Oleh :
NIM : 13714047
Kelompok : 01
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Metodologi
BAB II
TEORI DASAR
Pada proses pengerolan, benda kerja dikenai tegangan kompresi yang tinggi yang
berasal dari gerakan jepit rol dan tegangan geser-gesek permukaan sebagai akibat
gesekan antara rol dan logam. Selama proses, roll memberikan tegangan tekan pada
bagian-bagian dari benda kerja. Tegangan-tegangan ini mengakibatkan benda kerja
mengalami deformasi plastis. Produk akhir dari proses ini adalah logam plat dan
lembaran (sheet), dimana plat umumnya mempunyai tebal lebih dari in. Lembaran
umumnya mempunyai tebal kurang dari in. Tujuan utama pengerolan adalah untuk
memperkecil tebal logam. Biasanya terjadi sedikit pertambahan lebar, karena itu
penurunan tebal mengakibatkan pertambahan panjang.
Gambar1.2Contoh Proses Rolling dari Hasil Continuous Casting
Pada proses rolling terjadi perubahan deformasi dan perubahan butir dari butir
equiaxed menjadi butir yang terelongasi. Jumlah pengerjaan dingin yang dapat
dialami logam tergantung kepada kekuatannya, semakin ulet suatu logam, maka
makin besar pengerjaan dingin yang dapat dilakukan. Logam murni relatif lebih
mudah mengalami deformasi daripada paduan, karena penambahan unsur
paduan cenderung meningkatkan gejala pengerasan regangan.
Gambar1.4 Perubahan Butir dari Equiaxed menjadi Butir Terelongasi pada Proses Rolli
Reduksi total yang dapat dicapai dengan pengerolan dingin, biasanya beragam
dari 50% sampai 90%. Pada umumnya reduksi terkecil terdapat pada tahap akhir
agar diperoleh pengerolan yang lebih baik. Parameter-parameter utama dalam
proses canai adalah:
1. Diameter roll
2. Hambatan deformasi logam yang tergantung pada struktur metalurgi, suhu,
dan laju regangan
3. Gesekan antara roll dengan benda kerja
4. Adanya tegangan tarik ke depan dan atau tegangan tarik ke belakang pada
bidang lembaran
Mesin Roll
Peralatan untuk melakukan proses canai pada dasarnya terdiri dari bagianbagian
seperti:
1. Roll
Menurut jumlah dan susunan rol, maka rolling mill dapat dibedakan menjadi:
a. Two high mill, merupakan pengerol logam dua tingkat dan jenis yang paling
sederhana.
b. Two high reversing mill, merupakan pengerol logam bolak-balik dua tingkat
dan mempunyai kecepatan yang lebih baik ketimbang jenis two high mill.
c. Three high mill, merupakan pengerol logam tiga tingkat.
d. Four high mill, merupakan pengerol logam empat tingkat.
e. Cluster roll, merupakan pengerol logam tipis menjadi tipis lagi.
Macam
- Macam Rolling Mill
2. Bantalan (bearing)
3. Rumah (housing), untuk tempat peralatan-peralatan di atas.
4. Pengendali, untuk mengatur catu daya untuk roll dan untuk mengendalikan
kecepatannya.
a. Cacat cetakan ini diakibatkan oleh terjadinya pertambahan panjang pada arah
lateral dan kemudian dihambat oleh gaya-gaya gesek transversal. Kemudian
karena adanya bukit gesekan, maka gaya gesekan mengarah ke pusat
lembaran. Hal ini mengakibatkan terjadinya penyebaran yang lebih sempit
daripada tepinya. Lembaran mengalami pertambahan panjang sementara itu
pengurangan tebal tepi akan menyebar ke arah lateral, sehingga lembaran
dapat mengalami sedikit pembulatan pada ujung-ujungnya. Dari hubungan
kontinuitas antara tepi dengan pusat, maka pinggiran mengalami regangan,
suatu kondisi yang menimbulkan retak tepi.
b. Cacat Kerataan
Cacat pengerolan ini terjadi karena pelat tidak rata pada saat dilakukan proses
canai. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan perpanjangan pada tempat
tertentu dimana lembaran tipis dan pelat menjadi berombak.
Terjadi karena ada ikatan lembaran akibat salah satu bagian roll lebih tinggi atau
lebih rendah dibandingkan dengan celah roll.
Cacat ini terjadi karena adanya perbedaan ketinggian celah roll, akibatnya
ketebalan lembaran hasil roll tidak sama ketebalannya pada masing-masing sisi
dan pada salah satu sisi lembaran akan menjadi lebih panjang daripada sisi yang
lain, akibatnya pelat menjadi melengkung.
Cacat jenis ini terjadi karena adanya deformasi elastis pada roll. Produk pelat
lebih tebal dibagian tengah dariapad di bagian pinggir.
f. Cacat-cacat lain
Dimana :
hi = tebal awal saat masuk rolling machine hf = tebal akhir saat keluar roll machine
BAB III
DATA PERCOBAAN
3.1 Data
Material : Tembaga
Lebar : 12,81
Luas awal : 64,5
Tebal awal : 5
reduksi-kekerasan
80
60
40
kekerasan
20
0
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
reduksi
engginering stress-strain
26
25
24
stress
23
22
21
0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7
strain
true stress-strain
40
38
36
stress 34
32
30
0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55
strain
log true stress-strain
1.6
f(x) = 0.22x + 1.65 1.58
1.56
1.54
stress
1.52
1.5
1.48
-0.6 -0.55 -0.5 -0.45 -0.4 -0.35 -0.3 -0.25
strain
daya terukur-daya terhitung
100
daya t
50
daya daya t
0
0 2 4 6 8 10 12 14
tahap
Ef vs Ei
0.3
0.2
Ei 0.1
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Ef
daya terukur
40
30
daya
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14
UTS : 24,9805