PENDAHULUAN
Demikian juga sebaliknya, toleransi antar umat beragama adalah cara agar
kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak
dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya,
contohnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk
merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk
dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan
beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Untuk pemahaman yang lebih mendalam
terkait dengan toleransi, maka pada makalah kali ini penulis akan membahas tentang
kerukunan antar umat beragama.
B. Tujuan
1. Mengetahui konsep Hak Asasi Manusia (HAM) Versi Barat Dan Islam
2. Mengetahui Perbedaan Hukum Barat dan hukum Islam.
3. Mengetahui Konsep Persaudaraan dalam Islam dan kerukunan hidup antar
umat Beragama
C. Mafaat
1. Agar mengetahui tahu bahwa HAM versi barat dan islam itu berbeda
2. Mengerti Perbedaan Hukum barat dan hokum Islam
3. Mengethui Kerukunan hidup anatar umat beragama
D. Rumusan Masalah
Apa itu Hak Asasi Manusia versi Barat dan Islam serta perbedaan hukum
barat dan hukum islam, konsep persaudaraaan dalam islam dan kerukunan hidup
antar umat beragama
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep HAM menurut persepsi islam dan Barat adalah suatu pandangan
islam, yang menganggap manusia sebagai mahkluk Allah secara kodrati di anugerahi
hak dasar yang disebut dengan hak asasi. Dan hak asasi ini kemudian di kenal sebagai
HAM yang merupakan suatu hak dasr yang melekat pada diri manusia untuk dapat
mengembangkan diri pribadi serta peranan dan sumbangannya bagi kesejahteraan
hidup manusia.
- Hak-hak allah
- Hak-hak diri sendiri
- Hak-hak orang lain
- Dan hak-hak semua mahluk
Hukum islam adalah suatu hukum yang di dalamnya menunjukkan dua bangian
penting dan aturan-aturan perundang-undangan dalam islam yakni syariah dan fiqih.
Adapun yang di maksud dari kedua kata tersebut yaitu :
A. SYARIAH
Syariah adalah suatu makna kata yang disebut dengan jalan menuju air yang
secara sederhana bahwa setiap orang harus menempuh jalan itu untuk dapat hidup,
sebab air merupkan unsur yang sangat penting di dalam menompang kehidupan.jadi
secara analog dapat di simpulkan bahwa kehidupan ini sangat membutuhkan syariah
sebagai unsur yang sangat vital untuk dapat berjalan dengan baik. Dan secara
terminologi, bahwa istila syariah islam memiliki makna yaitu aturan undang-undang
yang di turunkan allah SWT untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya
yaitu manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam.
Sebagai mana di firman kan Allah dalam (QS. Al-Maidah: 48)
Artinya :
Sedangkan fiqih adalah suatu makna kata yang asal katanya paham atau
pengertian yaitu merupakan yang mendalami pemahaman atau uraian terhadap
syariah dan disebut ilmu fiqih, sedangkan orang yang mempelajarinya dan
mendalaminya di kenal dengan sebutan fiqih (bentuk tunggal), atau fuqaha (bentuk
jamak), istilah yang kemudian diadaptasikan ke Bahasa Indonesia sebagai ahli hukum
islam. Denga demikian fiqih merupakan pemahaman para ulama terhadap rumusan
teknis dan pelaksanaan syariah yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah dan
dikondifikasi agar mudah di pahami.
BAB II
A. HUKUM ISLAM
Hakikat dan etos hukum Islam sangat berbeda dengan konsep-konsep hukum
barat. Satu hal yang tidak dapat diragukan adalah bahwa perbedaan pertama yang
mendasar dan yang paling jelas, yaitu hukum barat pada dasarnya bersifat sekular
sedangkan hukum Islam pada dasarnya bersifat keagamaan. Hukum sipil yang
diwarisi oleh negara-negara di dunia sekarang ini bersumber pada hukum Romawi
yang merupakan hukum buatan manusia dan sewaktu-waktu dapat dirubah bila
suasana menghendaki demikian, sebagaimana ketika hukum tersebut disusun
sebelumnya. Berbeda dengan hukum Islam yang secara fundamental dianggap
sebagai hukum Tuhan yang pada pokoknya tidak dapat dirubah.
Bagi setiap muslim berlaku nilai etik terhadap semua perbuatan yang
dilakukannya yang disebut qubh (keburukan, ketidak sopanan) di satu pihak dan husn
(keindahan, kesopanan) di lain pihak. Akan tetapi nilai etik ini tidak semuanya dapat
dinilai dengan nalar manusia, bahkan dalam hubungan ini manusia sepenuhnya terikat
dengan wahyu Tuhan. Karena itu semua perbuatan manusia tercakup, menurut
klasifikasi yang secara merata diakui, dalam 5 macam kategori: wajib, sunnah ,
mubah, makruh dan haram sesuai dengan ketetapan Allah.
Beberapa pemikir Barat mengakui bahwa Islam adalah Undang-undang yang
sempurna bagi kehidupan antara lain:
1. Prof. Marison yang dengan tandas mengatakanSuatu kebenaran yang tidak dapat
dibantah lagi bahwa Isalm bukan hanya sekedar Itikad dan agama semata, tetapi
lebih dari itu. Ia adalah undang-undang kemasyarakatan yang sempurna dan
lengkap, dia adalah peradaban yang sempurna, rajutan falsafah, pendidikan dan ilmu
ilmunya.
2. Dr. Paul Islam bukanlah agama yang mengurusi urusan keakhiratan saja, lebih dari
itu ia adalah undang-undang kehidupan yang sempurna. Bahkan beliau mengatakan
bahwa Islam adalah agama yang selalu terbuka kedua daun pintunya. Ia mempunyai
pintu yang lebar untuk menerima perkembangan-perkembangan baru yang
dihasilkan oleh para generasi dalam perjalanan waktu yang panjang.
Tetapi kenyataan ini secara langsung menjurus pada perbedaan pokok yang
kedua di antara kedua sistem hukum tersebut, yakni bahwa hukum Islam jauh lebih
luas cakupannya dibandingkan dengan hukum Barat. Menurut pemikiran para ahli
hukum barat bahwasanya hukum Barat adalah hukun yang dinyatakan, atau setidak-
tidaknya dapat dinyatakan dan berlaku pada badan-badan peradilan. Sebaliknya
hukum Islam memasukkan segala perbuatan manusia dalam cakupannya karena
hukum Islam mencakup segala lapangan hukum baik hukum publik, hukum privat,
hukum nasional dan hukum internasional sekaligus.
Hukum Islam itu secara tepat dapat dilukiskan sebagai: ajaran (doktrin) tentang
tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban setiap muslim.
3. Menurut Austin materi ilmu hukum adalah hukum positif: hukum yang ditetapkan
oleh para politisi yang berkuasa terhadap rakyat yang mereka kuasai. Sedangkan
menurut Hans Kelsen hukum sebagai sistem atau hirarki norma-norma yang
memperkirakan secara dini apa yang terjadi pada saat dan situasi tertentu yang
semuanya terikat dengan norma pokok dalam konstitusi pertama negara yang
bersangkutan.
B. HUKUM BARAT
Barat sejatinya adalah peradaban. Dan matrik setiap peradaban adalah world
view, cara pandang terhadap segala sesuatu (Peter Berger), agama atau kepercayaan
(S Huntington). Dalam world view ini terdapat konsep-konsep penting yang
membentuk sebuah framework berpikir. Setiap peradaban memiliki world view
sendiri-sendiri.
Fukuyama mengakui world view Islam bertentangan dengan world view Barat
liberal. Tampaknya Al Makin tidak sadar bahwa Barat melihat Islam sebagai world
view. Karena itu ia melakukan simplifikasi terhadap makna Islam dan
Welstanschaung (world view).
Ekstremnya, pembaruan Islam itu tidak juga akomodatif, tapi lebih cenderung
konsumtif. Terlalu banyak mengonsumsi ide-ide luar, terlalu sedikit menggali ide-ide
dari dalam khazanah pemikiran Islam. Memang benar Islam tidak steril dari anasir
asing. Tapi perlu dicatat bahwa Islam bangun dengan tradisi intelektualnya sendiri,
sebelum 'meminjam' konsep-konsep asing. "Tidak ada peradaban yang bebas dari
proses pinjam meminjam dari peradaban asing", kata Prof Alparslan Acikgence pakar
pemikiran Islam asal Turki. Tapi ingat, lanjutnya, peradaban yang dihegemoni oleh
konsep-konsep asing lama kelamaan akan mati.
1. Prof. Marison yang dengan tandas mengatakanSuatu kebenaran yang tidak dapat
dibantah lagi bahwa Isalm bukan hanya sekedar Itikad dan agama semata, tetapi
lebih dari itu. Ia adalah undang-undang kemasyarakatan yang sempurna dan lengkap,
dia adalah peradaban yang sempurna, rajutan falsafah, pendidikan dan ilmu ilmunya.
2. Dr. Paul Islam bukanlah agama yang mengurusi urusan keakhiratan saja, lebih dari
itu ia adalah undang-undang kehidupan yang sempurna. Bahkan beliau mengatakan
bahwa Islam adalah agama yang selalu terbuka kedua daun pintunya. Ia mempunyai
pintu yang lebar untuk menerima perkembangan-perkembangan baru yang dihasilkan
oleh para generasi dalam perjalanan waktu yang panjang
Islam adalah satu-satu agama yang dengan ajaran-ajarannya yang luhur mampu
menghalangi kecendrungan massa kepada kefasikan dan kedurhakaan.
BAB III
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing
untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik
haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama tidak
mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak
keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa
kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-
unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai agama
itu sendiri.
Di masa lampau, kita berusaha menutup diri dari tradisi agama lain dan
menganggap agama selain agama kita sebagai lawan yang sesat serta penuh
kecurigaan terhadap berbagai aktivitas agama lain, maka sekarang kita lebih
mengedepankan sikap keterbukaan dan saling menghargai satu sama lain.
B. Kendala-kendala dalam mencapai kerukunan antar umat beragama
1. Rendahnya Sikap Toleransi
Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi
antar agama sekarang ini, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap
toleransi malas-malasan (lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P. Knitter.
Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect
encounter) antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif.
Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-
masalah keimanan.
Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena baik
pihak yang berbeda keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain.
2. Kepentingan Politik
Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai
kendala dalam mncapai tujuan sebuah kerukunan antar umat beragama
khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting di antara faktor-faktor
lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun dengan bersusah
payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan
demikian kita pun hampir memetik buahnya.
3. Sikap Fanatisme
Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan
berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang
pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan
fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang menekankan praktik
keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya
diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Mereka masih
berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dapat
menjamin keselamatan menusia. Jika orang ingin selamat, ia harus memeluk
Islam. Segala perbuatan orang-orang non-Muslim, menurut perspektif aliran ini,
tidak dapat diterima di sisi Allah.
Dari uraian diatas, sangat jelas sekali bahwa ketiga faktor tersebut
adalah akar dari permasalahan yang menyebabkan konflik sekejap maupun
berkepanjangan.
BAB IV
Menurut M Quraisy Shihab, berdasarkan ayat-ayat yang ada dalam Al-Quran, ada
empat macam bentuk persaudaraan :
B. Memelihara Silaturahmi.
Silaturahmi secara bahasa berasal dari dua kata, yakni silah (hubungan) dan Rahim
(Rahim perempuan) yang mempunyai arti Hubungan nasab, kata al-Arham (rahim)
diartikan sebagai Silaturahmi.[2] Namun pada hakikatnya silaturahmi bukanlah
sekedar hubungan nasab, namun lebih jauh dari itu hubungan
sesama muslim. merupakan bagian dari silaturrahmi.
1. Keutamaan Silaturrahim
: :
( ) .
Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata : bersabda rasulullah saw. : Barang siapa yang
ingin di luaskan rizqinya dan di panjangkan umurnya maka hendaknya ia
menyambung silaturahmi. ( H.R Bukhari)
Hadits yang agung ini memberikan salah satu gambaran tentang keutamaan
silaturahmi. Yaitu dipanjangkan umur pelakunya dan dilapangkan rizkinya.
) :
:
(
Dari Jubair bin Muthim ra. Ia berkata : bersabda Rasulullah saw. : Tidak
akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan. (Mutafaqun alaih)
:
) , ,
,
(
Dari Abu Ayub ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. Bersabda : tidak di
halalkan bagi seorang muslim memusuhi saudaranya lebih dari tiga hari, sehingga
jika bertemu saling berpaling muka, dan sebaik-baik keduanya adalah yang
mendahului memberi salam. (Mutafaqqun alaih)
Islam menganjurkan untuk menyambung hubungan dan bersatu serta mengharamkan
pemutusan hubungan, saling menjauhi, dan semua perkara yang menyebabkan
lahirnya perpecahan.
Karenanya Islam menganjurkan untuk menyambung silaturahim dan
memperingatkan agar jangan sampai ada seorang muslim yang memutuskannya. Dan
Nabi shalllallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa bukanlah dikatakan
menyambung silaturahmi ketika seorang membalas kebaikan orang yang berbuat
kebaikan kepadanya, yakni menyambung hubungan dengan orang yang senang
kepadanya. Akan tetapi yang menjadi hakikat menyambung silaturahmi adalah ketika
dia membalas kebaikan orang yang berbuat jelek kepadanya atau menyambung
hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan dengannya.
1. Segala amalnya tidak berguna dan tidak berpahala. Walaupun kita telah
beribadah dengan penuh keikhlasan, siang dan malam, tetapi bila kita masih memutus
tali silaturahim dan menyakiti hati orang-orang Islam yang lain, maka amalannya
tidak ada artinya di sisi Allah SWT.
2. Amalan shalatnya tidak berpahala. Sabda Rasulullah SAW : "Terdapat 5 (lima)
macam orang yang shalatnya tidak berpahala, yaitu : isteri yang dimurkai suami
karena menjengkelkannya, budak yang melarikan diri, orang yang mendemdam
saudaranya melebihi 3 hari, peminum khamar dan imam shalat yang tidak disenangi
makmumnya."
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Konsep HAM menurut persepsi islam dan Barat adalah suatu pandangan
islam, yang menganggap manusia sebagai mahkluk Allah secara kodrati di anugerahi
hak dasar yang disebut dengan hak asasi. Dan hak asasi ini kemudian di kenal sebagai
HAM yang merupakan suatu hak dasr yang melekat pada diri manusia untuk dapat
mengembangkan diri pribadi serta peranan dan sumbangannya bagi kesejahteraan
hidup manusia.
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika
semua golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-
masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama
yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat
beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli
atas hak keberagaman dan perasaan orang lain.
Salah satu landasan utama yang mampu menjadikan umat bersatu atau
bersaudara ialah persamaan kepercayaan atau akidah. Ini telah dibuktikan oleh bangsa
Arab yang sebelum Islam selalu berperang dan bercerai-berai tetapi setelah mereka
menganut agama Islam dan memiliki pandangan yang sama baik lahir maupun batin,
merka dapat bersatu.
DAFTAR PUSTAKA
http:// www.scribd.com
http:// www.desihanara.co.id
Wahyuddin, dkk (2009). Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta;
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.