"Kerang itu mengandung racun arsenik dan sianida," kata Guntur kepada Tempo, Senin 5
September 2016.
Menurut Guntur, pihaknya menurunkan tim peneliti untuk mengetahui kandungan zat
kimia pada kerang-kerang yang dikonsumsi warga. Hasilnya, dengan proses uji cepat, dipastikan
kerang tersebut mengandung arsenik dan sianida. "Ini racun yang mematikan meski
konsentratnya kecil," ujarnya.
Menurut dia, zat arsenik dan sianida itu diduga bersumber dari pencemaran air laut.
Guntur juga mengatakan zat ini bisa juga berasal dari limbah pabrik industri. "Konsentrat
kandungan kedua zat ini belum kami ketahui. Intinya, kami melakukan uji cepat dulu untuk
mengetahui zat apa yang ada pada kerang itu," ucapnya.
Kepala Layanan Informasi dan Konsumen BBPOM Makassar Nunu Sugianti mengatakan
tim peneliti dari Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya melakukan uji pada kerang itu
tiga kali. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan dan meyakinkan bahwa zat arsenik dan
sianida yang terkandung pada kerang itu.
Menurut dia, hasil uji cepat laboratorium BBPOM itu akan segera dikirim ke pemerintah
Kabupaten Jeneponto. Pihaknya juga masih akan mengurai berapa kadar racun sianida dan
arsenik dalam kerang itu. "Kami menguji kerang yang masih mentah dan baru dipisah dari
cangkangnya," katanya.