Disusun Oleh:
Isnania Eliza Putri (14221049)
Melani (14221057)
Dosen Pengampu :
Drs. Jumhur, MA.
A. Latar Belakang
Pada era modern seperti sekarang ini kita telah melihat banyak berbagai sosok
pemimpin dalam suatu wilayah Negara, dari atas hingga bawah dalam struktur
ekstansi Negara hingga dalam sebuah organisasi pasti ada sosok seorang
pemimpin.
Sebuah komunitas masyarakat dapat hidup dengan layak dan sejahtera pasti
berkat seorang pemimpin, karena pemimpin adalah yang berwenang dan juga
yang berhak mengatur serta memberikan kebijakan kepada seluruh komunitas
masyarakat.
Dan untuk mencapai sebuah kesejahteraan dalam kehidupan sebuah komunitas
masyarakat didunia dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang bertanggung jawab
dalam menjalankan tugas-tugasnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah setiap muslim adalah pemimpin ?
2. Apakah pemimpin adalah pelayan masyarakat ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
()
Artinya :
Rendahkanlah sikap mu terhadap pengikutmu dar ikaum mukminin
(Q.S.asy-Syuara : 215).1
Dalam sebuah hadits yang diterima dari siti Aisyah yang diriwayatkan
oleh Imam Muslim, Nabi SAW. Pernah berdoa, Ya Allah, siapa yang
menguasai sesuatu dari urusan umatku lalu mempersulit mereka, maka
persulitlah baginya. Dan siapa yang mengurusi umatku dan berlemah lembut
pada mereka, maka permudahlah baginya.
Hal itu menunjukkan bahwa Allah dan Rasul-Nya sangat peduli
terhadap hambanya agar terjaga dari kezaliman para pemimpin yang kejam
dan tidak bertanggung jawab. Pemerintah yang kejam dikategoirikan sebagai
sejahat-jahatnya pemerintah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
1 http://www.quranexplorer.com/Quran/
2
Aid bin Amru r.a. ketika memasuki rumah Ubaidillah bin Ziyadia
berkata, hai anakku saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabada,
sesungguhnya sejahat-sejahatnya pemerintahan yaitu yang kejam, maka
janganlah kamu tergolong dari mereka. (HR. Bukhari dan Muslim).2
Pemimpin yang zalim yang tidak mau mengayomi dan melayani
rakyatnya diancam tidak akan pernah mencium harumnya surga apalagi
memasukinya, sebagaimana disebutkan pada hadits di atas.
Oleh karena itu, agar kaum muslim terhindar dari pemimpin yang
zalim, berhati-hatilah dalam memilih seorang pemimpin. Pemilihan
pemimpin harus betul-betul didasarkan pada kualitas, integritas, loyalitas, dan
yang paling penting adalah perilaku keagamaannya. Jangan memilih mereka
karena didasarkan pada rasa emosional, baik karena ras, suku bangsa, atau
pun keturunan. Karena jika mereka dapat memimpin, rakyatlah yang akan
merasakan kerugiannya.
Menurut Quraish Shihab, dari celah-celah ayat al-Quran ditemukan
sedikitnya dua pokok sifat yang harus disandang oleh seseorang yang
memikul suatu jabatan yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat. Kedua hal
tersebut harus diperhatikan dalam menentukan seorang pemimpin.3
Salah satu ayat yang menerangkan tentang hal itu adalah ungkapan
putri Nabi Syuaib yang dibenarkan dan diabadikan dalam al-Quran:
() .
Sesungguhnya orang yang paling baik engkau tugaskan adalah orang yang
kuat lagi dipercaya. (Q.S. al-Qashash : 26).4
2 Muhammad Faiz Almath, Kumpulan hadist popular (Jakarta: Gema Insani Press, 1994), hlm.123.
4 http://www.quranexplorer.com/Quran/
3
()
.
Sesungguhnya engkau menurut penilaian kami adalah seorang yang kuat
lagi terpercaya. (Q.S. Yusuf:54).5
Kedua kriteria itu yang menjadi landasan utama ketika Abu Bakar r.a.
Menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai ketua panitia pengumpulan Mushaf.
Alasannya antara lain tersirat dalam ungkapannya, Engkau seorang pemuda
(kuat lagi bersemangat) dan telah dipercaya oleh Rasulullah saw. Untuk
menulis wahyu. Bahkan Allah SWT pun memilih Jibril sebagai pembawa
wahyu-Nya, antara lain, karena malaikat Jibril memiliki sifat kuat dan
terpercaya.
Pemimpin yang memiliki dua sifat tersebut, sangat kecil kemung kinan
untuk berbuat zalim.Ia selalu berbuat dan bertindak sesuai dengan aspirasi
rakyat. Dan dalam sebuah hadits diriwayatkan tentang imbalan bagi
pemimpin yang adil, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
( )
Artinya :
Diriwayatkan abu bakar bin abisyaibah dan Zahair bin Harb idan ibnu
numai rberkata Sufyan bin Uyainah dari Amr dan yakni bin Dinar dariamr
5 http://www.quranexplorer.com/Quran/
4
bin AwsdariAbdullah bin amru bin al ash r.a berkata: rasulullah SAW
bersabda: sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil, kelak disisi Allah
ditempatkan diatas mimbar dari cahaya, ialah mereka yang adil dalam
hukum terhadap keluarga dan apa saja yang diserahkan (dikuasakan)
kepada mereka. (HR. Muslim).6
Dalam hadist ini disebutkan bahwa imbalan bagi pemimpin yang adil
adalah kelak di sisi allah akan ditempatkan di atas mimbar dari cahaya.
Secara harfiyah, mimbar berarti sebuah tempat khusus untuk orang-orang
yang hendak berdakwah atau berceramah di hadapan umum. Karenanya,
mimbar jumat biasanya mengacu pada sebuah tempat khusus yang
disediakan masjid untuk kepentingan khotib. Sementara cahaya adalah
sebuah sinar yang menerangi sebuah kehidupan.
Kata cahaya biasanya mengacu pada matahari sebagai penerang bumi,
lampu sebagai penerang dari kegelapan. Oleh sebab itu, kata mimbar dari
cahaya di dalam hadits di atas tentu tidak serta merta dimaknai secara
harfiyah seperti mimbar yang dipenuhi hiasan lampu-lampu yang bersinar
terang, melainkan mimbar cahaya adalah sebuah metafor yang
menggambarkan sebuah posisi yang sangat terhormat di mata Allah. Posisi
itu mencrminkan sebuah ketinggian status setinggi cahaya matahari.
Bila yang pertama tadi Allah akan menjamin pemimpin yang berbuat
adil dengan jaminan naungan rahmat dari Allah, dan hadist selanjutnya
menjamin dengan jaminan mimbar yang terbuat dari cahaya, maka jaminan
yang ketiga ini adalah jaminan sorga, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
6 Ahmad Soenarto, Terjemahan Riyadus Shalihin (Jakarta: Pustaka Amin, 1999), hlm.153.
5
( )
Artinya :
Ijadl bin himar ra berkata: saya telah mendengar rasulullah saw
bersabda: orang-orang ahli surga ada tiga macam: raja yang adil, mendapat
taufiq hidayat( dari allah). Dan orang belas kasih lunak hati pada sanak
kerabatdan orang muslim. Dan orang miskin berkeluarga yang tetap
menjaga kesopanan dan kehormatan diri. (HR. Muslim).7
B. Setiap Muslim Pemimpin
,
:
,
,
,
,
,
) .
(
Artinya :
Hadits dari Ibnu umar r.a berkata bahwa Rasulullah SAW telah
bersabda setiap orang diantara kalian adalah pemimpin, dan bertanggung
jawab atas yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin untuk
keluarganya dan akan ditanya tentang keluarga yang dipimpinnya. Adapun
wanita bertanggung jawab memelihara anggota keluarga dan suaminya dan
akan ditanya tentang hal yang dipeliharanya (dipimpinnya). Seorang hamba
7 Ahmad Soenarto, Terjemahan Riyadus Shalihin (Jakarta: Pustaka Amin, 1999), hlm.155.
6
sahaya memelihara harta majikannya dan akan ditanya tentang
pemeliharaannya. Ketahuilah bahwa setiap orang diantara kalian semua
adalah pemimpin (pemelihara) dan akan dimintai pertanggung jawaban
tentang hal yang dipimpinnya. (H.R Bukhori).8
7
Setiap muslim adalah pemimpin jadi Ia harus sangat berhati-hati apa
yang di kerjakannya sehingga ketika di minta pertanggung jawaban tentang apa
yang di kerjakannya Ia bisa bertanggung jawab atas hal itu.
8
Saya mendengar Nabi SAW. Bersabda : "Tiada seorang hamba yang diberi
amanat rakyat oleh Allah SWT. Lalu ia tidak memeliharanya denga baik,
melainkan Allah tidak akan merasakan padanya harum surga (tidak
mendapatkan surga)". (HR. Bukhari dan Muslim).9
()
.
9
Allah dan Rasul-Nya sangat peduli terhadap hambanya
agar terjaga dari kedzaliman para pemimpin yang kejam dan
tidak bertanggungjawab. Pemerintahan yang kejam
dikategorikan sebagai sejahat-jahatnya pemerintahan, hadist
Nabi SAW:
:
,
: ..
( )) .
Artinya: Aidz bin amru r.a. ketika memasuki rumah Ubaidillah bin Ziyad, ia
berkata, hai anakku saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda.
Sesungguhnya sejahat-jahatnya pemerintahan yaitu yang paling kejam, maka
janganlah kau tergolong dari mereka. (H.R. Bukhori dan Muslim)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang pemimpin adalah orang yang telah dipercaya oleh Allah swt.untuk
memlihara sebagai kecil dari hamba-Nya di dunia. Maka ia harus berusaha untuk
memelihara dan menjaganya. Jika tidak, ia tidak akan pernah merasakan harumnya
surga, apalagi merasakan kenikmatan menjadi penghuninya. Agar kaum muslimin
memiliki pemimpin yang adil, yang mampu memelihara dan menjaga mereka,
11
pemimpin yang dipilih adalah mereka yang betul-betul dapat dipercaya dan kuat
dalam kepemimpinannya.
B. Saran
Hendaknya jika kita menjadi seorang pemimpin dapat berlaku adil dan
bertanggung jawab agar dapat tercipta kehidupan yang sejahtera dalam kehidupan
bermasyarakat di dunia ini Pembahasan materi ini mungkin masih kurang
sempurna. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan saran dan perbaikan dari
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Almath, Muhammad Faiz. 1994. Kumpulan hadist popular. Jakarta: Gema Insani
Press.
12
Syafei, H. Rachmad. 2000. Al-Hadits. Bandung: Pustaka Setia.
http://www.quranexplorer.com/Quran/
13