Paket - Paket Kebijakan Ekonomi Dan Penga PDF
Paket - Paket Kebijakan Ekonomi Dan Penga PDF
PEREKONOMIAN INDONESIA
A. Andrew Toedjono
2013 013 010
ABSTRACT
Decreasing trend of global economic growth, give a significant impact on Indonesias
domestic economy. Plan of taking down the Fed Rate and devaluation of Yuan made the
condition worst. To stimulate the domestic economy and achived sustainable growth,
government of Indonesia has launch economic packages as a policy to cure and stimulate
domestic condition. There are 6 packages launched and every packages has own
characteristics but has the same target, is to improved the condition of dometic economy.
However, the policy that has launched only talking about supply side and long-term condition
through fiscal policy, whereas peoples of Indonesia need the real impact to improved
purchasing power. Thus, demand side oriented policy is needed pass through the monetary
policy besides fiscal policy.
Keywords : Economic Packages, Policy, Fiscal Policy
PENDAHULUAN
Penurunan tren ekonomi global memberi dampak signifikan bagi perekonomian
Indonesia. Rencana AS yang akan menaikan suku bunga acuan membuat perekonomian
dunia berguncang. Tambahan lagi, Cina melakukan devaluasi Yuan guna memacu
ekonominya. Akibatnya, terjadi volatilitas yang tinggi pada perekonomian global. Selain itu,
harga harga komoditas pun anjlok. Indonesia yang bergantung dari ekspor komoditas pun
tidak dapat berbuat apa apa.
Melemahnya nilai tukar yang mestinya bisa dimanfaatkan untuk memacu ekspor
domestik, juga tidak terjadi seperti keinginan. Selain itu, capital outflow secara massive juga
terjadi pada bursa domestik yang menyebabkan IHSG anjlok dalam. Maka, penurunan
pertumbuhan ekonomi dan melemahnya nilai tukar rupiah pun tidak bisa dihindarkan lagi.
Pertumbuhan ekonomi domestik pun diprediksi hanya mencapai 4,7% pada akhir tahun,
meleset dari perkiraan yang mencapai 5%.
Dalam rangka mengatasi masalah ekonomi tersebut serta menciptakan ekonomi yang
kondusif, Pemerintah dan Bank indonesia melakukan upaya upaya stabilisasi, baik dari sisi
fiskal juga dari sisi moneter. Upaya pemerintah tersebut, tertuang dalam paket paket
kebijakan yang dirilis dari bulan September hingga bulan November tahun ini. Paket paket
kebijakan tersebut, terdiri dari 6 seri yang semuanya merupakan bukti upaya pemerintah dan
BI guna mengatasi masalah ekonomi saat ini, serta menciptakan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan di masa mendatang.
Dengan kata lain, paket paket kebijakan tersebut merupakan obat juga stimulus bagi
ekonomi Indonesia dimasa mendatang. Sehingga, masyarakat luas dan pelaku usaha
menunggu dampak riil dari paket paket yang telah dikeluarkan tersebut. Oleh karena itu,
penulis mencoba mengulas isi dari paket paket kebijakan dan dampaknya pada
perekonomian Indonesia guna mencapai stabilisasi dan pertumbuhan yang diinginkan.
RUMUSAN MASALAH
Unsur unsur apa sajakah yang terdapat dalam masing masing paket kebijakan ekonomi
yang dirilis pemerintahan Jokowi.
Bagaimana mekanisme transmisi kebijakan melauli paket - paket dalam mencapai tujuannya
Dampak positif dan negatif paket paket kebijakan ekonomi tersebut
PEMBAHASAN
22 Oktober 2015 adalah tanggal dimana paket kebijakan ekonomi tahap V dirilis
Pemerintah. Jika dicermati paket kebijakan ini berfokus pada sisi insentif yang dapat
diberikan Pemerintah kepada pengusaha. Pemerintah beranggapan jika insentif diberikan
maka pengusaha akan semakin produktif dan berkontribusi terhadap perekonomian saat ini.
Insentif yang diberikan salah satunya melalui pengurangan pajak revaluasi aset.
Dimasa lampau pengusaha enggan melakukan revaluasi karena biayanya terlalu tinggi. Akan
tetapi, demi mempermudah pengusaha biaya pajak revaluasi kini dipangkas lebih kecil dari
10% tergantung tanggal perusahaan melakukan revaluasi. Harapan pemerintah dengan
dipangkasnya pajak revaluasi aset, banyak perusahaan yang melakukan revaluasi. Dampak
positif yang diterima dari revaluasi adalah meningkatnya kondisi laporan keuangan
perusahaan yang dapat digunakan untuk modal usaha.
Selain itu, penghapusan pajak berganda untuk kontrak investasi dan dana investasi
real estate (REITS) merupakan bagian dalam paket kebijakan ekonomi ini. DIRE/ REIT
adalah surat berharga dengan underlying asset berupa perusahaan properti. Maka, dengan
penghapusan double tax diharapkan pertumbuhan surat berharga DIRE dapat membantu
pertumbuhan pasar modal di Indonesia.
Yang terakhir adalah pemerintah mempermudah izin untuk produk produk bank
berbasis syariah. Indonesia merupakan Negara berpenduduk Islam terbesar oleh karenanya,
prospek perbankan syariah masih sangat terbuka. Dengan dipangkasnya izin, pemerintah
berharap agar perbankan syariah mampu berkembang lebih pesat dan dapat diperhitungkan
dalam dunia perbankan nasional.
Rincian Paket Kebijakan Ekonomi Tahap V
Diskon tarif pajak penghasilan (PPh) untuk perusahaan yang melakukan revaluasi
asset.
- Selama ini perusahaan yang melakukan revaluasi asset dikenakan tariff pajak sebesar
10%. Pada paket jilid V diberikan insentif sebesar:
1. Revaluasi asset hingga 31 Desember 2015, tariff PPh 3% dari selisih asset.
2. Revaluasi asset 1 januari hingga 30 Juni 2016, tariff PPh 4%
3. Revaluasi asset 1 Juli hingga 31 Desember 2016, tariff PPh 6%
- Keuntungan revaluasi asset bagi perusahaan:
1. Dengan melakukan revaluasi asset nilai asset perusahaan akan anik
2. Selisih nilai asset bias digunakan untuk menambah modal usaha dan
ekspansi. Keuangan korporasi juga akan semakin membaik.
Penghapusan pajak berganda untuk kontrak kolektif dan investasi real estate (DIRE)/
Real Estate Investment Trust (REIT)
- DIRE adalah kontrak investasi kolektif (KIK) mirip reksadana. DIRE juga
menggunakan istilah nilai kativa bersih (NAB).
- DIRE khusus menempatkan dana pada asset dasar berupa property. Melalui produk
DIRE, investor bias memiliki property fisik tanpa harus membeli secara langsung.
- Di Indonesia, DIRE masih mengenakan PPh 5% terhadap perusahaan penghimpun
asset (SPV) dan perusahaan penerbit DIRE. Pajak lainnya adalah Bea perolehan ha
katas tanah dan bangunan 5%. Di Singapura DIRE bebas pajak.
- Di Indonesia, baru satu perusahaan yang menerbitkan DIRE yaitu Ciptadana Asset
Management yang diluncurkan pada 12 Januari 2012.
Mempermudah perjanjian produk Bank Syariah
- Berupa penyederhanaan izin produk perbankan syariah. Tidak perlu mengirim surat,
cukup melapor saja.
Sumber: Kemenkeu.go.id
Paket paket kebijakan Pemerintah yang berjumlah 6 paket sampai saat ini berhasil
direspon cukup positif oleh pasar. Jika dilihat dari kondisi nilai tukar, Rupiah mengalami
penguatan setelah terdepresiasi sebesar 18,02% dari Januari 2015 sampai 2 Oktober 2015.
Rupiah menguat dari level 14.728 USD/Rp ke Level 13.639 USD/ Rp pada akhir Oktober.
Jika kita melihat kondisi IHSG hal yang terjadi serupa. Ketika paket kebijakan ekonomi tahap
2 diluncurkan IHSG mengalami penguatan 45 poin atau 31 % pada perdagangan 2 oktober
2015. Jika Melihat pada gambar 1, tanggal 2 Oktober merupakan titik balik nilai IHSG.
Sumber: duniainvestasi.com
Namun, respon positif yang ditimbulkan masih dianggap kurang oleh sejumlah pihak.
Jika dilihat, kebijakan kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah lebih berbasis pada
penguatan sektor penawaran dari pada sektor permintaan. Ini terbukti dari deflasi yang terjadi
selama 2 bulan berturut turut yaitu -0,5% dan -0,8% pada bulan September dan Oktober.
Artinya daya beli menjadi aspek yang krusial dalam masa masa ini dan kebijakan yang
dilakukan belum mengenai secara langsung.
Kebijakan kebijakan yang dikeluarkan hingga paket ekonomi 6 lebih berorientasi
kemudahan bagi para pebisnis dan pengusaha. Hanya paket ekonomi tahap 4 saja yang
mengatur regulasi perupahan buruh yang lebih kepada sektor permintaan. Akan tetapi,
peraturan tersebut justru membuat perdebatan dikalangan buruh sendiri. Terlebih lagi,
kebijakan moneter melalui mekanisme transmisi suku bunga belum dapat dilaksanakan
karena pemerintah masi menunggu arah kebijakan bank sentral AS.
Paket paket kebijakan ekonomi yang telah di luncurkan memang telah memberikan
sentiment positif terhadap pelaku bisnis dan usaha di Indonesia.Akan tetapi, yang lebih
ditunggu adalah efek langsung dari kebijakan kebijakan tersebut. Kebijakan yang telah
dirilis selama ini masih terkendala time lag, karena kebijakan fiskal akan terasa efeknya pada
jangka panjang. Namun, masyarakat ingin merasakan dampak riil dari kebijakan tersebut
yaitu pada jangka pendek atau efek secara langsung.
Kedepannya, selain memperhatikan sektor penawaran yang memang krusial,
Pemerintah juga harus mengedepankan sektor daya beli masyarakat. Karena daya beli
masyarakat adalah salah satu penopang ekonomi domestik melalui konsumsi masyarakat.
Oleh karena itu, instrumen moneter yang dikendalikan bank sentral juga merupakan
kebijakan yang penting, selain kebijakan fiskal pemerintah guna menstabilkan antara sisi
permintaan juga sisi penawaran di pasar dengan harapan selain pengusaha, masyarakat juga
diuntungkan dari paket paket kebijakan yang dirilis oleh pemerintah.
PENUTUP
Paket paket kebijakan yang ada merupakan obat bagi perekonomian Indonesia saat
ini. Paket paket yang telah diluncurkan pemerintah juga tidak dapat dipisahkan antara yang
satu dengan yang lain karena, paket paket tersebut memiliki sasaran dan target yang
berbeda tetapi jika digabungkan, tujuannya sama yaitu untuk memperbaiki kondisi
perekonomian Indonesia saat ini.
Masih banyak yang perlu dikritisi dari paket paket yang telah diluncurkan, salah
satunya adalah paket belum secara langsung mengenai kondisi riil masyarakat. Kebijakan
paket ekonomi yang ada saat ini masih berputar dari sisi penawaran saja. Kebijakan yang
telah diluncurkan lebih tertuju kepada para pebisnis dan investor. Juga, efek kebijakan fiskal
memiliki waktu yang lama yaitu jangka panjang sehingga impact secara langsung belum
dapat dirasakan. Pemerintah kurang peka terhadap kebutuhan mendesak pada jangka pendek.
Pemerintah masih berhati hati dalam menentukan arah kebijakan untuk merangsang sisi
permintaan karena, masih menunggu arah kebijakan bank sentral AS terkait kebijakan suku
bunganya. Maka, arah kebijakan moneter trutama melalui mekanisme transmisi suku bunga
dari Bank Indonesia sangat ditunggu.
Kedepannya, Pemerintah, Bank Indonesia, dan OJK harus meramu kebijakan yang
tepat sasar dan bersinergi. Kebijakan yang diramu harus merangkum seluruh keinginan
lapisan masyarakat. Selain sisi penawaran yang penting, sisi permintaan juga tidak boleh di
kesampingkan. Penguatan sisi penawaran kurang efektif jika dari sisi permintaan lemah. Oleh
karenanya, kebijakan yang terorganisir dan tersinergi serta dapat merangkum keinginan
masyarakat sangat ditunggu guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang sustainable dimasa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Toedjono, A dan Mbui, C. 2015. Kebijakan dalam memcau pertumbuhan sektor Industri dan
Infrastruktur. Esai Finalis Indonesia Economic Outlook 2016.
Triyono, A, Adris, U dan Santosa U. Oktober 16 2015.Ungkit Daya Beli Lewat Formula
Upah. Harian Kontan.
Triyono, A dan Agustina, M. Oktober, 23 2015. Paket Jilid V Nikmat bagi Pemerintah.
Harian Kontan.
Triyona, A, dkk. September, 30 2015. Mengais Devisa Lewat Diskon Pajak. Harian Kontan
Triyono, A dan Hasniawati, A. Oktober, 8 2015. Prioritas Industri Daya Beli Soal Nanti.
Harian Kontan.
Meilani, H. 2015. Paket Kebijakan Ekonomi dan Stabilisasi Nilai Tukar Tahap II. Info
Singkat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik , Vol 7 (19), 13-16.
Munazat, A dan Handoyo. September, 9 2015. Menanti Kiriman Paket Ekonomi Jokowi.
Harian Kontan.
Zatnika, A dan idris, U. September,29 2015. Biar Tak Pahit Paket II Lebih Konkret. Harian
Kontan.