Anda di halaman 1dari 8

Autisme

Artikel ini membahas Gangguan Autistik. Untuk kon- di seluruh dunia menurut data UNESCO pada tahun 2011
disi lain yang seringkali disebut sebagai autisme, lihat adalah 6 di antara 1000 orang mengidap autisme.[6]
Gangguan spektrum autisme.
Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pa-
da seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor 1 Gejala
hereditas dan kadang-kadang telah dapat dideteksi sejak
bayi berusia 6 bulan. Deteksi dan terapi sedini mungkin Secara historis, para ahli dan peneliti dalam bidang au-
akan menjadikan si penderita lebih dapat menyesuaikan tisme mengalami kesulitan dalam menentukan seseorang
dirinya dengan yang normal. Kadang-kadang terapi ha- sebagai penyandang autisme atau tidak. Pada awalnya,
rus dilakukan seumur hidup, walaupun demikian pende- diagnosa disandarkan pada ada atau tidaknya gejala na-
rita Autisme yang cukup cerdas, setelah mendapat tera- mun saat ini para ahli setuju bahwa autisme lebih me-
pi Autisme sedini mungkin, seringkali dapat mengikuti rupakan sebuah kontinuum. Gejala-gejala autisme dapat
Sekolah Umum, menjadi Sarjana dan dapat bekerja me- dilihat apabila seorang anak memiliki kelemahan di ti-
menuhi standar yang dibutuhkan, tetapi pemahaman dari ga domain tertentu, yaitu sosial, komunikasi, dan tingkah
rekan selama bersekolah dan rekan sekerja seringkali di- laku yang berulang.[7]
butuhkan, misalnya tidak menyahut atau tidak meman-
dang mata si pembicara, ketika diajak berbicara. Ka- Aarons dan Gittents (1992) merekomendasikan adanya
rakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap suatu pendekatan deskriptif dalam mendiagnosa autis-
kelainan ini adalah kesulitan membina hubungan sosial, me sehingga menyertakan pengamatan-pengamatan yang
berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi menyeluruh di setting-setting sosial anak sendiri. Setti-
serta perasaan orang lain.[1] Autisme merupakan salah sa- ngya mungkin di sekolah, di taman-taman bermain atau
tu gangguan perkembangan yang merupakan bagian da- mungkin di rumah sebagai lingkungan sehari-hari anak
ri gangguan spektrum autisme atau Autism Spectrum Di- dimana hambatan maupun kesulitan mereka tampak je-
sorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima las di antara teman-teman sebaya mereka yang normal.
jenis gangguan dibawah payung Gangguan Perkembang- Persoalan lain yang memengaruhi keakuratan suatu di-
an Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD). agnosa seringkali juga muncul dari adanya fakta bah-
Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupak- wa perilaku-perilaku yang bermasalah merupakan atribut
an suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga me- dari pola asuh yang kurang tepat. Perilaku-perilaku
nyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayak- tersebut mungkin saja merupakan hasil dari dinami-
nya otak normal dan hal ini termanifestasi pada perilaku ka keluarga yang negatif dan bukan sebagai gejala da-
penyandang autisme.[2] Autisme adalah yang terberat di ri adanya gangguan. Adanya interpretasi yang salah
antara PDD. dalam memaknai penyebab mengapa anak menunjukk-
Gejala-gejala autisme dapat muncul pada anak mulai dari an persoalan-persoalan perilaku mampu menimbulkan
usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia maksi- perasaan-perasaan negatif para orang tua. Pertanyaan
mal tiga tahun.[1][3] Penderita autisme juga dapat meng- selanjutnya kemudian adalah apa yang dapat dilakuk-
alami masalah dalam belajar, komunikasi, dan bahasa.[1] an agar diagnosa semakin akurat dan konsisten sehing-
Seseorang dikatakan menderita autisme apabila menga- ga autisme sungguh-sungguh terpisah dengan kondisi-
lami satu atau lebih dari karakteristik berikut: kesulitan kondisi yang semakin memperburuk? Perlu adanya se-
dalam berinteraksi sosial secara kualitatif, kesulitan da- buah model diagnosa yang menyertakan keseluruhan hi-
lam berkomunikasi secara kualitatif, menunjukkan peri- dup anak dan mengevaluasi hambatan-hambatan dan ke-
laku yang repetitif, dan mengalami perkembangan yang sulitan anak sebagaimana juga terhadap kemampuan-
terlambat atau tidak normal.[4] kemampuan dan keterampilan-keterampilan anak sendi-
ri. Mungkin tepat bila kemudian disarankan agar para
Di Amerika Serikat, kelainan autisme empat kali lebih profesional di bidang autisme juga mempertimbangkan
sering ditemukan pada anak lelaki dibandingkan anak keseluruhan area, misalnya: perkembangan awal anak,
perempuan dan lebih sering banyak diderita anak-anak penampilan anak, mobilitas anak, kontrol dan perhati-
keturunan Eropa Amerika dibandingkan yang lainnya.[5] an anak, fungsi-fungsi sensorisnya, kemampuan bermain,
Di Indonesia, pada tahun 2013 diperkirakan terdapat le- perkembangan konsep-konsep dasar, kemampuan yang
bih dari 112.000 anak yang menderita autisme dalam usia bersifat sikuen, kemampuan musikal, dan lain sebagai-
5-19 tahun.[6] Sedangkan prevalensi penyandang autisme nya yang menjadi keseluruhan diri anak sendiri.

1
2 2 DIAGNOSIS

2 Diagnosis Terlepas dari berbagai karakteristik di atas, terdapat


arahan dan pedoman bagi para orang tua dan para prakti-
Anak dengan autisme dapat tampak normal pada tahun si untuk lebih waspasa dan peduli terhadap gejala-gejala
pertama maupun tahun kedua dalam kehidupannya. Pa- yang terlihat. The National Institute of Child Health and
ra orang tua seringkali menyadari adanya keterlambatan Human Development (NICHD) di Amerika Serikat me-
kemampuan berbahasa dan cara-cara tertentu yang ber- nyebutkan 5 jenis perilaku yang harus diwaspadai dan
beda ketika bermain serta berinteraksi dengan orang la- perlunya evaluasi lebih lanjut :
in. Anak-anak tersebut mungkin dapat menjadi sangat
sensitif atau bahkan tidak responsif terhadap rangsangan- 1. Anak tidak bergumam hingga usia 12 bulan
rangsangan dari kelima panca inderanya (pendengaran,
2. Anak tidak memperlihatkan kemampuan gestural
sentuhan, penciuman, rasa dan penglihatan). Perilaku-
(menunjuk, dada, menggenggam) hingga usia 12
perilaku repetitif (mengepak-kepakan tangan atau jari,
bulan
menggoyang-goyangkan badan dan mengulang-ulang ka-
ta) juga dapat ditemukan. Perilaku dapat menjadi agresif 3. Anak tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga
(baik kepada diri sendiri maupun orang lain) atau malah usia 16 bulan
sangat pasif. Besar kemungkinan, perilaku-perilaku ter-
dahulu yang dianggap normal mungkin menjadi gejala- 4. Anak tidak mampu menggunakan dua kalimat seca-
gejala tambahan. Selain bermain yang berulang-ulang, ra spontan di usia 24 bulan
minat yang terbatas dan hambatan bersosialisasi, bebera-
5. Anak kehilangan kemampuan berbahasa dan inte-
pa hal lain yang juga selalu melekat pada para penyan-
raksi sosial pada usia tertentu
dang autisme adalah respon-respon yang tidak wajar ter-
hadap informasi sensoris yang mereka terima, misalnya;
suara-suara bising, cahaya, permukaan atau tekstur dari Adanya kelima lampu merah di atas tidak berarti bah-
suatu bahan tertentu dan pilihan rasa tertentu pada ma- wa anak tersebut menyandang autisme tetapi karena ka-
kanan yang menjadi kesukaan mereka. rakteristik gangguan autisme yang sangat beragam ma-
ka seorang anak harus mendapatkan evaluasi secara
Beberapa atau keseluruhan karakteristik yang disebutkan multidisipliner yang dapat meliputi; Neurolog, Psikolog,
berikut ini dapat diamati pada para penyandang autisme Pediatric, Terapi Wicara, Paedagog dan profesi lainnya
beserta spektrumnya baik dengan kondisi yang teringan yang memahami persoalan autisme.
hingga terberat sekalipun.
Dokter spesialis yang cocok untuk mendeteksi Autis-
me adalah Dokter Spesialis Anak (Sp.A) yang diban-
1. Hambatan dalam komunikasi, misal: berbicara dan tu oleh Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (Sp.KJ) untuk
memahami bahasa. mengetahui antara lain tingkat kecerdasan Balita, Dokter
Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala leher
2. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang la- (Sp.THT-KL) untuk mengetahui antara lain pendegaran
in atau obyek di sekitarnya serta menghubungkan Balita Yang tidak/kurang responsif terhadap suara atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi. bahkan tidak dapat berkata-kata dan dapat disangka pen-
derita Autisme, padahal bukan.
3. Bermain dengan mainan atau benda-benda lain se-
cara tidak wajar.
2.0.1 Simtoma klinis menurut DSM IV
4. Sulit menerima perubahan pada rutinitas dan ling-
kungan yang dikenali. A. Interaksi Sosial (minimal 2):

5. Gerakkan tubuh yang berulang-ulang atau adanya 1. Tidak mampu menjalin interaksi sosial
pola-pola perilaku yang tertentu non verbal: kontak mata, ekspresi muka,
posisi tubuh, gerak-gerik kurang tertuju
Para penyandang Autisme beserta spektrumnya sangat 2. Kesulitan bermain dengan teman sebaya
beragam baik dalam kemampuan yang dimiliki, tingkat 3. Tidak ada empati, perilaku berbagi kese-
intelegensi, dan bahkan perilakunya. Beberapa di an- nangan/minat
taranya ada yang tidak 'berbicara' sedangkan beberapa
lainnya mungkin terbatas bahasanya sehingga sering di- 4. Kurang mampu mengadakan hubungan
temukan mengulang-ulang kata atau kalimat (echolalia). sosial dan emosional 2 arah
Mereka yang memiliki kemampuan bahasa yang ting-
gi umumnya menggunakan tema-tema yang terbatas dan B. Komunikasi Sosial (minimal 1):
sulit memahami konsep-konsep yang abstrak. Dengan
demikian, selalu terdapat individualitas yang unik dari 1. Tidak/terlambat bicara, tidak berusaha
individu-individu penyandangnya. berkomunikasi non verbal
3

2. Bisa bicara tapi tidak untuk komunika- teknik-teknik pengajaran yang tepat bagi mereka. Apa-
si/inisiasi, egosentris lagi mengingat fakta dari hasil-hasil penelitian terdahulu
3. Bahasa aneh & diulang-ulang/stereotip menyebutkan bahwa 80% anak dengan autisme memiliki
intelegensi yang rendah dan tidak berbicara atau nonver-
4. Cara bermain kurang variatif/imajinatif,
bal. Namun sekali lagi, apapun diagnosa maupun label
kurang imitasi social
yang diberikan prioritasnya adalah segera diberikannya
intervensi yang tepat dan sungguh-sungguh sesuai dengan
C. Imaginasi, berpikir eksibel dan bermain imagi- kebutuhan mereka.
natif (minimal 1):
Referensi baku yang digunakan secara universal da-
1. Mempertahankan 1 minat atau lebih de- lam mengenali jenis-jenis gangguan perkembangan pa-
ngan cara yang sangat khas dan berlebih- da anak adalah ICD (International Classication of Di-
an, baik intensitas dan fokusnya seases) Revisi ke-10 tahun 1993 dan DSM (Diagnostic
And Statistical Manual) Revisi IV tahun 1994 yang kedu-
2. Terpaku pada suatu kegiatan ritualis-
anya sama isinya. Secara khusus dalam kategori Gang-
tik/rutinitas yang tidak berguna
guan Perkembangan Perpasiv (Pervasive Developmental
3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan Disorder/PDD): Autisme ditunjukkan bila ditemukan 6
berulang-ulang. Seringkali sangat terpu- atau lebih dari 12 gejala yang mengacu pada 3 bidang
kau pada bagian-bagian tertentu dari su- utama gangguan, yaitu: Interaksi Sosial Komunikasi
atu benda Perilaku.
Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-
gejalanya dapat menjadi bukti dari berbagai kombinasi
gangguan perkembangan. Bila tes-tes secara behavioral
maupun komunikasi tidak dapat mendeteksi adanya au-
tisme, maka beberapa instrumen screening yang saat ini
telah berkembang dapat digunakan untuk mendiagnosa
autisme:

Childhood Autism Rating Scale (CARS): skala per-


ingkat autisme masa kanak-kanak yang dibuat oleh
Eric Schopler pada awal tahun 1970 yang didasark-
an pada pengamatan perilaku. Alat menggunakan
skala hingga 15; anak dievaluasi berdasarkan hubu-
ngannya dengan orang, penggunaan gerakan tubuh,
Seorang anak penderita autisme, dengan jajaran mainan yang
adaptasi terhadap perubahan, kemampuan mende-
ia buat ngar dan komunikasi verbal

Gejala autisme dapat sangat ringan (mild), sedang (mode- The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT): ber-
rate) hingga parah (severe), sehingga masyarakat mung- upa daftar pemeriksaan autisme pada masa balita
kin tidak menyadari seluruh keberadaannya. Parah atau yang digunakan untuk mendeteksi anak berumur 18
ringannya gangguan autisme sering kemudian di-paralel- bulan, dikembangkan oleh Simon Baron Cohen pa-
kan dengan keberfungsian. Dikatakan oleh para ahli bah- da awal tahun 1990-an.
wa anak-anak dengan autisme dengan tingkat intelegensi
dan kognitif yang rendah, tidak berbicara (nonverbal), The Autism Screening Questionare: adalah daftar
memiliki perilaku menyakiti diri sendiri, serta menun- pertanyaan yang terdiri dari 40 skala item yang digu-
jukkan sangat terbatasnya minat dan rutinitas yang di- nakan pada anak dia atas usia 4 tahun untuk meng-
lakukan maka mereka diklasikasikan sebagai low fun- evaluasi kemampuan komunikasi dan sosial mereka
ctioning autism. Sementara mereka yang menunjukk-
The Screening Test for Autism in Two-Years Old:
an fungsi kognitif dan intelegensi yang tinggi, mampu
tes screening autisme bagi anak usia 2 tahun yang di-
menggunakan bahasa dan bicaranya secara efektif ser-
kembangkan oleh Wendy Stone di Vanderbilt dida-
ta menunjukkan kemampuan mengikuti rutinitas yang
sarkan pada 3 bidang kemampuan anak, yaitu; ber-
umum diklasikasikan sebagai high functioning autism.
main, imitasi motor dan konsentrasi.
Dua dikotomi dari karakteristik gangguan sesungguhnya
akan sangat berpengaruh pada implikasi pendidikan ma-
upun model-model treatment yang diberikan pada para Diagnosa yang akurat dari Autisme maupun gangguan
penyandang autisme. Kiranya melalui media ini penulis perkembangan lain yang berhubungan membutuhkan pe-
menghimbau kepada para ahli dan paktisi di bidang autis- ngamatan yang menyeluruh terhadap: perilaku anak, ke-
me untuk semakin mengembangkan strategi-strategi dan mampuan komunikasi dan kemampuan perkembangan
4 4 PENANGANAN AUTISME

lainnya. Akan sangat sulit mendiagnosa karena ada- mendasar yang ditemui di Indonesia menjadi sangat kru-
nya berbagai macam gangguan yang terlihat. Observa- sial untuk diatasi lebih dahulu. Tanpa mengabaikan
si dan wawancara dengan orang tua juga sangat pen- faktor-faktor lain, beberapa fakta yang dianggap relevan
ting dalam mendiagnosa. Evaluasi tim yang terdiri da- dengan persoalan penanganan masalah autisme di Indo-
ri berbagai disiplin ilmu memungkinkan adanya stan- nesia di antaranya adalah:
dardisasi dalam mendiagnosa. Tim dapat terdiri dari
neurolog, psikolog, pediatrik, paedagog, patologis ucap- 1. Kurangnya tenaga terapis yang terlatih di Indone-
an/kebahasaan, okupasi terapi, pekerja sosial dan lain se- sia. Orang tua selalu menjadi pelopor dalam proses
baginya. intervensi sehingga pada awalnya pusat-pusat inte-
rvensi bagi anak dengan autisme dibangun berda-
sarkan kepentingan keluarga untuk menjamin ke-
3 Penyebab langsungan pendidikan anak mereka sendiri.

Hingga kini apa yang menyebabkan seseorang dapat 2. Belum adanya petunjuk treatment yang formal di
menderita autisme belum diketahui secara pasti. Riset- Indonesia. Tidak cukup dengan hanya mengimple-
riset yang dilakukan oleh para ahli medis menghasilk- mentasikan petunjuk teatment dari luar yang pene-
an beberapa hipotesa mengenai penyebab autisme. Dua rapannya tidak selalu sesuai dengan kultur kehidup-
hal yang diyakini sebagai pemicu autisme adalah faktor an anak-anak Indonesia.
genetik atau keturunan dan faktor lingkungan seperti pe-
3. Masih banyak kasus-kasus autisme yang tidak di
ngaruh zat kimiawi ataupun vaksin.[8]
deteksi secara dini sehingga ketika anak menjadi
semakin besar maka semakin kompleks pula per-
3.1 Faktor genetik soalan intervensi yang dihadapi orang tua. Para
ahli yang mampu mendiagnosa autisme, informasi
Faktor genetik diyakini memiliki peranan yang besar ba- mengenai gangguan dan karakteristik autisme serta
gi penyandang autisme walaupun tidak diyakini sepenuh- lembaga-lembaga formal yang memberikan layanan
nya bahwa autisme hanya dapat disebabkan oleh gen da- pendidikan bagi anak dengan autisme belum terse-
ri keluarga.[7] Riset yang dilakukan terhadap anak au- bar secara merata di seluruh wilayah di Indonesia.
tistik menunjukkan bahwa kemungkinan dua anak kem-
4. Belum terpadunya penyelenggaraan pendidikan ba-
bar identik mengalami autisme adalah 60 hingga 95 per-
gi anak dengan autisme di sekolah. Dalam Pasal 4
sen sedangkan kemungkinan untuk dua saudara kandung
UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasio-
mengalami autisme hanyalah 2,5 hingga 8,5 persen.[7]
nal telah diamanatkan pendidikan yang demokratis
Hal ini diinterpretasikan sebagai peranan besar gen se-
dan tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
bagai penyebab autisme sebab anak kembar identik me-
hak asasi manusia, dukungan ini membuka peluang
miliki gen yang 100% sama sedangkan saudara kandung
yang besar bagi para penyandang autisme untuk ma-
hanya memiliki gen yang 50% sama.[7]
suk dalam sekolah-sekolah umum (inklusi) karena
hampir 500 sekolah negeri telah diarahkan oleh pe-
3.2 Faktor lingkungan merintah untuk menyelenggarakan inklusi.

5. Permasalahan akhir yang tidak kalah pentingnya


Ada dugaan bahwa autisme disebabkan oleh vaksin
adalah minimnya pengetahuan baik secara klinis
MMR yang rutin diberikan kepada anak-anak di usia di-
maupun praktis yang didukung dengan validitas da-
mana gejala-gejala autisme mulai terlihat.[9] Kekhawatir-
ta secara empirik (Empirically Validated Treatmen-
an ini disebabkan karena zat kimia bernama thimerosal
ts/EVT) dari penanganan-penanganan masalah au-
yang digunakan untuk mengawetkan vaksin tersebut
tisme di Indonesia. Studi dan penelitian autisme se-
mengandung merkuri.[9] Unsur merkuri inilah yang se-
lain membutuhkan dana yang besar juga harus di-
lama ini dianggap berpotensi menyebabkan autisme pa-
dukung oleh validitas data empirik, namun secara
da anak. Namun, tidak ada bukti kuat yang mendu-
etis tentunya tidak ada orang tua yang mengingink-
kung bahwa autisme disebabkan oleh pemberian vaksin.
an anak mereka menjadi percobaan dari suatu me-
Penggunaan thimerosal dalam pengawetan vaksin telah
todologi tertentu. Kepastian dan jaminan bagi pro-
diberhentikan namun angka autisme pada anak semakin
ses pendidikan anak merupakan pertimbangan uta-
tinggi.[9]
ma bagi orang tua dalam memilih salah satu jenis
treatment bagi anak mereka sehingga bila keragu-
an ini dapat dijawab melalui otoritas-otoritas ilmiah
4 Penanganan autisme maka semakin terbuka informasi bagi masyarakat
luas mengenai pengetahuan-pengetahuan baik yang
Intensitas dari treatment perilaku pada anak dengan autis- bersifat klinis maupun praktis dalam proses pena-
me merupakan hal penting, namun persoalan-persoalan nganan masalah autisme di Indonesia.
5

4.1 Terapi Terapi yang bersifat Sensoris, meliputi tetapi tidak


terbatas pada Occupational Therapy (OT), dan Au-
Beberapa jenis terapi bersifat tradisional dan telah teruji ditory Integration Training (AIT).
dari waktu ke waktu sementara terapi lainnya mungkin
baru saja muncul. Tidak seperti gangguan perkembang- Dengan adanya berbagai jenis terapi yang dapat dipilih
an lainnya, tidak banyak petunjuk treatment yang telah oleh orang tua, maka sangat penting bagi mereka untuk
dipublikasikan apalagi prosedur yang standar dalam me- memilih salah satu jenis terapi yang dapat meningkatkan
nangani autisme. Bagaimanapun juga para ahli sependa- fungsionalitas anak dan mengurangi gangguan serta ham-
pat bahwa terapi harus dimulai sejak awal dan harus dia- batan autisme. Sangat disayangkan masih minim data il-
rahkan pada hambatan maupun keterlambatan yang seca- miah yang mampu mendukung berbagai jenis terapi yang
ra umum dimiliki oleh setiap anak autis, misalnya; komu- dapat dipilih orang tua di Indonesia saat ini. Fakta me-
nikasi dan persoalan-persolan perilaku. Treatment yang nyebutkan bahwa sangat sulit membuat suatu penelitian
komprehensif umumnya meliputi; Terapi Wicara (Spe- mengenai autisme. Sangat banyak variabel-variabel yang
ech Therapy), Okupasi Terapi (Occupational Therapy) dimiliki anak, dari tingkat keparahan gangguannya hing-
dan Applied Behavior Analisis (ABA) untuk mengubah ga lingkungan sekitarnya dan belum lagi etika yang ada
serta memodikasi perilaku. didalamnya untuk membuat suatu penelitian itu sungguh-
Berikut ini adalah suatu uraian sederhana dari berbagai sungguh terkontrol. Sangat tidak mungkin mengontrol
literatur yang ada dan ringkasan penjelasan yang tidak semua variabel yang ada sehingga data yang dihasilk-
menyeluruh dari beberapa treatment yang diakui saat ini. an dari penelitian-penelitian sebelumnya mungkin secara
Menjadi keharusan bagi orang tua untuk mencari tahu statistik tidak akurat.
dan mengenali treatment yang dipilihnya langsung kepa- Tidak ada satupun jenis terapi yang berhasil bagi semua
da orang-orang yang profesional dibidangnya. Sebagian anak. Terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan anak,
dari teknik ini adalah program menyeluruh, sedang yang berdasarkan pada potensinya, kekurangannya dan tentu
lain dirancang menuju target tertentu yang menjadi ham- saja sesuai dengan minat anak sendiri. Terapi harus di-
batan atau kesulitan para penyandangnya. lakukan secara multidisiplin ilmu, misalnya menggunak-
an; okupasi terapi, terapi wicara dan terapi perilaku se-
Educational Treatment, meliputi tetapi tidak terba- bagai basisnya. Tenaga ahli yang menangani anak harus
tas pada: Applied Behavior Analysis (ABA) yang mampu mengarahkan pilihan-pilihan anda terhadap ber-
prinsip-prinsipnya digunakan dalam penelitian Lo- bagai jenis terapi yang ada saat ini. Tidak ada jaminan
vaas sehingga sering disamakan dengan Discrete apakah terapi yang dipilih oleh orang tua maupun keluar-
Trial Training atau Intervensi Perilaku Intensif. ga sungguh-sungguh akan berjalan efektif. Namun, ten-
tukan salah satu jenis terapi dan laksanakan secara kon-
Pendekatan developmental yang dikaitkan dengan sisten, bila tidak terlihat perubahan atau kemajuan yang
pendidikan yang dikenal sebagai Floortime. nyata selama 3 bulan dapat melakukan perubahan terapi.
Bimbingan dan arahan yang diberikan harus dilaksanak-
TEACCH (Treatment and Education of Autistic and an oleh orang tua secara konsisten. Bila terlihat kemaju-
Related Communication Handicapped Children). an yang signikan selama 3 bulan maka bentuk interven-
si lainnya dapat ditambahkan. Tetap bersikap obyektif
Biological Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas dan tanyakan kepada para ahli bila terjadi perubahan-
pada: diet, pemberian vitamin dan pemberian obat- perubahan perilaku lainnya.
obatan untuk mengurangi perilaku-perilaku tertentu
(agresivitas, hiperaktif, melukai diri sendiri, dsb.).

Speech Language Therapy (Terapi Wicara),


5 Prognosis
meliputi tetapi tidak terbatas pada usaha pena-
nganan gangguan asosiasi dan gangguan proses Diperkirakan terdapat 400.000 individu dengan autisme
auditory/pendengaran. di Amerika Serikat. Sejak tahun 80 an, bayi-bayi
yang lahir di California AS, diambil darahnya dan di-
Komunikasi, peningkatan kemampuan komunika- simpan di pusat penelitian Autisme. Penelitian dilakuk-
si, seperti PECS (Picture Exchange Communication an oleh Terry Phillips, seorang pakar kedokteran saraf
System), bahasa isyarat, strategi visual menggunak- dari Universitas George Washington. Dari 250 contoh
an gambar dalam berkomunikasi dan pendukung- darah yang diambil, ternyata hasilnya mencengangkan;
pendukung komunikasi lainnya. seperempat dari anak-anak tersebut menunjukkan geja-
la autis. National Information Center for Children and
Pelayanan Autisme Intensif, meliputi kerja team da- Youth with Disabilities (NICHCY) memperkirakan bah-
ri berbagai disiplin ilmu yang memberikan interven- wa autisme dan PDD pada tahun 2000 mendekati 50
si baik di rumah, sekolah maupun lngkungan sosial 100 per 10.000 kelahiran. Penelitian Frombonne (Study
lainnya. Frombonne: 2003) menghasilkan prevalensi dari autisme
6 7 LIHAT PULA

beserta spektrumnya (Autism Spectrum Disorder/ASD) berjudul "Autistic Disturbances of Aective Contact",
adalah: 60/10.000 best current estimate dan terdapat Kanner mendiagnosa sebelas orang anak yang memili-
425.000 penyandang ASD yang berusia dibawah 18 ta- ki gangguan yang sama dan mendeskripsikannya sebagai
hun di Amerika Serikat. Di Inggris, data terbaru adalah: autisme.[10] Pada masa itu, anak-anak penderita autis-
62.6/10.000 ASD. Autisme secara umum telah diketa- me dianggap sebagai anak yang bodoh dan terbelakang
hui terjadi empat kali lebih sering pada anak laki-laki di- bukan sebagai anak yang mengalami gangguan perkem-
bandingkan yang terjadi pada anak perempuan. Hingga bangan.[10] Hasil penelitian yang dilakukan Kanner ini
saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti. Sa- kemudian menjadi titik tolak perkembangan penelitian
at ini para ahli terus mengembangkan penelitian mereka autisme serta perubahan pandangan masyarakat terhadap
untuk mengetahui sebabnya sehingga mereka pun dapat anak-anak yang menderita autisme.
menemukan obat yang tepat untuk mengatasi fenomena
Tahun 1960 penanganan anak dengan autisme secara
ini. Bidang-bidang yang menjadi fokus utama dalam pe- umum didasarkan pada model psikodinamika, mena-
nelitian para ahli, meliputi; kerusakan secara neurologis
warkan harapan akan pemulihan melalui experiential ma-
dan ketidakseimbangan dalam otak yang bersifat bioki- nipulations (Rimland, 1964). Namun model psikodina-
mia. Dr. Ron Leaf saat melakukan seminar di Singapura
mika dianggap tidak cukup efektif. Pada pertengahan ta-
pada tanggal 26 27 Maret 2004, menyebutkan beberapa hun 1960-an, terdapat sejumlah laporan penelitian bahwa
faktor penyebab autisme, yaitu: pelaku psikodinamik tidak dapat memberikan apa yang
mereka janjikan (Lovaas, 1987). Melalui berbagai litera-
Genetic susceptibility dierent genes may be res- tur, dapat disebutkan beberapa ahli yang memiliki perbe-
ponsible in dierent families daan losos, variasi-variasi treatment dan target-target
Chromosome 7 speech / language chromosome khusus lainnya, seperti:

Variety of problems in pregnancy at birth or even Rimland (1964): Meneliti karakteristik orang tua
after birth yang memiliki anak dengan autisme, seperti: peker-
ja keras, pintar, obsesif, rutin dan detail. Ia juga me-
Meskipun para ahli dan praktisi di bidang autisme ti- neliti penyebab autisme yang menurutnya mengarah
dak selamanya dapat menyetujui atau bahkan sependa- pada faktor biologis.
pat dengan penyebab-penyebab di atas. Hal terpenting
yang perlu dicatat melalui hasil penelitian-penelitian ter- Bettelheim (1967): Ide penyebab autisme adalah
dahulu adalah bahwa gangguan autisme tidak disebabkan adanya penolakan dari orang tua. Infantile Autism
oleh faktor-faktor yang bersifat psikologis, misalnya ka- disebabkan harapan orang tua untuk tidak memili-
rena orang tua tidak menginginkan anak ketika hamil. ki anak, karena pada saat itu psikoterapi yang sangat
berpengaruh, maka ia menginstitusionalkan 46 anak
Bagaimana di Indonesia? Belum ditemukan data yang
dengan autistime untuk keluar dari stress berat. Na-
akurat mengenai keadaan yang sesungguhnya di Indone-
mun tidak dilaporkan secara detail kelanjutan dari
sia, namun dalam suatu wawancara di Koran Kompas;
hasil pekerjaannya tersebut.
Dr. Melly Budhiman, seorang Psikiater Anak dan Ke-
tua dari Yayasan Autisme Indonesia menyebutkan ada- Delacato (1974): Autisme disebabkan oleh Brain
nya peningkatan yang luar biasa. Bila sepuluh tahun injured. Sebagai seorang Fisioterapi maka Delaca-
yang lalu jumlah penyandang autisme diperkirakan sa- to memberikan treatment yang bersifat sensoris. Pe-
tu per 5.000 anak, sekarang meningkat menjadi satu per ngaruh ini kemudian berkembang pada Doman yang
500 anak (Kompas: 2000). Tahun 2000 yang lalu, Dr. dikemudian hari mengembangkan metode Gleen
Ika Widyawati; staf bagian Psikiatri Fakultas Kedok- Doman.
teran Universitas Indonesia memperkirakan terdapat ku-
rang lebih 6.900 anak penyandang autisme di Indonesia. Lovaas (1987): Mengaplikasikan teori Skinne dan
Jumlah tersebut menurutnya setiap tahun terus mening- menerapkan Behavior Modication kepada anak-
kat. Hal ini sungguh patut diwaspadai karena jika pen- anak berkebutuhan khusus, termasuk anak dengan
duduk di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 160 ju- autistisme di dalamnya. Ia membuat program-
ta, kira-kira berapa orang yang terdata sungguh-sungguh program intervensi bagi anak-anak berkebutuhan
menyandang austime beserta spektrumnya? khusus yang dilakukannya di UCLA. Dari hasil
program-program Lovaas, anak-anak dengan autis-
me mendapatkan program modikasi perilaku yang
kemudian berkembang secara professional dalam
6 Perkembangan penelitian autis- jurnal-jurnal psikologi.
me
Penelitian mengenai autisme pertama kali diprakarsai 7 Lihat pula
oleh seorang psikiater asal Amerika Serikat, Leo Kan-
ner, pada tahun 1943.[10] Melalui makalah risetnya yang Sindrom Asperger
7

ADHD

Gangguan spektrum autisme (ASD)

8 Referensi
[1] (Inggris)Klin, Ami; Jones, Warren; Schultz, Robert; Fred,
Volkmar; Cohen, Donald (2002). Dening and Quanti-
fying the Social Phenotype in Autism (PDF). American
Journal of Psychiatry 159: 895908. Diakses tanggal 2
Juli 2013.

[2] (Inggris) Dear Abby: Is Autism a Mental Illness?, Psycho-


logy Today. Diakses pada 3 Juli 2013.

[3] Pengertian, Autisme.or.id. Diakses pada 2 Juli 2013.

[4] (Inggris) Diagnostic Criteria, Centers for Disease Control


and Prevention. Diakses pada 2 Juli 2013.

[5] (Inggris)Kogan et al. (2009). Prevalence of Parent-


Reported Diagnosis of Autism Spectrum Disorder
Among Children in the US, 2007 (PDF). Pediatrics Jour-
nal 124. doi:10.1542/peds.2009-1522. Diakses tanggal 2
Juli 2013.

[6] 112.000 Anak Indonesia Diperkirakan Menyandang Au-


tisme, Republika Online. Diakses pada 2 Juli 2013.

[7] (Inggris) Bernier, Raphael; Gerdts, Jennifer (2006). Au-


tism Spectrum Disorders, A Reference Handbook. Gree-
nwood Publishing Group. ISBN 978-1-59884-334-7.

[8] Les causes de lautisme, Autisme Montreal. Diakses pada


2 Juli 2013.

[9] (Inggris) Kring, Ann et al. (2012). Abnormal Psychology.


John Wiley & Sons, Inc. 978-1-118-01849-1.

[10] (Inggris) Leo Kanners 1943 paper on autism, Simons Fo-


undation Autism Research Initiative. Diakses pada 2 Juli
2013.

9 Pranala luar
Rumah Autis
Yayasan Autisma Indonesia (YAI)

Anakku Autis
Autisme

(Inggris) Autisme di Proyek Direktori Terbuka


Terapi untuk Anak Autis

Terapi ABA untuk Anak Autis - Yayasan Baik In-


donesia
8 10 TEXT AND IMAGE SOURCES, CONTRIBUTORS, AND LICENSES

10 Text and image sources, contributors, and licenses


10.1 Text
Autisme Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Autisme?oldid=12198308 Kontributor: Roscoe x, *drew, Borgx, Farotty, RobotQuistnix,
YurikBot, Chriswaterguy, Borgxbot, Andri.h, Thijs!bot, JAnDbot, Mimihitam, Soan~idwiki, Idioma-bot, Albertus Aditya, VolkovBot,
Willy2000, TXiKiBoT, Azmi1995, BotMultichill, White Snoopy, SieBot, DragonBot, Synthebot, Teddy s, Alexbot, SilvonenBot, Me-
lancholieBot, CarsracBot, Pras, Ira Silva, Luckas Blade, Luckas-bot, ESCa, Ptbotgourou, Aris riyanto, Xqbot, Roscellino, DSisyphBot,
BenzolBot, William Surya Permana, Dhartarw, Phan in huat, Tjmoel, TjBot, Kenrick95Bot, Widi12358, EmausBot, ZroBot, 06Ivonne,
Tri aris, AABot, JackieBot, Rugak, WikitanvirBot, Akuindo, StefanusRA, Wagino Bot, Gsarwa, Anashir, Addbot, Helito, Ign christian,
JThorneBOT, MAW. Faqihudin, HsfBot, Indira11394 dan Pengguna anonim: 21

10.2 Images
Berkas:Autistic-sweetiepie-boy-with-ducksinarow.jpg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0d/
Autistic-sweetiepie-boy-with-ducksinarow.jpg Lisensi: CC-BY-SA-3.0 Kontributor: Transferred from en.wikipedia to Commons.
Pembuat asli: Pemuat yang asli adalah Andwhatsnext di Wikipedia bahasa Inggris
Berkas:Broom_icon.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/2c/Broom_icon.svg Lisensi: GPL Kontributor:
http://www.kde-look.org/content/show.php?content=29699 Pembuat asli: gg3po (Tony Tony), SVG version by User:Booyabazooka
Berkas:Commons-logo.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4a/Commons-logo.svg Lisensi: Public domain
Kontributor: This version created by Pumbaa, using a proper partial circle and SVG geometry features. (Former versions used to be slightly
warped.) Pembuat asli: SVG version was created by User:Grunt and cleaned up by 3247, based on the earlier PNG version, created by
Reidab.
Berkas:Star_of_life_caution.svg Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d5/Star_of_life_caution.svg Lisensi:
LGPL Kontributor: After Staf of life caution.jpg where User:Mike.lifeguard - merged Nuvola apps important yellow.svg and Star of
life.svg Pembuat asli:
Raster version by User:Mike.lifeguard

10.3 Content license


Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0

Anda mungkin juga menyukai