TINJAUAN PUSTAKA
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mana penderita memerlukan pemeriksaan
medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi penderita. Instalasi Gawat
Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan playanan
darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai
dengan standar.
IGD adalah suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua
pengalaman pasien yang pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi pengaruh
yang besar bagi masyarakat tentang bagaimana gambaran Rumah Sakit itu
yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta juga kondisi-kondisi yang
penatalaksanaan pasien dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian dari
Ruang IGD, selain sebagai area klinis, IGD juga memerlukan fasilitas yang
yang ada di dalam kegiatan pelayanan kesehatan bagi pasien di IGD adalah :
(4) Area Perawat Akut (pasien yang tidak menggunakan ambulan), (5) Area
Konsultasi (untuk pasien yang menggunakan ambulan), (6) Staff work stations,
(7) Area Khusus, misalnya: Ruang wawancara untuk keluarga pasien, Ruang
Tempat Penyimpanan, Perlengkapan bersih dan kotor, Kamar mandi, Ruang Staff,
Tempat Troli Linen, (9) Tempat peralatan yang bersifat mobile Mobile X-Ray
equipment bay, (10) Ruang alat kebersihan. (11) Area tempat makanan dan minuman,
(12) Kantor Dan Area Administrasi, (13) Area diagnostic misalnya medis imaging
Ukuran Total IGD dimana total area internal IGD, tidak termasuk bangsal
pengamatan dan area internal imaging sekarang ini sebaiknya, harus sedikitnya
50 m2/1000 kehadiran tahunan atau 145 m2/1000 jumlah pasien yang masuk setahun,
ukuran yang manapun boleh dipakai tetapi lebih baik dipilih yang lebih besar. Ukuran
yang minimum suatu IGD akan lebih fungsional apabila seluas 700 m2.
Total ukuran dan jumlah area perawatan akan juga akan dipengaruhi oleh
laboratorium dan imaging medis, jumlah atau susunan kepegawaian dan struktur.
1. Work top
2.
2.2.Suction unit
Kenyamanan Bangunan
3. Stool
Suatu
4. Trolly kondisi bangunan dapat menimbulkan perasaan tertentu bagi pengguna,
(cart)
5. Surgeons
yaitu sk
rasa nyaman.
6. Linen sack
Wast
7. sack
Kenyamanan bersifat teknis: dalam hal ini ditunjukkan melalui unsur-unsur
8. Work top with sk
seperti suhu,
9. Writing pencahayaan,
surface with shelvessanitasi,
over dan suara.
10. Mobile x-rax
Kenyamanan bersifat fungsi: terasa dalam menggunakan ruang/ bangunan,
11. Anethesists trolly
12. Stand
melalui unsur efektif dan efisien dalam kaitannya dengan workflow dan room
13. Oxegen
organization.
Menurut Haryadi dan Sudibyo (1996), pengertian dari EPH adalah penilaian
kebutuhannya.
Rumah sakit merupakan sebuah fasilitas umum yang sarat dengan prasarana
pengguna sarana. Sebuah rumah sakit sangat berpengaruh dengan keadaan dan fungsi
dari prasarana dan sarananya, terlebih pada rumah sakit modern yang menggunakan
teknologi maju. Banyak manajemen rumah sakit yang kurang memperhatikan hal ini.
Seperti diketahui sebuah bangunan bukan hanya terdiri atas ruangan dan pembatas-
pembatasnya saja, tetapi berfungsi juga komponen lain yaitu komponen servis.
Komponen servis ini terdiri atas perlengkapan elektrikal dan mekanikal dan
perabotan yang jenis dan jumlah serta kualitasnya tergantung dari kegiatan yang
berlangsung di dalam rumah tersebut. Dengan demikian ada 2 faktor penting, yaitu
selalu dihadapi oleh para pengelola rumah sakit. Menurut Haryadi dan Slamet (1996)
sakit selalu berdasarkan keadaan sebenarnya saat ini, untuk mencapai kondisi yang
lebih baik di saat mendatang. Untuk mengetahui keadaan sebenarnya dari prasarana
dan sarana fisik saat ini perlu dilakukan evaluasi, yaitu evaluasi pasca huni (post
occupancy evaluation).
dalam memberikan kepuasan dan dukungan kepada pemakai, terutama nilai-nilai dan
1. Merupakan sebuah proses evaluasi bangunan dalam suatu cara yang ketat dan
kebutuhannya.
3. Tujuan adalah untuk menghasilkan bangunan yang lebih baik dikemudian hari.
a. Jangka pendek :
b. Jangka menengah :
c. Jangka Panjang
1. Indikatif EPH
sangat singkat (kurang lebih 3 jam). Biasanya evaluator sudah sangat mengenal
dengan objek evaluasinya. Perolehan data dapat diperoleh salah satunya dari
2. Investigatif EPH
menyeluruh.
Tahap Kegiatan
sekitar 20 sampai 20.000 Hz. Gelombang bunyi yang merambat dari sumbernya
melemah bila jarak dari sumbernya bertambah. Sebagian energinya akan dipantulkan,
berbahaya bagi kegiatan sehari-hari. Dengan kata lain tiap bunyi yang tidak
diinginkan oleh penerima dianggap sebagai bising. Jadi pembicaraan atau music
mengabaikan bising bila bising itu secara wajar menyertai pekerjaan, seperti mesin
ketik atau mesin di pabrik. Sumber bising dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(1) bising interior bisa dari alat-alat seperti mobil, motor, kipas angin, AC, televisi,
radio, penghisap debu, mesin bor, dan (2) outdoor, seperti bunyi air hujan, angin, air
mengalir. Bising berfrekuensi tinggi lebih mengganggu dari pada bising frekuensi
rendah. Secara umum bising bias menghasilkan gangguan yang jauh lebih besar pada
dipengaruhi oleh bising. Karena itu pemilihan lokasi yang sesuai harus
sakit lambung dan masalah peredaran darah. Bising yang sangat keras, di atas 85 dB
dapat menyebabkan kemunduran yang serius pada kondisi kesehatan seseorang pada
permanen dapat terjadi, juga penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan luka perut.
Pengaruh bising dapat menurunkan produktivitas dari pekerja. Hal ini telah
dibuktikan dalam bidang industri, produksi akan turun dan pekerja-pekerja akan
membuat lebih banyak kesalahan. Bila dipengaruhi oleh bising di atas 80 dB untuk
waktu yang lama. Sebaliknya, juga terbukti bahwa hal yang sama dapat terjadi bila
pekerja bekerja di tempat yang terlalu sunyi. Ini dibuktikan bahwa bising dalam
jumlah tertentu dapat ditolerir dan sebenarnya sejumlah bising dibutuhkan untuk
Misalnya musik latar belakang yang dipilih secara tepat dan didistribusikan dengan
dengan menggunakan penahan pintu karet. Lantai dapat ditutup dengan penutup
benturan. Selain itu petugas rumah sakit juga dilatih untuk berbicara dengan sopan
dan menghargai orang lain, seperti tidak berbicara atau tertawa keras-keras.
b. Suhu Udara
Usia sebagai bangunan dapat mencapai 50-100 tahun, karena itu penting
sekali dipikirkan mengenai pemakaian energi dalam tahap disain. Apabila kita salah
dalam mengambil keputusan dalam tahap disain, akibatnya harus ditanggung selama
gedung ini berdiri. Misalnya kalau kita lebih banyak menggunakan AC, padahal bisa
beranda. Selain kerugian dalam bentuk materi (uang) juga merusak lingkungan dan
udara, kelembaban, radiant temperature, arus udara, dan hal yang berpengaruh
Comfort Zone tidak absolut tetapi tergantung dari kultur, musim, kesehatan, lapisan
lemak seseorang, tebalnya baju pakaian, kegiatan fisik. Kalau banyak kegiatan fisik
Sakit :
udara, dan kelembaban nyaman bagi pasien dan karyawan. Untuk rumah sakit
tower-nya agar tidak menjadi perindukan bakteri legionella dan untuk AHU
(Air Handling Unit) filter udara harus dibersihkan dari debu dan bakteri atau
jamur.
2. Suplai udara dan Exhaust hendaknya digerakkan secara mekanis, dan exhaust
4. Pengambilan suplai udara dari luar, kecuali unit ruang individual, hendaknya
perlengkapan pembakaran
9. Suplai udara koridor atau buangan exhaust fan dari tiap ruang hendaknya
tidak digunakan sebagai suplai udara kecuali untuk suplai udara ke WC, toilet,
gudang.
Saringan I pasang di bagian penerimaan udara dari luar dengan efisiensi 30%
conditioning system.
12. Penghawaan ruang operasi harus dijaga agar tekanannya lebih tinggi
(air conditioner).
13. Penghawaan mekanis dengan menggunakan exhaust fan atau air conditioner
dipasang pada ketinggian minimum 2,00 meter di atas lantai atau minimum
14. Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang (indoor) 1 (satu) kali
15. Pemantauan kualitas udara ruang minimum 2 (dua) kali setahun dilakukan
dan gas)
c. Pencahayaan
Cahaya sendiri dapat dibagi dua, yaitu cahaya alam (matahari) dan cahaya
buatan (lampu). Kenyamanan dari sebuah cahaya menurut Moore (1999) ditentukan
oleh : kondisi fisiologis mata, latar belakang objek, bentuk/wujud objek yang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit bahwa tata laksana pencahayaan adalah sebagai
beikut :
1. Lingkungan rumah sakit baik dalam maupun luar ruangan harus mendapat
2. Semua ruang yang digunakan baik untuk bekerja ataupun untuk menyimpan
malam hari dan diediakan saklar dekat pintu masuk, saklar individu
ditempatkan pada titik yang mudah dijangkau dan tidak menimbulkan berisik.
cahaya perlu mempunyai suatu tenaga 30,000 lux, untuk menerangi suatu ukuran
bidang sedikitnya 150 mm dan dengan konstruksi yang sempurna. Pertimbangan lain
sebaiknya area klinis juga tetap harus diberikan pencahayaan walaupun dalam
keadaan siang karena hal ini dapat mengurangi efek disorientasi bagi para staff dan
pasien.
Beberapa standar fisika bangunan dari DEPKES maupun literature lain dapat
Kelembaban 50-60
2.4. Kepuasan
perihal (hal yang bersifat puas, senang, kelegaan dan kenyamanan). Kepuasan dapat
mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa.
hasil yang dirasakan dengan harapan tingkat kepuasan merupakan fungsi dari
perbedaan antar kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah
harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka
pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan
sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau,
komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media. Pelanggan
yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapan. Jadi
kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan
pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Upaya untuk
mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal yang mudah, Mudie dan Cottom
disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas individu karena antara
harapan dan kenyataan dalam memakai dan pelayanan yang diberikan terpenuhi.
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini adalah pasien.
Merupakan hal penting yang memengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas
merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan
memakai terus-menerus terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas
mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang
rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien
yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya. Namun upaya
strategi oleh perusahaan untuk dapat merebut pelanggan. Junaidi (2002) dalam
Permata Bunda (2006) berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk
dengan kinerja yang dirasakan konsumen atas produk tersebut. Jika kinerja produk
lebih tinggi dari harapan konsumen maka konsumen akan mengalami kepuasan.
Hal yang hampir serupa dikemukakan oleh Indarjati (2001) dalam Permata
Bunda (2006) yang menyebutkan adanya tiga macam kondisi kepuasan yang bisa
kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan
dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen pada saat mengkonsumsi produk
atau jasa. Konsumen yang mengalami kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat
individu.
Menurut Prabowo (1999) dalam Permata Bunda (2006) pasien adalah orang
kesehatan. Sedangkan menurut Aditama (2002) dalam Permata Bunda (2006) pasien
adalah mereka yang diobati di rumah sakit. Berdasarkan defenisi di atas, maka dapat
(1996), dalam setiap bisnis diupayakan untuk menciptakan kepuasan bagi internal
keuntungan berupa rekomendasi dari mulut ke mulut dan terjadi pemberian ulang
dirinya.
mengalami masing-masing jasa sesuai dengan sejauh mana harapan mereka terpenuhi
(1994), Pepard dan Rowland (1995) dalam Tjiptono (2008) antara lain :
1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product)
yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang
inti yang telah diterima sangat berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan. Wujud
pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC,
sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya. Dalam
diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh perawat
roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan. Dalam
peralatan pengobatan.
5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus
penggunaan mobil. Umumnya daya tahan mobil buatan Amerika atau Eropa lebih
terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga
purna jual, yang juga mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen
7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk fisik
mobil yang menarik, model/disain yang artistik, warna, dan sebagainya. Dalam
pelayanan kesehatan estetika merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat
sakit yang lengkap dan modern, disain arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar,
kenyamanan ruang tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk
pengetahuan pembeli akan atribut/ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli
mereka Mercedez, Roll Royce, Porche dan BMW sebagai jaminan mutu. Dalam
pelayanan kesehatan kualitas yang dipersepsikan, citra dan reputasi rumah sakit
serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang diterima pasien
terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah sakit
daripada rumah sakit lainnya dan tanggung jawab rumah sakit selama proses
penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit dalam
keadaan sehat.
Sementara itu ahli lain Moison, Walter dan White (dalam Haryanti, 2000)
bersifat fisik antara lain gedung dan dekorasi. Karakteristik produk rumah sakit
meliputi penampilan bangunan rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang
b. Harga, yang termasuk didalamnya adalah harga produk atau jasa. Harga
merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna
dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka
d. Lokasi, meliputi letak rumah sakit, letak kamar dan lingkungannya. Merupakan
salah satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih rumah sakit.
Umumnya semakin dekat rumah sakit dengan pusat perkotaan atau yang mudah
pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir,
ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini tidak
memberikan perhatian pada fasilitas rumah sakit dalam penyusunan strategi untuk
menarik konsumen.
f. Image, yaitu cara reputasi dan kepedulian rumah sakit terhadap lingkungan.
Image juga memegang peranan penting terhadap kepuasan pasien dimana pasien
memandang rumah sakit mana yang akan dibutuhkan untuk proses penyembhan.
Pasien dalam menginterpretasikan rumah sakit berawal dari cara pandang melalui
panca indera dari informasi-informasi yang didapatkan dan pengalaman baik dari
orang lain maupun diri sendiri sehingga menghasilkan anggapan yang positif
terhadap rumah sakit tersebut, meskipun dengan harga yang tinggi. Pasien akan
diinginkan pasien.
g. Disain visual, meliputi dekorasi ruangan, bangunan dan disain jalan yang tidak
rumit. Tata ruang dan dekorasi rumah sakit ikut menentukan kenyamanan suatu
rumah sakit, oleh karena itu disain dan visual harus diikutsertakan dalam
h. Suasana, meliputi keamanan, keakraban dan tata lampu. Suasana rumah sakit
yang tenang, nyaman, sejuk dan indah akan sangat mempengaruhi kepausan
pasien dalam proses penyembuhannya. Selain itu tidak hanya bagi pasien saja
yang menikmati itu akan tetapi orang lain yang berkunjung ke rumah sakit akan
sangat senang dan memberikan pendapat yang positif sehingga akan terkesan bagi
i. Komunikasi, yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan
cepat diterima oleh penyedia jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan
terhadap keluhan pasien. Misalnya adanya tombol panggilan didalam ruang rawat
inap, adanya ruang informasi yang memadai terhadap informasi yang akan
dibutuhkan pemakai jasa rumah sakit seperti keluarga pasien maupun orang yang
1. Penetapan tujuan
Langkah pertama dalam membuat suatu survei pasien adalah menentukan terlebih
dahulu tujuan dari survei tersebut. Beberapa pertanyaan yang sangat krusial,
seperti : siapa saja yang dimaksud pasien, apa yang akan dicapai melalui survei
ini, keuntungan apa yang di dapat oleh pasien dari penelitian ini, sehingga
2. Seleksi metode
Langkah kedua yaitu memilih metode pengumpulan data yang akan digunakan
pemilihan didasari oleh kelompok pasien yang dijadikan target serta informasi
yang ingin didapat sesuai kebutuhan rumah sakit. Setiap mempunyai keuntungan
kombinasi dari beberapa metode pengumpulan data. Salah satu contoh adalah
metode Focus Group Discussion (FGD). Metode ini sering digunakan untuk
menggali segala kebutuhan dari pasien atau bahkan konflik yang sering terjadi
membutuhkan keahlian khusus serta pengalaman. Salah satu contoh dari suatu
bagian yaitu :
merujuk jelas dan lengkap mengenai arah untuk menuju rumah sakit, apakah
kebutuhan anda.
g. Fakta pelayanan mengenai diri pasien ; bagian apa di rumah sakit yang telah
Disarankan agar segala informasi yang telah didapat disimpan dalam CIS
dengan pengukuran melalui Evaluasi Pasca Huni (EPH) menurut Aryadi dan Setiadi
(1995).
c. Symbolic meaning, seperti ruang tunggu yang sempit dan kursi yang tidak
Komponenkomponenlingkunganfisikbangunanadalahsebagaiberikut:
(peralatan/bahan)
Pelayanan IGD
- Suara IGD
- Kelembaban