Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF

LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL WENING WARDOYO UNGARAN

*Desilia Puspita
**Eko Susilo,S.kep.,Ns.,M.Kep ***Faridah Aini, S.Kep., Ns., M.Kep.,Sp.KMB

Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Penuaan mengakibatkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimia disusunan saraf


pusat,perubahan tersebut mengakibatkan penurunan kognitif. Potensi kerja otak dapat
dimaksimalkan dengan meningkatkan kebugaran secara umum dan memberi stimulus secara
terus menerus dan terarah salah satunya dengan senam vitalisasi otak. Tujuan penelitian ini
menganalisis pengaruh senam vitalisasi otak terhadap kemampuan kognitif lansia.
Desain penelitian ini Quasi Experimental Design dengan desain eksperimen Non
Equivalent Control Group Design. Jumlah popolasi 92 dengan sampel 38 responden yang
dibagi dalam kelompok kontrol dan perlakuan. Pengambilan sample dengan purposive
sampling dan alat pengumplan data dengan kuesioner. Analisa penelitian menggunakan uji t
test Independendan t test dependent.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata- rata setelah intervensi pada kelompok
kontrol dan perlakuan adalah 17,26 dan 20,05. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai
p-value sebesar 0,018 < (0,05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh senam vitalisasi
otak terhadap kemampuan kognitif lansia. Senam vitalisasi otak dapat digunakan sebagai
terapi untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan mencegah gangguan kognitif.

Kata kunci : Senam vitalisasiotak, kemampuan kognitif, Lansia


Kepustakaan : 33 (2004-2012)

ABSTRACT

Aging results anatomical and biochemical changes in the central nervous system. The
changes result cognitive decline. The potential of the brain can be maximized by increasing general
fitness and giving stimulation continuously and purposefully such as gymnastic brain vitalization. The
purpose of this study was to analyze the influence of brain vitalization gymnastic toward the cognitive
ability of Elderlies.
This was a quasy-experimental design with non equivalent control group design. The
population in this study was 92 with the samples of 38 respondents divided into control and treatment
groups. The data sampling used purposive sampling technique and the data instrument used the
MMSE questionnaires. The data analysis used Independent t test and dependent t test.
The results of this study indicated that the average scores after the intervention in the control
and treatment groups were 17.26 and 20.05. Based on the results, the p-value of 0.018 < ( 0.05 ),
can be concluded that there was an influence of the gymnastic toward cognitive abilities of elderlies.
Brain Virtualization Gymnastics can be used as a therapy to improve cognitive abilities and prevent
cognitive impairment.

Keywords : Brain Virtualization Gymnastic, Cognitive Abilities, Elderlies

Bibliographies : 34 (2004-2012)

Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia 1


di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
PENDAHULUAN Lumbantobing (2006) mengatakan bahwa
untuk mengidentifikasi gangguan kognitif
Menua merupakan proses yang terus maupun tingkat kognitif yang terjadi pada
menerus berlanjut secara alamiah lansia maka dapat di gunakan kuesioner Mini-
Permasalahan yang sering dihadapi lansia Mental State Examination (MMSE). Tes
seiring dengan berjalannya waktu, akan terjadi MMSE terdiri dari 11 item pertanyaan yang
penurunan berbagai fungsi organ tubuh. terdiri dari orientasi, registrasi, Attensi dan
Penurunan fungsi ini disebabkan karena kalkulasi, mengingat kembali, serta bahasa.
berkurangnya jumlah sel secara anatomis Hasil ukur dalam penelitian ini kemudian
serta berkurangnya aktivitas, asupan nutrisi dikategorikan menjadi normal dengan skor 24-
yang kurang, polusi dan radikal bebas, hal 30, ringan dengan skor 19-23, sedang dengan
tersebut mengakibatkan semua organ pada skor 11-18, berat dengan skor 0-10.
proses menua akan mengalami perubahan Salah satu cara mencegah kemunduran
struktural dan fisiologis, begitu juga otak kognitif yaitu melakukan gerakan atau latihan
(Bandiyah, 2009). Otak akan mengalami fisik. Secara umum, terdapat dua macam
perubahan fungsi kognitif yaitu kesulitan di latihan yang dapat meningkatkan potensi kerja
dalam mengingat kembali, berkurangnya otak yakni meningkatkan kebugaran secara
kemampuan di dalam mengambil keputusan umum dan melakukan senam otak ( senam
dan bertindak lebih lamban. (Sarwono, 2010). vitalisasi otak).
Kondisi yang dihadapi lansia merupakan Senam vitalisasi otak adalah sebuah
Penurunan kemampuan memori atau daya produk latihan kebugaran fisik yang
ingat (demensia). Demensia akan menjadi mengkhususkan diri pada upaya
krisis kesehatan terbesar di abad ini yang mempertahankan kebugaran otak manusia dan
jumlah penderitanya terus bertambah. mencegah penurunan kognitif. Latihan ini
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian di merupakan penyelarasan fungsi gerak,
peroleh data bahwa demensia sering kali pernafasan, pusat berpikir (memori, imajinasi)
terjadi pada usia lanjut yang telah berumur (Markam, 2005)
kurang lebih 60 tahun. Demensia tersebut Gerakan-gerakan pada senam vitalisasi
dapat di bagi menjadi dua kategori, yaitu: 1) otak dapat memberikan stimulus pada otak
Demensia senilis, 2) Demensia pra senilis. yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif
Sekitar 56,8% lansia mengalami demensia (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan,
dalam bentuk demensia Alzheimer (4% di persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah
alami lansia yang telah berusia 75 tahun, 16 % dan kreativitas), menyelaraskan kemampuan
pada usia 85 tahun, dan 32% pada usia 90 braktivitas dan berpikir pada saat yang
tahun) sampai saat ini di perkirakan kurang bersamaan, meningkatkan keseimbangan dan
lebih 30 juta penduduk dunia mengalami harmonisasi antara kontrol emosi dan logika,
demensia dengan berbagai sebab (Santoso, mengoptimalkan fungsi kinerja panca indera,
2002. menjaga kelenturan dan. meningkatkan daya
Gangguan kognitif pada lansia dapat ingat (Markam 2005).
mengakibatkan lansia mengalami gangguan Banyak manfaat yang dapat diperoleh
dalam melakukan aktivitas sehari-hari (makan, dengan senam otak apabila dilakukan dengan
minum, berpakaian, BAB/BAK, dan lain rutin dan cara yang tepat. Dengan senam
sebagainya), adanya perubahan emosi dan gejala pikun pada lansia dapat dikurangi
tingkah laku. Lansia dengan gangguan kognitif sehingga lansia menjadi lebih produktif. Oleh
akan mengalami ketergantungan di dalam sebab itu, senam otak bisa menjadi salah satu
menjalankan semua aktivitasnya karena dia alternatif untuk membantu mengoptimalkan
dibantu oleh orang lain, oleh karena itu perlu fungsi otak lansia (Supardjiman, 2005)
adanya metode-metode yang dapat digunakan Berdasarkan Hasil studi pendahuluan
untuk meningkatkan kemampuan kognitif yang dilaksanakan peneliti di Unit Rehabilitasi
dengan cara meningkatkan stimulasi otak Sosial Wening Wardoyo Ungaran, di peroleh
(Bandiyah, 2009). data bahwa jumlah Lansia yang ada di Unit

2 Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia


di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Pengaruh Senam Vitalisasi Otak terhadap
sebanyak 92 orang. Pihak Unit Rehabilitasi kemampuan kognitif Lansia di Unit
Sosial Wening Wardoyo mengatakan bahwa Rehabilitasi Wening Wardoyo.
sebagian besar lansia di Unit Rehabilitasi
Sosial Wening Wardoyo Ungaran mengalami METODOLOGI PENELITIAN
penurunan kognitif. Peneliti mengajukan
kuesioner Mini-Mental State Examination Desain penelitian yang digunakan dalam
(MMSE) untuk mengukur tingkat kognitif penelitian ini adalah Quasy Eksperimental
dengan mengambil 10 lansia secara acak Design. Penelitian ini bertujuan untuk
didapatkan 5 lansia (50%) mengalami mengetahui apakah intervensi yang berupa
gangguan kognitif tingkat berat, 2 lansia (20%) Senam Vitalisasi Otak dapat berpengaruh
berada pada tingkat sedang, 2 lansia (20%) terhadap kemampuan kognitif atau tidak
berada pada tingkat ringan, dan 1 lansia (10%) menggunakan rancangan non equivalent
tidak ada gangguan kognitif. (pretest dan posttest) control group desain.
Melihat fenomena di atas maka peneliti Jumlah populasi adalah 92 orang dan
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai didapatkan sampel 38 orang.

HASIL PENELITIAN

Analisis Univariat
Kemampuan Kognitif Lansia Sebelum Diberikan Senam Vitalisasi Otak pada Kelompok Perlakuan
dan Kontrol
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kemampuan Kognitif Lansia Sebelum Diberikan Senam
Vitalisasi Otak pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang, 2015
Kemampuan Kognitif Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
Gangguan Berat 0 0,0 0 0,0
Gangguan Sedang 11 57,9 13 68,4
Gangguan Ringan 8 42,1 6 31,6
Normal 0 0,0 0 0,0
Jumlah 19 100,0 19 100,0

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui sedang sejumlah 11 lansia (57,9%). Sedangkan


bahwa sebelum diberikan senam vitalisasi pada kelompok kontrol, sebagian besar lansia
otak, pada kelompok perlakuan sebagian besar juga mengalami gangguan kognitif tingkat
lansia mengalami gangguan kognitif tingkat sedang, sejumlah 13 lansia (68,4%).

Kemampuan Kognitif Lansia Sesudah Diberikan Senam Vitalisasi Otak pada Kelompok Perlakuan
dan Kontrol
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kemampuan Kognitif Lansia Sesudah Diberikan Senam
Vitalisasi Otak pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang, 2015
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Kemampuan Kognitif
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
Gangguan Berat 0 0,0 0 0,0
Gangguan Sedang 7 36,8 12 63,2
Gangguan Ringan 10 52,6 6 31,6
Normal 2 10,5 1 5,3
Jumlah 19 100,0 19 100,0

Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia 3


di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak
bahwa sesudah diberikan senam vitalisasi otak diberikan senam, sebagian besar lansia masih
pada kelompok perlakuan sebagian besar mengalami gangguan kognitif tingkat sedang,
lansia sudah mengalami gangguan kognitif sejumlah 12 lansia (63,2%).
tingkat ringan sejumlah 10 lansia (52,6%).

Analisis Bivariat

Perbedaan Kemampuan Kognitif Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Senam Vitalisasi pada
Kelompok Perlakuan
Tabel 3.
Perbedaan Kemampuan Kognitif Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Senam Vitalisasi pada
Kelompok Perlakuan di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten
Semarang, 2015
Variabel Perlakuan n Mean SD t p-value
Kemampuan Kognitif Sebelum 19 17,11 3,510 -6,296 0,000
Sesudah 19 20,05 3,223

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000<
bahwa pada kelompok perlakuan, rata-rata (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
skor kemampuan kognitif lansia sebelum yang signifikan kemampuan kognitif lansia
diberikan senam vitalisasi otak sebesar 17,11, sebelum dan sesudah diberikan senam
kemudian meningkat menjadi 20,05 sesudah vitalisasi otak pada kelompok perlakuan di
diberikan senam vitalisasi otak. Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo
Berdasarkan uji t dependen, didapatkan Ungaran Kabupaten Semarang.
nilai t hitung sebesar -6,296 dengan p-value

Perbedaan Kemampuan Kognitif Lansia Sebelum dan Sesudah Penelitian pada Kelompok Kontrol
Tabel 4.
Perbedaan Kemampuan Kognitif Lansia Sebelum dan Sesudah Penelitian pada Kelompok
Kontrol di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang, 2015
Variabel Perlakuan n Mean SD t p-value
Kemampuan Kognitif Sebelum 19 17,00 3,109 -0,925 0,367
Sesudah 19 17,26 3,679

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui sebesar 0,367. Terlihat bahwa p-value 0,367>
bahwa pada kelompok kontrol yang tidak (0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada
diberikan senam, rata-rata skor kemampuan perbedaan yang signifikan kemampuan
kognitif lansia sebelum penelitian sebesar kognitif lansia sebelum dan sesudah penelitian
17,00, kemudian berubah menjadi 17,26 pada kelompok kontrol di Unit Rehabilitasi
sesudah penelitian. Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten
Berdasarkan uji t dependen, didapatkan Semarang.
nilai t hitung sebesar -0,925 dengan p-value

Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Kemampuan Kognitif pada Lansia


Tabel 5.
Perbedaan Kemampuan Kognitif Lansia Sesudah Diberikan Senam Vitalisasi Otak antara
Kelompok Perlakuan dengan Kelompok Kontrol di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo
Ungaran Kabupaten Semarang
Variabel Kelompok n Mean SD t p-value
Kemampuan Kognitif Perlakuan 19 20,05 3,223 2,486 0,018
Kontrol 19 17,26 3,679

4 Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia


di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa rata- Kognitif adalah proses pekerjaan pikiran yang
rata skor kemampuan kognitif lansia sesudah dengannya kita akan menjadi waspada akan objek
diberikan senam vitalisasi otak pada kelompok pikiran atau persepsi mencakup semua aspek,
perlakuan sebesar 20,05, sedangkan pada pengamatan, pemikiran, dan ingatan. Sehingga
kelompok kontrol yang tidak diberikan senam gangguan kognitif merupakan respon maladaptive
sebesar 17,26. yang ditandai oleh daya ingat terganggu,
Berdasarkan uji t independen, didapatkan disorientasi, salah persepsi, penurunan rentang
nilai t hitung =2,486 dengan p-value sebesar perhatian dan kesulitan bepikir logis. Gangguan
0,018. Oleh karena p-value 0,018< (0,05), maka kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karena
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang kemampuan pasien untuk berpikir akan
signifikan kemampuan kognitif lansia sesudah dipengaruhi oleh keadaan otak.
diberikan senam vitalisasi otak antara kelompok Kemampuan kognitif lansia di Unit
perlakuan dengan kelompok kontrol di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang memiliki nilai skor sebelum
Kabupaten Semarang. Ini juga menunjukkan perlakuan yang di kategorikan mengalami
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan senam gangguan kognitif, baik kelompok perlakuan
vitalisasi otak terhadap kemampuan kognitif maupun kelompok kontrol. Berkurangnya
lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Wening aktivitas, asupan nutrisi yang kurang, polusi dan
Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang. radikal bebas dapat mengakibatkan semua organ
pada proses menua akan mengalami perubahan
PEMBAHASAN struktural dan fisiologis. Hasil wawancara 20
lansia dari 38 lansia mengatakan jarang
Gambaran Kognitif Lansia Sebelum Diberikan melakukan aktivitas dan beberapa lansia tidak
Senam Vitalisasi Otak Pada Kelompok nafsu makan sehingga nutrisi lansia kurang
Perlakuan Dan Kontrol Di Unit Rehabilitasi tercukupi. Aktivitas merupakan salah satu faktor
Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten penyebab dari gangguan kemampuan kognitif ini.
Semarang Hal tersebut sesuai dengan teori markam
Sesuai data yang didapatkan dari responden (2005), aktivitas yang kurang dapat
gangguan kognitif yang dialami yaitu gangguan mengakibatkan otak akan melisut, percabangan
kognitif sedang dan gangguan kognitif ringan. juluran sel saraf akan rusak dan mengersang. Hal
Berdasarkan hasil kuesioner pretest pada ini mengakibatkan penurunan kemampuan
kelompok perlakuan didapatkan nilai terendah kognitif.
pada item pertanyaan nomor 10 ,11 dan 4, yaitu Gambaran Kemampuan Kognitif Lansia
sebagian besar lansia kesulitan dalam menulis Sesudah Melakukan Senam Vitalisasi Otak
(tulisan kalimat lengkap) dan kesulitan dalam pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol di Unit
menyalin gambar serta kesulitan dalam aspek Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
perhatian dan kalkulasi yaitu pengurangan dari Kabupaten Semarang
angka 100 dikurangi 7 sampai 5 tingkat (100), Berdasarkan hasil kuesioner posttest
sebagian besar lansia cenderung hanya mampu kelompok perlakuan didapatkan nilai terendah
menghitung pengurangan satu tingkat sampai dua masih pada item pertanyaan nomor 10 dan 11,
tingkat ke bawah yaitu dari 100, kemudian tetapi ada peningkatan pada item pertanyaan
pengurangan 7 angka menjadi 93, 86, dan nomor 4 (atensi dan kalkulasi), dimana lansia ada
selanjutnya lansia mengalami kesulitan untuk peningkatan dalam kalkulasi pengurangan dari
melanjutkan menghitung. Hasil pretest pada angka 100 dikurangi 7 sampai 5 tingkat (100),
kelompok kontrol didapatkan nilai terendah pada lansia mampu menghitung pengurangan satu
item pertanyaan nomor 10 dan 11 yaitu menulis tingkat sampai empat tingkat kebawah yaitu dari
kalimat (tulisan kalimat lengkap) dan kesulitan 100, kemudian pengurangan 7 angka menjadi 93,
menyalin gambar sama seperti kelompok 86 dan 79. Pada kelompok kontrol berdasarkan
perlakuan. Hal ini terjadi karena lansia sudah hasil kuesioner didapatkan nilai terendah masih
mengalami penuaan, termasuk kemunduran dalam pada item pertanyaan nomor 10 dan 11 yaitu
fungsi otak. Sesuai dengan pernyataan Pudjiastuti lansia masih kesulitan dalam merangkai kalimat
(2002) dalam Festi (2010) bahwa menurunnya lengkap dan menyalin gambar.
kemampuan kognitif lansia dikarenakan susunan Salah satu faktor yang mempengaruhi
saraf pusat pada lansia mengalami perubahan kemampuan kognitif pada lansia adalah
morfologis dan biokimia. Menurut Kumala (2003) senam/olahraga. Senam yang dapat dilakukan

Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia 5


di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
untuk meningkatkan kemampuan kognitif lansia panti juga memiliki beberapa kegiatan seperti
salah satunya adalah senam vitalisasi otak kegiatan keagamaan, senam, kegiatan harian
(Markam, 2005). Senam vitalilisasi otak adalah lainnya dan memperoleh makanan yang sudah
sebuah produk latihan kebugaran fisik yang disesuikan dengan standar gizi yang didapat dari
mengkhususkan diri pada upaya, mempertahankan panti. Makanan yang banyak mengandung asam
kebugaran otak manusia. Latihan ini merupakan amino dapat meningkatkan kinerja terbaik dari
penyelarasan fungsi gerak, pernapasan dan pusat milyaran sel otak.
berfikir (memori dan imajinasi). Gerakan-gerakan Hal ini didukung dengan penelitian yang
yang dilakukan dalam senam vitalisasi otak dilakukan oleh (Agustia, 2012) tentang hubungan
meransang kerjasama antar belahan otak. Fungsi gaya hidup dengan fungsi kognitif pada lansia.
semua bagian dan serebelum akan meningkat dan Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
kemudian akan di ikuti dengan bertambahnya yang signifikan dengan p-value= 0,000< (0,05).
aliran darah ke otak (Markam, 2005). Gaya hidup yang diteliti adalah makanan dan
Lansia yang mengalami gangguan kognitif minuman yang dikosumsi, kebiasaan merokok,
pada kelompok intervensi di berikan perlakuan olahraga dan aktivitas fisik serta kebutuhan
yaitu melakukan senam vitalisasi otak selama 30 istirahat dan tidur.
menit setiap latihan dan di lakukan 1 kali sehari Pengaruh senam vitalisasi otak terhadap
selama 1 minggu di aula Unit Rehabilitasi Sosial kemampuan kognitif pada lansia dengan
Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang. gangguan kognitif di Unit Rehabilitasi Sosial
Gerakan-gerakan pada senam vitalisasi otak dapat Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten
memberikan stimulus pada otak yang dapat Semarang
meningkatkan kemampuan kognitif Rata-rata skor kemampuan kognitif lansia
(kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, kelompok intervensi di Unit Rehabilitasi sosial
belajar, memori, pemecahan masalah dan Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang
kreatifitas), menyelaraskan kemampuan setelah diberikan senam vitalisasi otak sebesar
beraktivitas dan berfikir pada saat yang 20,05. Sedangkan rata-rata skor kemampuan
bersamaan, meningkatkan keseimbangan dan kognitif pada lansia kelompok kontrol Unit
harmonisasi antara kontrol emosi dan logika, Rehabilitasi sosial Wening Wardoyo Ungaran
mengoptimalkan fungsi kinerja panca indra, Kabupaten Semarang setelah perlakuan sebesar
menjaga kelenturan dan keseimbangan tubuh. 17,26. Ini menunjukan bahwa setelah pemberian
Hasil wawancara didapatkan bahwa lansia senam vitalisasi otak, skor kemampuan kognitif
banyak yang kurang melakukan aktivitas saat pada lansia kelompok perlakuan mengalami
mereka memasuki usia lanjut dan dulunya banyak peningkatan dibandingkan dengan kelompok
yang bekerja berat seperti pembantu rumah kontrol yang tidak diberikan perlakuan.
tangga, buruh dan pedagang. Menurut Sidiarto Hasil uji t independent di dapatkan bahwa p
(2007), pekerjaan dapat mempercepat proses value sebesar 0,018 < (=0,05), maka dapat
menua yaitu pada pekerja keras, penuaan akan disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
mengakibatkan susunan saraf mengalami pemberian senam vitalisasi otak terhadap
perubahan anatomi dan atropi yang progresif pada kemampuan kognitif lansia di Unit Rehabilitasi
serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten
koordinasi dan kemampuan dalam melakukan Semarang .
aktivitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
penurunan persepsi sensori dan respon motorik dengan cara pemberian senam vitalisasi otak pada
pada susunan saraf pusat dan penurunan reseptor lansia selama 30 menit dalam setiap senam selama
proprioseptif, hal ini terjadi karena susunan saraf satu minggu di Unit Rehabilitasi sosial Wening
pusat pada lansia mengalami perubahan Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang setelah 1
morfologis dan biokimia, perubahan tersebut minggu, kelompok perlakuan mengalami
mengakibatkan penurunan fungsi kognitif. penurunan skor gangguan kognitif. Ada beberapa
Pada kelompok kontrol di Unit Rehabilitasi skor kemampuan kognitif pada lansia antara lain
Sosial Wening Wardoyo Ungaran Kabupaten sebelum dan setelah diberikan senam vitalisasi
Semarang didapatkan rata-rata skor pretest adalah otak di Unit Rehabilitasi sosial Wening Wardoyo
17,00 dan skor posttest adalah 17,26, terlihat ada Ungaran Kabupaten Semarang .
peningkatan skor rata-rata pada kelompok kontrol Memasuki usia tua banyak mengalami
dimana ada perbaikan kemampuan kognitif kemunduran misalnya kemunduran fisik yang
lansia. Hal ini bisa disebabkan karena lansia di ditandai dengan kulit menjadi keriput karena

6 Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia


di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
berkurangnya bantalan lemak, rambut memutih, suplai darah, oksigen, dan energi yang cukup
pendengaran berkurang, penglihatan memburuk, keotak sehingga diharapkan struktur otak akan
gigi mulai ompong, aktivitas menjadi lambat, terpelihara. Sedangkan pemeliharaan fungsional
nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh yang otak sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai
lain juga mengalami kemunduran (Padila, 2013). proses belajar, diantaranya belajar gerak, belajar
Proses penuaan menimbulkan beberapa mengingat, belajar merasakan, dan lain-lain.
perubahan, meliputi perubahan fisik, mental, Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam senam
spiritual, psikososial dan kemampuan kognitif vitalisasi otak merangsang kerjasama antara
mulai menurun. belahan otak. Fungsi semua bagian dan serebelum
Pada usia lanjut banyak permasalahan yang akan meningkat yang kemudian akan diikuti
muncul salah satunya gangguan kognitif yang dengan bertambahnya aliran darah keotak.
disebabkan karena penuruna sel otak. Hal ini gerakan yang dilakukan dalam senam ini juga
dapat disebabkan karena menurunnya aktivitas lambat sehingga tidak membebani kerja jantung
pada lansia, nutrisi yang kurang serta depresi dan dapat disesuaikan dengan pernapasan.
yang di alami. Ada beberapa hal yang dapat kita Dengan napas yang lebih dalam, maka oksigen
lakukan untuk mengurangi gangguan kognitif akan terserap lebih banyak dan akan memperbaiki
lansia. Salah satunya adalah dengan melakukan fungsi otak (Markam, 2005).
kegiatan senam vitalisasi otak selama 30 menit Gerakan-gerakan pada senam vitalisasi otak
selama seminggu yang sangat efektif untuk dapat memberikan stimulus yang meningkatkan
membantu meningkatkan kemapuan kognitif kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi,
lansia. kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan
Hal ini didukung dengan penelitian yang masalah, dan kreativitas), menyelaraskan
dilakukan oleh (hidayah, 2012) tentang kemampuan beraktivitas dan berpikir pada saat
Perbedaaan kemampuan kognitif lansia sebelum yang bersamaan, meningkatkan keseimbangan
dan sesudah melakukan senam otak di desa dan harmonisasi antara kontrol emosi dan logika,
nyatnyono kecamatan ungaran barat kabupaten mengoptimalkan fungsi kinerja panca indera,
semarang. Dari hasil terdapat perbedaan fungsi menjaga kelenturan dan keseimbangan tubuh.
kognitif yang signifikan antara sebelum dan
sesudah pelaksanaan intervensi senam otak serta KESIMPULAN
ada perbedaan antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol sesudah melakukan senam otak. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Senam dilakukan 1x sehari dan dalam 1 minggu. dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Adapun gerakan yang diberikan meliputi empat ada pengaruh senam vitalisasi otak terhadap
gerakan pokok yaitu gerakan menyebrangi garis kemampuan kognitif lansia dengan nilai p-value
tengah (midline movement), gerakan sebesar 0,018 < (0,05) dimana kemampuan
meregangkan otot( lenghtening activity), gerakan kognitif sebelum intervensi pada kelompok
meningkatkan energi (energy exercises) dan perlakuan: 11 responden (57,9%) gangguan
penguatan sikap (deepening attitudes). Hal ini kognitif sedang, 8 responden (42,1%) gangguan
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh kognitif ringan. Setelah intervensi pada kelompok
( Heri, 2013) mengenai hubungan aktivitas fisik perlakuan meningkat menjadi 7 responden
dengan fungsi kognitif pada lansia di desa (56,8%) gangguan kognitif sedang, 10 responden
tanjungan kecamatan Kemilagi kabupaten (52,6%) gangguan kognitif ringan, 2 responden
mojokerto. (10,5%) normal. Diharapkan senam vitalisasi
Pemeliharaan dan peningkatan derajat sehat otak dapat membantu dalam meningkatkan
merupakan bagian dari upaya pencegahan, yang kemampuan kognitif dan dapat dijadikan sebagai
terdiri dari upaya pencegahan kepada faktor kegiatan rutin di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
lingkungan dan upaya pencegahan langsung Wardoyo.
kepada faktor manusianya. Olahraga merupakan DAFTAR PUSTAKA
bagian dari upaya pencegahan langsung terhadap [1] Arikunto. (2006).Metodologi Penelitian
faktor manusia, dan merupakan upaya Suatu Pendekatan Praktek edisi 5. Jakarta:
pemeliharaan dan pencegahan yang terpenting, Renika Cipta
termurah dan paling fungsional (fisiologis)
(Giriwijoyo dan Sidik, 2013). [2] Agustia, Shafrina. 2012. Hubungan Gaya
Secara neurologi, pemeliharaan otak. Hidup Dengan Fungsi Kognitif pada Lansia.
Pemeliharaan otak secara structural merupakan Riau: Universitas Riau

Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia 7


di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
[3] Azizah, Lilik Marifatul. (2011). [17] Lisnaini. (2012). Senam Vitalisasi Otak
Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Dapat Meningkatkan Kemampuan Kognitif
Graha Ilmu. Dewasa Muda. Jakarta: Fisioterapi
Universitas Kristen Indonesia
[4] Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan
Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha [18] Markam, Soemarmo. (2005). Latihan
Medika. Vitalisasi Otak. Jakarta: PT. Grasindo.
[5] Darmojo, Boedhi R & Martono. (2004). [19] Markam, Soemarmo. (2009). Dasar-dasar
Kriteria Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Neuropsikologi Klinis. Jakarta: Sagung Seto
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
[20] Masykur & Fathani. (2008). Mathematical
Indonesia
Intelligence Cara cerdas Melatih Otak
[6] Darmojo &Martono, H.(2010). Demografi dan Menanggulangi Kesulitan Belajar.
dan Epidemiologi Populasi Lanjut Usia. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran
[21] National Collaborating Centre for Mental
Universitas Indonesia.
Heatlh. 2007. Dementia, The British
[7] Dennison, E. (2008). Buku Panduan Lengkap Psychological Society and Gaskell, pp. 134-
Brain Gym (senam otak). Jakarta: Grasindo. 143
[8] Dinkes Provinsi Jateng. (2009). Prfil Jawa [22] Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Tengah. Diakses pada tanggal 25 Oktober Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2013 dari:
[23] Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan
http//www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/
Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC.
profil/2009/profil_2009br. Pdf
[24] Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan
[9] Gelder, B. M. et al .(2004). Physical activity
Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.
in relation to cognitif decline in elderly men.
Neurology; 63:2316-2321 [25] Sarwono S. (2010). Pengantar Psikologi
Umum, ed.1. Jakarta: Rajawali Pers
[10] Gitahafas. (2011). Kesehatan Otak Retrieved
from http://www.health.detik. com. [diakses [26] Sidiarto LD. Kusumoputro S. (2005).
padatanggal30 Oktober 2012]. Memori Anda Setelah Usia 50. Jakarta:
Universitas Indonesia
[11] Giriwijoyo, Santosa., dan Sidik, Dikdik
Zafar. (2013). Ilmu Kesehatan Olahraga. [27] Sidiarto LD. Kusumoputro S. (2006). Kiat
Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Panjang Umur dengan Gerakan dan Latihan
Otak. Jakarta: Universitas Indonesia
[12] Hemberg DM. (2006). Strategi
Meningkatkan Memori, dan Kreativitas. Alih [28] Sulianti. (2010). Pemanfaatan Moment 17
Bahasa : Sumarjinah, jakarta: PT Prestasi Agustus Sebagai Sarana Latihan Olahraga
Pustakaraya Rekreasi Terapeutik Untuk Lansia. Available
from URL:
[13] Hidayah, Nurul (2012). Perbedaan
http://www.koni.or.id/files/documents/journal
Kemampuan Kognitif Lansia Sebelum dan
/2
Sesudah Melakukan Senam Otak di Desa
Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat [29] Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kabupaten Semarang. Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
[14] Indriana, Yaniar. (2012). Gerontologi dan
Progreria. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. [30] Supardjiman, K. (2005). Senam Otak Untuk
Lansia. Jakarta: EGC.
[15] Kumala, Budi. (2003). Prinsip-prinsip
Kognitif Pembelajaran Multimedia: Peran [31] Tilarso. (2007). Latihan Fisik dan Usia Tua.
Modality dan Contiguity. Jakarta: PT. Jakarta: Majalah Cermin Dunia Kedokteran
Prestasi Pustakaraya [32] Tucker, J.S. (2006). Affective and
[16] Lumbantobing. (2006). Kecerdasan Pada Behavioural Responses to health related
Usia Lanjut dan Demensia. Jakarta: Balai social control. Healt psychology. 25(6): 715-
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas 722
Indonesia.

8 Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia


di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran
[33] Yatim, F. (2004). Pikun (Demensia), [34] Rachmah, L. A. (2009). Pendidikan Jasmani
Penyakit Alzeimer, Dan Sejenisnya. Jakarta: dan Prestasi Akademik. Tinjauan Neurosains.
Populer Obor. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia

Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia 9


di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran

Anda mungkin juga menyukai