TANIN
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5
SITI WULANSARI G70115032
ANA SRI RAHAYU G70115144
ISMI AMANDAH G70115194
NURRAHMASARI G70115084
BRYAN ARCHIMEDES G70115244
KELAS B
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai TANIN ini dengan lancar. Penulisan ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah Fitokimia serta
agar menambah ilmu pengetahuan tentang tanin dan jenis-jenisnya.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami
peroleh dari buku panduan, serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan Tanin.
Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Memang
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Tanin adalah kelas utama dari metabolit sekunder yang tersebar luas
pada tanaman. Tanin merupakan polifenol yang larut dalam air dengan berat
molekul biasanya berkisar 1000-3000 (Waterman dan Mole tahun 1994,
Kraus dll., 2003). Menurut definisi, tanin mampu menjadi pengompleks dan
kemudian mempercepat pengendapan protein serta dapat mengikat
makromolekul lainnya (Zucker, 1983). Tanin merupakan campuran senyawa
polifenol yang jika semakin banyak jumlah gugus fenolik maka semakin
besar ukuran molekul tanin. Pada mikroskop, tanin biasanya tampak sebagai
massa butiran bahan berwarna kuning, merah, atau cokelat.
Tanin dapat ditemukan di daun, tunas, biji, akar, dan batang jaringan.
Sebagai contoh dari lokasi tanin dalam jaringan batang adalah tanin sering
ditemukan di daerah pertumbuhan pohon, seperti floem sekunder dan xylem
dan lapisan antara korteks dan epidermis. Tanin dapat membantu mengatur
pertumbuhan jaringan ini.
Tanin berikatan kuat dengan protein & dapat mengendapkan protein
dari larutan. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam
angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut batasannya,
tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tak
larut dalam air. Dalam industri, tanin adalah senyawa yang berasal dari
tumbuhan, yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit
siap pakai karena kemampuannya menyambung silang protein.
Secara fisika, tanin memiliki sifat-sifat: jika dilarutkan kedalam air
akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat, jika dicampur
dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapan, tidak dapat mengkristal,
dan dapat mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan
protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.
Secara kimiawi, memiliki sifat-sifat diantaranya: merupakan senyawa
kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan sehingga
sukar mengkristal, tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi, dan
senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptik dan
pemberi warna (Najebb, 2009).
Senyawa phenol yang secara biologis dapat berperan sebagai khelat
logam. Proses pengkhlatan akan terjadi sesuai pola subtitusi dan pH
senyawa phenolik itu sendiri. Karena itulah tanin terhidrolisis memiliki
potensial untuk menjadi pengkhelat logam. Hasil khelat dari tanin ini
memiliki keuntungan yaitu kuatnya daya khelat dari senyawa tanin ini
membuat khelat logam menjadi stabil dan aman dalam tubuh. Tetapi jika
tubuh mengkonsumsi tanin berlebih maka akan mengalami anemia karena
zat besi dalam darah akan dilkhelat oleh senyawa tanin tersebut
(Hangerman, 2002).
2.2. Penggolongan
Jenis tanaman yang mengandung tanin antara lain adalah daun sidaguri
(Sida rhombifolia L.) yang diketahui mengandung tanin cukup tinggi dan
telah digunakan sebagai pestisida nabati pembunuh ulat (larvasidal)
(Kusuma et al.,2009; Islam et al., 2003). Daun melinjo (Gnetum gnemon
L.) juga mengandung tanin. Daun gamal ( Gliricidia sepium Jacq.) dan
lamtoro ( Leucaena leucocephala Lamk.) mempunyai kandungan tanin 8-
10% (Suharti, 2005; Sulastri, 2009). Biji pinang ( Areca catechu L.) dan
simplisia gambir (Uncaria gambir Roxb.) telah dikenal luas sebagai
penghasil tanin dengan kandungan tanin masing-masing sebesar 26,6% dan
30-40% (Pambayun, 2007; Hadad et al., 2007).
Pegagan (Centella asiatica) atau antanan (Sunda), daun kaki kuda
(Melayu), gagan-gagan, rendeng (Jawa), taidah (Bali) sandanan (Papua)
broken copper coin, buabok (Inggris), paardevoet (Belanda), gotu kola
(India), ji xue cao (Hanzi) juga diduga memiliki kandungan senyawa tanin
beserta asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside,
brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol,
centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, serta garam mineral
seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Zat vellarine dan
tanin yang ada dapat memberikan rasa pahit.
Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili
Piperaceae, tumbuh merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan
bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta penampakan
daun yang berwarna merah keperakan dan mengkilap. Dalam daun sirih
merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin dan
flavonoid.
Buah, daun, dan kulit batang pohon jambu biji ( Psidium guajava)
mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin.
Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak
atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam
guajaverin dan vitamin (IPTEKnet, 15 Januari, 2007).
Daun dewa (Gynura divaricata) mengandung zat saponin, minyak
atsiri, flavonoid, dan tanin. Efek farmakologis daun dewa adalah
antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat
pembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi,
menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun.
Ciplukan ( Physalis minina) temasuk ke dalam famili tumbuhan
Solanaceae. Nama lain dari ciplukan antara lain adalah morel berry
(Inggris), ceplukan (Jawa), cecendet (Sunda), yoryoran (Madura), lapinonat
(Seram), angket, kepok-kepokan, keceplokan (Bali), dedes (Sasak),
leletokan (Minahasa). Tumbuhan ini mempunyai kandungan kimia berupa
chlorogenik acid, asam citrun, fisalin, flavonoid, saponin, polifenol. Buah
mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula.
Biji mengandung elaidic acid. Sifat tumbuhan ini analgetik (penghilang rasa
sakit), peluruh air seni (diuretik), menetralkan racun, meredakan batuk,
mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor
2.5. Manfaat
Tanin diketahui dapat digunakan sebagai antivirus, antibakteri, dan
antitumor. Tanin tertentu dapat menghambat selektivitas replikasi HIV dan
juga digunakan sebagai diuretik (Heslem, 1989). Tanaman yang
mengandung tanin telah diakui memiliki efek farmakologi dan dikenal agar
membuat pohon-pohon dan semak-semak sulit untuk dihinggapi/dimakan
oleh banyak ulat (Heslem, 1989).
Di dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim
sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak, misalnya bila hewan memakannya,
maka reaksi penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein
lebih sukar dicapai oleh cairan pencernaan hewan. Pada kenyataanya,
sebagian besar tumbuhan yang banyak bertanin dihindari oleh hewan
pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat. Kita menganggap salah satu
fungsi utama tanin dalam tumbuhan ialah sebagai penolak hewan pemakan
tumbuhan. Fungsi tanin pada tanaman biasanya sebagai senjata pertahanan
untuk menghindari terjadinya over grazing oleh hewan ruminansia dan
menghindari diri dari serangga, sebagai penyamak kulit, bahan untuk
pembuatan tinta (+ garam besi(III) senyawa berwarna tua), sebagai
reagen untuk deteksi gelatin, protein, alkaloid (karena sifat mengendap),
sebagai antidotum keracunan alkaloid (membentuk tannat yang mengendap),
sebagai antiinflamasi saluran pencernaan bagian atas, obat diare karena
inflamasi saluran gastro intestinal, dan sebagai obat topikal (lesi terbuka,
luka, hemoroid).
Tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet
dan mudah digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak (mengubar)
jala, tali, dan layar agar lebih tahan terhadap air laut. Selain itu tanin
dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, perekat, dan mordan.
Tanin yang terkandung dalam minuman seperti teh, kopi, anggur, dan
bir memberikan aroma dan rasa sedap yang khas. Bahan kunyahan
seperti gambir (salah satu campuran makan sirih) memanfaatkan tanin yang
terkandung di dalamnya untuk memberikan rasa kelat ketika makan sirih.
Sifat pengelat atau pengerut (astringensia) itu sendiri menjadikan banyak
tumbuhan yang mengandung tanin dijadikan sebagai bahan obat-obatan.
Tanin yang terkandung dalam teh memiliki korelasi yang positif antara kadar
tanin pada teh dengan aktivitas antibakterinya terhadap penyakit diare yang
disebabkan oleh Enteropathogenic Esclierichia coli (EPEC) pada bayi. Hasil
penelitian Yulia (2006) menunjukkan bahwa daun teh segar yang belum
mengalami pengolahan lebih berpotensi sebagai senyawa antibakteri, karena
seiring dengan pengolahan menjadi teh hitam, aktivitas senyawa-senyawa
yang berpotensi sebagai antibakteri pada daun teh menjadi berkurang.
Senyawa tanin juga bersifat sebagai astringent, yaitu melapisi mukosa
usus, khususnya usus besar dan menciutkan selaput lendir usus, misalnya
asam samak. Serta sebagai penyerap racun (antidotum) dan dapat
menggumpalkan protein. Oleh karena itu, senyawa tanin dapat digunakan
sebagai obat diare.
1. Sifat Khusus
2. Sifat Umum
Uji Goldbeaters skin ini memberikan hasil positif untuk senyawa tanin
sebenarnya dan memberikan hasil negatif untuk pseudotanin. Oleh
karenanya uji ini seringkali digunakan untuk mendeferensialkan tanin
sebenernya dari pseudotanin.
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Tanin yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah Farmakognosi ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan makalah
Tanin ini.
Kami sebagai penulis banyak berharap agar para pembaca yang
budiman bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
kami pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA