Keluarga Berencana
Disusun oleh:
Mega Cahya Vidyaningrum
150070300011115
Kelompok 2B
KB (KELUARGA BERENCANA)
1. Definisi
KB merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan,pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran
(Depkes RI, 1999; 1). KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartanto, 2004; 27). KB
adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak
serta waktu kelahiran (Stright, 2004; 78). KB merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu
sebagai makhluk seksual (Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003).
Tujuan Keluarga Berencana
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Sasaran Program KB
a. Sasaran langsung
Pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan
cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
b. Sasaran tidak langsung
Pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui
pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga
yang berkualitas, keluarga sejahtera (Handayani,2010; 29).
Manfaat KB
Manfaat KB Bagi Ibu:
1. Perbaikan kesehatan
2. Peningkatan kesehatan
3. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
4. Waktu yang cukup untuk istirahat
5. Menikmati waktu luang
6. Dapat melakukan kegiatan lain
Manfaat KB Bagi anak:
1. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
2. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
3. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik
Manfaat KB untuk Keluarga:
1. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2. Harmonisasi keluarga lebih terjaga
Ruang lingkup Program KB
Menurut Handayani (2010:29) ruang lingkup program KB,meliputi:
a. Komunikasi informasi dan edukasi.
b. Konseling.
c. Pelayanan infertilitas.
d. Pendidikan seks.
e. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan.
f. Konsultasi genetik
Akseptor Keluarga Berencana
Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan
jarak anak serta waktu kelahiran (Barbara R.Stright,2004;78).
Jenis - Jenis Akseptor KB
a. Akseptor aktif adalah akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu
cara / alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
b. Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan
kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan,
dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama
maupun berganti cara setelah berhenti / istirahat kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut
turut dan bukan karena hamil.
c. Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat
kontrasepsi atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi
setelah melahirkan atau abortus.
d. Akseptor KB dini adalah para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam
waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
e. Akseptor langsung adalah para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi
dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
f. Akseptor dropout adalah akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih
dari 3 bulan (BKKBN, 2007).
Pasangan usia subur
Pasangan usia subur yaitu pasangan suami istri yang istrinya berumur 25 - 35 tahun
atau pasangan suami istri yang istrinya berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid
atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan) (BKKBN,
2007;66).
Definisi kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah dan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
Untuk itu, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan
hubungan intim/seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak
menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).
Syarat - Syarat Kontrasepsi
Sebagai usaha untuk mencegah kehamilan hendaknya kontrasepsi memiliki syarat -
syarat sebagai berikut :
a. aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
b. efek samping yang merugikan tidak ada.
c. lima kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
d. tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
e. tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama pemakaiannya.
f. cara penggunaannya sederhana.
g. harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
h. dapat diterima oleh pasangan suami istri.
i. Efektivitas cukup tinggi
j. Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi.
k. Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak yang
direncanakan.
l. Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi
sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
2. Klasifikasi
Penemuan terkini Alat Kontrasepsi perkembangan teknologi memang terus berkembang
dan tidak terkecuali dengan alat kontrasepsi. beberapa alat kontrasepsi diantaranya :
1. Metode Sederhana atau Alami
a. Metode tanpa alat
1) Abstinence
Abstinence merupakan salah satu jenis kontrasepsi alami dengan tidak
melakukuan coitus. Kontrasepsi jenis ini tidak efektif untuk mencegah
kehamilan karena memiliki angka kegagalan sebesar 85% pada orang yang
tidak menggunkanan kontrasepsi. Namun, abstinence dirasa merupakan cara
yang paling efektid untuk mencegah penyakit menular seksual.
2) Natural family planning
Kontrasepsi jenis ini merupakan kontrasepsi dimana tidak memperbolehkan
materi kimia atau benda asing memasuki tubuh. Jenis ini dikatakan efektif
berdasarkan tingkat kemampuan pasangan untuk menghindari coitus pada
masa subur. Angka kegagalan yang dilaporkan mencapai 25%.
3) Fertility awareness methods
Metode ini berdasarkan pada kemampuan pasangan untuk mengenali masa
subur dan penggunaan abstinence sexual intercourse pada masa subur.
Terdapat beberapa macam dari kontrasepsi jenis ini, yakni:
a. Metode kalender atau pantang berkala
Mekanisme kerja
Metode kalender menggunakan prinsip berkala yaitu tidak melakukan
persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan masa subur
istri digunakan tiga patokan, yaitu :
1. Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah
ejakulasi
3. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Nampaknya cara ini mudah dilaksanakan , tetapi dalam praktiknya
sukar untuk menetukan saat ovulasi dengan tepat, karena hanya
sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, dan juga dapat
terjadi variasi terutama pasca persalinan dan pada tahun-tahun
menjelang menopause.
Cara menentukan masa aman
Pertama dicatat lama siklus haid selama tiga bulan terakhir, tentukan
lama siklus haid terpendek dan terpanjang. Kemudian sikus haid
terpendek dikurangi 18 hari, dan siklus haid terpanjang dikurangi 11
hari. Dua angka yang diperoleh merupakan rentang masa subur.
Dalam jangka waktu subur tersebut pasangan suami istri harus
pantang melakukan hubungan seksual, sedangkan diluar waktu
tersebut merupakan masa aman.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam metode KB pantang berkala
dapat diambil suatu rangkuman sebagai berikut :
a) Prinsipnya adalah tidak melakukan hubungan seksual pada masa
subur. Patokan masa subur adalah sebagai berikut :
1. Ovulasi terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang
2. Sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah
ejakulasi
3. Ovum dapat hidup selama 24 jam setelah ovulasi
b) Enam langkah menentukan masa aman dalam pantang berkala
1. Tentukan siklus haid terpendek
2. Tentukan siklus haid terpanjang
3. Siklus haid terpendek dikurangi 18
4. Siklus haid terpanjang dikurangi 11
5. Tentukan masa ovulasi
6. Tentukan masa aman
Contoh : haid terakhir tanggal 9 maret 2011, maka perhitungan pantang
berkala berdasarkan enam langkah tersebut adalah sebagai berikut :
Siklus terpendek = 29
Siklus terpanjang = 36
29-18 = 11
36-11 = 25
Masa ovulasi mulai dari hari ke 16 sampai dengan hari ke 25 siklus haid,
yaitu 19 maret sampai dengan 2 april 2011. Masa aman mulai hari
pertama sampai ke-9 siklus haid dan hari ke 26 sampai 9 hari setelahnya
yaitu mulai 9-17 maret dan 3-16 april 2011.
b. Metode Suhu Basal
Cara lain untuk menentukan masa aman ialah dengan suhu
basal tubuh. Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan turun dan kurang
lebih 24 jam setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih tinggi
dari pada suhu sebelum ovulasi. Fenomena ini dapat digunakan untuk
menentukan waktu ovulasi. Suhu basal dicatat dengan teliti setiap hari.
Suhu basal diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum
melakukan aktivitas.
Penggunaan suhu basal dan penentuan masa aman akan
meningkatkan daya guna pantang berkala. Namun suhu basal tubuh
dapat pula meningkat pada beberapa kondisi seperti infeksi, ketegangan
dan waktu tidur yang tidak teratur. Oleh karena itu dianjurkan untuk tidak
melakukan hubungan seksual sampai terlihat suhu tetap tinggi tiga hari
(pada waktu pagi) berturut-turut. Panjang siklus haid yang teratur adalah
28-30 hari. Dengan mengenal tanda-tanda premenstruasi maka saat
ovulasi dapat diperkirakan.
a) Efek samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini
dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina saat
berhubungan.
b) Daya guna
Gana guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Daya guna pemakaian ialah 20-30 kehamilan per 100 wanita per
tahun. Daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pola
cara rintangan, misalnya kondom atau spermisida disamping
pantang berkala.
c. Metode lendir serviks
Metode ovulasi dikembangkan pada tahun 1950-an oleh dua
orang dokter warga Negara Australia yaitu DRS. Evelyn dan John Billing.
Validasi metode ini dilakukan dengan menghubungkan pengawasan
terhadap perubahan lendir serviks wanita yang dapat dideteksi di vulva
dan peningkatan jumlah estrogen pada fase folikuler siklus menstruasi.
Metode ini dengan mengetahui karakteristik mukus serviks. Saat
sebelum ovulasi, mukus terlihat kental, tidak meregang jika dipegang
antara ibu jari dan jari telunjuk. Mendekati ovulasi sekresi mukus
meningkat. Pada saat puncak ovulasi, produksi mukus meningkat, tipis,
berair dan transparan. Selain itu, lendir kan terasa licin, jika diregangkan
dengan ibu jari dan jari telunjuk akan meregang sekitar 1 inch kemudian
putus. Saat puncak ovulasi, pasangan harus menghindari intercourse
hingga 3 hari setelah puncak ovulasi.
Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa seorang wanita dapat
memperkirakan masa ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus
memperhatikan perubahan basal tubuh. Perubahan lender serviks selama
siklus menstruasi merupakan pengaruh estrogen. Pola yang tidak subur
dapat dideteksi baik pada fase pra ovulasi maupun pasca ovulasi siklus
menstruasi. Perubahan lender serviks selama siklus menstruasi adalah
sebagai berikut :
a) Pada bagan terdapat beberapa hari setelah menstruasi dimana
wanita memiliki pola kering pada vulva yang tidak berubah.
b) Selanjutnya fase praovulasi
c) Hari-hari tidak subur pasca ovulasi dimulai pada hari keempat
setelah masa puncak dan berlanjut sampai menstruasi.
Pasangan yang ingin menghindari kehamilan harus mengikuti
beberapa aturan sebagai berikut :
a) Peraturan hari awal
1. Hubungan seksual harus dihindari selama hari-hari perdarahan
menstruasi yang berat. Lender serviks dapat tidak terdeteksi
karena ada perdarahan menstruasi
2. Hubungan seksual diperbolehkan setiap 2 malam selama hasil
pengamatan menunjukkan BIP. Sehari setelah melakukan
hubungan seksual dipertimbangkan sebagai hari subur karena
ada cairan semen yang dapat menghalangi pengamatan
terhadap lendir.
3. Apabila terlihat perubahan dari BIP, maka pasangan tidak boleh
melakukan hubungan pada hari tersebut dan hari-hari berikutnya
selama masih terjadi perubahan dan tiga hari kemudian ketika
BIP kembali
4. Biasanya perubahan dari BIP mengidentifikasikan dimulainya
fase subur, semua perubahan ini berlanjut hingga hari puncak.
b) Peraturan pada hari puncak yaitu hindari hubungan seksual sampai
hari keempat setelah hari puncak diidentifikasi.
d. Metode symptothermal
Metode ini merupakan kombinasi antara jenis mukus serviks dan
suhu basal tubuh. BBT atau basal body temperature diukur tiap hari
sekaligus menganalisa mukus serviks. Pasangan harus menghindari
coitus 3 hari setelah BBT meningkat atau hari ke-4 setelah perubahan
karakteristik lendir serviks.
e. Coitus interruptus
Metode ini merupakan metode tertua dan paling banyak diketahui
orang. Coitus tetap dilakukan sampai sebelum ejakulasi dan spermatozoa
dikeluarkan di luar vagina. Metode ini jenis ini dinilai kurang efektif dalam
mencegah konsepsi.
f. MLA (Metode Laktasi Amenorrhea)
MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan
pemberian ASI pada bayinya. Akan tetap mempunyai efek kontrasepstif
apabila menyusukan secara penuh (eksklusif), belum haid dan usia bayi
kurang dari 6 bulan. Mal berfungsi efektif hingga 6 bulan, dan bila tetap
belum ingin hamil, kombinasikan dengan metode kontrasepsi lain setelah
bayi berusia 6 bulan.
Konseling yang dilakukan kepada klien harus jelas dan informatif,
sehingga pencegahan kehamilan dapat terjadi, seperti : memberikan ASI
(secara penuh) dari kedua payudara sesuai kebutuhan (sekitar 6-10 kali
per hari), memberikan ASI paling sedikit satu kali pada malam hari (tidak
boleh lebih dari 4-6 jam diantara 2 pemberian), tidak menggantikan jadwal
pemberian ASI dengan makanan/cairan lain, jika frekuensi menyusukan
kurang dari 6-10 kali @ 60 ml per hari atau atau bayi tidur semalaman
tanpa menyusu (mendapat ASI), maka MLA kurang dapat diandalkan
untuk metode kontrasepsi, serta menggantikan jadwal pemberian ASI
dengan makanan atau suplemen lainnya maka daya hisap bayi akan
berkurang sehingga mengurangi efektifitas mekanisme kerja kontraseptif
MLA
Mekanisme kerja pada MAL adalah dengan adanya sekresi
GnRH yang tidak teratur akan menganggu pelepasan hormon FSH
(follicle stimulating hormone) dan LH (leutinizing hormone) untuk
menghasilkan sel telur dan menyiapkan endometrium, penghisapan ASI
yang intensif secara berulangkali akan menekan sekresi hormon GnRH
(gonadotrophin releasing hormone) yang mengatur kesuburan, sehingga
rendahnya kadar hormon FSH dan LH menekan perkembangan folikel di
ovarium dan menekan ovulasi
2. Metode Modern atau Buatan
a. Kondom
a) Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria selama
melakukan hubungan seksual. Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke
belakang. Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom dan
masukan sampai ke ujung akhir penis yang keras.
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai
semua kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung
kondom yang agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila ujung
penis tidak berongga, kondom bisa pecah.
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan
pinggiran kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis
masih dalam keadaan tegang.
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma
keluar.
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara
dibakar atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan anak-
anak atau binatang.
b) Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar
bisa dimasukan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual.
Kondom hanya digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila
dicuci dan digunakan kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang
efektif bisa melindungi dari penularan PMS dan kehamilan serta berada
dibawah kendali wanita. Cara memakai kondom wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang
bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina
4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin
luar tetap berada diluar vagina.
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke
dalam cincin luar tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan
sebelum kita berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma
masih tetap berada di dalam kondom.
b. Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progestin)
Cara yang paling meyakinkan dalam mencegah kehamilan adalah pasangan
wanitanya menggunakan pil kontrasepsi. Terdapat beberapa jenis pil ini, tetapi
masing-masing mengandung hormone esterogen dan progesterone yang
menghambat ovulasi. Agar benar-benar efektif maka pil tersebut harus di
minum dengan tepat sesuai petunjuk yang tercantum.
Ada beberapa jenis pil kontrasepsi, antara lain :
a. Kontrasepsi Oral Kombinasi
Pil ini mengandung 30-50 g estrogen dan antara 0,5-2 mg
progesterone (noretisteron). Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan
progesterone di tambahkan untuk mengendalikan siklus menstruasi.
Maksud pemberian pil ini adalah untuk mencegah pematangan folikel de
Graaf dan pembentukkan korpus luteum. Kombinasi-kombinasi kontrasepsi
ini juga:
1) Menyebabkan mucus serviks tidak dapat di tembus oleh sperma dan
meningkatkan kekentalannya (viskositasnya).
2) Mengurangi gerakan atau motilitas tuba falopi dengan cara mengurangi
kerja peristaltik sehingga sperma yang tetap hidup akan sangat
mengalami kesulitan bergerak sepanjang tuba falopi untuk sampai
uterus.
Siklus menstruasi di tekan, tetapi withdrawal bleeding yang siklis tetap
terjadi apabila pil harian tersebut di ganti dengan placebo. Metode ini dapat
diterima karena mengurangi gangguan siklis dan secara estetik dapat
diterima, karena metode ini tidak berhubungan dengan masalah hubungan
seksual.
Efek Samping
Walaupun demikian, metode ini mempunyai kerugian, mempunyai efek
samping seperti :
Efek karena kelebihan estrogen
Ada rasa mual, kadang di sertai muntah, diare dan rasa perut kembung.
Selain itu menyebabkan retensi cairan karena kurangnya pengeluaran air
dan natrium. Retensi cairan ini dapat menyebabkan bertambahnya berat
badan. Oleh karena itu, pada akseptor di anjurkan untuk kurangi
konsumsi garam. Efek samping lainnya berupa sakit kepala, nyeri pada
mamae. Konsumsi pil yang cukup lama dengan dosis estrogen yang
tinggi dapat menyebabkan pembesaran mioma uteri, akan tetapi
biasanya pembesaran itu berhenti jika pemakaian pil di hentikan.
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting dan
withdrawal bleeding dalam masa intermenstruum.
Efek karena kelebihan progesterone
Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu makan meningkat disertai
bertambahnya berat badan. Dapat menimbulkan jerawat dan alopesia
karena efek androgenic dari jenis progesterone yang di pakai dalam pil.
Efek samping yang berat
Dapat terjadi trombo-emboli, trombo-emboli ini dapat terjadi apabila di
dukung oleh faktor-faktor predisposisi seperti merokok, hipertensi,
diabetes mellitus dan obesitas.
Menstruasi tidak teratur atau bercak-bercak. Pil kombinasi sering
membuat datang bulan lebih pendek dan lebih ringan.
Kontraindikasi
Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi untuk kontrasepsi.
Kontraindikasinya antara lain :
Kontraindikasi mutlak
- Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen
- Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
- Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan
serebrovaskular
- Diabetes mellitus
- Kehamilan
Kontraindikasi relatif
- Depresi
- Migraine
- Mioma uteri
- Hipertensi
- Oligomenorea dan amenorea
Kelebihan dan Kekurangan pil kombinasi
Kelebihan
- Efektivitasnya dapat di percaya
- Frekuensi koitus tidak perlu di atur
- Siklus haid tidak teratur
- Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama
sekali
Kekurangan
- Pil harus di minum setiap hari
- Motivasi harus kuat
- Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea
yang persisten
- Harganya relative mahal
Cara pemakaian pil kombinasi:
Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28
tablet, minumlah pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai 1
paket, mulailah dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila memakai
paket 21 pil, minumlah pil setiap hari selama 21 hari, kemudian tunggu 7
hari sebelum mulai dengan paket yang baru.
Pil yang terlambat diminum atau lupa akan menyebabkan perdarahan
sedikit, seperti datang bulan yang ringan.
b. Pil Progesteron
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih
aman bagi wanita yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita timbul
efek samping pada pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih baik bagi ibu
menyusui karena tidak mengandung zat yang menyebabkan pengurangan
produksi ASI. Penggunaan pil ini sangat efektif bagi ibu-ibu menyusui.
Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi secara sempurna.
Pada beberapa wanita yang lain folikel mengalami pematangan secara
normal, tetapi terjadi fase luteal yang dipersingkat dan tidak terjadi produksi
progesterone. Kerja kontrasepsi pil progesterone saja terletak pada
kerjanya pada mucus serviks dengan membuat mukus ini lebih kental dan
sulit dilewati sperma, dan dengan mengurangi kerja peristaltik tuba falopi
sehingga sperma yang tetap hidup sangat sulit atau tidak mungkin
mencapai uterus.
Efek samping yang umum terjadi:
Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak
Datang bulan terlambat
Sering pusing
c. Pil sekuensial
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah
pertama siklus mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang
kedua diberikan pil yang mengandung baik estrogen maupun progesterone.
Efek keseimbangan hormone ini ialah penekanan ovulasi, dan karena kadar
estrogen tinggi, maka juga akan menekan laktasi apabila diberikan kepada
pasien post natal. Sekuensial memberikan banyak efek samping, yang
meliputi bertambahnya berat badan, perubahan payudara, mual, sakit
kepala dan penurunan libido.
Secara umum ada beberapa komplikasi yang terjadi pada kontrasepsi
oral, yaitu mencakup sebagai berikut :
A Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau kandung
empedu.
C Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya sumbatan
pembuluh darah pada paru atau jantung.
H Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau hipertensi.
E Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau hipertensi.
S Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.
3) Implant
Pengertian Kontrasepsi Implan
a. Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian
subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis
rendah, dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).
b. Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal levonorgestrel
yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan
sylastic, masing-masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam format kristal
dengan masa kerja lima tahun (Varney, 1997).
Cara Kerja Kontrasepsi Implan :
a. Lendir serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap
mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang
membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang
diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat
mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada
bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.
c. Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat
pergerakan sperma.
d. Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH),
baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.
Jenis jenis Kontrasepsi Implan
a. Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50
85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 35 mcg
per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.
b. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang
dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang
kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl
Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada
permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang
perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.
c. Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3
tahun.
d. Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg
nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 g per hari dan
lama kerja 1 tahun.
e. Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan progestin
dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan
tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada
norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin
dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan
menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini
mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai
diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16
mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg
levonorgestrel. Lama kerja 12 18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari
kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.
3. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
Nyeri akut
Deficit volume cairan
Perubahan body image
Ansietas
b. Kontrasepsi pil
Nyeri akut
Perubahan body image
c. IUD
Nyeri akut
Perubahan suhu tubuh
Ansietas
Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami
nyeri
Kriteria hasil :
klien melaporkan nyeri berkurang
klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
klien mampu mengenali nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan inetrvensi
komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, selanjutnya
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
Mengidentifikasi adanya nyeri pada
ketidaknyamanan klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat
mengindikasikan adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang
maka intensitas nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan Dukungan dari keluarga dapat
menemukan dukungan membantu klien mengatasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: Teknik non farmakologi yang benar
napas dada, relaksasi, distraksi, kompres akan membuat klien rileks dan nyaman
hangat/dingin sehingga dapat mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa
nyaman, sehingga nyeri dapat
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, untuk mengurangi atau menghilangkan
seperti nyeri
Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien teratasi
Kriteria hasil :
TTV klien dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan intervensi
selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi yang Mengidentifikasi sumber kecemasan
menimbulkan kecemasan klien
Dorong klien untuk mengungkapkan Mengungkapkan perasaan, ketakutan,
perasaan, ketakutan, persepsi dan persepsi akan mengurangi
kecemasan klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang dan
mengurangi kekhawatiran klien
Temani klien untuk memberikan Memberikan keamanan pada klien dan
keamanan dan mengurangi takut mengurangi takut
Jelaskan semua prosedur dan apa yang Mengurangi kecemasan klien,
dirasakan selama prosedur meningkatkan pemahaman klien
mengenai prosedur tindakan yang akan
dilakukan
Libatkan keluarga untuk mendampingi Keluarga dapat member dukungan positif
klien kepada klien
Instruksikan pada klien untuk Untuk mengurangi kecemasan yang
menggunakan teknik relaksasi dirasakan klien
Kolaborasi: Pemberian obat anti cemas sesuai
Berikan obat anti cemas dengan kebutuhan klien dapat
mengurangi kecemasan klien
Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan
pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis kontrasepsi,
kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis pengetahuan
yang akan diberikan pada klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis- Meningkatkan pemahaman klien
jenis kontrasepsi, kekurangan &
kelebihan masing2 kontrasepsi dan
cara penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah yang
Meningkatkan pemahaman klien dan
mungkin muncul setelah pemakaian membantu klien mengatasi masalah yang
kontrasepsi muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan sesuai
dapat mengurangi kecemasan klien&
memenuhi kebutuhan klien
Dukung klien untuk mengeksplorasi Memperluas pemahaman klien
atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
A. PATHWAY
1. Suntik
Suntik
Progesterone Estrogen
Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor
pembekuan
Retensi Merangsang Stimulasi Pengentalan
darah
cairan pusat hipotalamus lender
meningkat
reseptor serviks
Peningkatan Menekan
makanan Trombosis
TD LH,FSH Menghambat
Nafsu makan penetrasi
Menghambat Ovulasi
meningkat sperma
sikluas terhambat
Menghambat
oksigenasi BB Sperma &
produksi Perubahan
meningkat ovum tidak
Nyeri kepala prostaglandin maturasi
bertemu
Perubahan endometrium
Nyeri Peningkatan
body image Lender
proteksi Atropi
meningkat
Asam terhadap
Dinding
lambung mukosa Keputihan
rahim sulit
meningkat lambung
lepas
Merangsang Iritasi
Amenorrhea
muntah mukosa
Ansietas
lambung
Devisit
vol.cairan
2. PIL KOMBINASI
Pil
Progesterone Estrogen