Anda di halaman 1dari 1

Kerang Mengandung Arsenik dan Sianida,

BBPOM: Stop Konsumsi


Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar Muhammad
Guntur meminta warga tidak mengkonsumsi kerang asal Kabupaten Jeneponto. Binatang laut itu
terbukti mengandung zat kimia berbahaya dan mematikan.

"Kerang itu mengandung racun arsenik dan sianida," kata Guntur kepada Tempo, Senin 5
September 2016.

Pekan lalu, sekitar 63 warga Desa Mallasoro, Kecamatan Bangkala, Jeneponto


mengalami keracunan massal. Dua di antaranya akhirnya tewas meski telah mendapat perawatan
intensif. Insiden keracunan massal ini diduga dipicu oleh kerang yang dikonsumsi warga.
Sebelumnya, warga berbondong-bondong menuju pinggir laut untuk mencari kerang.

Menurut Guntur, pihaknya menurunkan tim peneliti untuk mengetahui kandungan zat
kimia pada kerang-kerang yang dikonsumsi warga. Hasilnya, dengan proses uji cepat, dipastikan
kerang tersebut mengandung arsenik dan sianida. "Ini racun yang mematikan meski
konsentratnya kecil," ujarnya.

Menurut dia, zat arsenik dan sianida itu diduga bersumber dari pencemaran air laut.
Guntur juga mengatakan zat ini bisa juga berasal dari limbah pabrik industri. "Konsentrat
kandungan kedua zat ini belum kami ketahui. Intinya, kami melakukan uji cepat dulu untuk
mengetahui zat apa yang ada pada kerang itu," ucapnya.

Kepala Layanan Informasi dan Konsumen BBPOM Makassar Nunu Sugianti mengatakan
tim peneliti dari Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya melakukan uji pada kerang itu
tiga kali. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan dan meyakinkan bahwa zat arsenik dan
sianida yang terkandung pada kerang itu.

"Dan hasilnya tidak pernah melenceng," ujar Nunu.

Menurut dia, hasil uji cepat laboratorium BBPOM itu akan segera dikirim ke pemerintah
Kabupaten Jeneponto. Pihaknya juga masih akan mengurai berapa kadar racun sianida dan
arsenik dalam kerang itu. "Kami menguji kerang yang masih mentah dan baru dipisah dari
cangkangnya," katanya.

Anda mungkin juga menyukai