Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Banyak pilihan cara yang dapat diambil untuk memanjakan dan menikmati hidup,
salah satunya adalah dengan pergi berlibur atau berekreasi. Melepas lelah dari rutinitas
dan kegiatan sehari-hari dengan pergi berlibur sangatlah perlu untuk membuat hidup lebih
seimbang, sehingga manusia tidak selalu terpaku dengan kegiatan dan rutinitas sehari-hari
yang menjadi beban pikiran, namun mereka dapat meluangkan waktu untuk sesuatu yang
sifatnya untuk penyegaran diri. Pada masa sekarang ini, manusia banyak menghadapi
berbagai aktifitas rutin yang membuat tingkatan stress semakin tinggi, maka dari itu banyak
manusia yang senantiasa mencari sesuatu hal yang sifatnya dapat menghibur dan
meringankan beban pikiran.
Sarana hiburan bersifat umum, yang artinya dapat dinikmati oleh siapa saja yang
ingin melupakan sejenak beban dari kegiatan rutin sehari-hari. Setiap manusia tentunya
sangat membutuhkan tempat hiburan sebagai tempat penyegaran pikiran. Salah satu
tempat hiburan yang sering terpikir oleh kita untuk melarikan diri dari suasana kota yang
hiruk-pikuk dan rutinitas kerja adalah tempat wisata alam yang tenang dan jauh dari
perkotaan.
Tempat hiburan wisata alam tentunya jauh dari perkotaan dan akan sangat
melelahkan bagi kita jika harus pergi berlibur dan pulang pada hari yang sama, masalah
perjalanan panjang yang memakan waktu dan melelahkan sangat tidak sebanding dengan
apa yang kita nikmati di sana. Dengan adanya pertimbangan tersebut maka banyak orang
yang menghabiskan waktu beberapa hari untuk menginap di tempat wisata tersebut.
Tempat wisata alam di daerah Sumatera Utara cukup banyak dan juga sangat
memiliki potensi sebagai kawasan wisata alam. Salah satunya yang sangat terkenal di
Sumatera Utara adalah Danau Toba. Danau Toba telah banyak menarik perhatian bagi
para wisatawan lokal maupun wisatawan asing dari berbagai manca negara, tentu kawasan
ini sangat potensial sebagai tempat wisata jika dikelola dengan baik dan benar.
Pengelolaan kawasan bisa dilakukan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas penginapan
bagi para wisatawan sebagai tempat peristirahatan untuk melepas lelah.
Ada beberapa penginapan yang ada di kawasan ini, namun jika melihat kondisi
penginapan yang ada di sini, kebanyakan tidak memiliki fasilitas yang menarik, kebanyakan
hanya menyediakan jasa penginapan saja tidak memiliki hiburan. Banyak juga yang tidak
memanfaatkan view ke arah Danau Toba yang indah. Hal ini juga karena beberapa dari
tempat penginapan ini tidak terletak pada tapak yang cocok untuk mendapatkan view ke
arah Danau Toba. Tentunya dengan keadaan seperti ini menjadikan kawasan wisata ini
kurang menarik para wisatawan.

1
Jika kita menelusuri perjalanan dari kota Medan, maka waktu yang ditempuh untuk
mencapai Danau Toba adalah kurang lebih 4-5 jam perjalanan dengan kendaraan
bermotor. Dengan kondisi seperti ini maka banyak wisatawan yang memilih untuk
menginap dibandingkan melakukan liburan dengan perjalanan pulang dan pergi dihari yang
sama. Adanya pertimbangan-pertimbangan seperti perjalanan jauh yang ditempuh,
kawasan wisata yang potensial dengan keindahan alamnya, minimnya penginapan yang
memiliki fasilitas-fasilitas wisata yang menarik, maka sangatlah cocok jika pengadaan
penginapan dengan view kearah Danau Toba ini di wujudkan.
Keberadaan hotel Panatapan ini diharapkan dapat menarik para wisatawan baik
wisatawan domestik maupun wisatawan asing dari berbagai manca negara sebagai tempat
wisata dan juga tempat peristirahatan ataupun tempat pelarian dari segala kegiatan
rutinitas di kota.

1.2. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam perancangan Hotel
Panatapan ini adalah:
Merancang hotel dengan desain yang unik dengan membuat bangunan berada
langsung di pinggir tebing dan langsung di pinggir danau.
Membuat desain hotel berdasarkan kontur lahan yang tidak rata dan curam.

1.3. Masalah Perancangan


Adapun permasalahan yang akan ditemui pada perancangan Hotel Panatapan ini adalah:
Bagaimana cara membuat desain hotel yang unik dengan berada di pinggir tebing dan
pinggir danau.
Bagaimana menerapkan model dan material konstruksi yang cocok bagi bangunan
hotel untuk kondisi tapak yang ekstrim.

1.4. Pendekatan Perancangan


Metode yang dipakai untuk pengambilan data-data yang ditujukan untuk
terpenuhinya laporan ini adalah sebagai berikut:
Studi Literatur
Pencarian data-data pendukung melalui buku, internet serta media-media lain yang
mendukung dalam member informasi.
Studi Lapangan
Melakukan kunjungan langsung ke beberapa hotel-hotel untuk melihat kegiatan di
dalam hotel tersebut sebagai studi perbandingan.
Wawancara
Wawancara dilakukan bagi beberapa orang untuk mengetahui selera apa dan
kebutuhan apa yang mereka inginkan jika sebagai wisatawan untuk diwujudkan dalam
bangunan yang akan dirancang.
Survey Lapangan
Melakukan tinjauan ke lokasi tapak untuk mengetahui kondisi dan keadaan di sekitar
tapak. Tinjauan dilakukan dengan mengumpulkan data-data berupa luas lahan, kontur
lahan, arah mata angin, kondisi lingkungan sekitar, cuaca dan sebagainya.
Analisa
2
Mengolah dan melakukan analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan dari
lokasi untuk menentukan konsep perancangan yang akan direncanakan.
Bimbingan langsung dari dosen
Data juga diperoleh pada saat asistensi dengan dosen pembimbing yang berupa
masukan dan koreksi atas laporan.

1.5. Lingkup/Batasan
Pembahasan dititikberatkan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan
perencanaan dan perancangan arsitektur.
Perencanaan dan perancangan tidak termasuk RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan
perhitungan struktur.
Lingkup kajian pada proyek ini adalah perencanaan dan perancangan Hotel wisata
yang terletak di kawasan wisata alam Danau Toba.

BAB II
DESKRIPSI PROYEK

2.1. Terminologi Judul


2.1.1. Sejarah dan Pengertian Hotel
Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan
publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat
penampungan buat pendatang" atau bisa juga "bangunan penyedia pondokan dan
makanan untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni
masyarakat.
Tidak mengherankan jika di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel
dulunya mirip pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi seiring perkembangan zaman
dan bertambahnya pemakai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi
sosialnya. Tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai
ditata sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-tahun
standar layanan hotel tak banyak berubah.
Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah kota New
York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih

3
fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis.
Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni. Jadi, tak ada
salahnya didirikan di pinggir kota. Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti
Tremont House (Boston, 1829) yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu
tempat paling top di Amerika Serikat (AS). Tremont bersaing ketat dengan Astor House,
yang dibangun di New York, 1836. Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan
lalu lintas dan tempat beristirahat. Saat pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-
gencarnya, hampir di tiap perhentian (stasiun) ada hotel. Maksudnya jelas, untuk
mengakomodasi orang-orang yang baru saja bepergian dengan kereta api. Karena masa
itu naik kereta api sangat melelahkan, hotel-hotel pun "dipersenjatai" berbagai hiburan
pelepas penat. Hotel jenis ini, diembeli-embeli dengan kata "transit", karena memang
ditujukan buat para musafir.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan
darat (terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api
tak lagi menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan pakai mobil
ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran "motel",
gabungan kata "motor hotel" yang sama dengan tempat istirahat para pengendara
kendaraan bermotor.
Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota,
berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan
fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Kalaupun terpaksa bermalam di
kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang banyak tumbuh di
tempat-tempat peristirahatan.
Pengertian hotel secara umum merupakan suatu perusahaan yang dikelola oleh
pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk
tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar
dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian
khusus.
Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc.(1995)
yang menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat
menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum.
Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industri bahwa, yang utama hotel
terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
1. Transient Hotel, adalah hotel yang letak / lokasinya ditengah kota dengan jenis tamu
yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
2. Residential Hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk
apartemen dengan kamar-kamarnya dan disewakan secara bulanan atau tahunan.
Residential Hotel juga menyediakan kemudahan-kemudahan, seperti : layaknya hotel,
seperti : restoran, pelayanan makanan yang diantar ke kamar, dan pelayanan
kebersihan kamar.

4
3. Resort Hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di kawasan wisata dan juga
memiliki ruang serta fasilitas konfrensi untuk tamu-tamunya.

2.1.1.1. Klasifikasi Usaha Hotel


Berdasarkan pertimbangan aspek-aspek dari klasifikasi hotel yang berlaku di
seluruh dunia jadi hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Hotel bintang 2
Klasifikasi hotel bintang 2 mempunyai kondisi sebagai berikut:
a. Umum
Akses ke lokasi tersebut mudah dicapai
Bebas polusi
Unsur dekorasi tercermin pada lobby
Bangunan terawat rapi dan bersih
Sirkulasi di dalam bangunan mudah

b. Bedroom
Minimum mempunyai 20 kamar dengan luasan 22 m2/kamar
Setidaknya terdapat 1 kamar suite dengan luasan 44 m2/kamar
Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai
Tidak bising
Pintu kamar dilengkapi pengaman
Tata udara dengan pengatur udara
Terdapat jendela dengan tirai tidak tembus sinar luar
c. Dining room
Standar luas 1,5 m2/tempat duduk
Tinggi ruangan lebih dari 2,6 m
Terdapat akses langsung dengan dapur
Tata udara dengan/tanpa pengatur udara
d. Bar
Standar luas 1,1 m2/tempat duduk
Terdapat 1 buah yang terpisah dari restoran
Dilengkapi perlengkapan mencuci dengan air panas atau dingin
e. Lobby

Tata udara dengan AC atau ventilasi

Kapasitas penerangan minimum 150 lux
5
f. Sarana olahraga dan rekreasi
Minimum 1 buah alternative pilihan mis: tenis, golf, fitness, billiard, jogging,
taman bermain anak, olahraga air atau gunung
g. Utilitas penunjang
Terdapat transportasi vertikal yang bersifat mekanis
Ketersediaan air minimum 300 liter/orang/hari
Listrik mencukupi
Terdapat ruang mekanik
Komunikasi dengan telepon saluran dalam, telepon lokal dan interlokal
Terdapat fasilitas central radio, carcall
Terdapat alat deteksi kebakaran awal pada tiap ruang, fire extinguisher, fire
hydrant, pintu kamar tahan api
Minimum terdapat 1 ruang jaga
Terdapat tempat penampungan sampah tertutup
Tedapat saluran pembuangan air kotor
Hotel bintang 3
Klasifikasi hotel bintang 3 mempunyai kondisi sebagai berikut:
a. Umum
Unsur dekorasi tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur dan function
room
b. Bedroom
Minimum mempunyai 20 kamar dengan luasan 22 m2/kamar
Setidaknya terdapat 2 kamar suite dengan luasan 44 m2/kamar
Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai
c. Dining room
Bila tidak berdampingan dengan lobby maka harus dilengkapi dengan kamar
mandi
d. Bar
Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi dengan AC dengan
suhu 24o C
Lebar ruang kerja bartendr setidaknya 1 m
e. Ruang fungsional
Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan
kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar
Dilengkapi dengan toilet apabila tidak 1 lantai dengan lobby

6
Terdapat pre function room
f. Lobby

Mempunyai luasan minimum 30 m2

Dilengkapi dengan lounge

Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan

Lebar koridor minimum 1,6 m
g. Drug store
Minimum terdapat drug store, bank, money changer, biro perjalanan, airline
agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon
Tersedia poliklinik
Tersedia paramedis
h. Sarana olahraga dan rekreasi
Minimum 1 buah alternative pilihan mis: tenis, golf, fitness, billiard, jogging,
taman bermain anak, olahraga air atau gunung
Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam ranang anak
i. Utilitas penunjang
Terdapat transportasi vertikal yang bersifat mekanis
Ketersediaan air minimum 500 liter/orang/hari
Dilengkapi dengan instalasi air panas dan dingin
Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal
Tersedia PABX
Terdapat fasilitas central radio, carcall
Hotel bintang 4
Klasifikasi hotel bintang 4 mempunyai kondisi sebagai berikut:
a. Umum
Minimum seperti hotel bintang 3
b. Bedroom
Minimum mempunyai 50 kamar dengan luasan 24 m2/kamar
Setidaknya terdapat 3 kamar suite dengan luasan 48 m2/kamar
Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai
Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam bedroom
c. Dining room
Minimum mempunyai 2 dining room, salah satunya terdapat coffee shop
d. Bar
Minimum sama dengan hotel bintang 3

7
e. Ruang fungsional
Minimum sama dengan hotel bintang 3
f. Lobby

Mempunyai luasan minimum 100 m2

Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita dengan
perlengkapannya
g. Drug store
Minimum sama dengan bintang 3
h. Sarana olahraga dan rekreasi
Seperti hotel bintang 3 dan ditambah dengan diskotik dengan AC dan toilet
i. Utilitas penunjang
Terdapat transportasi vertikal yang bersifat mekanis
Ketersediaan air minimum 700 liter/orang/hari
Dilengkapi dengan instalasi air panas dan dingin
Hotel bintang 5
Klasifikasi hotel bintang 5 mempunyai kondisi sebagai berikut:
a. Umum
Minimum seperti hotel bintang 4
b. Bedroom
Minimum mempunyai 100 kamar dengan luasan 26 m2/kamar
Setidaknya terdapat 4 kamar suite dengan luasan 52 m2/kamar
Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai
Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam bedroom
c. Dining room
Minimum mempunyai 3 dining room, salah satunya dengan spesialisasi
masakkan
d. Bar
Minimum sama dengan hotel bintang 4
e. Ruang fungsional
Minimum sama dengan hotel bintang 4
f. Lobby

Minimum sama seperti bintang 4
g. Drug store
Minimum sama dengan bintang 4
h. Sarana olahraga dan rekreasi

8
Seperti hotel bintang 4 dan ditambah dengan area bermain anak/children
playground
i. Utilitas penunjang
Minimum seperti hotel bintang 4 dengan tambahan transportasi vertikal yang
bersifat mekanis
Ketersediaan air minimum 700 liter/orang/hari
Dilengkapi dengan instalasi air panas dan dingin
Dilengkapi dengan central video, music, teleks, radio, carcall
j. Business center
Di bisnis center ini terdapat beberapa staff yang membantu dengan
bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi dengan
kantor pusatnya maupun relasi bisnisnya
k. Restoran
Sub bagian restoran di hotel dapat dibagi menjadi:
Main dining room
Coffee shop
Restoran yang spesifik
Room service
Take out service dan outside cathering

2.1.2. Pengertian Panatapan


Panatapan merupakan lokasi atau tempat menatap objek wisata dengan sambil
duduk minum dan makan. Biasanya tempat panatapan ada tersedia fasilitas seperti tempat
pemberhentian/ peristirahatan di tengah perjalanan menuju objek wisata. Tempat seperti ini
juga menyediakan makanan dan minuman yang di jual untuk wisatawan yang beristirahat
sejenak di sini.

2.1.3. Danau Toba


Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer
dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini
merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat
sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara
selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Gambar 1. Pemandangan Danau Toba

9
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Toba_Lake_View.JPG
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu
dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose
dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-
bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km, dengan 800 km batuan
ignimbrit dan 2.000 km abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2
minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina
sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya
mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan
menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang
belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia,
mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah
ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan
dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan
sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan
bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber
letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh
dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan
mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang
sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga
3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran
debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa
dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu. Bukti-bukti yang ditemukan,
memperkuat dugaan, bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat
memusnahkan kehidupan di Atlantis.
2.1.4. Pengertian Judul Proyek

10
Jadi dari beberapa pengertian yang sudah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa proyek Hotel Panatapan ini adalah proyek merancang hotel tempat menatap wisata
alam Danau Toba. Hotel akan dirancang menghadap ke Danau Toba dan berada dipinggir
tebing dan pinggir danau sebagai tempat untuk menginap sambil menatap keindahan
Danau Toba. Adapun jenis hotel yang akan didesain merupakan jenis hotel resort yang
berbintang 5.

2.1.5. Interprestasi Tema dan Elaborasi Tema


2.1.5.1. Latar Belakang Penggunaan Tema
Berada di kawasan wisata alam yang masih alami, sehingga dalam perancangannya
bangunan harus disesuaikan dengan kondisi alam dalam tapak. Kondisi lingkungan
yang sudah ada sebisa mungkin dipertahankan dan tidak dirubah.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat cukup untuk mewadahi bangunan pada
lokasi tapak.

2.1.5.2. Pengertian Kontekstual


Kontekstual adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan
bangunan baru dengan lingkungan sekitarnya (Brent C Brolin, Architecture in Context).

2.1.5.3. Ciri-ciri Kontekstual


Adapun ciri ciri dari kontekstual adalah:
Adanya pengulangan motif dari lingkungan sekitar.
Pendekatan baik dari bentuk, pola atau irama, ornament, dan lain - lain terhadap
bangunan dan sekitar lingkungan, hal ini untuk menjaga karakter suatu tempat.
Meningkatkan kualitas lingkungan yang ada.
2.1.5.4. Pembagian Arsitektur Kontekstual
Arsitektur kontekstual dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Contras (kontras / berbeda)
Kontras dapat menciptakan lingkungan urban yang hidup dan menarik, namun dalam
pengaplikasiannya diperlukan kehati hatian hal ini agar tidak menimbulkan
kekacauan. Hal ini sesuai dengan pendapat Brent C. Brolin, bahwasannya kontras
bangunan modern dan kuno bisa merupakan sebuah harmosi, namun ia mengatakan
bila terlalu banyak akan mengakibatkan shock effect yang timbul sebagai akibat
kontras. Maka efektifitas yang dikehendaki akan menurun sehingga yang muncul
adalah chaos.
2. Harmony (harmoni / selaras)
Ada kalanya suatu lingkungan menuntut keserasian / keselarasan, hal tersebut
dilakukan dalam rangka menjaga keselarasan dengan lingkungan yang sudah ada.
Bangunan baru lebih menghargai dan memperhatikan konteks / lingkungan dimana
bangunan itu berada. Sehingga kehadiran satu atau sekelompok banguanan baru lebih
11
menunjang daripada menyaingi karakter bangunan yang sudah ada walupun terlihat
dominan (secara Kuantitatif).

2.1.5.5. Penerapan Tema Arsitektur Kontekstual Pada Bangunan


Adapun konsep tema yang akan diterapkan pada bangunan adalah sebagai berikut:
Mempertahankan semaksimal mungkin kontur yang telah ada tanpa mengubahnya.
Memanfaatkan dan mempertahankan kondisi vegetasi yang ada pada tapak.
Memanfaatkan kondisi tebing-tebing sebagai bagian dari bangunan (wajah bangunan).

2.2. Tinjauan Lokasi


Deskripsi Kondisi Lokasi
Gambar 2. Lokasi site di Parapat Gambar 3. Kontur lokasi site

LOKASI

Sumber: www.googlemaps.org Sumber: Dokumentasi hasil survey, 2011

Gambar 4. Lokasi site

Sumber: hasil olahan penulis, 2011

Judul Proyek : Hotel Panatapan


Tema : Arsitektur Kontekstual
Lokasi site : Jln. Parapat, Kota Parapat, Sumatera Utara
12
Luas Lahan : 2820 m2
KDB : 60% dari luas lahan= 1692 m2
KLB : 25380 m2 (15 lantai)
GSB : 7 m (lebar Jalan)+1= 8/2 = 4 m
Pemilik : Swasta
Ketinggian Bangunan : 60 m2

2.3. Tinjauan Fungsi


2.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Tabel 1. Pengguna dan Kegiatan
DIVISI PELAKU KEGIATAN
-Memimpin Hotel
Direktur
-Memimpin Rapat
Pimpinan
-Membantu Menyusun Jadwal Direktur
Sekretaris Direktur
-Melayani Tamu Direktur Dan Wakil Direktur
-Memimpin Bawahan Bagian Pemasaran
Manager Pemasaran
-Mengurus Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Pemasaran Hotel
-Memimpin Bawahan Bagian Operasional
Manager Operasional
-Mengurus Bagian Operasional Hotel
-Memimpin Bawahan Bagian Keuangan
Manager Keuangan
-Mengurus Bagian Keuangan Hotel
Manager Personalia -Mengurus Masalah Kepegawaian
-Melayani Informasi Umum
Receptionist -Melayani Penghuni Dan Pengunjung
-Melayani Registrasi
Pengelola -Menyimpan Dan Memberikan Kunci Kamar
Kebersihan/ -Membersihkan Kamar Hotel,Lobi, Koridor, Taman, Dll
Housekeeping -Menyimpan Peralatan Kebersihan
Staff Office -Bekerja Sesuai Dengan Bidangnya Masing-Masing
-Memperbaiki, Merawat, Dan Memeriksa Sistem Yang Rusak
Teknis
-Mengontrol Sistem Utilitas
Staff -Melayani Staff
Office Boy
-Menunggu Perintah Atasan
-Membersihkan Pakaian Penghuni Hotel
Laundry
-Membersihkan Perlengkapan Hotel Yang Terbuat Dari Tekstil
Keamanan -Menjaga Keamanan Pengunjung, Serta Pengelola Hotel
Bell Boy -Melayani Pengunjung Hotel
Pengunjung -Duduk-Duduk
-Melobi
-Makan-Makan
-Toilet
-Berenang
-Berbelanja
Pengunjung Tetap
-Bermain
-Nginap
-Buang Air
-Ibadah
-Menarik Dan Menukar Uang
-Relaksasi Dan Bersenang-Senang
Pengunjung Tidak -Duduk-Duduk
Tetap -Melobi
-Makan-Makan
-Toilet
-Berenang
-Berbelanja
13
-Bermain
-Buang Air
-Ibadah
-Menarik Dan Menukar Uang
-Relaksasi Dan Bersenang-Senang
-Memasak
-Melayani Pengunjung
Restoran -Menerima Pembayaran Pengunjung
-Menyimpan Bahan Makanan
-Menyajikan Makanan
Retail -Menjual Barang
-Meracik Minuman
Bar
-Melayani Pengunjung
-Melayani Pengunjung
Pendukung Coffee Shop
-Membuat Kopi
-Melayani Pengunjung
Karaoke
-Mengantar Pengunjung Ke Ruang Karaoke
-Melayani Pengunjung
Spa & Sauna -Melakukan Pijatan Relaksasi
-Memanaskan Ruang Sauna
-Melayani Pengunjung
Sarana Permainan -Menjaga Keselamatan Pengunjung
-Mengantar Pengunjung Ke Arena Bermain

2.3.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang


2.3.2.1. Bangunan Utama
Tabel 2. Besaran Ruang Bangunan Utama
Kebutuhan Ruang Jumlah Kapasitas/ Standart (M/Org) Luas Sumber
Unit (M2/ Unit) (M)
Ruang Pimpinan 1 Unit 1 Org 25 25 Data Arsitek
Ruang Rapat Staff 1 Unit 20 Org 1,5 30 Data Arsitek
Ruang Sekretaris Direktur 1 Unit 1 Org 9 9 Data Arsitek
Ruang Manager Pemasaran 1 Unit 1 Org 9 9 Data Arsitek
Ruang Manager Operasional 1 Unit 1 Org 9 9 Data Arsitek
Ruang Manager Keuangan 1 Unit 1 Org 9 9 Data Arsitek
Ruang Manager Personalia 1 Unit 1 Org 9 9 Data Arsitek
Ruang Resepsionis 2 Unit 2 Org 20 80 Data Arsitek
Lobby 3 Unit 100 Org 2 600 Data Arsitek
Ruang Staff 3 Unit 4 Org 4 48 Data Arsitek
Ruang Istirahat Staff 2 Unit 10 Org 2 40 Asumsi
Toilet Staff 2 Unit - 26 52 Data Arsitek
Ruang Ob 1 Unit 6 Org 1,5 9 Asumsi
Gudang 1 Unit - 35 35 Asumsi
Departemen Housekeeping 4 Unit - 20 80 Asumsi
Ruang Panel 3 Unit - 2 6 Asumsi
Genset 1 Unit - 25 25 Asumsi
Gudang Peralatan 1 Unit - 30 30 Asumsi
Ruang Mesin Lift 4 Unit - 10 40 Asumsi
Ruang Laundry 1 Unit - 64 64 Asumsi
Pos Satpam 3 Unit - 2,5 7,5 Asumsi
Ruang Pengawas Cctv 1 Unit - 16 16 Asumsi
Lobby 3 Unit 50 Org 2 300 Data Arsitek
Ruang Makan 3 Unit 100 ORG 1,5 450 Data Arsitek
Kasir 3 Unit - 5 15 Time Saver St
R.Pelayan 3 Unit 10 ORG 1,5 45 Time Saver St
Dapur 3 Unit 25% R. Makan 37,5 M2/Unit 112,5 Data Arsitek
Pastry 3 Unit - 30 90 Asumsi
Freezer 3 Unit - 12 36 Asumsi
14
R. Saji 3 Unit - 4 12 Asumsi
Food Storage 3 Unit - 6 18 Asumsi
Beverage & 3 Unit - 6 18 Asumsi
Wine Storage
Restoran
Fruit & 3 Unit - 6 18 Asumsi
Vegetable
Storage
Cooking 3 Unit - 7 21 Asumsi
Equipment
Storage
Kitchen 3 Unit - 7 21 Asumsi
Untensils
R. Cuci 3 Unit - 16 48 Asumsi
Empty Bottle 3 Unit - 5 15 Asumsi
Gas Room 3 Unit - 4 12 Asumsi
Toilet 12 Unit - 3 36 Asumsi
Convention Hall 1 Unit 300 Org 0,8 240 St. Theatre
Lounge 1 Unit 25 2 50 Data Arsitek
Bar 3 Unit - 10,5 31,5 DM & RI
Coffee R. Makan 1 Unit 50 Org 1,5 75 Data Arsitek
Shop Kasir 1 Unit - 5 5 Time Saver St
Dapur 1 Unit 25% R. Makan 18,75 18,75 Data Arsitek
Ruang Drug Store 2 Unit - 24 48 Asumsi
Retail Gift Shop 2 Unit - 24 48 Asumsi
Loading Dock 1 Unit 20% Retail - 19,2 Data Arsitek
Receiving & Purchashing 1 Unit - 16 16 Asumsi
Toilet Umum 6 Unit 5 Org 3 90 Time Saver St
Atm Center 2 Unit 5 Mesin 2 20 Asumsi
Money Changer 2 Unit - 6 12 Asumsi
Kolam Kolam Renang 1 Unit - 400 400 Asumsi
Renang R. Ganti Pria 1 Unit 5 Org 1,5 7.5 Time Saver St
R. Ganti Wanita 1 Unit 5 Org 1,5 7.5 Time Saver St
Spa & Spa 1 Unit 10 Org 15 150 Data Arsitek
Sauna Sauna 1 Unit 10 Org 10,5 105 Data Arsitek
R.Ganti Pria 1 Unit 5 Org 1,5 7.5 Time Saver St
R.Ganti Wanita 1 Unit 5 Org 1,5 7.5 Time Saver St
Kasir 1 Unit - 5 5 Time Saver St
Mushola 3 Unit - 8 24 Asumsi
Playground 1 Unit 20 Org 1.2 24 Asumsi
Karaoke R.Karaoke 10 Unit - 7,5 75 Asumsi
Kasir 1 Unit - 5 5 Time Saver St
Sarana Permainan Air 1 Unit - 32 32 Asumsi
Sarana Bunggee Jump 1 Unit - 4 4 Asumsi
Olahraga Cliff Climbing 1 Unit - 4 4 Asumsi
Ekstrim
Single Room 200 Unit - 26 5200 Time Saver St
Double Room 100 Unit - 44 4400 Time Saver St
Suite Room 20 Unit - 48 960 Time Saver St
Presidental Suite Room 1 Unit - 52 52 Time Saver St
Lift Service 2 Unit - 3,75 7,5 Asumsi
Jumlah 14650,95

Sirkulasi 40% 5860,38

Total Luas Bangunan 20511,33

15
2.3.2.2. Bangunan Parkir
Tabel 3. Besaran Ruang Bangunan Parkir
Asumsi Jumlah Parkiran Jumlah Unit Standart (M2/Unit) Luas (M2)

Kendaraan Pribadi 300 11,5 3450


Bus Pariwisata 4 30 120
Sepeda Motor 150 2 300
Kendaraan Servis 2 12,5 25
Jumlah 3895

Sirkulasi 25% 973,75

Total Luas Bangunan 4868,75

Total Luas Bangunan Utama Dan Bangunan Parkir


=20511,33+4868,75
=25380,08 M2

2.3.3. Hubungan Ruang


2.3.3.1. Hubungan Ruang Tipikal Hotel

2.3.3.2. Hubungan Ruang Kamar Hotel

2.3.3.3. Hubungan Ruang Hotel

16
2.3.4. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Lobby
Kriteria:
- Lobby harus luas dan memiliki pencahayaan yang
banyak baik pada malam hari maupun siang hari.
- Banyak jendela kaca agar setiap pengunjung dapat
menikmati langsung view ke arah danau.
- Jendela yang besar cukup untuk memberikan
distribusi cahaya alami pada siang hari.
- Plafon tinggi, agar suasana kelihatan megah.

Convention Hall
Kriteria:
- Plafon yang cukup tinggi agar suasananya
megah dan mewah.
- Pencahayaan cukup terang.
- Kedap suara agar suara dari luar ke dalam
tidak mengganggu dan demikian sebaliknya.

Restaurant
Kriteria:
- Terbuka atau memiliki jendela kaca yang
besar agar view ke arah danau bs langsung
dinikmati.
- Pencahayaan alami yang melimpah dari
jendela kaca yg besar.

17
- Pemakaian perabot yang elegan agar
suasana menjadi mewah.

Kolam Renang
Kriteria:
- Suasana yang alami dengan pemanfaatan
tebing yang sudah ada menjadi dekorasi
sekitar kolam.
- Terbuka dan memiliki akses untuk view ke
arah danau .
- Memiliki kolam untuk dewasa maupun anak-
anak.

Spa & Sauna


Kriteria:
- Ruang harus kedap suara agar suasana menjadi
tenang dan membuat pengunjung menjadi relax.
- Memiliki daerah terpisah antara pengunjung pria dan
wanita.
- Pencahayaan cukup redup atau remang-remang agar
memberikan suasana yang santai dan cozy bagi
pengunjung.

Parkir
Kriteria:
- Luas dan memiliki tempat parkir terpisah antara
kendaraan roda 2 dan roda empat.
- Tempat parkir kendaraan harus teratur.
- Jalur sirkulasi kendaraan cukup luas.
- Pencahayaan alami pada siang hari cukup terang,
sehingga tidak banyak memakai energy.
- Memiliki akses langsung dengan gedung utama.

Kamar Hotel
Kriteria:
- Memiliki beranda atau jendela kaca yang
besar agar penghuni dapat menikmati view
langsung ke danau.
- Suasana ruang kedap suara agar tidak
terganggu bunyi dari luar.
- Memiliki perabotan yang dapat membuat
penghuni merasa nyaman (terutama tempat
tidur).

2.3.5. Persyaratan dan Kriteria Struktur dan Konstruksi


1.Sub struktur
-Pondasi tiang pancang
18
(+) Cepat, kuat, cocok untuk bangunan bertingkat tinggi, dapat mencapai kedalaman tanah
keras, dan aman untuk menahan gaya vertical dan horizontal
(-) Menimbulkan getaran disekitarnya
-Pondasi tiang bor
(+) Cocok untuk bangunan bertingkat tinggi, tidak menimbulkan suara keras pada saat
pengerjaan, dapat mencapai kedalaman tanah keras
(-) Waktu pengerjaan lebih lama
3.Upper struktur
-Struktur rangka batang
(+) Fleksibilitas ruangnya tinggi, bentang relative besar, ringan
(-) Tidak sekuat rangka luar
-Plat beton
(+) Bentang lebar, tahan lama, fleksibel
(-) Berat dan pengeringan lama
-Struktur rangka ruang
(+) Bentang lebar, ringan, jumlah kolom sedikit
(-) Pengerjaan lama dan mahal
-Struktur gantung
(+) Daya tarik kabel baja secara maksimal, bentangt besar (100 - 300m), fleksibilitas tinggi
Kesimpulan :
-Sub struktur = Pondasi tiang pancang
-Upper struktur = Plat beton

2.3.6. Studi Banding


2.3.6.1. Ras Al Khaimah Jebel al Jais Mountain Resort
Gambar 5. Ras Al Khaimah Jebel al Jais Mountain Resort

Sumber : Indonesia design compilation edition 2008


Nama Proyek : Ras Al Khaimah Jebel al Jais Mountain Resort
Klien : Rakeen Development
Lokasi : Ras Al Khaimah, Uni Emirat Arab
Program : Convention center, Hotel, Kantor, Shopping, Restaurant
19
Arsitek : Office for Metropolitan Architecture (OMA)
Partner : Rem Koolhaas, Reinier de Graaf

Sebuah resort mewah tidak melulu berlokasi di birunya pantai atau hijaunya
pegunungan saja. Sebuah gunung tandus pun bisa disulap menjadi lokasi tempat
peristirahatan yang sangat mewah. Adalah Office for Metropolitan Architecture (OMA) yang
melakukan itu untuk sebuah luxury resort di Uni Emirat Arab.
Komentar tentang desain :
Dengan memanfaatkan topografi alam dengan kontur yang cukup extreme, OMA
merancang Jebel al Jais Mountain Resort di wilayah pegunungan Rais Al Khaimah, Uni
Emirat Arab. Resort yang masih dalam tahap konsep ini berdiri di atas tanah berpasir yang
tandus di sela-sela bukit di pegunungan tandus pula. Dengan memiliki view sedemikian
rupa diharapkan para tamu dapat menikmati alaminya pemandangan alam khas Timur
Tengah lengkap dengan tandusnya pegunungan pasir.

2.3.6.2. Song Jiang Hotel China


Gambar 6. Song Jiang Hotel China

Sumber : http://www.atkinsdesign.com/html/projects_hotels_songhotel.htm

Nama Proyek : Song Jiang Hotel China


Klien : International Design Competition
Lokasi : Song Jiang, China
Program : Hotel
Arsitek : Atkins Architecture
Hotel Songjiang akan menjadi hotel resort bintang lima yg diatur dalam tambang
yang indah berisi air ke Shanghai di China. The Shangaiist berkata, Atkins telah
20
memenangkan kompetisi internasional untuk merancang sebuah hotel resor bintang lima
set dalam tambang berisi air yang indah di dekat distrik Songjiang ke Shanghai di Cina.Ini
Adalah konsep desain menakjubkan terinspirasi oleh air alami dan fitur lanskap tambang
imajinasi hakim untuk membatalkan kompetisi dari dua perusahaan internasional lainnya.
Komentar tentang desain ini :
Desain inovatif dari hotel resort 400 tempat tidur berdiri dua tingkat lebih tinggi dari
permukaan batu penambangan dalam 100 meter dan termasuk tempat umum di bawah air
dan kamar. Ini akan menggabungkan fasilitas pertemuan sampai 1.000 orang, pusat
perjamuan, restoran, kafe dan fasilitas olahraga. Keberlanjutan merupakan bagian integral
dari desain mulai dari menggunakan atap hijau untuk struktur di atas permukaan tanah
untuk ekstraksi energi panas bumi.

2.3.6.3. C151 Smart Villas Dreamland Bali


Gambar 7. C151 Smart Villas Dreamland Bali

Sumber : Indonesia design compilation edition 2008

Nama Proyek : C151 Smart Villas Dreamland


Lokasi : Dreamland, Pecatu, Bali
Developer : PT. Hanno Bali
President : Hanno Soth
Direktur : I Wayan Tana
Proyek Manager : Russell Blagg
Arsitek : Bali Vision Architecture (BVA)

21
Pantai Dreamland berada di kawasan benama Pecatu. Terletak di bagian Selatan
pulau Bali. Tepatnya beberapa kilometer sebelum Pura Uluwatu yang terkenal suci dan
sacral atau berjarak sekitar 45 menit dari arah Denpasar. Pantai Dreamland dikelilingi
tebing-tebing dan batu karang yang menjulang tinggi di sekitar pantainya dengan
pemandangannya yang begitu memukau.
Komentar tentang desain ini :
Skema desain C151 Smart Villas Dreamland menampilkan citra minimalistis atau
bila mengutip istilah yang pernah diperkenalkan Charles Jencks neo modernis. Ini terlihat
dari adanya denah yang bebas, absennya dekorasi pada permukaan bangunan, dan sifat
to the point setiap unit villa terhadap pemandangan ke arah laut. Bila modernism dianggap
(dan kadang dikritik sebagian kalangan) cenderung mengarahkan pengguna, maka denah
setiap unit villa menunjukkan bahwa pandangan para pengguna di arahkan ke arah laut.

2.3.7. Analisa dan Program Tapak


2.3.7.1. Analisa Tapak

Gambar 8. Analisa Tapak

Batasan Site :
a. Sebelah Utara : Jalan Parapat dan Tebing
b. Sebelah Selatan : View ke Lembah Danau Toba
c. Sebelah Timur : Jalan Parapat
d. Sebelah Barat : View ke Danau Toba

22
Konsep:

Bagian Utara Site di


letakkan akses masuk
yang berupa koridor dari

Bagian
kontur
lahan yang
paling
tinggi dan
yang
terdekat

Bagian selatan site


merupakan tebing batu
Bagian barat site yang yang curam, tebing batu
langsung berhadapan dengan ini akan tetap dibiarkan
danau akan di letakkan bentuknya dan akan
bangunan utama yang berupa dimanfaatkan sebagai
hotel, bangunan di posisikan di bagian elemen
sini dikarenakan posisi ini bangunan, dan juga
akan dijadikan sebagai

23
2.3.7.2.

2.2.7.1. Analisa Pencapaian


Gambar 9. Analisa Pencapaian

Site bisa diakses hanya dengan dua jalan saja yaitu jalan parapat dan dari Danau Toba

Konsep :

Pencapaian ke dalam site dapat


dilakukan di daerah timur
adalah dengan menggunakan
kendaraan bermotor, karena
bagian ini dekat dengan jalan.
Alternatif yang lain dapat
dicapai melalui jalur air
dengan menggunakan
kapal atau perahu

24
2.3.7.3. Analisa View

Gambar 10. Analisa View

ZONA VIEW KE LUAR KE DALAM

A Ke jalan dan tebing Kurang Baik

B Ke jalan dan tebing Kurang Baik

C Kedanau Baik Baik

D Kedanau Baik Baik

Tabel 4. Kriteria View

Konsep view

Bangunan utama
langsung di
letakkan
dipinggir danau
agar setiap ruang
Bagian belakang bangunan
dan kamar bisa
meski tidak dapat
menikmati view
menikmati view ke Danau
ke arah Danau
Toba, tetapi daerah ini akan
diolah menjadi kolam
renang dengan kondisi 25
dekorasi alami yang
memanfaatkan tebing-
2.3.7.4. Analisa Matahari

Gambar 11. Analisa Matahari

Tim

Bara

Matahari terbit dari arah Timur ke arah Barat. Oleh sebab itu, pada area
Timur dari site merupakan area yang mendapat sinar matahari pagi
(daerah sejuk) dan pada area Barat dari site merupakan daerah panas/
daerah yang mendapat sinar matahari sore sehingga pada daerah ini
kurang efektif jika di jadikan kamar.
Konsep :

Penggunaan tirai blind akan


mengurangi sinar matahari sore
yang panas. Pemilihan tirai jenis
blind sangat efektif untuk
mengatur intensitas cahaya
yang masuk ke dalam ruangan
26
2.3.7.5. Analisa Parkir
Kriteria untuk penempatan parkir :
Pencapaian mudah, tidak mengganggu sirkulasi yang telah ada baik pedestrian
maupun kendaraan.
Disesuaikan dengan pengelompokkan pemakainya (kenderaan pribadi, umum dan
barang/servis.
Kapasitas sesuai dengan kebutuhan.
Sirkulasi dan pencapaian yang jelas.
Sistem parkir kenderaan pribadi :
Parkir Tegak Lurus (90)
Jumlah kendaraan setiap 100 meter jalur parkir = 43 buah

Gambar 12. Parkir Mobil Pribadi


90

Parkir Tegak Lurus (90)

Gambar 13. Parkir sepeda motor 90

Sistem parkir paralel ( 180 ) dan tegak lurus (90)


Keuntungan : Luasan yang dibutuhkan kecil
Kerugian : Kenderaan lebih sulit keluar dan jalan penghubung lebih besar.

Sistem parkir paralel 45


Keuntungan : Kenderaan lebih mudah keluar dan jalan penghubung lebih kecil.
Kerugian : Luas yang dibutuhkan lebih besar.
Laju kendaraan untuk para penyandang cacat biasanya lebih lebar dari cara parkir
konvensional. Untuk kenderaan semi-ambulan (kenderaan khusus penyandang cacat)

27
lebar yang baik adalah berkisar antara 2.7 m atau malah lebih besar dari 2.8 m ;
sedangkan bagi yang menggunakan kursi roda antara 3.0 m - 3.1m.

Konsep Analisa Parkir

Area atas gedung


parkir akan dibuat
sebagai area parkir
roda empat, di bagian
ini gedung
mendapatkan luas
yang maksimal
sehingga sangat cocok Area bawah gedung
parkir akan dibuat
sebagai area parkir roda
dua karena bagian
bangunan bawah lebih
sempit akibat
penyesuaian bangunan

2.3.7.6. Analisa Bentuk Dasar dan Massa Bangunan


Bentuk dasar massa bangunan dipilih berdasarkan pertimbangan diantaranya :
Sifat kegiatan yang ada.
Tuntutan fleksibelitas dan efisiensi ruang.
Penyesuaian terhadap bentuk tapak, kondisi lingkungan sekitar tapak dan kontur tapak.
Penyesuaian terhadap tema yang telah dipilih.
Pengolahan yang memungkinkan untuk mencapai bentuk yang estetis.

Orientasi view
dari dalam
bangunan
merata karena
bentuk
bangunan yang
tidak memiliki
sudut sehingga
tidak adat
sudut mati bagi
Untuk bangunan utama Hotel menggunakan bentuk dasar lingkaran yang di
transformasikan menjadi bentuk setengah lingkaran. Bagian melengkung depan

28
bbangunan mengarah ke danau sehingga bagian depan bangunan mendapatkan view
pemandangan yang merata bagi tiap ruang.

Untuk bangunan parkir menggunakan bentuk dasar persegi yang di transformasikan


dimensinya menjadi bentuk persegi panjang yang libih tipis, hal ini dimaksudkan agar
bangunan tidak terlalu tebal sehingga cahaya bisa masuk dan sirkulasi udara pun bisa
mengalir dengan leluasa agar bangunan tidak pengap. Pemilihan bentuk persegi juga
dikarenakan pertimbangan untuk memaksimalkan jumlah parker kendaraan Karen bentuk
ini memiliki sudut yang stabil dan cocok dengan konsep penataan parkir

Konsep :

Pola perletakkan massa


pada site

Hasil bentuk massa


bangunan yang telah
disatukan. Bentuk bangunan
hotel diperoleh dari bentuk
dasar lingkaran yang di
transformasikan menjadi 29
setengah lingkaran.
Sedangkan untuk gedung
parkir diperoleh dari bentuk
2.3.7.7. Analisa Sirkulasi Bangunan
Sirkulasi atau alur gerak berfungsi untuk menghubungkan antara massa bangunan
yang satu dengan massa bangunan yang lain dan juga dapat mempersingkat pencapaian
sehingga dapat menghemat waktu dan biaya kontinuitas dan skala dari masing-masing
jalan pada sebuah persimpangan dapat menolong kita untuk membedakan antara jalan
yang utama yang menuju ruang-ruang utama dan jalan sekunder menuju ruang-ruang
sekunder.
Unsur Sirkulasi Terdiri dari :
Pencapaian ke Bangunan
o Langsung
Yaitu suatu pencapaian yang langsung mengarah ke suatu tempat masuk melalui
sebuah jalan yang segaris dengan sumbu bangunan. Tujuan visual dalam pengakiran
pencapaian ini jelas, dapat merupakan fasade muka seluruhnya dari sebuah
bangunan atau tempat masuk untuk dipertegas.

Gambar 14. Pencapaian ke Bangunan-

Sirkulasi dalam Langsung


Bangunan, terdiri dari :
Sirkulasi Horizontal
Yaitu pergerakan perpindahan tempat mendarat, contohnya : jalan, lorong, pintu dan
sebagainya.
Sirkulasi jenis ini dapat dibagi menjadi :
o Sirkulasi Terpusat
Pusat menandai dominan; pusat merupakan pusat aktivitas ; lebih
sesuai untuk bangunan dengan pusat dalam volume besar sehingga
menimbulkan kesan agung , misalnya rumah tinggal dengan pusatnya ruang
keluarga.
o Sirkulasi Linear

30
Merupakan deretan ruang-ruang ; setiap ruang hampir mempunyai kepentingan yang
sama ; setiap ruang hampir mempunyai aktifitas kegiatan yang sama ; lebih sesuai
untuk bangunan-bangunan rumah tinggal, apartemen dan sebagainya.
o Sirkulasi Grid
Pola diatur secara pola grid tiga dimensi; bentuk organisasi
teratur ; lebih sesuai untuk bangunan dengan sifat
kegiatan yang hampir sama dalam satu kesatuan, seperti
kantor.
Sirkulasi Vertikal
Yaitu pergerakan perpindahan tempat secara ke atas-bawah/ naik-turun.
Tabel 5. Jenis Sirkulasi Vertikal
SIRKULASI VERTIKAL PERUNTUKKAN PERTIMBANGAN
ELEVATOR/LIFT Manusia Kapasitas pengangkutan
o Pengunjung o Luas lantai lift.
o Pengelola o Tinggi plafon.
Barang o Lebar bukaan pintu lift.
Penempatan
o Jika khusus untuk orang, ditempatkan pada
daerah publik.
o Jika khusus untuk barang, tempatkan di
daerah servis.
o Jika dipakai bersama, ditempatkan antara
daerah publik dan servis.
TANGGA Manusia Penerangan cukup memadai.
Barang Lebar tangga cukup besar.
Tidak terlalu bergetar.
Nyaman, tidak melelahkan (30-40)
Tidak licin dan diberi bordes.
Dilengkapi dengan pegangan tangga.
Jika digunakan untuk mengagkut barang, perlu
dibuat 2 jalur ramp untuk kereta dorong.
Untuk tangga kebakaran harus dilengkapi
dengan penerangan darurat.
RAMP Manusia Tidak licin.
- Pengelola Cukup lebar.
- Pengunjung Nyaman, kemiringan 5-15 (khusus
Barang penyandang cacat 7)

Konsep Sirkulasi Bangunan:

Sirkulasi vertikal yang digunakan


untuk mengakses bangunan
secara langsung dari jalan
adalah dengan menggunakan
ramp untuk mencapai bangunan

Sirkulasi
langsung ke
dalam bangunan
dapat dicapai 31
dari jalan dan
3.2.7.8. Analisa Sistem Pencahayaan
Jenis pencahayaaan dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut :
Sumber pencahayaan.
Sistem perletakan sumber pencahayaan.
Sistem pembagian cahaya dari sumber pencahayaan.
Berdasarkan sumbernya, pencahayaan pada umumnya dibedakan atas 2 yaitu :
Pencahayaan alami (daylight )
Yaitu melalui bukaan-bukaan yang ada dalam bangunan ; yang harus diperhatikan
dalam penggunaan sumber cahaya alami adalah jenis dan fungsi ruangan, efek silau
dan radiasi panas.
Sistem pencahayaan alami dapat dimanfaatkan dalam ruang pamer dengan cara :
o Pencahayaan melalui jendela kaca (window lighting) 1
Beberapa cara untuk mengantisipasi timbulnya kesilauan dan pemantulan dapat
dilakukan dengan membuat :
Jendela tinggi (high windows), lebih cocok untuk ruang eksibisi yang menentut
penerangan lebih tinggi untuk objek yang terletak di tengah ruangan.
Jendela kaca ribbon (ribbon windows), sambungan kaca sepanjang satu dinding
di atas zona eksibisi.
Kaca difusi (diffusing glass), untuk menguraikan silau sinar matahari.
Prismatic glass/ glass block, untuk menghasilkan efek penyamaran, insulasi
panas dan buyi serta dapat juga sebagai dinding luar.
Pencahayaan sudut (corner lighting), cahaya siang masuk ke salah satu ujung
terus ke dinding pendek kemudian ke dinding panjang melalui cara penetrasi
biasa, lebih cocok untuk bangunan pameran/ pertunjukkan.
o Pencahayaan melalui atap yang mempergunakan pengaturan pemasukan cahaya
tertentu ( skylight illumination)
Skylight menguntungkan untuk pencahayaan siang hari dan kelihatan unik . Dengan
skylight, dapat menerangi ruang-ruang di bawahnya dan penataan ruang bebas
lebih luas tanpa dinding untuk display.
Sifat dari sistem pencahayaan alami, antara lain :
o Tida kontinu/ berkelanjutan.

1
Iwan Setiawan, Museum Safari di Medan , Skripsi (Medan: USU, 1998) hlm.47
32
o Unsur cahaya alami matahari misalnya sinar ultra violet dapat merusak sebagian
benda pamer karena tingkat iluminasinya dan komposisi spektrum cahayanya yang
mana dapat memucatkan warna atau cat yang ada pada lukisan memudar.
Penggunaan sinar cahaya alami harus diusahakan pengurangan efek negatifnya
terlebih dahulu. Misalnya melalui penggunaan filter atau reflektor yang menyerap
sinar ultra violet.
Pencahayaan buatan (artificial light)
Yaitu melalui penggunaan lampu untuk penerangan di dalam bangunan; yang harus
diperhatikan dalam penggunaan cahaya buatan adalah : jenis atau sifat ruangan, efek
silau, kuat penerangan, kuat radiasi yang dipancarkan, warna cahaya, sifat distribusi
cahaya (umum dan setempat), bentuk armataur lampu (bisa dijadikan elemen estetis).
o Pencahayaan buatan langsung 2
Jenis pencahayaan buatan langsung antara lain:
Attic installations of lamps yaitu lampu dengan reflektor ditempatkan di bawah
skylight dan di atas lubang plafon untuk menerangi galeri.
False skylight yaitu paduan bukaan atap dan tabung, diman dipakai pada lantai
dibawahnya melalui plafon. Dengan metode ini dapat menghasilkan efek
skylight.
Spotlight yaitu lampu proyektor dengan reflektor dan soket tersendiri. Kelebihan
spotlight ini adalah dapat diatur untuk objek tertentu dan pada tempat tertentu
dan dapat dibingkai untuk memberi ruang kecil seukuran objek sehingga spot
objek lebih terang dari sekiarnya.
Louvered Light yaitu variasi berbagai lampu tunggal dan majemuk, untuk
menerangi suatu spot persegi sesuai susunannya.
Louvered ceiling yaitu plafon gantung yang terbuat dari persilangan jalur unit
berbentuk persegi empat memanjang terbuat dari bahan plastik atau metal.
Through light ( pencahyaan rendah), yaitu jenis penerangan rendah dengan
penerangan langsung dengan menggunakan lensa dan kadang kala berbentuk
persegi panjang untuk penerangan kolektif keempat sisi dinding ruang , dimana
keseluruhan bagian tengah palfon dibuat lebih rendah beberapa inchi untuk
penempatan lampu tersebut.
Troffer light yaitu panel penerangan yang ditata secara menerus pada plafon.
Panel penerangan ini dapat terdiri dari sebagian lampu untuk penerangan
umum dan penerangan spot tertentu dengan menggunakan lampu fluorescent
untuk penerangan berkesan sejuk dan lampu untuk penerangan objek yang
lebih tegas.

2
Iwan Setiawan, Museum Safari di Medan , Skripsi (Medan: USU, 1998) hlm.48
33
Polarorized light (penerangan kutub) untuk penerangan langsung dengan
mengadopsi kaca polaris untuk penyebaran cahaya, panel troffer dan mungkin
lensa langsung. Prinsip pencahayaan ini adalah untuk mereduksi kesilauan dan
peningkatan pemahaman objek yang dilihat.
o Pencahayaan buatan tidak langsung
Pencahayaan buatan tidak langsung pada dasarnya adalah untuk penerangan
umum ruangan, bukan untuk penerangan objek.
Lampu gantung (tipe tidak langsung atau semi tidak langsung), menggunakan
lampu pijar digantung pada plafon untuk menerangi ruang luas sehingga
pemandangan mata terhindar dari sumber penerangan.
Penerangan atas tersembunyi (concealed uplights) digunakan untuk
penerangan menerus ke plafon dari puncak objek/ koleksi, layar atau tingkatan
ruang yang lebih tinggi.
Penerangan miring (lighting coves), dengan sumber cahaya tersembunyi pada
dinding yang diarahkan ke plafon untuk penerangan ruangan yang sangat
besar.
Panel penerangan atau kotak terbuka dangkal/ rendah dengan pelindung pada
sisi-sisinya, dapat berbentuk persegi panjang, bundar atau bentuk bebas.

Konsep Sistem Pencahayaan Bangunan

Bangunan akan dibuat tipis agar


pencahayaan alami bisa masuk ke
bangunan secara maksimal dan merata ke
seluruh area bangunan. Jika bangunan
dibuat tebal maka daerah tengah 34
3.2.7.10. Analisa Sistem Instalasi Listrik
Sumber listrik utama adalah PLN dan sebagai cadangan digunakan generator set
(genset) dengan kapasitas 75% dari kapasitas listrik terpasang. Besar beban
memperhatikan faktor pemakaian , standar daya kebutuhan tergantung PLN untuk :
Kebutuhan penerangan.
Operasional motor pompa.
Lift.
AC dan AHU.
Tata suara.
Untuk pengamanan instalasi biasanya digunakan sirkuit breaker, thermnal switch dan
sekring/ fuse.
Dengan perkembangan teknologi, lampu listrik dapat dihidupkan dan dimatikan
dengan menggunakan remote kontrol dan sistem modern lainnya. Saklar otomatis yang
akan menyalakan lampu saat pengunjung datang dan segera mati saat pengunjung
meninggalkan area tersebut secara otomatis. Saklar simulasi, mampu menciptakan ilusi
sempurna, cara kerjanya : merekam kapan lampu dimatikan atau dinyalakan, satu minggu
sebelumnya, bermanfaat untuk segi keamanan.

Konsep Sistem Instalasi Listrik


Sumber listrik utama adalah PLN dan sebagai cadangan digunakan generator set
(genset) dengan kapasitas 75% dari kapasitas listrik terpasang. Besar beban
memperhatikan faktor pemakaian
Untuk pengamanan instalasi biasanya digunakan sirkuit breaker, thermnal switch dan
sekring/ fuse.

Diagram 1. Konsep Sistem Instalasi Listrik

PLN Meteran Gardu Listrik Sub Panel


Penerangan
Gardu Trafo Sub Panel
Distribusi Plumbing
Sub Panel Lift
Generator Panel
Set Utama
Sub Panel Tata
Suara
35
Sub Panel AC
3.2.7.11. Analisa Sistem Penghawaan
Penghawaan adalah untuk pertukaran udara dalam ruang dengan cara
memasukkan udara segar dari luar menggantikan udara kotor di dalam ruangan, faktor-
faktor yang menjadi pertimbangan antara lain :
Faktor kenyamanan manusia.
Keadaan lingkungan.
Efisiensi dan keekonomisan biaya.
Kenyamanan ideal 22 C - 27 C, kelembaban 40-60 % dan kecepatan angin 0 1.5
m/dtk.
Sistem penghawaan yang cocok untuk daerah ini yaitu:
Penghawaan alami
Penghawaan alami adalah udara yang berasal dari alam langsung. Pengudaraan alami
biasanya dibantu dengan kipas dan dapat dipergunakan untuk gudang, dapur dan lain-
lain. Meski biayanya relatif rendah tetapi kerugian yang ditimbulkan cukup besar yaitu :
o Temperatur dan kelembaban tidak dapat dikontrol.
o Polusi udara banyak, dapat merusak beberapa objek.
Konsep Sistem Penghawaan

Penggunaan jendela dengan


sirip angin yang dapat dibuka
dan ditutup pada setiap kamar
akan sangat efektif untuk
daerah pegunungan yang sejuk
agar dapat mengatur
pengudaraan alami sesuai yang 36
3.2.7.12. Analisa Sistem Instalasi Air (Plumbing)
Sistem Instalasi Air Bersih
Sumber air bersih dapat diperoleh melalui beberapa cara, antara lain :
o PAM
o Pengolahan sendiri
o Sumur bor
Kegunaan air bersih antara lain :
o Cadangan pemadam kebakaran
o Keperluan keseharian : dapur, toilet dan sejenisnya
o Kafetaria
o Pendinginan AC
o Kebutuhan taman dan sebagainya
Sistem pendistribusian air bersih dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara antara lain :
o Distribusi air ke bawah (down feed riser system)
Keuntungan :
Sistem ini masih lebih dapat menjamin kelangsungan aliran air bersih walaupun
aliran listrik padam.
Pada umumnya kekuatan air tiap lantai relatif sama (tidak tergantung pada
ketinggian bangunan).
Kerugian :
Membutuhkan ruang untuk tangki di atas bangunan dan akan menambah beban
bangunan.
o Distribusi air ke atas (up feed riser system)
Keuntungan :
Menghemat biaya pemasangan tangki.
Kerugian :
Aliran air bersih tidak dapat mengalir bila aliran listrik padam.
Dibutuhkan beberapa pompa tekan yang bekerja secara otomatis.
Umumnya pada daerah teratas, kekuatan air relatif menjadi kecil (terutama
untuk bangunan tingkat tinggi).
Biaya listrik lebih tinggi untuk mensuplai pompa.
37
Sistem Instalasi Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor dibagi atas 4 jenis, antara lain :
Air kotor
Merupakan sistem pembuangan air kotor yang berasal dari dalam gedung yang
dikumpulkan dan dialirkan keluar. Air kotor jenis ini dibagi lagi menjadi 2 yaitu :
Air kotor padat ( kloset, bidet, peturasan)
Air kotor cair (wastafel, bathtub dan sink dapur)
Air hujan
Merupakan sistem pembuangan air hujan yang berasal dari atap gedung dan tempat
lainnya yang dikumpulkan dan dialirkan keluar.
Air buangan khusus
Sistem ini harus ditinjau dari segi pencemaran lingkungan adalah sangat berbahaya
apabila air buangan khusus ini dimasukkan ke dalam riol umum tanpa proses
pengamanan. Oleh karena itu, perlu disediakan peralatan pengolahan yang tepat,
baru kemudian dimasukkan ke riol kota.
Konsep Plumbing:
Diagram 2. Konsep Sistem Instalasi Air Kotor

Air Kotor Septictan


Padat k
Wastafel

Kamar Resapan
Mandi
Air Kotor Urinoir/Bid
Cair et
Dapur Grease
Trap
Air Hujan Bak Filter air Danau
Kontrol

3.2.7.13. Analisa Sistem Persampahan


Secara umum, sampah dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Sampah kering, yaitu kertas, debu dan plastik.
Sampah basah, yaitu sampah yang datangnya dari dapur, berbau dan basah.
Konsep Sistem Persampahan:
Secara umum, sampah dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Sampah kering, yaitu kertas, debu dan plastik.
Sampah basah, yaitu sampah yang datangnya dari dapur, berbau dan basah.
Penyediaan fasilitas penampungan sampah pada titik-titik tertentu , membantu proses
kebersihan di dalam bangunan.
38
Diagram 3. Konsep Sistem Persampahan

SAMPA TONG TP TRUK

3.2.7.14. Analisa Sistem Keamanan Kebakaran


Sistem pemadam kebakaran yang biasa diterapkan adalah :
o Sistem pencegahan kebakaran aktif
o Sistem pencegahan kebakaran pasif
Konsep Sistem Keamanan Kebakaran:
Tabel 6. Konsep Sistem Keamanan Kebakaran

ALAT LUASAN DAN JARAK KETERANGAN


PYLAR HYDRANT Jarak maksimum 100 m Diletakkan di halaman agar mudah
dijangkau oleh mobil pemadam
kebakaran dan biasanya disediakan oleh
perusahaan pemadam kebakaran
FIRE HYDRANT Jarak maksimum 30 m Biasanya ditempatkan pada daerah yang
dan luas pelayanan 800 mudah dicapai dan di tempat yang
m2 strategis
HEAT, SMOKE AND FIRE Luas pelayanan 75 m. Heat, smoke and fire detector sering
DETECTOR dihubungkan dengan alarm untuk
mendeteksi sendiri bila terjadi kebakaran
atau asap.
SPRINKER Jarak jangkauan 6-9 m Biasanya diletakkan di atas plafon dan
Jingga - pecah pada suhu dan luas pelayanan 25 m2 bekerja apabila terjadi kebakaran atau
570C panas ruangan mencapai (135-160F)
Merah - pecah pada suhu
680C
Kuning - pecah pada suhu
790C
Hijau - pecah pada suhu
930C
Biru - pecah pada suhu
1410C
TANGGA KEBAKARAN Jarak minimum antar Lebar tangga kebakaran harus memiliki
pencapaian adalah 25-30 cerobong asap, hal ini dimaksudkan agar
m orang yang berada di dalam tangga
kebakaran tidak terhirup asap.Tangga
kebakaran memiliki ruang tersendiri dan
pintu khusus yang tahan terhadap api.

3.2.7.15. Analisa Sistem Keamanan


Proses pengamanan dengan 3 tingkatan antara lain :
a. Pengamanan Tingkat I meliputi :
- Sistem Deteksi Perusakan Internal
- Sistem Pengawasan Ruang Internal, misalnya dengan menggunakan CCTV
(+) : - mempunyai kemampuan untuk motion detection (sensor gerak) dan mampu
merekam selama 24 jam non-stop sepanjang tahun
- dapat diakses darimanapun hanya menggunakan via line telephone, tidak
membutuhkan jaringan internet sehingga mudah dan praktis.

39
(-) : - manusia tidak selalu dapat mengawasi setiap titik karena keterbatasan kondisinya
- Penerangan Eksterior
- Pengaktifan sistem sensor selama proses berlangsungnya kegiatan pada
bangunan.
b. Pengamanan tingkat II yaitu mengaktifkan sistem alarm.
c. Pengamanan tingkat III yaitu proteksi 24 jam pada keseluruhan bangunan.
Konsep :
Diagram 4. Konsep Sistem Keamanan

RUANG
VIA LINE PENGAWAS
CCTV SISTEM ALARM
TELEPHO CCTV

3.2.7.16. Analisa Sistem Penangkal Petir


Tabel 7. Analisa Penangkal Petir
SISTEM PERLINDUNGAN KOMPONEN KELEBIHAN KEKURANGAN PEMASANGAN
FRANKLIN Tipe ini Alat penerima Biaya murah Daya jangkau Cukup antena
memberikan logam tembaga Lebih praktis terbatas dipasang di
perlindungan Kawat penyalur dibandingkan Untuk bangun- puncak gedung
dengan bentuk dari tembaga dengan sang- an memanjang
sudut 45 Pertanahan ka- kar Faraday alat penerima
wat penyalur akan semakin
sampai pada tinggi
bagian tanah yg
basah

Konsep :

40
Penangkal petir yang
digunakan merupakan
penangkal petir system
Franklin. Penangkal
petir akan dipasang
pada kedua bangunan
(bangunan hotel dan
gedung parkir).
Penangkal petir akan
diletakkan pada bagian
tertinggi bangunan
dan kawat penyalur
akan di tanam pada
bagian tanah yang

41

Anda mungkin juga menyukai