Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hipokondriasis
Disusun Oleh :
A. YANUAR FAUZI
1111677714118
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian ilmu kedokteran
Jiwa Fakultas Kedokteran universitas al-khairaat palu.
BAB I
PENDAHULUAN
lainnya oleh karena gangguan ini dihubungkan dengan pengalaman gejala fisik yang
menunjukkan gejala fisik di dalam dirinya. Gejala yang timbul bisa saja merupakan
pernyataan gejala fisik yang dilebih-lebihkan, yang justru akan memperberat gejala
fisik yang disebabkan oleh keyakinan bahwa pasien tersebut sedang sakit dan
gejala somatic yang tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis umum.
Gangguan hipokondrik adalah suatu gangguan dengan ciri utama adalah preokupasi
yang menetap akan kemungkinan menderita satu atau lebih gangguan fisik yang
serius dan progresif. Pasien menunjukkan keluhan somatik yang menetap atau
Perhatian biasanya hanya terfokus pada satu atau dua organ atau sistem tubuh .
Tidak mau menerima nasihat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak
disertai depresi dan anxietas yang berat gangguan Hipokondrik ditemukan pada laki-
Pada hipokondrik pasien biasanya mengeluhkan satu penyakit berat yang dalam
Pasien merasa yakin bahwa ada sesuatu yang salah dalam dirinya dan selalu ingin
diperiksa untuk memastikan adanya gangguan pada tubuhnya. Hal lain yang
dokter untuk melakukan hal tersebut. Jika dokter tidak mau menuruti keinginan
pasien, pasien biasanya akan mencari dokter lain sehingga pada pasien seperti ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Somatoform adalah kelompok gangguan yang meliputi simtom fisik (misalnya nyeri,
mual, dan pening) dimana tidak dapat ditemukan penjelasan secara medis.
ekstrem, dan berubah menjadi simtom-simtom fisik, simtom-simtom fisik itu mungkin
berupa kelumpuhan-kelumpuhan anggota tubuh rasa sakit dan nyeri luar biasa, buta
tuli, tidak bisa bicara, muntah terus-menerus, sakit kepala atau gementar.
Somatoform adalah adanya keluhan gejala fisik yang berulang yang disertai dengan
negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokter bahwa tidak ditemukan kelainan fisik
atau lebih, yang tidak dapat dijelaskan dengan pemeriksaan medis (non psikiatri)
sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi, kognitif, atensi, dan situasi. Dengan kata
bekerja dan menjadi tergantung dengan obat pada pereda rasa sakit. Rasa nyeri
yang timbul dapat berhubungan dengan konflik atau stress atau dapat pula terjadi
agar individu dapat terhindar dari kegiatan yang tidak menyenangkan dan untuk
mendapatkan perhatian dan simpati yang sebelumnya tidak didapat. Nyeri timbul
dalam hubungan dengan adanya konflik emosional atau problem psikososial yang
cukup jelas untuk dapat dijadikan alasan dalam mempengaruhi terjadinya gangguan
berlebihan tentang kekurangan tubuh yang minimal atau kecil. Perempuan lebih
cenderung untuk memfokuskan pada bagian kulit, dada, paha, dan kaki. Sedangkan
pria lebih terfokus pada tinggi badan, ukuran alat vital, atau rambut tubuh. Pada
wajah, rambut pada wajah yang berlebihan, atau bentuk dan ukuran hidung.
menghindari orang lain melihat kekurangan yang dibayangkannya. Factor social dan
budaya memainkan peranan penting pada bagaimana seseorang merasa apakah ia
c) Hipokondriasis
Kata hipokondriasis berasal dari istilah medis lama hypochondrium, yang berarti
di bawah tulang rusuk, dan mereflesikan gangguan pada bagian perut yang sering
yang tidak realistis dan tidak akurat terhadap simtom atau sensasi. Sehingga
mengarah pada preokupasi dan ketakutan bahwa mereka memiliki gangguan yang
parah, bahkan meskipun tidak ada penyebab medis yang ditemukan. Pasien yakin
bahwa mereka mengalami penyakit yang serius dan belum dapat dideteksi, dan
dimulai pada awal masa remaja dan cenderung terus berlanjut. Individu yang
kompeten dan tidak perhatian. Dalam teori disebutkan bahwa mereka bersikap
berlebihan pada sensasi fisik yang umum dan gangguan kecil, seperti detak jantung
yang tidak teratur, berkeringat, batuk yang kadang terjadi, rasa sakit, sakit perut,
g.Gangguan emosi
i.Sering memeriksa tanda-tanda vital seperti denyut nadi atau tekanan darah
k.Berpikir mempunyai penyakit setelah membaca atau mendengar tentang hal itu
l.Menghindari situasi yang membuat merasa cemas, seperti berada di rumah sakit
gejala fisik yang tidak berbahaya sebagai bukti dari penyakit fisik. Tafsiran umum
tidak berbahaya diabaikan, dan ketika pasien merasakan gejala fisik, akan timbulnya
pikiran negatif tentang maknagejala yang timbul dari pengalaman. Misalnya, sakit
kepala akan segera dievaluasi sebagai bukti dari tumor otak, dan penjelasan yang
Ciri utama dari gangguan ini adalah adanya preokupasi yang menetap akan
kemungkinan menderita satu atau lebih gangguan fisik yang serius dan progresif.
sebenarnya biasa dan oleh pasien seringkali ditafsirkan sebagai abnormal dan tidak
mengenakkan, dan perhatiannya biasanya hanya terfokus pada satu atau dua organ
d) Gangguan Konversi
Gangguan konversi menurut DSM IV (Kaplan, sadock,& Grebb) adalah gangguan
dengan karakteristik munculnya satu atau beberapa simtom neurologis yang ada.
Pada conversion disorder, gejala sensorik dan motorik, seperti hilangnya penglihatan
atau kelumpuhan secara tiba-tiba, menimbulkan penyakit yang berkaitan dengan
rusaknya system saraf, padahal organ tubuh dan system saraf individu tersebut
baik-baik saja. Aspek psikologis dari gejala conversion ini ditunjukan dengan fakta
bahwa biasanya gangguan ini muncul secara tiba-tiba dalam situasi yang tidak
awal masa dewasa, dimana biasanya muncul setelah adanya kejadian yang tidak
diagnosis Axis 1 lainnya seperti depresi dan penyalahgunaan zat-zat terlarang, dan
e) Gangguan Somatisasi
gejala somatic yang tidak dapat dijelaskan secara adekuat dengan menggunakan
banyaknya system tubuh yang terpengaruh. Gangguan ini sifatnya kronis (muncul
selama beberapa tahun dan terjadi sebelum usia 30 tahun), dan berhubungan
dengan strees psikologis yang signifikan, hendaya dalam kehidupan social dan
dasar, maupun spesialistik, dengan hasil pemeriksaan atau bahkan operasi yang
negative. Keluhannya dapat mengenai setiap system atau bagian tubuh manapun,
tetapi yang paling lazim adalah yang mengenai keluhan gastrointestinal (perasaan
abnormal pada kulit (perasaan gatal, rasa terbakar,kesemutan, pedih) serta bercak-
2. Hipokondriasis
A. Definisi
Istilah hipokondriasis didapatkan dari istilah medis yang lama hipokondrium yang
berarti dibawah rusuk, dan mencerminkan seringnya keluhan abdomen yang dimiliki
yang tidak realistik dan tidak akurat terhadap gejala atau sensasi fisik yang
dan pekerjaan.
B. Epidimiologi
Satu penelitian terakhir melaporkan prevalensi enam bulan terakhir sebesar 4-6
persen pada populasi klinik medis umum. Laki-laki dan wanita sama-sama terkena
oleh hipokondriasis. Walaupun onset gejala dapat terjadi pada setiap manusia, onset
paling sering antara usia 20 dan 30 tahun. Beberapa bukti menyatakan bahwa
diagnostik adalah lebih sering diantara kelompok kulit hitam dibandingkan kulit putih.
C. Etiologi
memiliki ambang dan toleransi yang lebih rendah terhadap gangguan fisik. Sebagai
contohnya apa yang dirasakan oleh orang normal sebagai tekanan abdominal, orang
dan menjadi tersinyal oleh hal tersebut karena skema kognitif yang keliru.
tampaknya berat dan tidak dapat dipecahkan. Peranan sakit memberikan jalan
menimbulkan kecemasan dan menunda tantangan yang tidak disukai dan dimaafkan
Teori ketiga adalah bahwa gangguan ini adalah bentuk varian dari gangguan mental
mengekspresikannya pada saat ini dengan meminta pertolongan dan perhatian dari
orang lain dan selanjutnya menolaknya karena tidak efektif. Hipokondriakal juga
dipandang sebagai pertahanan terhadap rasa bersalah yang melekat, suatu ekspresi
harga diri yang rendah, dan tanda perhatian terhadap diri sendiri yang berlebihan.
Penderitaan nyeri dan somatik selanjutnya menjadi alat untuk menebus kesalahan
dan membatalkan dan dapat dialami sebagai hukuman yang diterimanya atas
kesalahan di masa lalu dan perasaan bahwa seseorang adalah jahaat dan
memalukan.
D. Gambaran klinis
Pesien hipokondriakal percaya bahwa mereka menderita penyakit yang parah yang
belum dapat dideteksi dan mereka tidak dapat diyakinkan akan kebalikannya.
Pasien hipokondriakal dapat mempertahankan keyakinan bahwa mereka memiliki
satu penyakit tertentu atau dengan jalannya waktu, mereka mungkin mengubah
keyakinannya tentang penyakit tertentu. Keyakinan tersebut menetap walau hasil lab
adalah negatif.
penyakit serius didasarkan pada intepretasi keliru orang tersebut terhadap gejala-
gejala tubuh.
dan penentraman.
gangguan delusional, tipe somatic) dan tidak terbatas pada kekhawatiran yang
enam bulan, keadaan hipokondriakal sementara dapat terjadi setelah stress berat,
paling sering kematian atau penyakit berat pada seseorang yang penting bagi
menyembuh jika stress dihilangkan, tetapi dapat menjadi kronis jika diperkuat oleh
Pemeriksaan fisik
Tidak adanya kelainan pada pemeriksaan fisis, pada pemeriksaan yang serial,
menerima pemeriksaan fisis untuk meyakinkan tidak ada kelainan organic. Pada
mudah untuk ditenangkan Dapat menunjukkan gejala anxietas berupa, tangan yang
berkeringat, dahi berkeringat, suara yang tegang atau gemetar, dan tatapan mata
yangtajam
Pergerakan lambat, apabila pasien kurang tidur Mood dan afek Bersemangat, atau
cemas, depresi, Afek terbatas, dangkal, ketakutan, atau afek yang bersemangat
Berbicara tentang apa yang dipikirkan bahwa dalam tubuhnya telah terjadi
terpreokupasi dengan keyakinan palsu bahwa ia menderita penyakit yang berat dan
keyakinan palsu tersebut didasarkan pada misintepretasi tanda atau sensasi fisik.
bulan, kendatipun tidak adanya temuan patologis pada pemeriksaan medis dan
didalam bidang penting hidupnya. Klinisi dapat menentukan adanya tilikan secara
2. Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter
bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-
keluhannya.
F. Diagnosis Banding
gangguan yang tampak dengan gejala yang tidak mudah didiagnosis. Penyakit
gangguan somatisasi tentang banyak gejala. Perbedaan yang tidak jelas adalah
usia onset yang kurang spesifik. Pasien dengan gangguan somatisasi lebih sering
konversi adalah akut dan biasanya sementara, melibatkan satu gejala, bukan suatu
penyakit tertentu. Adanya atau tidak la belle indifferences adalah ciri yang tidak
dapat dipercaya yang membedakan kedua kondisi tersebut. Gangguan nyeri adalah
kronis, seperti juga hipokondriasis, tetapi gejalanya adalah terbatas pada keluhan
nyeri. Pasien dengan gangguan dismorfik tubuh berharap dapat tampil normal tetapi
percaya bahwa orang lain memperhatikan bahwa mereka tidak noemal, sedangkan
maupun gangguan mental berat lainnya, seperti gangguan depresif berat atau
pada skizpfrenia dan gangguan psikotik lainnya tetapi dapat dibedakan dari
hipokondriasis dengna adanya gejala psikotik lain. Disamping itu waham somatic
G. Penalataksanaan
pasien-pasien tersebut, psikoterapi kelompok adalah cara yang terpilih karena cara
ini sebagian cara ini memberikan dukungan sosial dan interaksi sosial yang
Jadwal pemeriksaan fisik yang tertib dan teratur adalah berguna untuk
menenangkan pasien bahwa mereka tidak ditelantarkan oleh dokternya dan keluhan
mereka ditanggapi secara serius. Tetapi prosedur diagnostic dan terapeutik yang
mungkin klinisi harus menahan diri supaya tidak mengobati temuan pemeriksaan
suatu kondisi dasar yang responsive terhadap obat seperti gangguan kecemasan
atau gangguan depresif berat. Jika hipokonsriasis adalah sekunder dari akibat
gangguan primer lainnya, gangguan tersebut harus diobati untuk gangguan itu
sendiri. Jika hipokondriasis adalah rekasi situasional yang sementara, klinisi harus
membantu pasien untuk mengatasi stress tanpa mendorong perilakusakit mereka
H. Prognosis
sampai beberapa tahun dan dipisahkan oleh periode tenang yang sama panjangnya.
status sosioekonomi yang tinggo, onset gejala yang tiba-tiba, tidak adanya
gangguan kepribadian dan tidak adanya kondisimedis non psikiatrik yang menyertai.
Sebagian besar anak hipokondriakal menjadi sembuh pada masa remaja akhir atau
PPDGJ III, halaman 84. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. Jakarta