Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yangtidak
terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuhyang lain.
Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macamsesuai dengan
jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB),
karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM).Karsinomasel basal dan karsinoma sel
skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma.
Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar
UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit.Angka
kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering
terpajan sinar matahari.
Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika Serikat,dengan
perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara beberapa jenis kanker di
Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian
yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit pada tahun 2008 diperkirakan
dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 80% dari semua kanker kulit non
malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit
non malenoma, namun lebih bermakna karena kemampuan metastasinya.
Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas tentang kanker
kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran perawat dalam kasus kanker kulit.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran mahasiswa dalam
memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit serta prenatal ksanaannya. Tujuan khusus dari
pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami defenisi, etiologi, manifestasi klinis, klassifikasi,
penatalaksanaan medis dan keperawatan serta asuhan keperawatan kanker kulit.
Setelah pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada
anak dengan HIV

C. Rumusan Masalah
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis membatasi masalah pada:
1. Apa yang dimaksud dengan kanker kulit?
2. Apa etiologi dari kanker kulit?
3. Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit?
4. Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya?
5. Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan tumbuh
secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk
menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali.
Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita
terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang sering terjadi
seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar matahari, seperti wajah,tangan
dan tungkai bawah (Mangan,2005).

B. Anatomi dan Fisiologi


Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan
tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga,lubang-lubang masuk.
Lapisan Kulit :

1. Epidermis, terdiri dari lapisan :

a. Stratum Korneum : selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati,
dan mengandung zat keratin
b. Stratum Iusidum : selnya pipih, sel-selnya sudah banyak yang kehilangan inti, dan butir-
butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus pandang. Lapisan ini hanya terdapat pada
telapak tangan dan telapak kaki.
c. Stratum Granulosum : terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan, sel-sel tersebut terdapat
hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit
d. Stratum Spinosum / Stratum akantosum merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat
mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan.
e. Stratum Basal / Stratum Germinativum : sel-selnya terletak dibagian basal, stratum
germinativum menggantikan sel-sel yang diatasnya dan merupakan sel-sel induk,
bentuknya silindris dengan inti lonjong yang didalamnya terdapat butir-butir yang halus
yang disebut melanin.

2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh membran
basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis.
3. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan
serabut-serabut jaringan ikat dermis.
Pelengkap Kulit
1. Rambut yang terdiri dari :
a. Rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot
b. Rambut pendek di lubang hidung, lian telinga dan alis
c. Rambut bulu lanugo diseluruh tubuh
d. Rambut seksual di pubis dan aksila
Warna kulit dipengaruhi oleh pembuluh darah pada kulit, banyak sedikitnya lemak, dan
pigmen kulit ( melanin )
2. Kuku
Kuku adalah sel epidermis kulit-kulit yang telah berubah tertanam dalam palung kuku menurut
garis lekukan pada garis kulit. Kuku terdiri dari dari ujung kuku atas ujung batas, badan kuku
yang merupakan bagian yang besar, akar kuku
3. Kelenjar kulit
Ada 2 kelenjar yang terdapat pada kulit, yaitu kelenjar keringat menghasilkan kelenjar
sudorivera, dan kelenjar tulang menghasilkan kelenjar sebacea.
Fungsi Kulit :
1) Melindungi tubuh terhadap luka, mekanis, kimia, dan termis, karena epitelnya dengan bantuan
sekret kelenjar memberikan perlindungan terhadap kulit
2) Perlindungan terhadap mikroorganisme patogen
3) Mempertahankan suhu tubuh dengan pertolongan sirkulasi darah
4) Mengetur keseimbangan cairan melalui sirkulasi kelenjar
5) Alat indra melalui persarafan sensorik dan tekanan temperatur dan nyeri
6) Sebagai alat rangsangan rasa yang datang dari luar yang dibawa oleh saraf sensorik dan
motorik ke otak

C. Etiologi

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor resiko
yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber
yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan
pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang yang
memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih
lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar
matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki
kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan
risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang
biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir
seluruh orang sejak lahir. Namun dengan bantuan zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel
dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg
Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit
diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika
ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit
pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.
D. Patofiologi
Kanker kulit atau skin cancer berawal dari tumor jinak ( tahi lalat, kista dll ) dan tumor ganas
( kanker ). Diantaranya ada keadaan yang disebut prakanker, yaitu penyakit kulit yang dapat
berubah menjadi ganas atau kanker kulit. Misalnya kemerahan karena terkena arsen atau matahari,
jaringan parut menahun, beberapa jenis benjolan yang membesar perlahan, penyakit kulit karena
penyinaran, beberapa jenis tahi lalat, bercak keputihan dirongga mulut atau lidah dan kemaluan,
tahi lalat besar yang sudah ada sejak lahir dan lain-lain. Disamping itu terdapat juga keadaan yang
disebut genodermatosis, yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang
dihubungkan dengan keganasan. Contohnya penyakit xeroderma pigmentosum. Biasanya, sel kulit
di dalam epidermis membahagi dengan teratur dan terkawal.
Sel baru lazimnya menolak sel lama ke permukaan luar kulit di mana sel lama ini akan mati.
Proses ini dikawal oleh DNA. Kanser kulit berlaku kerana terdapat gangguan kepada proses ini di
mana sel membahagi tanpa had dan membentuk ketumbuhan besar. Keadaan-keadaan tersebut
diatas ada kaitannya dengan kanker kulit.

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
1. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak terasa
sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan
terasa keras kenyal.Kadang kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah
mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila
disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini
pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi
benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya
makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak
tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba,
tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol
diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.
(Dalimartha, 2005)

E. Klasifikasi Kanker Kulit


Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna dan non
malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel basal (KSB)
dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
1. Non malenoma maligna
1) Karsinoma sel basal (KSB)
a. Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari
lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami
penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan
menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker
kulit yang paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah) dan leher. Meskipun
jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali,
2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu abu mengkilat, meninggi di
atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin
membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus
(Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu:
a) Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi
tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan
tepi kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara,
berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara
perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi
dan keras.
b) Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini
berwarna coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat
menyerupai melanoma.
c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang
cekung, berwarna putih kekuningan
d) Tipe Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak
transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler
dengan tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.
e) Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang
tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler dengan
warna yang bervariasi.

2) Karsinoma sel skuamosa


a. Defnisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya
(Brunner and Suddarth, 2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive dengan
mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan 75%
kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang
terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian
tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas,
sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas
bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan (Marwali,
2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang
tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras
dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna
kekuningan. Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat
berupa :
a) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus
dengan tepi yang berbatas kurang jelas
b) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak
rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah atau
berdarah dan berbau.
c) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan.
Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke kelnjar
limfe regional atau ke organ-organ dalam.
d) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan invasi
yang cepat dan terjadi metastasi.
2. Melanoma maligna
a. Definisi Melanoma Maligna
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel
pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan)
(Brunner and Suddarth, 2002)..
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal
dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu
yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar
melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).
Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran
berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
b. Manifestasi klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis
melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau
adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:
1. Perubahan dalam warna
2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
3. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan
dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah
terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang
mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus
juga lebih curiga.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi
lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:
A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.
C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan
sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
D = Diameternya lebih besar dari 6 mm (Marwali, 2000).

c. Klasifikasi melanoma maligna


a) Melanoma superfisial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan merupakan
bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan serta
ektremitas bawah.
b) Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat pada
daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan dorsal tangan,kepala dan leher pada orang
yang berusia lanjut.
c) Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai blueberry
dengan permukaan yang relatife licin seta berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma
noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan
vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.
d) Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah yang
terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini
sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa yang
berkulit gelap.
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma maligna dalam 5
stadium yaitu:
1. Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)
2. Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
3. Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4. Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
5. Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan
6. Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan kromatin
kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada
dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam
stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
1. Stadium I
Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar
limfe regional.
2. Stadium II
Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
3. Stadium III
Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh. (Marwali, 2000).
d. Pengobatan melanoma maligna
Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan
secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi
penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk
pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit, alkaloid
tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan
secara nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.

Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:


1. Stadium Klinik I Melanoma Maligna.
Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara
pengobatan melanoma maligna yang terbaik.
2. Stadium Klinik II Melanoma Maligna
Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.
3. Stadium Klinik III Melanoma Maligna
a. Kemoterapeutik sistemik
Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil Triazeno
Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau dikombinasi dengan
obat kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC terjadi pada 20-
25% penderita. Kemoterapeutik sistemik yang direkomendasikan adalah:

DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4 minggu.Nitrosourea:
200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6 minggu.Atau kombinasi DTIC dan
nitrosourea
b. Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk pengobatan
melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke kulit.Diberikan secara intralesi dan
memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak menentu, tergantung pada
sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan imunoterapi adoptif, dengan
memakai leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari kanker pasien, kemudian sel itu
diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk sel pembunuh yang mengaktifkan
limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK diinfuskan kembali bersama pemberian
interleukin-2.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium test.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat
merubah komposisi atau status hematologi
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara
eksisimengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi.
Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat dengan
aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen
biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan
bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
3. Pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan
adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT-
scan.

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya
untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling
melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3
mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm ditangani melalui
pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan
akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang
dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm
b. Kemoterapi
kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical, dimana
agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5
flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi
melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan
kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan
efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase
dini. Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas
c. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi
terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi
vaksin, injeksi bacterium yang diketahui sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan
penggunaan interferon, interleukin, dan antibiotic monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari
melanoma yang diradiasi dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan
mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi
stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-
pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodul-
nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
d. Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energy sinar X
dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau
membunuh sel-sel melanoma

Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi kedalaman),
sifat-sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak adanya kelenjar limfe yang mengalami
metastase, tindakannya adalah :
1) Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor
2) Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang
malignan
3) Bedah elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan
menggunakan energy listrik
4) Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara de freezing (alat jarum
termokopel). Dilakukan setelah kemoterapi
5) Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan
daerah didekat struktur yang vital

2. Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah :
1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian analgetik tepat
3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.

H. Pencegahan
Pencegahan merupakan langkah yang baik untuk menghindari terjadinya kanker kulit, langkah
pencegahan yang dapat ditempuh :
1. Hindari cahaya matahari yang mengandungi sinar ultraungu yang berbahaya terhadap kulit
anda antara pukul 9.00 pagi hingga 4.00 petang.
2. Pakai topi, kaca mata hitam, dan baju yang melindungi kulit ketika berada di tengah panas
matahari
3. Gunakan pelindung cahaya matahari yang mempunyai faktor pelindung sebanyak 15 atau
lebih sebelum terdedah kepada cahaya matahari.

I. Prognosis
Prognosis bergantung kepada jenis kanser kulit, tahap invasi, dan jumlah sel imun. Prognosis
adalah paling baik untuk kanser sel basal diikuti dengan kanser sel skuamos dan akhirnya
melanoma. Kanser yang merebak dengan cepat dan banyak memberi prognosis yang tidak baik.
Lebih banyak sel imun, lebih baik prognosisnya.
1. Kanker sel Basal
Pengobatan pada KSB primer biasanya memberikan angka kesembuhan sekitar 95%;
sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%. Dijumpai angka kekambuhan 5 tahun pada metode
kuretase dan elektrodesikasi sebesar 7,7%; bedah mosh 1%. (Graham, R. 2005)
2. Kanker sel Skuamosa
Prognosisnya sangat bervariasi, tergantung pada banyak factor diantaranya lokasi, ukuran
tumor, dan tingkat diferensiasi sel-sel, serta kedalaman perluasannya. Lesi-lesi kecil yang
timbul dari kulit yang rusak secara klinik mudah disembuhkan, sedangkan lesi pada bibir
mudah metastasis dan mempunyai prognosis yang jelek. (dr. Ririn Hariani MS, 2006)
3. Melanoma Maligna
Prognosis melanoma maligna sangat bervariasi. Ditentukan oleh beberapa factor, yaitu :
1. Sifat Tumor
2. Stadium klinis
3. Lokasi metastasis
4. Faktor penderita
Bila tumor kurang dari 1,5 mm pada waktu dilakukan eksisi pertama, maka kemungkinan
bertahan selama 5 tahun sekitar 90%; bila kedalaman lebih dari 3,5 mm, maka angka tersebut
akan turun sampai 40% atau kurang. (Graham, R. 200

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari ; adanya factor
factor yang mempengaruhi tidur, keterbatasan partipasi dalam hobi, latihan, pekerjaan atau
profesi denganpemajanan karsinogen lingkungan , tingkat stress tinggi.
2. Sirkulasi
Perubahan pada tekanan darah.
3. Integritas ego
Masalah tentang perubahan penampilan Menyangkal diagnosis , perasan tidak berdaya,
putus asa , tidak mampu, tidak bermakna dan depresi.
4. Eliminasi
Perubahan pada pola defekasi, Perubahan eliminasi urinarius
5. Makanan / cairan
Kebiasaan diet buruk misal : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan pengawet.
Anoreksia , intoleransi makanan, Penurunan pada berat badan.
6. Nyeri / kenyamanan
Ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya : ketidak nyamanan ringan sampai nyeri berat.
7. Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen., Pemajanan matahari lama / berlebihan.
8. Seksualitas
Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan.
9. Interaksi social
10. Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung.
11.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit b/d kanker kulit
2. Nyeri b/d metastase kanker pada kulit
3. Ansietas b/d ancaman kematian
4. Gangguan citra diri b/d penampilan diri
5. Kurang pengetahuan b/d kondisi, prognosis dan pengobatan.

C. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1 : Kerusakan integritas kulit b/d kanker kulit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dapat mengatasi kerusakan pada daerah kulit
disekitarnya.
Kriteria hasil : Tidak terdapat lesi pada daerah kulit disekitarnya.
Intervensi :
- Kaji kulit , warna, turgor dan perubahan kulit
- Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker.
- Berikan pasien tindakan kenyamanan dengan mengubah posisi sesering mungkin
Evaluasi :
- Adanya efek kemerahan
- Pasien diberikan posisi miring kanan dan miring kiri sesering mungki

Diagnosa 2 : Nyeri b/d metastase kanker kulit.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat beradaptasi dengan
nyerinya.
Kritera hasil : Nyeri dapat dimaksimalkan dan dikontrol , dapat mendemonstrasikan teknik
relaksasi dengan benar.
Intervensi :

- Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri


- Evaluasi terapi tertuntu pembedahan dan kemoterapi.
- Evaluasi tanda- tanda vital, perhatikan perubahan perilaku.
- Berikan tindakan kenyamanan pada pasien dengan teknik relaksasi.
- Berikan analgesik sesuai indikasi.
Evaluasi :
- Nyeri dapat dikontrol dan dapat diatasi
- Pasien mampu mengungkapkan apabila timbul rasa nyeri
- Pasien diberi posisi relaksasi

Diagnosa 3: Ansietas b/d ancaman kematian.


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ansietas berkurang atau terkontrol.
Kritera hasil : menunjukan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut , tampak
rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi :
- Tinjau ulang pengalaman pasien sebelumnya dengan kanker
- Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
- Pertahankan kontak sering dengan pasien
- Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau
menolak untuk bicara.
- Anjurkan kepada keluarga untuk selalu memberi motivasi
Evaluasi
- Mampu mengungkapkan akan perasaan ansietas pada keluarga dan perawat
- Terlihat rileks atau dapat tidur atau istirahat dengan benar dan cukup.
Diagnosa 4: Gangguan citra tubuh b/d penampilan diri
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat berinteraksi
Kritera hasil : mengungkapakan pemahaman tentang perubahan tubuh dan penerimaan diri dalam
situasi, mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah
secara efektif.
Intervensi :
- Kaji makna kehilangan / perubahan pada pasien
- Diskusikan dengan pasien dan keluarga pasien tentang pengobatan yang mempengaruhi
kehidupan pasien.
- Kaji ulang efek samping yang diantisipasi berkenan dengan pengobatan tertentu.
- Dorong pasien untuk diskusi tentang pecahkan masalah efek kanker dan pengobatan pada
pasien .
Evaluasi :
- Pasien mampu menerima perubahan yang terjadi
- Pasien dapat mengembangkan koping yang baik terhadap perawat dan keluarga

Diagnosa 5 : Kurang pengetahuan b/d kondisi, prognosis, pengobatn.


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien bertambah.
Kritera hasil : Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan mengungkapkan informasi
akurat tentang diagnosa dan aturan pengobatan.
Intervensi :
- Tinjau ulang dengan pasien/ keluarga pasien pemahaman alternative pengobatan
- Kaji persepsi pasien tentang kanker dan pengobatan.
- Berikan informasi yang jelas dan akurat dalam cara yang tepat.
- Berikan pedoman antisipasi pada pasien dan keluarga pasien mengenai lama terapi dan
kemungkinan efek samping.
Evaluasi :
- Mampu memahami tentang pengobatan dan efek samping
- Perawat memberikan informasi tentang pengobatan dan prognosis secara akurat

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak
terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Jenis-jenis kanker kulit ialah :
a. Kanker sel Basal
b. Kanker sel Skuamosa
c. Melanoma maligna
Penyebab terjadinya kanker kulit ada dua, yaitu penyebab dari dalam tubuh maupun dari luar
tubuh.
Sel baru lazimnya menolak sel lama ke permukaan luar kulit di mana sel lama ini akan mati.
Proses ini dikawal oleh DNA. Kanser kulit berlaku kerana terdapat gangguan kepada proses ini di
mana sel membahagi tanpa had dan membentuk ketumbuhan besar. Keadaan-keadaan tersebut
diatas ada kaitannya dengan kanker kulit.
Biopsi dapat menentukan:
a. Jenis sel kanker yang dihidapi
b. Tahap kanker
c. Tingkat keganasan kanker ( grading )
Penatalaksanaan atau pengobatan yang dapat dilakukan terhadap penyakit kanker kulit :
a. Kuretase dan Elektrodesikasi
b. Bedah Eksisi
c. Radioterapi
d. Bedah Beku
e. Bedah Mikrofagik Mohs
f. Terapi Laser
g. Kemoterapi
Menghindari faktor cahaya matahari merupakan langkah yang paling efektif untuk menghindari
terkenanya penyakit kanker kulit
Prognosis bergantung kepada jenis kanser kulit, tahap invasi, dan jumlah sel imun. Prognosis
adalah paling baik untuk kanser sel basal diikuti dengan kanser sel skuamosa dan akhirnya
melanoma.
Pengakajian yang dilakukan meliputi berbagai sistem seperti :
a. Aktivitas/ istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
d. Makanan/cairan
e. Hygiene
f. Keamanan
g. Interaksi social
Diagnosa keperawatan pada klien dengan penyakit kanker kulit :
a. Kerusakan integritas kulit b/d kanker kulit
b. Nyeri b/d metastase kanker pada kulit
c. Ansietas b/d ancaman kematian
d. Gangguan citra diri b/d penampilan diri
e. Kurang pengetahuan b/d kondisi, prognosis dan pengobatan.

Perencanaan yang dapat dilakukan dapat sesuai dengan kondisi yang ada pada klien sesuai dengan
teoritis.

Evaluasi yang diharapkan dari proses keperawatan pada klien dengan penyakit kanker kulit :

- Adanya efek kemerahan


- Pasien diberikan posisi miring kanan dan miring kiri sesering mungkin
- Nyeri dapat dikontrol dan dapat diatasi
- Pasien mampu mengungkapkan apabila timbul rasa nyeri
- Pasien diberi posisi relaksasi
- Mampu mengungkapkan akan perasaan ansietas pada keluarga dan perawat
- Terlihat rileks atau dapat tidur atau istirahat dengan benar dan cukup.
- Pasien mampu menerima perubahan yang terjadi
- Pasien dapat mengembangkan koping yang baik terhadap perawat dan keluarga
- Mampu memahami tentang pengobatan dan efek samping
- Perawat memberikan informasi tentang pengobatan dan prognosis secara akurat.
B. Saran
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan hendaknya perawat memperhatikan tahapan-tahapan
dalam proses keperawatan.
2. Pengkajian yang dilakukan kepada klien hendaknya lebih komprehensif sehingga diketahui
permasalahan-permasalahan yang dialami klien.
3. Perencanaan yang dibuat harus sesuai dengan permasalahan yang muncul dan kebutuhan klien.
4. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan perlu meningkatkan kemampuan dalam
pelaksanaan proses keperawatan yang akan diberikan pada klien sehingga klien puas terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan.
5. Perawat harus mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan sebagai bukti tanggung
jawab dan tanggung gugat klien.
6. Sinar matahari merupakan sumber utama terjangkitnya penyakit kanker kulit oleh sebab itu,
hendaknya menghindari sinar matahari pada rentang pukul 09.00 sampai pukul 16.00.

DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, dkk (1999) Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakatra :
2. Betz, Cecily L (2002) Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC Blog Riyawan | Kumpulan Artikel
Farmasi & Keperawatan Doenges,
3. Marilynn E (2001) Rencana Keperawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC Rampengan
& Laurentz (1999) Ilmu Penyakit Tropik pada Anak. Jakarta : EGC
4. Wartono, JH (1999) AIDS Dikenal Untuk Dihindari. Jakarta : Lembaga Pengembangan
Informasi Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas dengan rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan dengan Gangguan sitem

integument (Tumor Keganasan dan Maligna )

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik di masa kini ataupun masa yang

akan datang bagi pembaca umumnya dan tenaga kesehatan khususnya.

Cirebon, November 2016

Anda mungkin juga menyukai