Anda di halaman 1dari 4

Abstrak : Politrauma adalah penyebab terbesar dari perkembangan mortalitas

dan morbiditas di negara berkembang. Tujuan utama dari ulasan ini untuk
memberikan gambaran tinjauan ilmu pengetahuan terkini mengenai tatalaksana
pasien politrauma pada anak anak (PPP). Tinjauan pustaka dilihat dari sumber
Embase, Medline OVID-SP, Web of Science, Cochrane central, and Pubmed.
Hanya penelitian mengenai populasi anak-anak dan politrauma yang
dimasukkan dalam kriteria. Ada 3310 kutipan yang didapatkan. Setelah
dilakukan skrining ada 3271 yang dieksklusi, berdasarkan judul dan abstrak. Ada
39 artikel yang dinilai; selanjutnya ada 25 artikel yang dimasukkan dalam ulasan
ini. Titik paling penting dalam tatalaksana PPP adalah kesiapan penolong dan
ruang gawat darurat yang dilengkapi dengan obat yang sesuai dengan usia dan
peralatan yang dikombinasikan dengan pendekatan sistemik.

KATA KUNCI : populasi anak-anak, politrauma, trauma multiple, tatalaksana


terbaru, ulasan

Pendahuluan

Politrauma adalah istilah medis yang menjelaskan kondisi pasien dengan trauma
multiple dan keadaan yang dapat mengancam jiwa. Cedera yang dapat
mengancam jiwa ini mengenai dua atau lebih bagian tubuh dan menimbulkan
tantangan dalam diagnosis dan tatalaksananya. Namun, sekarang saat ini tidak
ada konsensus mengenai istilah politrauma baik dalam tinjauan pustaka dan
penerapannya. Politrauma adalah penyebab terbesar dalam perkembangan
mortalitas dan morbiditas di banyak negara berkembang. Meskipun dapat
dicegah, trauma tetap penyebab tersering kematian dan kecacatan pada anak-
anak. Faktanya, di seluruh dunia, lebih dari 700.000 anak-anak usia dibawah 15
tahun meninggal tiap tahun karena kecelakaan. Penyebab utama dari politrauma
adalah kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, dan luka tembak. Cedera
pada kepala dan ekstremitas bawah paling sering terlihat pada pasien
politrauma anak.

Cedera traumatis pada dada, perut dan kepala penyebab tingginya kematian
pada anak di semua usia. Di unit gawat darurat, tekanan psikologis pada
penolong yang menangani anak-anak, diiringi dengan kondisi yang kurang
optimal pada anak di ruang resusitasi dapat mempengaruhi tatalaksana pada
politrauma anak. Dalam banyak kasus, cukup sulit atau tidak mungkin
melakukan komunikasi dengan anak anak dalam kondisi emergensi. Sebagai
tambahan, politrauma terjadi jarang terjadi pada anak anak dibandingkan pada
orang dewasa, oleh karena itu sebagian besar penolong kurang pengalaman
dalam menangani politrauma pada anak-anak. Letak pelayanan pusat trauma
anak-anak yang seringnya tidak dalam jarak dekat, terutama di negara
berkembang. Pemindahan pasien ke pusat trauma anak-anak hanya dapat
dilakukan apabila pasien sudah dalam keadaan stabil. Satu jam pertama setelah
terjadinya trauma merupakan waktu terbaik paling efektif untuk dilakukan
penanganan dan pencegahan kematian pada politrauma anak-anak. Sayangnya,
banyak faktor yang menghambat dari penanganan seperti waktu untuk
pendaftaran dan ketersediaan teknik pencitraan. Angka kejadian politrauma
anak-anak pada pusat trauma anak terus meningkat dalam beberapa tahun
terakhir. Tujuan utama dari ulasan ini adalah memberikan gambaran mengenai
tatalaksana politrauma pada anak-anak. Tujuan selanjutnya adalah untuk
memberikan pedoman berbasis bukti yang berbeda mengenai berbagai aspek
penanganan di seluruh dunia.

Metode

Pencarian sumber dilakukan pada tanggal 28 Januari 2014 di EMBASE, Medline


OVID-SP, Web of Science, Cochrane central, and Pubmed menggunakan
kombinasi kata kunci yang spesifik seperti pasien anak dan politrauma atau
trauma multiple. Pencarian terbatas pada artikel yang diterbitkan dalam
bahasa inggris dan terbitan antara tanggal 1 januari 20013 sampai tanggal
pencarian. Pemilihan kata kunci lain yang diterapkan selama pencarian adalah
penelitian yang dilakukan hanya pada populasi manusia dan anak-anak saja,
sementara sumber konferensi tidak dimasukkan.

Pemilihan penelitian dan penyaringan sumber.

Selama tahap penyaringan, semua artikel yang tersedia dievaluasi dengan kata
kunci politrauma dan ada tidaknya kata kunci trauma multiple. Penyaringan
pertama adalah eksklusi laporan kejadian. Penyaringan kedua adalah eksklusi
artikel berdasarkan judul. Penyaringan ketiga adalah eksklusi berdasarkan
abstrak. Penyaringan terakhir adalah eksklusi berdasarkan membaca penuh
semua isi artikel. Mengenai kumpulan data ini, semua kutipan lengkap dalam
artikel juga dianalisis.

Hasil

Total pencarian yang didapatkan adalah 3310. 3271 dieksklusikan. Setelah


membaca seluruh isi artikel kemungkinan 39 artikel tetap dapat dimasukkan, 25
artikel diantaranya dimasukkan dalam tinjauan ini. Kebanyakan berbasis pada
bagian gawat darurat. Penanganan pada politrauma anak dimulai dengan prinsip
Advanced Pediatric Life Support (APLS) dan Advanced Trauma Life Support
(ATLS). ATLS menjadi standar internasional dalam penanganan cedera yang
serius pada pasien trauma. Baik pada ATLS dan pelatihannya yang
dikembangkan lagi seperti APLS dan the European Paediatric Life Support (EPLS)
untuk mendorong kerjasama yang baik pada tim yang sistematis dikemudian
hari.

Prinsip APLS dan EPLS harus sering diajarkn pada semua anggota tim agar
tanggap saat ada kejadian politrauma pada anak. Setiap anggota tim trauma
harus mengerti airway pada anak, mengontrok pendarahan, dan prinsip
resusitasi. Hanya setelah stabilisasi pada anak berhasil baru memungkinan
dinilai sejauh mana dan derajat dari cedera dan menentukan prioritas
penanganan. Pusat pelayanan yang kekurangan protokol yang mengatur
beresiko memberikan perawatan kurang optimal pada politrauma anak-anak.

Persiapan

Persiapan merupakan komponen untama dari semua tindakan. Segera setelah


politrauma ditegakkan, tim trauma dikumpulkan untuk diberikan instruksi. Tim
harus termasuk ketua yang telah ditunjuk, ahli anestesi yang telah
berpengalaman, ahli bedah, dan bagian departemen gawat darurat lainnya dan
dari bagian anak. Semua anggota tim diinformasikan harus datang tepat waktu
dan tidak boleh meninggalkan tempat sampai pasien politrauma anak stabil
penuh.

Ketua tim harus mengatur peran anggotanya, terutama dalam observasi dan
koordinasi resusitasi. Peralatan harus ditinjau ulang, meskipun idealnya
pemeriksaan rutin harus ditempat untuk menjamin bahwa peralatan sesuai
untuk langsung digunakan. Ketersediaan alat resusitasi yang bisa
penggunaannya dimengerti oleh semua anggota tim harus tersedia. Obat-obat
emergensi dan cairan infus yang siap digunakan harus tersedia. Bagaimana asal
mula kejadian cedera terjadi, tanda-tanda vital, dan penanganan yang sudah
diberikan harus diinformasikan pada tim mengenai mekanisme kecelakaan dan
kemungkinan cedera yang dialami. Pada anak bervariasi dalam ukuran dan
berat badan, ketepatan pengelolaan dosis obat, jumlah cairan, dan voltase kejut.
Berat badan anak dapat dengan mudah dihitung menggunakan rumus
berdasarkan usia, berdasarkan kemungkinan beratbadan dalam kilogram.
Walaupun, rumus ini diabaikan untuk populasi anak modern karena peningkatan
jumlah obesitas anak dan rumus baru untuk kelompok berbagai usia telah
diusulkan. (lihat gambar. 1).

Jumlah plasma obat berdasarkan banyak faktor lain diantaranya masa tubuh
aktual, seperti jalur pemberian, suhu tubuh, dan patofisiologinya. Pada
kebanyakan obat resusitasi adalah hidrofilik, lean body mass lebih penting dinilai
lebih penting daripada masa tubuh aktual. Pelatihan di Resuscitation Council
(UK) and European Resuscitation Council masih menggunakan rumus standar.
Pilihan lain, pita khususpita boeslowberdasarkan statistik panjang dan berat
badan dapat mencegah kesalahan dosis. Panjang anak berhubungan dengan
kesesuaian nilai pita kode warna untuk volume cairan, dosis obat, dan peralatan
seperti pipa trakeal. Tersimpan dalam kode warna yang dicocokkan di troli
resusitasi. Penilaian pada pasien dewasa dapat digunakan saat anak lebih
panjang dari pita itu sendiri. Sayangnya, pemanfaatan pita masih terbatas oleh
ketersediaan jumlah dan juga telah dilaporkan mengabaikan berat badan pada
populasi anak saat ini.

Perbedaan anatomi anak dibandingkan orang dewasa.

Pengetahuan dari karakteristik fisiologis tertentu pada anak dapat membantu


penanganan trauma pada anak. Anak-anak memiliki lidah yang relatif besar yang
yang mudah menghalangi jalan napas; epiglotis kurang kaku dan dapat menutup
glotis, lokasi laring lebih tinggi dengan krikoid sempit di depannya, dan trakea
yang pendek. Perkiraan normal volume darah adalah 80 mL / kg atau 7-8% dari
total berat badan. Karena besar permukaan tubuh pada rasio berat badan, anak-
anak berada pada risiko yang lebih tinggi dari dehidrasi seperti pada luka bakar
dan hipotermia. Kepala anak relatif besar, menciptakan pusat yang lebih tinggi
dari gravitasi. Hal ini menyebabkan risiko lebih besar dari kedua mempercepat
dan perlambatan cedera yang menyebabkan peningkatan kejadian gegar otak.
Kerangka lebih fleksibel dan elastis, yang mengarah ke insiden lebih besar dari
cedera jaringan lunak tanpa patah tulang terkait.

Penanganan PPP harus dilakukan di pusat-pusat dengan minimal infrastruktur


dasar yang lengkap terdiri dari departemen dilengkapi darurat, bank darah,
perawatan intensif dengan fasilitas ventilator, layanan radiologi seperti X-ray,
USG dan computed tomography (CT) scan, dan ruang operasi. Ini harus semua
tersedia bersama dengan fasilitas komunikasi yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai