Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini kita selalu dituntut untuk selalu menerapkan prinsip hidup hemat karena saat
ini semuan kebutuhan serba mahal. Baik kebutuhan primer maupun sekunder semuanya
semakin mahal. Listrik juga merupakan kebutuhan primer selain pangan, sandang dan papan
karena listrik tidak dapat dipisahkan dari sebagian besar kehidupan manusia. Daya listrik
yang terpasang pada pelanggan PLN cukup beragam, mulai dari 450 watt, 900 watt hingga
1300 watt atau lebih. Perbedaan akan penggunaan daya listrik tersebut mengakibatkan
perbedaan tarif yang berlaku bagi pelanggan.
Dari bermacam-macam tarif listrik serta dimungkinkan adanya kenaikan harga tarif
dasar listrik, kita sebagai pelanggan harus lebih meningkatkan pemantauan terhadap
penggunaan listrik rumah kita agar dalam penggunaannya hemat dan tepat guna. Untuk
mengatasi keadaan-keadaan tersebut maka dibuat Alat Pencatat & Penyimpan Data Stand
Akhir pada KWH Meter Pelanggan dengan Media Bluetooth. Dengan dibuatnya alat ini
pelanggan dapat memantau jumlah pemakaian energi listrik secara real time sehingga
pelanggan dapat mengambil langkah-langkah efisiensi (Penghematanterhadap pemakaian
energi listrik rumahnya).
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebai berikut
1. Mengetahui Bentuk dan bagian dari LCR meter.
2. Mengetahui Procedure pengukuran dengan LCR meter .
3. Mengetahui bentuk Analisis Data.
BAB II
TEORI DASAR
LCR Meter adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengukur
induktansi (L), kapasitansi(C), dan resistansi(R) dari suatu komponen.
A. Induktansi (L)
2
menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang
melewati rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus yang melewati
rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi bersama atau mutual
inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus berarti ada perubahan medan
magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl. Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di
dalam kumparan tersebut akan timbul medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang
mengalir besarnya berubahubah terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik
yang berubah terhadap waktu. Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi
rangkaian itu sendiri, sehingga di dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang
diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik sendiri dinamakan ggl induksi dir. (Giancoli,
D. C, 2001)
B. Kapasitansi (C)
Q = CV
Dimana :
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)
(Giancoli, D. C. 2001)
3
C. Resistansi (R)
Resistensi adalah kemampuan suatu benda untuk menahan aliran arus listrik.
Dalam suatu sirkuit, arus listrik dari power suplay tidak sepenuhnya dapat digunakan
secara bebas. Terkadang arus listrik tersebut harus di hambat untuk memperoleh efek
tertentu pada sirkuit. Dalam suatu hambatan atom-atom nya akan bertumbukan dengan
elektron-elektron sehingga laju dan kecepatan elektron menjadi berkurang. Karena kuat
arus biasanya di hitung berdasarkan banyak dan kecepatan elektronnya, maka ketika
jumlah elekron dan kecepatannya berkurang otomatis berkurang pula kekuatan arus
yang mengalir dalam suatu hambatan.
D. Impedansi
Impedansi (disebut juga hambatan dalam, Z) adalah nilai resistansi yang terukur
pada kutub kutub sinyal jack alat elektronik. Semakin besar hambatan/impedansi, makin
besar tegangan yang dibutuhkan. Impedansi tidak dapat dikatan sebagai hambatan
secara spontan. Karena terdapat perbedaan yang mendasar dari keduanya. Beberapa
sumber mengatakan bahwa impedansi merupakan hasil reaksi hambatan (R, resistensi)
dan kapasitas elektron (C, capacitance) secara bersamaan. Daya merupakan tegangan
4
kuadratnya dibagi impedansnya:
P = V2 / Z
P = daya (watt)
V = tegangan (volt)
Z = impedans (ohm)
E. Bahan Dielektrik
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil
atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan
gas.Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron
konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan
listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah
yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik.Dalam bahan
dielektrik, semua elektron-elektron terikat dengan kuat pada intinya sehingga terbentuk
suatu struktur regangan (lattices) benda padat, atau dalam hal cairan atau gas, bagian-
bagian positif dan negatifnya terikat bersama-sama sehingga tiap aliran massa tidak
merupakan perpindahan dari muatan. Karena itu, jika suatu dielektrik diberi muatan
listrik, muatan ini akan tinggal terlokalisir di daerah di mana muatan tadi
ditempatkan.Masing-masing jenis dielektrik memiliki fungsi dan fungsi yang paling
5
penting dari suatu isolasi adalah:
2. Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi.
Agar dielektrik mampu menjalanakan tugasnya dengan baik maka dielektrik harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
2. Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar suhu bahan isolasi tidak melebihi
batasyang ditentukan.
3. Memiliki kekuatan kerak tinggi, agar tidak terjadi erosi karena tekanan
elektrik permukaan.
4. Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga membuat arus
pemuatan tidak melebihi yang diijinkan.
6
Tetapi dalam prakteknya tidak ada dielektrik yang mampu memenuhi semua
syarat-syarat diatas. Sehingga diperlukan kompromi tentang sifat-sifat apa saja yang
lebih diutamakan. (Tipler, Paul A, 2001)
BAB III
PEMBAHASAN
LCR Meter adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengukur
induktansi (L), kapasitansi(C), dan resistansi(R) dari suatu komponen. Sebenarnya
prinsip kerja dari alat ini kuantitas nilai sebenarnya dari beberapa jenis pengukuran tidak
diukur melainkan yang diukur adalah impedansi, impedansi diukur secara internal dan
dikonversikan ke layar penampil pengukuran yang dikonversikan ke kapasitansi atau nilai
Pembacaan akan cukup akurat jika kapasitor atau induktor perangkat yang diuji
tidak memiliki impedansi komponen resistif yang signifikan. Selain itu alat ini dapat
digunakan untuk pengukuran induktansi atau kapasitansi, dan juga resistansi seri yang
sama dari kapasitor dan faktor Q dari komponen induktif.
7
Gambar LCR Meter dengan tipe 9063
8
Gambar LCR Meter AT826
9
B. Procedure Pengukuran Menggunakan LCR Meter dengan tipe 9063
Procedure Awal Pengukuran L/C
1. Geser switch power On/Off ke posisi angka 1 (1=On 0=Off)
10
4. Pasang test Alligator Clips ke input pengukuran,lalu konekan inductor ke
alligator clips.
5. Baca di display. Nilai yang ditunjukkan sesuai dengan kisaran yang dipilih. Jika
display menunjukan 1, berarti nilai keluar dari jangkauan yang ada . Untuk
resolusi yang lebih tinggi putar ke range(jangkauan) yang lebih tinggi.
Nilai induktansi adalah awal yang ditandai dengan kisaran yang lebih rendah
(2mH) dan terus meningkat sampai bacaan yang cocok diperoleh. Untuk range 2H
dirancang untuk mengukur dari 20mH sampai 2 H saja. Keadaan ini normal, jika harga
11
yang didapat ketika pengukuran induktansi kurang dari range 20 mH hingga 2 H. Untuk
range 20H dirancang untuk mengukur dari 0.2H sampai 20 H saja. Keadaan ini normal
jika harga yang dapat dibaca ketika pengukuran induktansi dibawah dari range 0.2H dari
20 H.
Jika nilai kapasitansi adalah awal yang ditandai dengan Kisaran yang lebih
12
rendah(2nF) dan terus meningkat sampai bacaan yang cocok diperoleh
]untuk range 200nF dirancang untuk mengukur dari 2nF sampai 200nF saja.
untuk range 2uF dirancang untuk mengukur dari 0.02uF sampai 2uF saja.
untuk range 20uF dirancang untuk mengukur dari 0.2 uf sampai 20 uF saja.
untuk range 200uF dirancang untuk mengukur dari 2 uF sampai 200uF saja
Pertimbangan untuk kapasitansi sirkuit internal dari 2 kisaran nF, jika berniat
untuk membuat pengukuran presisi, harus membuka"test alligators " (tidak
menghubungkan kapasitor mearsuring), merekam layar (misalnya 15uF.... itu adalah
sirkuit menyimpang kapasitansi). maka nilai akhir pengukuran benar akan menjadi
"bacaan value" memotong di atas"kapasitansi sirkuit internal menyimpang".
Kapasitor dengan kebocoran tegangan rendahakan dibaca lebih dari Kisaran, atau
nilai jauh lebih tinggi dari biasanya. Kapasitor rangkaian terbuka akan membaca nol pada
semua rentang (mungkin beberapa pF pada kisaran 2nF, karena menyimpang kapasitansi
dari instrumen).
13
Prosedur Pengukuran Resistansi (R)
14
3. Putar switch fungsi untuk range induktansi yang maksimum.
5. Baca di display. nilaiyang ditunjukkan sesuai dengan kisaran yang dipilih. Jika
Display menunjukan 1, berarti nilai keluar dari jangkauan yang ada . untuk
resolusi yang lebih tinggi putar ke range(jangkauan) yang lebih tinggi.
15
Cacatan
16
Tekan tombol 1KHz/120Hz.
Hasil pengukuran akan ditampilkan di layar.
Lepaskan probe dari kaki-kaki inductor.
D. Analisis Data
PENGARUH VARIASI DIMENSI SAMPEL,FREKUENSI,DAN SUHU
TERADAP SAAT BIOLISTRIK TEBU(Saccharum officanarumL.)UNTUK
PENGEMBANGAN ALAT UKUR CEPAT RENDEMEN TEBU
Penelitian utama dimulai dengan persiapan sampel tebu dan penentuan faktor-
faktor yang dikombinasikan. Setelah itu, diuji sifat listrik menggunakan LCR Meter
sehingga menghasilkan data nilai sifat biolistrik. Data diuji pengaruh variansi frekuensi,
suhu, dan interaksi frekuensi dan suhu terhadap sifat biolistrik. Setelah itu, frekuensi
terbaik dipilih. Pada frekuensi terbaik, diketahui hubungan variasi suhu terhadap sifat
biolistrik. Kemudian, karakteristik biolistrik tebu dikorelasikan terhadap rendemen
17
sehingga diketahui hubungan sifat biolistrik yang berkorelasi paling signifikan terhadap
rendemen.
Penelitian Pendahuluan
Karakteristik Biolistrik Tebu pada Berbagai Frekuensi dan Ukuran
Pengaruh Frekuensi dan Ukuran Tebu terhadap Kapasitansi
Gambar 4 menunjukkan nilai kapasitansi tebu pada frekuensi 100-2000 Hz
menurun seiring bertambahnya frekuensi pengukuran. Penurunan nilai kapasitansi
pada tebu seiring dengan naiknya frekuensi akibat penyearahan momen dipol pada
molekul-molekul penyusun tebu. Nilai kapasitansi tebu pada ukuran 0,5 cm
berkisar 4.513-329,2 nF dan pada ukuran 5 cm berkisar 627,3-38,4 nF. Penurunan
drastis terjadi pada rentang frekuensi 100-1000 Hz dan penurunan mulai berkurang
pada rentang frekuensi >1000 Hz. Hal ini karena penyearahan momen dipol sudah
tidak terjadi karena transmisi energi lebih banyak pada frekuensi tinggi (Robby,
2013).
Kemampuan polarisasi bahan dielektrik berubah sesuai frekuensi yang
mengakibatkan kapasitansi dan konstanta dielektrik menghasilkan nilai yang
bervariasi. Pada frekuensi rendah, nilai kapasitansi tinggi karena penyearahan dipol
suatu bahan dielektrik tidak terpengaruh seperti halnya pada frekuensi tinggi. Pada
frekuensi tinggi, nilai kapasitansi dan konstanta dielektrik rendah karena dipol-dipol
tidak dapat mempertahankan penyerahannya pada arus bolak-balik (Rajib et al.,
2014).
18
Gambar 4 menunjukkan bahwa semakin panjang ukuran tebu
maka semakin kecil kapasitansi. Hal ini sesuai Tipler (2001), bahwa
ketika jarak antar plat atau panjang ukuran tebu semakin jauh maka
nilai kapasitansi berkurang. Pada saat luas area bahan dielektrik
semakin besar maka kapasitansinya akan meningkat. Ketika
permitivitas bahan
19
Impedansi didefinisikan sebagai total oposisi atau hambatan
arus listrik termasuk resistansi, kapasitansi dan induktansi dalam
sebuah rangkaian arus bolak-balik (AC) (Anonymous, 1992). Kebalikan
dari impedansi adalah admitansi (Zuhal dan Zhanggischan, 2004).
Frekuensi yang bertambah besar akan meningkatkan pergerakan
muatan dan ion-ion dalam bahan tebu. Selanjutnya, bahan bisa
mengikuti perubahan tersebut dengan mobilitas yang meningkat
sehingga impedansi menurun dengan kata lain admitansi meningkat
(Robby, 2013).
Terdapat kriteria pada penentuan frekuensi terbaik, yaitu toleransi terkecil atau koefisien
varian terkecil (Sucipto dkk, 2013). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 7.
20
Gambar 7. Hubungan Frekuensi terhadap Rerata Kapasitansi dan Standar Deviasi
Tabel 3 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa semakin besar frekuensi semakin kecil
rerata kapasitansi, standar deviasi, dan koefisien varian. Karena itu, frekuensi terbaik
adalah 1000 Hz. Pada frekuensi tersebut standar deviasi atau simpangan baku terkecil dan
koefisien varian atau toleransi terhadap variasi suhu pengukuran terkecil atau dengan kata
lain pengukuran semakin tepat. Hal ini sesuai pernyataan Martinsen et al. (2000),
penggunaan frekuensi rendah (low frequency), dimana pemberian frekuensi tepatnya 1000
Hz merupakan frekuensi terbaik yang telah disesuaikan untuk pengukuran dielektrik
dengan penya-jian pengukuran bahan yang dijepit dengan dua plat tembaga.
21
Karakteristik Kapasitansi Berbagai Suhu pada Frekuensi Terbaik
Nilai kapasitansi tebu akibat pengaruh berbagai suhu pada frekuensi 1 kHz
disajikan pada Gambar 8.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. LCR Meter adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengukur
induktansi (L), kapasitansi(C), dan resistansi(R) dari suatu komponen. Sebenarnya
prinsip kerja dari alat ini kuantitas nilai sebenarnya dari beberapa jenis pengukuran
tidak diukur melainkan yang diukur adalah impedansi, impedansi diukur secara
internal dan dikonversikan ke layar penampil pengukuran yang dikonversikan ke
kapasitansi atau nilai induktansi yang sesuai.
2. Bagian dari LCR Meter.adalah display,Power on/off switch,L/C/R selwct switch dan
Measuring Input.
3. Bentuk analisa data yang didapat adalah semakin besar frekuensi maka semakin
kecil kapasitansi dan impedansi.
B. Saran
1. Diharapkan adanya pengembangan dari pengujian kekerasan ini agar dapat lebih teliti
dalam pengukurannya.
2. Agar dapat digunakan sebagai dasar literatur untuk penelitian uji Kelistrikan
selanjutnya.
23
24