Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Keimanan
Disusun Oleh:
Isnania Eliza Putri (14221049)
Dosen Pengampu :
Drs. H. Jumhur, M.A
A. Latar Belakang
Dalam agama Islam memiliki empat tingkatan yaitu iman, Islam, ihsan dan
hari kiamat. Tiap-tiap tingkatan memiliki rukun-rukun yang membangunnya.
Berdasarkan sebuah hadits yang terkenal, keempat istilah itu memberi umat Islam
ide tentang Rukun Iman yang memiliki enam rukun, Rukun Islam yang memiliki
lima rukun dan ajaran tentang penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Iman adalah sebuah pengakuan dalam hati, sikap percaya pada masing-
masing rukun iman. Keimanan dalam Islam itu sendiri adalah percaya kepada
Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari akhir dan
beriman kepada takdir baik dan buruk. Iman mencakup perbuatan, ucapan hati dan
lisan, amal hati dan amal lisan serta amal anggota tubuh. Iman bertambah dengan
ketaatan dan berkurang karena kemaksiatan.
Sebagai manusia yang yang hidup,serta dalam menjalani kehidupan manusia
itu sendiri tidak terlepas dari berbagai aspek yang menyelimuti dan
mempengaruhi kehidupannya,seperti adanya penyakit hati yang tumbuh dalam
diri dan jiwa seorang ummat bahkan seorang dai,kyai sekalipun .kita sebagai
makhluk sosial terkadang tanpa disadari penyakit hati seperti ini yang lebih
dominan dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara iman, Islam, ihsan, dan hari kiamat?
2. Apakah berkurangnya iman dan Islam di sebabkan karena maksiat?
3. Apakah rasa malu sebagai bagian dari iman?
BAB II
PEMBAHASAN
) (
1. Artinya :
2. Penjelasan Singkat
Hadis di atas mengetengahkan 4 (empat) masalah pokok yang saling
berkaitan satu sama lain, yaitu iman, Islam, ihsan, dan hari kiamat.
Pernyataan Nabi saw. di penghujung hadis di atas bahwa itu adalah
Malaikat Jibril datang mengajarkan agama kepada manusia
mengisyaratkan bahwa keempat masalah yang disampaikan oleh malaikat
Jibril dalam hadis di atas terangkum dalam istilah ad-din (baca: agama
Islam). Hal ini menunjukkan bahwa keberagamaan seseorang baru
dikatakan benar jika dibangun di atas pondasi Islam dengan segala
kriterianya, disemangati oleh iman, segala aktifitas dijalankan atas dasar
ihsan, dan orientasi akhir segala aktifitas adalah ukhrawi. Atas dasar
tersebut di atas, maka seseorang yang hanya menganut Islam sebagai
agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman. Sebaliknya, iman
tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam. Selanjutnya,
kebermaknaan Islam dan iman akan mencapai kesempurnaan jika
dibarengi dengan ihsan, sebab ihsan mengandung konsep keikhlasan tanpa
pamrih dalam ibadah. Keterkaitan antara ketiga konsep di atas (Islam,
iman, dan ihsan) dengan hari kiamat karena karena hari kiamat merupakan
terminal tujuan dari segala perjalanan manusia tempat menerima ganjaran
dari segala aktifitas manusia yang kepastaian kedatangannya menjadi
rahasia Allah swt. Berikut ini akan dibahas lebih rinci tentang iman, Islam,
ihsan, dan hari kiamat.
a) Iman
Pengertian dasar dari istilah iman ialah memberi ketenangan hati
atau pembenaran hati.2 Jadi makna iman secara umum mengandung
pengertian pembenaran hati yang dapat menggerakkan anggota badan
2H. Masjefuk Judbi. Studi Islam Jilid 1 Akidah. (Bandung : Adiatama, 2007).hlm.
25
b) Islam
Islam berasal dari akar kata kerja aslama secara harfiyah berarti
kepatuhan atau tindakan penyerahan diri seseorang sepenuhnya kepada
kehendak orang lain.
Islam adalah kepatuhan menjalankan perintah Allah dengan segala
keikhlasan dan kesungguhan hati. Hal itu sesuai dengan arti kata Islam,
yakni penyerahan. Seorang muslim harus menyerahkan dirinya kepada
Allah secara total karena memang manusia diciptakan Allah untuk
mengabdi kepada-Nya.
Intisari Islam sebagai agama adalah keterikatan dan ketundukan pada
Allah swt. yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi dari
manusia dan bersifat gaib yang dapat ditangkap oleh indera tetapi bisa
dirasakan dan diyakini akan adanya. Tauhid (pengesaan Allah) merupakan
seruan pertama dan terakhir dari Islam. Ia adalah suatu kepercayaan
kepada Tuhan yang Maha Esa (faith in the unity of God).
Atas dasar itulah sehingga Rasulullah saw. dalam hadis di atas
menjadikan tauhid (penyembahan hanya kepada Allah semata) sebagai
pilar utama dalam keislaman seorang, selanjutnya disusul dengan
kewajiban-kewajiban yang lain, yaitu mendirikan shalat, menunaikan
zakat yang difardhukan, berpuasa di bulan Ramadhan. Dalam hadis lain
ditambahkan satu kewajiban lagi, yakni menunaikan ibadah haji bagi yang
mampu, sebagaimana dinyatakan dalam hadis berikut:
)
.)
Artinya:
Abdullah ibn Musa telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa
Hanzhalah ibn Abi Sufyan telah memberitakan kepada kami, dari Ikrimah
ibn Khalid, dari ibn Umar r.a berkata: Rasulullah saw. telah bersabda:
Islam didirikan atas lima perkara, yakni bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah swt, dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji (ke Baitullah), dan berpuasa
dibulan Ramadhan. (H.R. Al-Bukhari)5
Berdasarkan hadis di atas, ditemukan rumusan yang selanjutnya
dikenal dengan rukun Islam, yaitu:
1) Syahadat (persaksian keesaan Allah dan kerasulan Muhammad)
2) Mendirikan salat
3) Menunaikan zakat
4) Puasa pada bulan Ramadhan
5) Menunaikan ibadah haji
Sebagai agama, hanya Islam-lah yang mendapat pengakuan dan
diterima di sisi Allah swt. Sehubungan dengan hal ini Allah berfirman
dalam QS. Ali Imran (3): 19:
.............
Artinya:
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.
Terjemahannya:
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.(Q.S. Ali Imran: 85)
c) Ihsan
Ihsan secara bahasa berasal dari akar kata kerja ahsana-yuhsinu, yang
artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk mashdarnya adalah ihsan
yang artinya kebaikan. Adapun pengertian ihsan secara khusus yang
disebutkan dalam hadis di atas, yaitu menyembah kepada Allah seakan-
akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak mampu melihatnya,
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat."
Pernyataan menyembah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-
Nya" , mengandung arti bahwa dalam menyembah kepada-Nya, kita harus
bersungguh-sungguh, serius dan penuh keikhlasan serta melebihi sikap
seorang rakyat jelata ketika menghadap Raja. Dalam hati harus
ditumbuhkan keyakinan bahwa Allah seakan-akan berada di hadapannya,
dan Dia melihat dirinya. Sedangkan pernyataan " jika engkau tidak
mampu melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah melihatmu," maksudnya
kita harus merasa bahwa Allah selamanya hadir dan menyaksikan segala
perbuatannya.
Ihsan merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan
diterima atau tidaknya suatu amal oleh Allah SWT. karena orang yang
berlaku ihsan dapat dipastikan akan ikhlas dalam beramal, sedangkan
ikhlas merupakan inti diterimanya suatu amal ibadah. Ihsan meliputi tiga
aspek fundamental, yaitu ibadah, muamalah, dan akhlak.6
:
Artinya:
Dari Abdullah bin Amru bin al-Ash r.a dari Nabi saw. bersabda:
Keridhaan Allah berada pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah
berada pada kemurkaan orang tua. (H.R. at-Turmudzi)
Kedua, Ihsan kepada kerabat karib
Ihsan kepada kerabat adalah dengan jalan membangun hubungan
yang baik dengan mereka, bahkan Allah swt. menyamakan seseorang yang
memutuskan hubungan silatuhrahmi dengan perusak dimuka bumi.
Silaturahmi adalah kunci untuk mendapatkan keridhaan Allah. Hal
ini dikarenakan sebab paling utama terputusnya hubungan seorang hamba
dengan Tuhannya adalah karena terputusnya hubungan silaturahmi.
Ketiga, Ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin
Diriwayatkan oleh Bukhari, Turmudzi, dan Ibnu Hibban bahwa
Rasulullah saw bersabda:8
:
( )
Artinya:
Dari Sahl, Rasulullah saw. bersabda: aku dan orang yang
7 Muhammad bin Ismail m al-Shananiy. Subul al-Salam. Juz IV. (Cet. IV; Beirut:
Dar Ihya al-Turats al-Arabiy, 1379 H.). hlm. 164.
:
) (
Artinya:
Dari Abu Syuraih bahwa Nabi saw. bersabda: demi Allah, tidak
beriman, demi Allah, tidak beriman. Para sahabat bertanya, siapakah yang
tidak beriman, ya Rasulullah? Beliau menjawab, seseorang yang tidak
aman tetangganya dari gangguannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Kelima, Ihsan kepada ibnu sabil dan pelayan
Rasulullah saw. bersabda mengenai hal ini: 10
d) Hari Kiamat
Percaya akan datangnya hari kiamat termasuk salah satu rukun iman
yang harus diyakini oleh semua orang yang beriman meskipun tidak ada
yang tahu kapan saatnya tiba. Bagi mereka yang beriman, misteri
terjadinya hari kiamat tidak akan mengurangi kadar keimanannya. Mereka
justru lebih waspada dan senantiasa meningkatkan amal kebaikan untuk
bekal menghadapi-Nya.11
Namun demikian, Rasulullah saw. memberikan dua tanda terjadinya
kiamat, yakni jika hamba sahaya telah melahirkan majikannya, dan jika
penggembala onta dan ternak lainnya berlomba-lomba membangun
gedung-gedung yang megah dan tinggi.
Menurut sebagian ahli hadis, tanda-tanda kiamat itu lebih dari dua
sebagaimana terdapat dalam hadis lain. Dengan kata lain, kedua tanda
( )
1. Artinya
Ahmad ibn Shalih telah menceritakan kepada kami, Ibn Wahbi telah
menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa Yunus telah menceritakan
kepadaku dari Abi Syihab, ia berkata bahwa aku telah mendengar Abu
Salamah ibn Abd al-Rahman dan ibn al-Musayyab berkata bahwa Abu
Hurairah r.a berkata bahwa Nabi saw.telah bersabda, tidak akan berzina
seseorang jika ia sedang beriman, dan tidak akan meminum khamar
seseorang jika ia sedang beriman, dan tidak akan mencuri sesseorang jika
ia sedang beriman. Pada riwayat lain ditambahkan, Dan tidak akan
merampas rampasan yang berharga sehingga orang-orang membelalakkan
mata kepadanya ketika merampas jika ia sedang beriman.12
Artinya:
Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar
ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api
neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.
Namun demikian, jika seorang hamba mau bertobat, selain ia kan
mendapat ampunan Allah, juga dipastikan imannya akan kembali utuh.
Allah berfirman dalam QS. al-Araf (7): 153:
Artinya:
Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, Kemudian bertaubat sesudah
itu dan beriman; Sesungguhnya Tuhan kamu sesudah Taubat yang disertai
dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tobat yang akan mendapat ampunan Allah swt. tentu saja tobat
yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.
1. Artinya :
Abdullah ibn Yusuf telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa
Malik ibn Anas telah mengabarkan kepada kami dari ibn Syihab dari Salim
ibn Abdillah dari ayahnya bahwa Nabi SAW melewati (melihat) seorang
lelaki kaum Anshar yang sedang menasehati saudaranya karena malu,
maka Nabi SAW telah bersabda: Biarkanlah ia karena sesungguhnya
malu itu sebagian dari iman.14
2. Penjelasan Singkat
Tujuan utama dari Risalah Islamiyah adalah untuk membentuk Insan
Kamil, yaitu manusia yang seluruh aspek hidup dan kehidupannya telah
dijiwai oleh iman, Islam dan ihsan. Missi yang diemban Rasulullah
berorientasi pada prinsipnya merujuk kepada tujuan global, yaitu untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia dalam pengertian yang sangat luas.
Rasa malu merupakan salah satu sifat yang dianugerahkan Allah kepada
manusia dan sekaligus merupakan salah satu sifat yang membedakan
manusia dengan binatang. Kadar rasa malu pada tiap-tiap orang berbeda-
beda, dan motif yang menyebabkan orang malu juga sangat variatif.
(
)
Artinya:
Dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar
A. KESIMPULAN
Iman ialah percaya kepada Allah swt, para malaikat-Nya, pertemuan dengan
Allah, para Rasul-Nya, percaya kepada hari berbangkit dari kubur, dan percaya
kepada qadha dan qadar. Islam ialah menyembah kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat
yang difardhukan, berhaji, dan berpuasa di bulan Ramadhan; dan Ihsan ialah
menyembah kepada Allah seakan-akan kita melihat-Nya, kalau tidak mampu
melihat-Nya, harus diyakini bahwa Allah melihat kita.
Ketiga hal di atas, ditambah mempercayai terjadinya hari kiamat, yang tidak
seorangpun mengetahuinya kecuali Allah swt. merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dalam membentuk jiwa untuk mengabdi kepada Allah
sehingga mendapat keridhaan-Nya
Keimanan seseorang akan terpantul dalam bentuk amal shaleh. Oleh sebab
itu, meningkat atau menurunnya amal shaleh yang diperbuat merupakan indikator
menurun dan berkurangnya iman. Orang yang betul-betul beriman tidak mungkin
secara sengaja mengerjakan maksiat. Dengan demikian, seorang mukmin yang
melakukan perbuatan dosa seperti zina, mencuri, membunuh dan kemaksiatan-
kemaksiatan lainnya, berarti dia sedang tidak beriman atau imannya berada dalam
titik terendah. Oleh karena itu, setiap orang yang beriman selalu memperbaharui
keimanannya dengan selalu mengingat Allah dan melakukan berbagai perintah-
Nya.
Malu dalam arti sebenarnya (menurut pandangan Islam) adalah malu
dalam melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt. dan yang dipandang jelek
oleh manusia. Adapun orang yang merasa malu untuk melakukan perbuatan baik
atau malu menegur orang yang melakukan kejelekan tidak termasuk malu dalam
kategori ini, tetapi justru termasuk perbuatan tercela.
DAFTAR PUSTAKA
Bukhari, hadis no.1. Bab Permulaan Wahyu. Kitab 9 Imam dalam CD Kutub al-
Tisah.
Bukhari. hadis no. 48. Bab Hubungan Iman, Islam, Ihsan dan Hari Kiamat. Kitab
9 Imam CD kutub al-Tisah
Muhammad bin Ismail Abu Abdullah al-Bukhari. 1987. Shahih al-Bukhari. Juz V
(Cetakan III). Beirut: Dar Ibnu Katsir, 1987)