Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan oleh Allah SWT dalam
tugasnya manusia jugalah sebagai khalifah dimuka bumi. Pada dasarnya manusia
atau masyarakat pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat
diketahui dengan cara membandingkan keadaan masyarakat pada masa atau
periode tertentu dengan keadaan masyarakat pada masa lampau (masa
sebelumnya). Perubahan yang terjadi pada masyarakat pada dasarnya adalah
proses terus-menerus, karena masyarakat bersifat dinamis. Di dalam masyarakat
satu dengan masyarakat lainnya perubahan tidak terjadi secara bersamaan, karena
setiap masyarakat ada yang mengalami perubahan secara cepat dan lambat,
karena disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi.
Perubahan sosial dapat disimpulkan bahwa perubahan-perubahan yang
terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur
pada masyarakat, ataupun perubahan karena terjadinya perubahan dari faktor
lingkungan, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, maupun
karena berubahnya sistem hubungan sosial.

Awalnya orang Indonesia memiliki kepercayaan Animisme dan Dinamisme,


kemudian mulai percaya dengan agama Hindhu-Budha, hingga pada akhirnya
mengenal agama Kristen dan Islam. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia juga
mengalami garis besar evolusi universal sesuai dengan apa yang dikatan dalam
teori H. Spencer.
Dimulai dari Animisme yang merupakan kepercayaan dimana orang-orang
percaya kepda roh-roh nenek moyang dan Dinamisme yang merupakan
kepercayaan bahwa didalam benda-benda terdapat kekuatan ataupun roh-roh
gaib. Bangsa Indonesia kemudian mengenal agama Hindhu-Budha yang
melakukan sinkretisme dengan kepercaayaan animism dan dinamisme dimana
bangsa Indonesia diajarkan untuk mengenal dewa-dewa. Dalam hal ini, bangsa
Indonesia naik tingkat dari menyembah nenek moyang beralih ke dewa-dewa.
Dan datanglah Nasrani yang dibawa oleh penjajah asal Eropa yang mulai
menyembah Tuhan, kemudian Islam yang dibawa oleh para pedagang bangsa
Gujarat.
Selain itu, teori evolusi keluarga JJ. Bachofen jika dianalisis juga diterapkan
dalam kebudayaan di Indonesia terhadap aneka warna manusia. Ada empat
tingkat evolusi yang dialami warga manusia, yaitu promiskuitas, matriarchate,
patriarchate, dan parental. Seperti contoh dalam masyarakat Minang, dimana
dalam pengambilan garis pengambilan keturunan diambi dari garis keturunan Ibu
atau wanita yang disebut matriarchate.
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan
tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan
revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur
kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif
cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak
direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam
tubuh masyarakat yang bersangkutan.
Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara
sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu,
antara lain adalah:
Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam
masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu
keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
Adanya seorang pimpinan atau sekelompok orang yang dianggap mampu
memimpin masyarakat tersebut.
Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk
kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk
dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.
Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat.
Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh
masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya
perumusan sesuatu ideologi tersebut.
Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan
dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila
momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi apat
gagal.

I. 2 Rumusan Masalah

Anda mungkin juga menyukai