mampu menimbulkan
usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia maksi- perasaan-perasaan negatif para orang tua. Pertanyaan
mal tiga tahun.[1][3] Penderita autisme juga dapat meng- selanjutnya kemudian adalah apa yang dapat dilakuk-
alami masalah dalam belajar, komunikasi, dan bahasa.[1] an agar diagnosa semakin akurat dan konsisten sehing-
Seseorang dikatakan menderita autisme apabila menga- ga autisme sungguh-sungguh terpisah dengan kondisi-
lami satu atau lebih dari karakteristik berikut: kesulitan kondisi yang semakin memperburuk? Perlu adanya se-
dalam berinteraksi sosial secara kualitatif, kesulitan da- buah model diagnosa yang menyertakan keseluruhan hi-
lam berkomunikasi secara kualitatif, menunjukkan peri- dup anak dan mengevaluasi hambatan-hambatan dan ke-
laku yang repetitif, dan mengalami perkembangan yang sulitan anak sebagaimana juga terhadap kemampuan-
terlambat atau tidak normal.[4] kemampuan dan keterampilan-keterampilan anak sendi-
ri. Mungkin tepat bila kemudian disarankan agar para
Di Amerika Serikat, kelainan autisme empat kali lebih profesional di bidang autisme juga mempertimbangkan
sering ditemukan pada anak lelaki dibandingkan anak keseluruhan area, misalnya: perkembangan awal anak,
perempuan dan lebih sering banyak diderita anak-anak penampilan anak, mobilitas anak, kontrol dan perhati-
keturunan Eropa Amerika dibandingkan yang lainnya.[5] an anak, fungsi-fungsi sensorisnya, kemampuan bermain,
Di Indonesia, pada tahun 2013 diperkirakan terdapat le- perkembangan konsep-konsep dasar, kemampuan yang
bih dari 112.000 anak yang menderita autisme dalam usia bersifat sikuen, kemampuan musikal, dan lain sebagai-
5-19 tahun.[6] Sedangkan prevalensi penyandang autisme nya yang menjadi keseluruhan diri anak sendiri.
1
2 2 DIAGNOSIS
5. Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya 1. Tidak mampu menjalin interaksi sosial
pola-pola perilaku yang tertentu non verbal: kontak mata, ekspresi muka,
posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju
Para penyandang Autisme beserta spektrumnya sangat 2. Kesulitan bermain dengan teman sebaya
beragam baik dalam kemampuan yang dimiliki, tingkat 3. Tidak ada empati, perilaku berbagi kese-
intelegensi, dan bahkan perilakunya. Beberapa di an- nangan/minat
taranya ada yang tidak 'berbicara' sedangkan beberapa
lainnya mungkin terbatas bahasanya sehingga sering di- 4. Kurang mampu mengadakan hubungan
temukan mengulang-ulang kata atau kalimat (echolalia). sosial dan emosional 2 arah
Mereka yang memiliki kemampuan bahasa yang ting-
gi umumnya menggunakan tema-tema yang terbatas dan B. Komunikasi Sosial (minimal 1):
sulit memahami konsep-konsep yang abstrak. Dengan
demikian, selalu terdapat individualitas yang unik dari 1. Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha
individu-individu penyandangnya. berkomunikasi non verbal
3
2. Bisa bicara tapi tidak untuk komunika- teknik-teknik pengajaran yang tepat bagi mereka. Apa-
si/inisiasi, egosentris lagi mengingat fakta dari hasil-hasil penelitian terdahulu
3. Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip menyebutkan bahwa 80% anak dengan autisme memiliki
intelegensi yang rendah dan tidak berbicara atau nonver-
4. Cara bermain kurang variatif/imajinatif,
bal. Namun sekali lagi, apapun diagnosa maupun label
kurang imitasi social
yang diberikan prioritasnya adalah segera diberikannya
intervensi yang tepat dan sungguh-sungguh sesuai dengan
C. Imaginasi, berpikir eksibel dan bermain imagi- kebutuhan mereka.
natif (minimal 1):
Referensi baku yang digunakan secara universal da-
1. Mempertahankan 1 minat atau lebih de- lam mengenali jenis-jenis gangguan perkembangan pa-
ngan cara yang sangat khas dan berlebih- da anak adalah ICD (International Classication of Di-
an, baik intensitas dan fokusnya seases) Revisi ke-10 tahun 1993 dan DSM (Diagnostic
And Statistical Manual) Revisi IV tahun 1994 yang kedu-
2. Terpaku pada suatu kegiatan ritualis-
anya sama isinya. Secara khusus dalam kategori Gang-
tik/rutinitas yang tidak berguna
guan Perkembangan Perpasiv (Pervasive Developmental
3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan Disorder/PDD): Autisme ditunjukkan bila ditemukan 6
berulang-ulang. Seringkali sangat terpu- atau lebih dari 12 gejala yang mengacu pada 3 bidang
kau pada bagian-bagian tertentu dari su- utama gangguan, yaitu: Interaksi Sosial Komunikasi
atu benda Perilaku.
Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-
gejalanya dapat menjadi bukti dari berbagai kombinasi
gangguan perkembangan. Bila tes-tes secara behavioral
maupun komunikasi tidak dapat mendeteksi adanya au-
tisme, maka beberapa instrumen screening yang saat ini
telah berkembang dapat digunakan untuk mendiagnosa
autisme:
Gejala autisme dapat sangat ringan (mild), sedang (mode- The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT): ber-
rate) hingga parah (severe), sehingga masyarakat mung- upa daftar pemeriksaan autisme pada masa balita
kin tidak menyadari seluruh keberadaannya. Parah atau yang digunakan untuk mendeteksi anak berumur 18
ringannya gangguan autisme sering kemudian di-paralel- bulan, dikembangkan oleh Simon Baron Cohen pa-
kan dengan keberfungsian. Dikatakan oleh para ahli bah- da awal tahun 1990-an.
wa anak-anak dengan autisme dengan tingkat intelegensi
dan kognitif yang rendah, tidak berbicara (nonverbal), The Autism Screening Questionare: adalah daftar
memiliki perilaku menyakiti diri sendiri, serta menun- pertanyaan yang terdiri dari 40 skala item yang digu-
jukkan sangat terbatasnya minat dan rutinitas yang di- nakan pada anak dia atas usia 4 tahun untuk meng-
lakukan maka mereka diklasikasikan sebagai low fun- evaluasi kemampuan komunikasi dan sosial mereka
ctioning autism. Sementara mereka yang menunjukk-
The Screening Test for Autism in Two-Years Old:
an fungsi kognitif dan intelegensi yang tinggi, mampu
tes screening autisme bagi anak usia 2 tahun yang di-
menggunakan bahasa dan bicaranya secara efektif ser-
kembangkan oleh Wendy Stone di Vanderbilt dida-
ta menunjukkan kemampuan mengikuti rutinitas yang
sarkan pada 3 bidang kemampuan anak, yaitu; ber-
umum diklasikasikan sebagai high functioning autism.
main, imitasi motor dan konsentrasi.
Dua dikotomi dari karakteristik gangguan sesungguhnya
akan sangat berpengaruh pada implikasi pendidikan ma-
upun model-model treatment yang diberikan pada para Diagnosa yang akurat dari Autisme maupun gangguan
penyandang autisme. Kiranya melalui media ini penulis perkembangan lain yang berhubungan membutuhkan pe-
menghimbau kepada para ahli dan paktisi di bidang autis- ngamatan yang menyeluruh terhadap: perilaku anak, ke-
me untuk semakin mengembangkan strategi-strategi dan mampuan komunikasi dan kemampuan perkembangan
4 4 PENANGANAN AUTISME
lainnya. Akan sangat sulit mendiagnosa karena ada- mendasar yang ditemui di Indonesia menjadi sangat kru-
nya berbagai macam gangguan yang terlihat. Observa- sial untuk diatasi lebih dahulu. Tanpa mengabaikan
si dan wawancara dengan orang tua juga sangat pen- faktor-faktor lain, beberapa fakta yang dianggap relevan
ting dalam mendiagnosa. Evaluasi tim yang terdiri da- dengan persoalan penanganan masalah autisme di Indo-
ri berbagai disiplin ilmu memungkinkan adanya stan- nesia di antaranya adalah:
dardisasi dalam mendiagnosa. Tim dapat terdiri dari
neurolog, psikolog, pediatrik, paedagog, patologis ucap- 1. Kurangnya tenaga terapis yang terlatih di Indone-
an/kebahasaan, okupasi terapi, pekerja sosial dan lain se- sia. Orang tua selalu menjadi pelopor dalam proses
baginya. intervensi sehingga pada awalnya pusat-pusat inte-
rvensi bagi anak dengan autisme dibangun berda-
sarkan kepentingan keluarga untuk menjamin ke-
3 Penyebab langsungan pendidikan anak mereka sendiri.
Hingga kini apa yang menyebabkan seseorang dapat 2. Belum adanya petunjuk treatment yang formal di
menderita autisme belum diketahui secara pasti. Riset- Indonesia. Tidak cukup dengan hanya mengimple-
riset yang dilakukan oleh para ahli medis menghasilk- mentasikan petunjuk teatment dari luar yang pene-
an beberapa hipotesa mengenai penyebab autisme. Dua rapannya tidak selalu sesuai dengan kultur kehidup-
hal yang diyakini sebagai pemicu autisme adalah faktor an anak-anak Indonesia.
genetik atau keturunan dan faktor lingkungan seperti pe-
3. Masih banyak kasus-kasus autisme yang tidak di
ngaruh zat kimiawi ataupun vaksin.[8]
deteksi secara dini sehingga ketika anak menjadi
semakin besar maka semakin kompleks pula per-
3.1 Faktor genetik soalan intervensi yang dihadapi orang tua. Para
ahli yang mampu mendiagnosa autisme, informasi
Faktor genetik diyakini memiliki peranan yang besar ba- mengenai gangguan dan karakteristik autisme serta
gi penyandang autisme walaupun tidak diyakini sepenuh- lembaga-lembaga formal yang memberikan layanan
nya bahwa autisme hanya dapat disebabkan oleh gen da- pendidikan bagi anak dengan autisme belum terse-
ri keluarga.[7] Riset yang dilakukan terhadap anak au- bar secara merata di seluruh wilayah di Indonesia.
tistik menunjukkan bahwa kemungkinan dua anak kem-
4. Belum terpadunya penyelenggaraan pendidikan ba-
bar identik mengalami autisme adalah 60 hingga 95 per-
gi anak dengan autisme di sekolah. Dalam Pasal 4
sen sedangkan kemungkinan untuk dua saudara kandung
UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasio-
mengalami autisme hanyalah 2,5 hingga 8,5 persen.[7]
nal telah diamanatkan pendidikan yang demokratis
Hal ini diinterpretasikan sebagai peranan besar gen se-
dan tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
bagai penyebab autisme sebab anak kembar identik me-
hak asasi manusia, dukungan ini membuka peluang
miliki gen yang 100% sama sedangkan saudara kandung
yang besar bagi para penyandang autisme untuk ma-
hanya memiliki gen yang 50% sama.[7]
suk dalam sekolah-sekolah umum (inklusi) karena
hampir 500 sekolah negeri telah diarahkan oleh pe-
3.2 Faktor lingkungan merintah untuk menyelenggarakan inklusi.
beserta spektrumnya (Autism Spectrum Disorder/ASD) berjudul "Autistic Disturbances of Aective Contact",
adalah: 60/10.000 best current estimate dan terdapat Kanner mendiagnosa sebelas orang anak yang memili-
425.000 penyandang ASD yang berusia dibawah 18 ta- ki gangguan yang sama dan mendeskripsikannya sebagai
hun di Amerika Serikat. Di Inggris, data terbaru adalah: autisme.[10] Pada masa itu, anak-anak penderita autis-
62.6/10.000 ASD. Autisme secara umum telah diketa- me dianggap sebagai anak yang bodoh dan terbelakang
hui terjadi empat kali lebih sering pada anak laki-laki di- bukan sebagai anak yang mengalami gangguan perkem-
bandingkan yang terjadi pada anak perempuan. Hingga bangan.[10] Hasil penelitian yang dilakukan Kanner ini
saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti. Sa- kemudian menjadi titik tolak perkembangan penelitian
at ini para ahli terus mengembangkan penelitian mereka autisme serta perubahan pandangan masyarakat terhadap
untuk mengetahui sebabnya sehingga mereka pun dapat anak-anak yang menderita autisme.
menemukan obat yang tepat untuk mengatasi fenomena
Tahun 1960 penanganan anak dengan autisme secara
ini. Bidang-bidang yang menjadi fokus utama dalam pe- umum didasarkan pada model psikodinamika, mena-
nelitian para ahli, meliputi; kerusakan secara neurologis
warkan harapan akan pemulihan melalui experiential ma-
dan ketidakseimbangan dalam otak yang bersifat bioki- nipulations (Rimland, 1964). Namun model psikodina-
mia. Dr. Ron Leaf saat melakukan seminar di Singapura
mika dianggap tidak cukup efektif. Pada pertengahan ta-
pada tanggal 26 27 Maret 2004, menyebutkan beberapa hun 1960-an, terdapat sejumlah laporan penelitian bahwa
faktor penyebab autisme, yaitu: pelaku psikodinamik tidak dapat memberikan apa yang
mereka janjikan (Lovaas, 1987). Melalui berbagai litera-
Genetic susceptibility dierent genes may be res- tur, dapat disebutkan beberapa ahli yang memiliki perbe-
ponsible in dierent families daan losos, variasi-variasi treatment dan target-target
Chromosome 7 speech / language chromosome khusus lainnya, seperti:
Variety of problems in pregnancy at birth or even Rimland (1964): Meneliti karakteristik orang tua
after birth yang memiliki anak dengan autisme, seperti: peker-
ja keras, pintar, obsesif, rutin dan detail. Ia juga me-
Meskipun para ahli dan praktisi di bidang autisme ti- neliti penyebab autisme yang menurutnya mengarah
dak selamanya dapat menyetujui atau bahkan sependa- pada faktor biologis.
pat dengan penyebab-penyebab di atas. Hal terpenting
yang perlu dicatat melalui hasil penelitian-penelitian ter- Bettelheim (1967): Ide penyebab autisme adalah
dahulu adalah bahwa gangguan autisme tidak disebabkan adanya penolakan dari orang tua. Infantile Autism
oleh faktor-faktor yang bersifat psikologis, misalnya ka- disebabkan harapan orang tua untuk tidak memili-
rena orang tua tidak menginginkan anak ketika hamil. ki anak, karena pada saat itu psikoterapi yang sangat
berpengaruh, maka ia menginstitusionalkan 46 anak
Bagaimana di Indonesia? Belum ditemukan data yang
dengan autistime untuk keluar dari stress berat. Na-
akurat mengenai keadaan yang sesungguhnya di Indone-
mun tidak dilaporkan secara detail kelanjutan dari
sia, namun dalam suatu wawancara di Koran Kompas;
hasil pekerjaannya tersebut.
Dr. Melly Budhiman, seorang Psikiater Anak dan Ke-
tua dari Yayasan Autisme Indonesia menyebutkan ada- Delacato (1974): Autisme disebabkan oleh Brain
nya peningkatan yang luar biasa. Bila sepuluh tahun injured. Sebagai seorang Fisioterapi maka Delaca-
yang lalu jumlah penyandang autisme diperkirakan sa- to memberikan treatment yang bersifat sensoris. Pe-
tu per 5.000 anak, sekarang meningkat menjadi satu per ngaruh ini kemudian berkembang pada Doman yang
500 anak (Kompas: 2000). Tahun 2000 yang lalu, Dr. dikemudian hari mengembangkan metode Gleen
Ika Widyawati; staf bagian Psikiatri Fakultas Kedok- Doman.
teran Universitas Indonesia memperkirakan terdapat ku-
rang lebih 6.900 anak penyandang autisme di Indonesia. Lovaas (1987): Mengaplikasikan teori Skinne dan
Jumlah tersebut menurutnya setiap tahun terus mening- menerapkan Behavior Modication kepada anak-
kat. Hal ini sungguh patut diwaspadai karena jika pen- anak berkebutuhan khusus, termasuk anak dengan
duduk di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 160 ju- autistisme di dalamnya. Ia membuat program-
ta, kira-kira berapa orang yang terdata sungguh-sungguh program intervensi bagi anak-anak berkebutuhan
menyandang austime beserta spektrumnya? khusus yang dilakukannya di UCLA. Dari hasil
program-program Lovaas, anak-anak dengan autis-
me mendapatkan program modikasi perilaku yang
kemudian berkembang secara professional dalam
6 Perkembangan penelitian autis- jurnal-jurnal psikologi.
me
Penelitian mengenai autisme pertama kali diprakarsai 7 Lihat pula
oleh seorang psikiater asal Amerika Serikat, Leo Kan-
ner, pada tahun 1943.[10] Melalui makalah risetnya yang Sindrom Asperger
7
ADHD
8 Referensi
[1] (Inggris)Klin, Ami; Jones, Warren; Schultz, Robert; Fred,
Volkmar; Cohen, Donald (2002). Dening and Quanti-
fying the Social Phenotype in Autism (PDF). American
Journal of Psychiatry 159: 895908. Diakses tanggal 2
Juli 2013.
9 Pranala luar
Rumah Autis
Yayasan Autisma Indonesia (YAI)
Anakku Autis
Autisme
10.2 Images
Berkas:Autistic-sweetiepie-boy-with-ducksinarow.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0d/
Autistic-sweetiepie-boy-with-ducksinarow.jpg Lisensi: CC-BY-SA-3.0 Kontributor: Transferred from en.wikipedia to Commons.
Pembuat asli: Pemuat yang asli adalah Andwhatsnext di Wikipedia bahasa Inggris
Berkas:Broom_icon.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/2c/Broom_icon.svg Lisensi: GPL Kontributor:
http://www.kde-look.org/content/show.php?content=29699 Pembuat asli: gg3po (Tony Tony), SVG version by User:Booyabazooka
Berkas:Commons-logo.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4a/Commons-logo.svg Lisensi: Public domain
Kontributor: This version created by Pumbaa, using a proper partial circle and SVG geometry features. (Former versions used to be slightly
warped.) Pembuat asli: SVG version was created by User:Grunt and cleaned up by 3247, based on the earlier PNG version, created by
Reidab.
Berkas:Star_of_life_caution.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d5/Star_of_life_caution.svg Lisensi:
LGPL Kontributor: After Staf of life caution.jpg where User:Mike.lifeguard - merged Nuvola apps important yellow.svg and Star of
life.svg Pembuat asli:
Raster version by User:Mike.lifeguard