Anda di halaman 1dari 2

Analisis kandungan lemak pangan metode ekstraksi soxhlet

Dalam analisis lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi lemak secara murni. Halitu
disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak, seperti phospholipid,sterol,
asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh karena itu, hasil analisislemak
ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat dua metode dalam penentukan kadar lemak suatu
sampel, yaitu metode ekstraksi kering (menggunakan soxhlet) dan metode ekstraksi basah.
Selain itu, metode yang digunakan dalam analisis kadar lemak dapatmenggunakan metode
weibull. Prinsip kerja dari metode weubull adalah ekstraksi lemak dengan pelarut nonpolar
setelah sampel dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat
(Harper et.al , 1979).

Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnyasehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan
adanya pendingin balik. Soxhlet terdiridari pengaduk atau granul antibumping, still pot (wada
h penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm
inlet, syphonarm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan
cooling water out (Darmasih, 1997).

Ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini
digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak.Dibandingkan dengan
cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Makin
polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbedauntuk kedua macam
cara ekstraksi (Whitaker 1915).

Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 gram dan kemudiandibungkus atau


ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel). Pelarutyang digunakan adalah
petroleum dengan titik didih 30-90C. Petroleum digunakankarena lemak larut dalam pelarut
organik

Thimble (selongsong) yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet
disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat
pendingin disambungkan dengan soxhlet Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstrasi
lemak mulai dipanaskanKetika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke
pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar condenser mengembunkan
uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes kethimble. Prinsip ini
merupakan prinsip kondensasi. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini
terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat
sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.
Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 2 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut
dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan. Labu lemak yang
akan digunakan, sebelumnya harus di oven terlebih dahulu.Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan kadar air atau lemak yang menempel
pada labu. Setelah di oven, labu lemak disimpan didalam desikator yang
berisi silika gel. Silika gel berfungsi sebagai penyerap air dan
menyeimbangkan suhu labu lemak agar dingin ketika penimbangan.Setelah
proses soxhletasi selesai, maka labu lemak harus dikeringkan didalamoven 1055 C selama 30
menit hingga aroma petroleum tidak tercium. Pada sampel biji wijen, lemak yang terbentuk
adalah lemak cair bewana kuning dan memiliki aroma khas lemak

Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa kadar lemak kue kuping


gajah adalah 20,871 %. Hal ini dapat disebabkan dari bahan dan proses
pembuatan kue kupinggajah yang digoreng, sehingga kadar lemak yang
diperoleh besar Kadar lemak yang diperoleh dengan yang berdasarkan
Nutrition Fact sangat jauh ebih rendah yaitu sekitar 6,9% (TKPI, 2008) .
Hal ini kemungkinan karena proses ekstraksi yang kurang maksimal,
banyaknya sirkulasi 3 kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi
adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi,kuantitas pelarut, suhu
pelarut, dan tipe pelarut

Anda mungkin juga menyukai