Anda di halaman 1dari 11
Pembuatan “Marmer Tiruan” Dari Limbah Gelas ABSTRAK ETRE Cue uae PEMBUATAN UBIN MARMER TIRUAN DARI LIMBAH GELAS DAN ABU TERBANG Abdul Rachman dan RIF Wenas Balai Besar Keramik JI Akhmad Yani 382 Bandung TIp. 022-720 6221 enelitian pembuatan ubin marmer tiruan (artificial marble) dengan menggunaken limbah gelas dan abu terbang (fly ash) batubara telah dilakukan, Ubin marmer tiruan yang dihasitken mempunyai sifat : permukaan ubin yang halus, bertekstur gelas berwama dengan dasar putih. Kuat lentur rata-rata proses kering dengan umur 7 dan 28 hari adalah 64,15 kg/em* dan 70,86 kg/om’, sedangkan dengan care basah adalah 38,51 kg/cm’ dan 46,82 kg/cm’. kuat aus rata-rata dengan proses kering untuk umur 7 dan 28 hari adelah 0,0345 dan 0,0159 mm/menit, sedangkan secara basah adalah 0, 0554 dan 0,0537 mm/menit Hasil ini menunjukkan bahwa proses pembuatan marmer tiruan secara proses Kering lebih baik, walaupun secara proses baseh telah memberikan hasil yang memenuhi persyaratan sesuai SNI 03 — 0028 - 1987. Kata kunci :limbah gelas, abu terbang, marmer tiruan CSc he research on making the artificial marble using glass Hf waste and fy ash of coal has been conducted. The tile produced fram atificial marble has some characteristics as follows: the tile's surface is smooth, coloured glass texture with white background. The average bending strength after ary, processing of 7 and 28 days are 64.15 kg/cm? and 70.86 kg/cm? respectively, while the wet process gives 38.51 kg/em* and 46,82 kg/cm respectively. The average of abrasion resistance with dry process for 7 and 28 days are 0.0345 mm/minute and 0.0159 mm/minute, while the wet process yields 0.0554 mm/minute and 0.0537 mm/minute respectively. This research result showed that for producing artificial marble, the dry process gave the best result, although the products by wet processalready complies to the SNI 03-0028 1987 standards. Key words : Glass waste, fly ash, artificial marble big) alas dat Penggunaan limbah gelas dan abu terbang batubara dalam pembuatan marmer tiruan dimungkinkan. karena kedua jenis bahan limbah ini memiliki kelebihan yang khusus. Limbah gelas yang mempunyai kekerasan 6-7 skala Mohs dan tersedia dengan warna yang menarik akan memberi dukungan yang mempunyai nilai seni pada permukaan ubin marmer tiruan. Sedangkan abu terbang batubara memberi andil sebagai bahan pengaktif campuran dan sekaligus bertindak sebagai bahan pengisi yang dapat dimanfaatkan pada lapisan antara dan lapisan kaki pada ubin marmer tiruan yang dibuat [1,2]. Seer ius ukemi nd 7 No. 2, Desember 2003 Dalam penelitian ini digunakan fimbah gelas yang diperoleh dari beberapa industri gelas yang berada di Jawa Barat, Banten dan DKI Jaya. Jumlah limbah gelas berwarna dari industri tersebut di atas dapat mencapai 11 ton/hari. Sementara abu terbang batubara didapat dari PLTU Suralaya yang menghasilkan limbah sekitar 1200 — 1600 ton/hari. Melihat potensi dan sifat yang menguntungkan dari kedua jenis limbah tersebut, maka telah dilakukan penelitian pembuatan ubin marmer tiruan (artificial marble) dengan proses yang sederhana, sehingga dapat diterapkan pada industri kecil menengah. ‘Struktur normal ubin marmer tiruan, terdiri dari: Bagian kepala, berupa campuran semen putih, butiran gelas berwarna, air dan “super plasticizer’. Bagian antara, yaitu campuran antara ‘semen portland dan abu terbang. Bagian kaki, berupa campuran semen portland, agregat (kerikil kali, abu terbang dan bubuk gelas halus), air dan “super plasticizer’[3]. Bila masing-masing bagian disusun di dalam cetakan ubin dan kemudian dilakukan pengepresan, maka masing- masing bahan akan melakukan fungsinya di bagiannya ataupun memberikan pengaruh ke bagian lain secara bersama- sama Fungsi dan karakter dari masing- masing bahan adalah sebagai berikut: - Semen portland, sebagai matrik di bagiannya bersama air dan agregat membentuk komposisi beton - Abu terbang berfungsi sebagai pencampur aktif pada bagian antara kepala/ permukaan dan bagian kaki serta sekaligus membantu penyerapan terhadap Ca(OH), [4]. - “Super plasticizer’ berfungsi untuk Mengurangi kebutuhan akan air (water reducer) dan mempercepat proses Penyemenan serta meningkatkan kekuatan ubin beton [5]. Semen putih selain merupakan matrik di bagian kepala, juga memberikan dasar warna putih, sehingga tekstur warna gelas dapat teriihat lebih jelas. Bila komposisi ubin marmer tepat, proses pencampuran berlangsung homogen, pengepresan dilakukan pada tekanan yang cukup serta diberikan waktu “curing’ yang tepat dan masing-masing bahan berfungsi dengan baik, maka akan dihasilkan ubin marmer tiruan yang kuat dan bertekstur menarik([3,6]. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah dari gelas berwarna dan abu terbang batubara sebagai bahan baku alternatif untuk industri keramik, dan sekaligus turut menanggulangi pencemaran lingkungan hidup. Sasaran dari penelitian ini adalah memanfaatkan bahan limbah tersebut di atas untuk pembuatan marmer tiruan (artificial marble). METODE PENELITIAN 1, Bahan dan Peralatan Bahan-bahan yang digunakan adalah; ‘Semen portiand Semen putin Butiran gelas berwarna @ <3mm Bubuk fly ash Pasirkali @<3mm Air sabun 2% bly Super plasticizer SiC grade 100, 400, 800, 1000, 1200, > 1200 = Bubuk CeO, (cerium oksida) e RULE Eis - Minyak pelumas (campuran solar dan minyak kacang) Peralatan yang digunakan antara lain ialah: - Saringan @2mmdan3mm Neraca kasar Alat pres hidralik 40 ton Cetakan ubin Pemotong ubin Alat uji kuat lentur Alat uji ketahanan aus Neraca analitis Jaw crusher Jangkasorong Bak perendaman 50 liter Kaca landasan untuk pemotes Triplex untuk landasan ubin Alat-alat gelas dan lain-lain 2. Metode Dalam penelitian pembuatan marmer tiruan, metoda yang digunakan adalah cara keting dan cara basah. Pada cara kering, terdiri dari dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian kaki, sementara pada cara basah terditi dari tiga bagian, yaitu bagian kepala, bagian antara dan bagian kaki. Varian yang dipih dalam kegiatan ini adalah: » Carakering dan cara basah - = Pengaruh variasi sernen puth dan butiran gelas berwarna = Pengaruh penggunaan super plasticizer = Pengaruhwaktu "curing" Proses pembuatan marmer tiruan dapat dilihat pada Gambar 1. 3. Analisis Bahan Yang Digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis komposisi kimianya, sifat fislka, dan analisis besar butimya. 4, Rancangan Komposisi Dalam penelitian ini, metoda pembuatan marmer tiruan adalah secara kering dan basah. Cara kering terdiri dari bagian Kepala dan bagian kaki, di mana pada bagian kepala tidak ditambahkan air (campuran kering). Cara basah terdiri dari bagian kepata, bagian antara dan bagian kaki. Pada cara ini, bagian kepala dan bagian kaki ditambahkan air sedangkan agian antaratidak. Pada dasarnya komposisi pembuatan marmer tiruan adalah komposisi yang lazim digunakan dalam pembuatan ubin beton, namun karena marmer tiruan ini menggunakan bahan berupa bubuk gelas, maka komposisi pada bagian kepala menjadi sangat penting untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perbandingan semen putih dan bubuk gelas. Sedangkan variasi penambahan "super plasticizer’ dan waktu "curing" dipakai untuk mencari kondisi_ yang optimum. Jumiah komposisi yang dibuat, baik dengan cara kering maupun cara basah adalah sebanyak 18 jenis. ‘Secara umum rancangan komposisi marmer tiruan adalah sebagai berikut: a) Carakering. = Berat campuran seluruhnya adalah 1.900g * Perbandingan berat bagian kepala dan bagian kaki adalah 1: 6,6 = Campuran pada bagian kepala terdiri dari semen putih dan bubuk gelas & 2-3 mm dengan perbandingan berat (dalam %) adalah 40:60 ; 50:50 5 60:40 « Perbandingan semen portland dan agregat pada bagian kaki adalah 4:5, di mana komposisi agregatnya adalah: bubuk gelas @ <2 mm = 15 %, pasir kali Bs3mm=35% dan fly ash—50 %. Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol. 17 No. 2, Desember 2008 « "Super plasticizer’ yang dipakai adalah dan 60:40. Perbandingan WIC adalah 0%, 0, 10 %dan0,15 %. 0,42, 0,33 dan 0,28. sedangkan “super = Perbandingan air dan semen (WIC) plasticizer’ yang ditambahkan adalah dirancang 0,8; 0,75 dan 0,70. 0%; 0,1 %dan 0,15 %. = Pada bagian antara campurannya b) Carabasah. terdiri dari semen portland dan agregat « Berat campuran marmer tiruan dengan perbandingan berat 1:3,9, di seluruhnya = 1.900g mana komposisi agregatnya adalah: * Perbandingan berat bagian kepala, pasir kali < 3 mm = 35 %; bubuk gelas antara dan kaki adalah 1,2: @< 1 mm = 15 % dan abu terbang = » Pada bagian kepala terdiri dari 50%. Sedangkan WIC = 1,0 campuran semen putin dan bubuk = Rancangan "super plasticizer” adalah gelas 22-3 mm, dengan perbandingan 0%, 0,1 %dan0,15%, berat (dalam %) adalah 40:60 ; 50:50; Penyaringan bahan 4 Penimbangan v Pencampuran “; Pengepresan + 50 kg/em* Perawatan (curing) 7 dan 28 hati J Pemolesan dengan Sic dan CeO, Pengujian penampakan, dimensi, kuat lentur dan ketahanan aus Gambar 1. Alur proses pembuatan marmer tiruan mbuatan “Warmer Tiruan” Dari Limbah Gelas ....... Abdul Rachman, dkk Untuk selanjutnya, penggunaan Komposisi ubin marmer yang dirancang komposisi semen putih : bubuk gelas dalam percobaan ini adalah seperti yang dengan perbandingan 40% : 60%, 50% : _ disalikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. 50% dan 60% : 40% disebut sebagai komposisiA, B dan C. Tabel +. Komposisi ubin marmer cara kering Kompesisi sain) ioe yor Sauron tga ‘Semen | 100 | 100 100] 100] 100| 100) 125 | 125] sas | 125 | 128 | 125 | 1501 150] 150) 160 | 480 | 150 pan {o Sioa | 10] 180) sso] 20) 150) 50| ws | 12s] sas sas] tas 16 400] 100] 100| 0 | 100 | 00 aes B23 90 Ke Semen | 275 | a7s | avs | 276 | 275] 275] 27s | 275 | 275 | 275| 275 | 275 | 278 | 275 275} 25 | 27s | 215 porind (ar) Bubue gos | 208 | 208 | 208 | 206 | 208 | 208) 208 | 208 | 205 | 208 | 206 | 206 | 208 | 205 | 206 | 208 | 208 | 206 (O2mm, e Pasion | eo | «01 | aot | ant | aan | cat] oy | aot | a0 ast | 491 | aay | aor | 401 | aos | 400 a 688, acta)” | 300 300 | 300] 300 | 200 | 300| seo | 0 | 300 sno | 300 | 300 | 200 | 200 | ane | 200 “Super ‘0 /4a5[25| 0 | 465] 25) 0 | i65| 28 iss| 25 | 0 [ies] 25| 0 | 365) 25 pasielzer (au) 43 | dat 688 | 686 | ssa] cea | cos | gas | cae | ses | 688 | sos | sxe | 05 | sss | gas | s2 300 | 900 ° Texonantton) | 20 | 20| | 20] | m[ | ~| [| m| m| | | 2] o| | vowing (ray | 7 | 7 | 7 fae] ee] el 7 |r] 7 foe} ) «le |r] 7] | | Catatan Komposisi A= K, sid Ky Komposisi B= K, s/d K,, Komposisi C= K, S/d Ky. STC Luke era CMP Mec ed Tabel 2. Komposisi Ubin Marmer Cara Basah Komposish «kl x}«f«) «}«fef«|«)«lxefelK}«| «xf wi«) « gan 4 | + | 4 ‘! agin s|als sielrlels | a2|a}ue] fee] a | a yana Sigunakan Kepala ‘semen | 120| 120 420] 120| 120 | 120 | 450] 160] 150 150) 150 | 150 | 260| sa | 120 | 100 | 180 ] 100 uth, eo Bubuk 190) 190] 120| 180} 100 | 190 | 150| 150) 250] 150) 450 | 150 120] 120} 120 120 | 420 | 120 eae 2-3 mm.) Kesamn | so | so | so] so| so | so | sol so | so | so! so | s0| so} so| so | so | so | so @eemmy Super 0 | o}ess| o | os | o#s} 0! o3|o48| 0 | a3] oss| 0 | 03 | oas| 0 |. | ons plastsizor im Aina ‘Semen | 63. | a | 03 | es] 63 | 0} 63] &5 | 03) os | os | os | 23 | as] ox | oo | wo | os portiand fe) Tyas, or | 167 ser 167 167 | 67 | s67| vez | 67 | t67| 167 | 157 | 167 tor | t67 | v07 | 167 | 167 aii ‘bemen | 225 225 | 225 226] 225 | 225 | 228 | 22s | 205 | 225) 228 | 228 | 205) 208 | 22s | 206 | 228 | 22s t to) Bubucgetas | 169] 160 | 186] s60] 206 | 160 | s60| 189 soo | 109) x69 } 169 } 160] 100 | 169 | 100 | 100 | 109 (© <2mm, x) Passe | soe] aaa | a0] so4| a94 | aoa | 590] 96] soe | aoe] ase | 04 | 06 354} ase | o04 } 004 | ane (edn, a “ry oar. gr | $82 562 | s62| s62| 202 | soz | sez| saz | sez | soz| sce | see | s62| sez | 202 | soz | sor | 252 Aig) | 226/225 | 225) 225| 725 | 208 | 225 | za5| 205 | 225| 225 | 225 | 225| 205 | 22s | 228 J 225 | 225 “Soper | 35| °2'| “0° | 45] “2 | ota] “2° | %0°| 35] 2° | %0"| 455) “2° | “oY | 55] “2 placer ouy ‘eranan tory | 20 20 | 20| 20[| 2 | 2 | | 2 | w| 20 | 2] | | o| | 0 || w countoon [7] 7[7[ sl el[~elr|7[7 |=] sla{7[7|7)slal we Catatan : Komposisi A= K, sid K, Komposisi B= K, sd/ Ky, Kompsosi C= K,, sid Ky, Cre eae) Say ieawsnuneal) Karakterisasi bahan Hasil analisis kimia, fisika dan analisis besar butir dari bahan yang digunakan pada penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5. Bila diamati maka ada beberapa bahan yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu: - Bubuk gelas. Pemillhan bubuk gelas dengan @ 2-3 mm dimaksudkan agar tekstur warna gelas yang terdapat di bagian kepala menjadi lebih jelas, sedangkan bubuk gelas dengan @ < 2mm, tidak dibuang melainkan digunakan untuk agregat pada bagian ERE kaki. Hasil warna tekstur ubin marmer yang dihasikan dipengaruhi oleh kombinasiwarna yang sesuai. Pasir kali. Besarnya ukuran_ butir agregat, seperti pasir kali adalah 1/5 dari tebal ubin yang direncanakan Untuk tebal ubin 15 mm, make ukuran besar butit pasir kali yang dipakai adalah 3mm. Abu terbang. Sesuai dengan sifatnya sebagai pencampur aktif, maka bahan ini dapat digunakan pada bagian antara dan bagian kaki. Semen putih. Selain karakternya sebagai semen, bahan ini juga berfungsi sebagai pemberi warna dasat yang putih agar tekstur warna gelas tampak lebih elas. Tabel 3. Hasil analisis kimia abu terbang dan limbah gelas Produk ‘Abu terbang Limbah gelas PLTU PTAsahimas | PTKingHikariko | EZTU Glass Oksida, % Suralaya Jakarta Bekasi Tangerang SiO, 51,82 72,23 71,7 12 Alz03 30,58 1,81 24 - Fe203 4,93 0,12 - - Na2O 0,82 10,89 15,7 83 K,0 0,60 Undetected 47 82 cao 4,66 14,08 4.2 - Mgo 1,52 1,22 23 - B20; - - 18 - Sb:03 - - 02 - ZnO - - - 12,3 S03 1,51 - - - coz 1,52 - - - Tabel 4. Sifat fisika abu terang dan limbah gelas Produk | Abu terbang Limbah gelas PLTU PTAsahimas | PT King Hikariko | EZTU Glass Jenis uji Suralaya Jakarta Bekasi Tangerang Berat jenis, g/ml 2,4236 2,4998 2,5017 2,4963 Kadar air, % 0,489 - - Kekerasan, Mohs - 6-7 7 Gs) BT Le CRC CCM Us isc AAA Coe Lees) Tabel 5. Hasil analisis besar butir bahan Bahan Besar butir Abuterbang | <45 pm Butirangelas | 2-3mm Pasir kali <3mm Bubuk gelas <2mm Karakterisasi produk a. Sifattampak ubin marmer Dari hasil pengamatan terhadap produk ubin marmer yang dibuat, maka secara keseluruhan dari percobaan cara kering dan basah sebanyak masing- masing 18 contoh, diperoleh hasil yang baik bila dibandingkan dengan persyaratan sesuai SN! 03-0028-1987. Ubin marmer yang dihasilkan tampak mulus, padat, keras, nyaring dan tepinya rata. Sedangkan pada bagian kepala, permukaannya rata, tanpa retak rambut, serat tekstur wama heterogen dengan teballapisan kepala 7,2mm. 3 contoh ubin marmer yang tidak memenuhi syarat disebabkan permukaan yang kurang mulus dan tidak rata, akibat pemberian polesan minyak yang kurang sempuma sehingga sewaktu pelepasan ubin dari cetakan ada sebagian massa dari kepala yang tidak terlepas dari cetakan. b. Pengujiandimensi Pengujian dimensi yang dilakukan adalah pengukuran panjang/lebar (rusuk) dan tebal ubin marmer. Toleransi dimensi dibandingkan dengan syarat mutu dalam ‘SNI 03-0028-1987 tentang mutu dan cara uji ubin semen. Hasil pengujian adalah sebagai berikut: Parameter, mm Kering Basah Panjang/lebar rata-rata, 200.2» 200,2 Panjangliebar nominal, 200 200 Toleransi panjangllebar 0,2 0.2 SNI.03-0028-1987 52 <2 Tebal rata-rata 26,461 26,56 Tebal nominal 26,0 26,0 Toleransi tebal 0461 0,56 ‘SNI03 -0028 -1987 min.18 min, 18 c. Pengujian kuatlentur Pengujian kuat lentur telah dilakukan terhadap ubin marmer tiruan yang dibuat dengan cara kering maupun cara basah. Hasil yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan SN! 03--0028-1987, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil uji kuat lentur ubin marmer tiruan Kuat lentur, Kering | __Sasah katem? Tharl | 26hari | Thani | 2hani KomposisiA | 6268 | 62,20 | 21,90 | 41,05 KompossiB | 76,17 | 63,94 | 39,80 | 44.46 Komposisic_| 73,73 | 66.30_| 43.82 | 54.16 SNi03-0078-[>36 [>35 | >35 | >55 1987 (valtas 1) Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, maka kuat lentur ubin marmer tiruan ini dapat memenuhi persyaratan pada SNI 03-0028-1987. namun demikian rangkaian hasil kuat lentur di atas, menunjukkan bahwa_perbandingan komposisi semen putih lebih besar dari butiran gelas akan menghasilkan kuat lentur yang lebih besar. Hal ini disebabkan semen putih sebagai matrik mempunyai peranan dalam memberikan ikatan penguat ke seluruh agregat butiran gelas. Data di atas menunjukkan bahwa cara kering memberikan kuat lentur yang (ebih SSL cM LLA era) besar dibandingkan dengan cara basah. Dari perbedaan kedua metoda tersebut, dapat dikatakan bahwa air yang diberikan pada cara kering oleh adonan dari bagian kaki, langsung dapat diserap oleh bagian kepala yang kondisinya kering sehingga air yang akan keluar dari celah cetakan diserap oleh bagian kepala. Sementara pada cara basah, bagian antara yang berada di antara bagian kepala dan bagian kaki, dalam kondisi yang kering akan menerima air dari kedua aah yaitu bagian kepala dan bagian kaki, di mana kedua bagian tersebut berupa adonan. Sewaktu proses pengepresan, ait yang berada di bagian kepala sebagian akan diserap oleh bagian antara dan sebagian lagi akan keluar melalui celah cetakan sambil membawa sebagian semen putih. Sedangkan air yang berasal dari adonan bagian kaki akan membasahi seluruh bagian antara, dengan lepasnya sebagian semen putin bersama air ini, maka jumlahnya akan berkurang dan mengakibatkan kekuatannya (dalam halini kuat lentur) juga berkurang, Hal fain yang muncul dalam penelitian ini adalah terjadinya perbedaan waktu pengerjaan yang akan mengakibatkan perbedaan kuat lentur. Pada cara kering, contoh yang telah didiamkan selama 5 hari, setelah di’curing” selama 7 hari dan 28 hari, diuji bersama- sama, Sedangkan pada cara basah, setelah masing-masing mengalami proses “curing”, maka 5 hari berikutnya dilakukan pengujian. Dalam hal ini contoh dari cara kering dengan “curing” 7 hari akan didiamkan selama 26 hari, Sedangkan contoh yang di'curing" selama 28 hari hanya didiamkan selama 5 hari dan tingkat keringnya jauh di bawah contch yang di’curing” 7 hari, Kondisi inilah yang menyebabkan kuat lentur pada cara kering untuk “curing” 28 hari menghasilkan kuat lentur yang lebih rendah. Crean Lid d, Pengujian ketahanan aus Hasil pengujian ketahanan aus terhadap ubin marmer tiruan, dibandingkan dengan SNI 03 — 0028 — 1987 adalah seperti Tabel 7. Dari hasil uji ketahanan aus pada Tabel 7, terlihat bahwa kekerasan butiran gelas adalah 6 - 7 skala Mohs, sedangkan semen putih setelan mengeras akan mempunyai kekerasan 5 — 6 skala Mohs, sehingga pada komposisi yang mempunyai jumlah butiran gelas lebih besar akan mempunyai ketahanan aus yang lebih tinggi. Sementara waktu “curing’ yang ‘ebin Jama menunjukkan hasil ketahahan aus yang lebih baik. Hal ini disebabkan semen putih yang berfungsi sebagai matrik semakin lama akan kokoh mengisi posisinya dan mengikat agregat butiran gelas lebih kuat. ‘Tabel 7. Hasil uji ketahanan aus ubin marmer tiruan Ketananan avs,[ Kering | __Basah mmimenit. Thari_ | 28hari | 7 hari | 28 hari Kamposisi A 0,0282 | 0,0084 | 0,0426 | 0.0416 ‘Komposisi 8 0.0331 | 0.0150 | 0.0438 | 0,048 ‘Komposisi C 0,0421 | 0,0242 | 0.0787 | 0,074 ‘SNI03-0028- |< 0.1 <01 <01 <04 1987 L ‘(Kualitas t) e. Hubungan varian dengan hasil pengujian *» Pada penelitian dengan cara kering, diperoleh hasil kuat lentur yang lebih besar dibandingkan dengan cara basah, baik ditinjau dari waktu “curing” maupun penambahan bahan "super plasticizer’. Penambahan "super plasticizer’ sebanyak 0,15 % pada cara kering dengan waktu “curing” selama 7 hari memberikan percepatan pada penyemenan, sehingga struktur beton yang terbentuk lebih Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol. 17 No. mungkin dan menghasilkan kuat lentur yang lebih besar. Penambahan "super plasticizer” pada cata basah, belum memberikan hasil yang berarti karena sebagian air adonan tertekan keluar sewaktu proses pengepresan. * Perbandingan komposisi bagian kepala dengan 50 % semen putih dan 50 % bubuk gelas, penambahan “super plasticizer” 0,15 % dan waktu “curing” selama 7 hari, mempunyai kuat lentur yang paling besar. * Ketahanan aus ubin marmer tiruan yang dilakukan dengan cara kering ataupun basah, masih dipengaruhi oleh kadar bubuk gelas yang digunakan. Semakin tinggi kadar bubuk gelas semakin baik ketahanan ausnya. f. Informasi kegiatan penelitian. Dalam melakukan penelitian telah dilakukan penyebaran informasi hasit yang diperoleh menyangkut pembuatan ubin marmer tiruan ini melalui Pameran di Cilegon lengkap dengan leaflet, serta ke beberapa perusahaan terkait seperti: - PLTUSuaralaya, Serang Banten - EztuGlass, Tangerang - PTAsahimas, Jakarta - PTKing Hikariko, Bekasi + PTTimurKencana, Jakarta - PTIndocement, Jatiwangi Cirebon. SS uel Kesimpulan Limbah gelas dan abu terbang dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk pembuatan ubin marmer tiruan, yang memliki keunggulan tekstur dan warna gelas yang menarik serta aman dalam penggunaannya karena telah mengalami pemolesan. Desember 2008 Dalam penelitian ini telah diperoleh metoda dan komposisi pembuatan ubin marmer tiruan dengan hasil yang sesuai dengan SNI 03 — 0028 1987 tentang Mutu dan cara ujiubin semen, Hasil yang optimum diperoleh melalui cara kering dengan tekanan pengepresan 20 ton untuk ukuran 20 x 20 cm. Peérbandingan komposisi bagian kepala adalah semen putih 50 % dan bubuk gelas berwarna 2—3 mm sebanyak 50 %, dengan penambahan “super plasticizer” 0,15 % dengan waktu “curing” selama7 hari. Saran Untuk dapat memperoleh pola dan motif yang lebih menarik, maka perlu penelitian lebih lanjut. Diharapkan penelitian ini dapat diaplikasikan ke sektor industri kecil, karena selain penggunaan teknologinya cukup sederhana dan bernilai seni, juga dengan memanfaatkan bahan limbah, dapat menanggulangi masalah pencemaran. bysaLGee en 1. Pye L.D., Steven HJ. and La Course W.C. “Introduction to Glass Science”, Plenum Press, New York — London. (1982). 2. Xu Qlang, “Artificial Marble with Fly Ash and Waste Glass” Shanghai Research Institute of Buiding Science, 75 Wan Ping Road, Shanghai 200032, China, (1986). 3. Sumardi K. “Pokok-Pokok Pembuatan Ubin Beton”, Balai Besar Keramik Bandung, (1982). Pembuatan “Marmer Tiruan” Dari 4. Bereska J. and Brown T. “The utilization of fly ash in building”, Division of Building Research, C Siro, Graham Road, Highatt VIC. 3190. (1977). 5. Sumantri U. “Super Plasticizer sebagai Bahan Tambah Untuk Beton”, Buletin Informasi Bahan Bangunan, No. 4 Tahun lll. (1982). imbah Gelas Coe! 6. Izutami 7. “Polishing, Lapping and Diamond Grinding of Optical Glasses”, Acad. Press Inc., New York. (1979)

Anda mungkin juga menyukai