Anda di halaman 1dari 3

Proses Pembuatan Asam Sulfat

Abdullah Bin Makruf Syammach (13014112)

Asam sulfat adalah salah satu jenis asam yang paling banyak digunakan sebagai bahan
baku untuk menghasilkan bahan kimia lainnya. Proses produksi yang membutuhkan
asam sulfat diantaranya pembuatan pupuk fosfat, pembuatan pewarna dan pigmen, pulp
and paper, proses ekstraksi logam, pembuatan benang fiber, dll. Produksi asam sulfat di
dunia mencapai 200 juta ton tiap tahunnya (Federal State Statistics Service, 2011).
Proses produksi asam sulfat dibagi dalam empat tahap yaitu ekstraksi sulfur,
pembentukan sulfur dioksida, pembentukan sulfur trioksida, dan yang terakhir
pembentukan asam sulfat.

Terdapat beberapa sumber sulfur yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan asam
sulfat. Beberapa bahan bakar seperti batubara, gas alam, dan minyak bumi memiliki
kandungan sulfur yang harus dibuang agar saat digunakan bahan bakar tersebut tidak
menimbulkan emisi yang berbahaya. Sulfur yang dibuang umumnya dalam bentuk gas
H2S. Selain itu, sulfur juga terdapat dalam bijih mineral beberapa logam seperti
tembaga, nikel, dan seng. Sulfur yang terkandung dalam sulfide logam tersebut
diekstrak dengan cara oksidasi. Atom Oksigen akan mendesak menggantikan posisi
atom sulfur karena senyawa oksida logam lebih stabil jika dibandingkan dengan
senyawa sulfida logam. Akibatnya, sulfur akan terlepas sebagai senyawa sulfur
dioksida. Sulfur dioksida yang dihasilkan tersebut diolah lebih lanjut untuk
menghasilkan asam sulfat.

Jika bahan baku berupa lelehan sulfur, maka bahan baku tersebut harus diubah terlebih
dahulu menjadi sulfur dioksida. Konversi sulfur menjadi sulfur dioksida ini dilakukan
dalam tungku yang dialiri udara kering pada suhu 1300 K. gas sulfur dioksida yang
dihasilkan didinginkan dengan penukar panas. Dalam proses pendinginan tersebut akan
dihasilkan pula uap air. Reaksi yang terjadi pada proses ini sebagai berikut:
S(s) + O2(g) SO2(g)
Proses selanjutnya adalah konversi gas sulfur dioksida menjadi gas sulfur trioksida.
Proses ini dilakukan dalam sebuah konverter dengan menggunakan katalis vanadium.
Proses ini berlangsung pada suhu 700 K. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Reaksi tersebut bersifat eksotermik, sehingga konversi pada suhu tinggi akan rendah.
Untuk mengatasi rendahnya konversi maka konverter disusun dari empat unggun katalis
yang panas pada tiap tahapnya dikeluarkan melalui penukar panas seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Kontak (CIEC, 2017)

Proses terakhir yang dilakukan adalah konversi sulfur trioksida menjadi asam sulfat.
Penambahan air pada sulfur trioksida dapat menimbulkan reaksi yang tidak terkendali
sehingga sulfur trioksida dilarutkan terlebih dahulu dalam asam sulfat pekat. Pelarutan
tersebut akan menghasilkan senyawa oleum. Oleum yang terbentuk direaksikan dengan
air untuk menghasilkan asam sulfat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
H2SO4(l) + SO3(g) H2S2O7(l)
H2S2O7(l) + H2O(l) 2H2SO4(l)
Reaksi tersebut dijalankan pada suhu 400 K dan untuk menjaga suhu tetap digunakan
penukar panas.

Anda mungkin juga menyukai