Anda di halaman 1dari 6

Menara pendingin basah

A. Tujuan percobaan
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa dapat :
1. Mengetahui cara kerja menara pendingin
2. Mengetahui laju aliran air make up water
3. Mengetahui laju penguapan air
4. Mengetahui laju perpindahan panas (Ea) yang diterima oleh udara

B. Dasar Teori
Pengertian Menara Pendingin
Menara pendingin basah adalah peralatan pebuang kalor berdasarkan mekanisme pendingin air menggunakan
udara yang berkontak langsung dn menguapkan sebgian air tesebut. ( Stoecker, F. Wilbert, and Jerold W.
Jones. Alih Bahasa Supratman Hera. 1987. Refrigenerasi dan pengkondisisan Udara,Ed. Ke-2. Jakarta :
Erlangga). Menara pendingin mempunyai sistem distribusi air panas yang disemburkan / disemprotkan secara
merata ke sisi- sisi lubang- lubang atau batang- batang horizontal yang disebut isian ( fill atau packing). Isisan
ini berfungsi mencampurkan air yang jatuh dengan udara yag bergerak naik pada waktu air memrcik dari atas
ke bawah dan biasanya terpasang miring kebawah supaya air yang jatuh tidak keluar melalui lubang tersebut.
Sebagian besar menara pendingin aliran paksa menggunakan satu atau lebih kipasuntuk menghisap atau
mendorong udara bergerak vertical atau horizontal melalui menara. Udara masuk dari luar melalui sisi- sisi
yang berbentuk celah- celah horizontal yang terdapat di sisi menara.

Gambar. Keseimbangan aliran mesin dalam menara

C. Rumus

1. Kelembaban Relatif ( relative humidy)


Kelembaban relative merupakan perbandingan tekanan bagian uap air dengan tekanan jenuh air murni
pada tekanan yang sama. Kelembaban relative dapat ditunjukkan seperti persamaan berikut :

Pv
RH
Pg
(M.M.El-Wakil,266)

Keterangan :
RH : kelembaban relative
Pv : tekanan parsial uap air di udara (KPa)
Pg= Psat : tekanan jenuh air pada suhu yang sama (KPa)

2. Kelembaban mutlak
Kelembaban mutlak uap air yang terdapat dalam tiap satuan massa udara kering. Jika uap air dan uap
kering dianggap sebagai jenis gas ideal dan keduanya mempunyai tetapan gas, sehingga memenuhi
persamaan P.V=m.R.T yang dinyatakan dalam persamaan berikut :
mv 0,622 Pv 0,622 Pv

ma Pa PL Pv
(M.M.El-Wakil,266- 267)

Keterangan :
: kelembaban mutlak udara
Pv : tekanan ua air di udara ( KPa)
Pa : tekanan udara kering dalam udara ( KPa)

PL = Pa + Pv

Keterangan :
PL : tekanan atmosfir (tekanan lingkungan ) ( KPa)
Pa : tekanan parsial udara kering (KPa)
Pv : tekanan parsial udar kering ( KPa)

3. Air Tambahan (make up water )


Banyaknya tambahan air (mw) aktual dapat diketahui dengan menjumlahkan air yang menguap dengan air
yang hanyut. Besarnya ir yang menguap dapat dihitung dengan :
m w m a 2 1

m a . A.V
(M.M.El-Wakil, 270)

Keterangan :
m w
: laju air tambhan pengganti penguapan ( kg/s)
m a
: laju udara = 1.v (kg/s)
1 : kelembaban udara mutlak masuk menara
2 : kelembaban udara mutlak keluar menara
: massa jenis udara kering ( kg/ m3)
A : luas laluan udara dari menara (m2)
V : kecepatan udara keluar menara (m/s)

4. Energi yang Dilepas (Ew)


Perhitungan kapasitas menara pendingin dilakukan dnegan menganalisa perbedaan suhu yang dimiliki air
saat masuk dan keluar menara pendingin yang sesuai dengan persamaan :

E w m w .Cp. Th Tc

Keterangan :
Ew : energy yang dilepas air tiap satuan waktu ( watt)
mw : laju aliran air masuk menara (kg/s)
Cp : panas spesifik air = 4,2 (KJ/kg0C)
Th : temperature air masuk menara (0C)
Tc : temperature air keluar menara (0C)

5. Efektiitas Menara Pendingin


Energi aktual yang diterima udara (Ea act) tapi energy yang diterima oleh udara dibagi dengan eneri ynag
dilepaskan oleh air dan diperoleh dari rumus berikut :

E a m u . h2 h1

Keterangan :
Ea : energy aktual yang diterima udara tiap satuan waktu ( watt)
h1 : entalphi udara masuk menara ( KJ/kg)
h2 : entalphi udara keluar menara ( KJ/kg)

sedangkan energy yang dilepaskan oleh ai

E a E w
sedangkan energy yang dilepaskan oleh air
E w m a .Cp. Th Tc
teori =

keterangan :
m a
: laju aliran massa air (kg/s)
Cp : panas spesifik air = 4,2 (KJ/kg0C)

Efektifitas menara pendingin (e)


E a m u h2 h1
e
E w m a .Cp. Th Tc

D. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan dalam percobaan menara pendingin basah adalah ;
Anemometer 1 buah
Hygrometer 2 buah
Thermometer 1 buah
Stopwatch 1 buah
Penggaris 1 buah

E. Langkah kerja
1. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam percobaan
2. Mengisi reservoir dengan air smpai batas maksimal
3. Menghubungkan kabel power menara pendingin ke power supply, meng-on-kan saklar heater (S 1, S2) dan
memanaskan air hingga mencapai temperature 400C, setelah itu baru menghidupkan pompa (S3) dan kipas
(S4)
4. Mengatur bukaan katup air panas yang masuk ke menara pendingin dengan mengatur K 1 dan membaca
volumenya serta mencatatnya pada table percobaan
5. Membuat tabulasi data yang meliputi Tdb1, Tdb2, Twb1, Twb2, T1, T2, RH1, RH2,volume air, waktu ,
kecepatan udara keluar menara, dan debit (Q)
6. Mengulangi langkah 2 sampai 5 untuk 3 deit yang berbeda
7. Mengembalkan peralatan setelah selesai melakukan percobaan

F. Gambar rangkaian alat


G. Data hasil percobaan

No Tdb1 Tdb2 Twb1 Twb2 V1 V2 RH1 RH2


. (0C) (0C) (0C) (0C) (m/s) (m/s) (%) (%)
1 32 27 30 28 2,025 6,375 67,5 85,5
2 32,5 27 30,25 27,5 2,125 6,25 65,5 80,5
3 34,5 28 32 28 2,075 6,25 61 74

H. Analisis
Contoh perhitungan
Table data hasil perhitungan

No. 1 2 a w
(kg/s) (kg/s)
1 0.0205 0.0233 5.6117 0.0157
2 0.020 0.022 5.5017 0.0110
3 0.0214 0.0233 5.6177 0.0107

Pembahasan

Setelah melakukan percobaan, didapatkan data hasil percobaan seperti diatas. Setelah melakukan perhitungan dengan
menggunakan persamaan dapat dilakukan analisa :

Pada praktikum menara pendingin basah ini bertujuan untuk mencari besarnya nilai laju aliran make up water dengan
melakukan 3 kali pengambilan data, dimana setiap percobaan rentang waktunya adalah 30 menit. Pada table data hasil
percobaan didapatkan Tdb 1 dan Tdb 2 pada pada percobaan 1, 2 maupun 3 mengalami kenaikan seiring dengan
bertambahnya aliran udara yang melewati dari posisi disekitar menara. T wb1 dan Twb2 juga mengalami kenaikan pada
percobaan 1, 2 maupun ke 3. Besarnya kecepatan angin yang masuk (V in) tidak terpaut jauh. Nilainya berkisar antara
2,025 m/s - 2,125 m/s dan begitu juga dengan kecepatan angin yang keluar (V out) yang nilainya berkisar antara 6,25
m/s- 6,375 m/s. Besarnya kecepatan angin yang keluar (Vout) nilainya lebih besar dari kecepatan angin yang masuk
(Vin) karena luas penampangnya lebih kecil. Jika dirata- rata besarnya Vin = 2.075 m/s dan besarnya Vout =6.292 m/s.
Besarnya RH1 berkisar antara 61 % - 67.5% dan RH berkisar antara 74 % - 85.5 %. Dari data yang didapatan rata- rata
nilai RH1 = 64.67 % dan RH2 = 80 %. Besarnya nilai RH2 lebih besar dari RH1 dikarenakan besarnya Pg1 lebih besar
Pv
RH
Pg
dari Pg2, sesuai dengan persamaan ( Pg berbanding terbalik dengan RH). Untuk nilai 1 dan 2 nilainya
ditentukan oleh Pv dan Pa dimana nilainya sebanding dengan Pv dan berbanding terbalik dengan Pa. kemudian untuk
nilai a( laju aliran udara) sebanding dengan v dan Vout dan besarnya nilai w( laju air tambahan pengganti penguapan
), sesuai dengan persamaan . besarnya w pada percobaan 1 adalah 0.0157 kg/s pada percobaan ke2 adalah 0.0110
kg/s, dan pada percobaan ketiga nilainya adalah 0.0107 kg/s. jikadirata- rata nilainya adalah 0.0125 kg/s.

I. Kesimpulan
Setelah mlakukan percobaan mengenai menara pendingin basah didapatkan data hasil percobaan, dari analisa
diatas dapat disimpulkan :
a. Nilai rata- rata laju air tambahan pengganti penguapan adalah 0.0125 kg/s
b. Nilai kelembaban udara mutlak saat keluar menara pendingin lebih besar daripada saat masuk menara
pendingin
LAPORAN PERCOBAAN TERMODINAMIKA DAN PERPINDAHAN PANAS

Menara Pendingin Basah

Oleh:

Nama pelapor : Kushermin R.S (12)

Anggota partner : 1. Muh. Fikri Alifudin (13)

2. Rahmad Dananjaya (14)

3. Rizka Putri B. (15)

4. Rizki Haji Akbar (16)

Kelas : KE-2A

Tanggal percobaan : 27 April 2016

Tanggal penyerahan : 04 Mei 2016

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG


TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Anda mungkin juga menyukai