Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Muhammad Solichin
Nim : 03031381419129
Shift/Kelompok : Senin Pagi/2

I. JUDUL PERCOBAAN : Morfologi Sel

II. TUJUAN PERCOBAAN


1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Sel.
2. Untuk Mengetahui Struktur Masing-Masing Sel.
3. Untuk Mengetahui Bentuk Sel Batang Ubi.

III. DASAR TEORI

3.1. Sel

Sel merupakan suatu unit terkecil dimana unit terkecil tersebut penyusun
makhluk hidup. Tubuh manusia terdiri dari beribu-ribu atau bahkan berjuta sel-
sel, begitu pula dengan tumbuhan dan hewan. Sel merupakan unit organisasi
terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel, maka dari itu sel dapat berfungsi atau bahkan hidup
sendiri asalkan kebutuhannya terpenuhi. Oleh karena itulah, sel disebut juga
sebagai satuan fungsi makhluk hidup. Sel adalah unit organisasi terkecil yang
menjadi dasar bagi suatu kehidupan dalam arti biologis selain itu, sel
mengandung materi genetik yang merupakan penentu dari sifat makhluk hidup.
Kata sel itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 1703) yang
berarti kotak-kotak kosong, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan
mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang
dinamakan protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes
Purkinje. Menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian
yaitu sitoplasma dan nukleoplasma. Schwaan dan Schleiden (1838), menyatakan
bahwa tumbuhan dan hewan mempunyai persamaan, yaitu tubuh tumbuhan dan
hewan tertersebut tersusun oleh sel-sel. Selanjutnya, teori-teori ini dikembangkan

1
menjadi suatu teori-teori seperti satuan struktural-struktural terkecil organisme
hidup. Sel merupakan satuan-satuan fungsional terkecil dari organisme hidup. Sel
berasal dari sel-sel dan organisme-organisme dimana yang tersusun dari sel-sel.

3.2. Struktur Sel


3.2.1. Membran Sel atau Membran Plasma
Membran sel terdiri dari 2 lapisan senyawa lemak (fosfolipid) dan molekul-
molekul protein sehingga sering disebut lapisan lipoprotein. Fosfolipid terdiri dari
bagian kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan bagian ekor yang bersifat
hidrofobik (tidak suka air). Setiap unit fosfolipid berpasangan dengan pasangan
fosfolipid lainnya dan posisinya berlawanan sehingga terbentuk 2 lapisan (bilayer)
fosfolipid. Molekul protein yang menempel di permukaan lapisan lipid disebut
protein ekstrinsik (perifer), sedangkan molekul protein yang menembus lapisan
lipid disebut protein instrinsik (integral). Protein ekstrinsik ada yang berikatan
dengan karbohidrat membentuk glikoprotein dan ada yang tidak berikatan.
Membran sel bersifat semipermeabel, artinya membran dapat dilewati air dan gas
yang terlarut dan selektif permeable artinya membran sel hanya dapat dilalui oleh
molekul-molekul zat tertentu. Membran sel mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Melindungi isi sel agar tidak keluar meninggalkan sel
2. Mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan lingkungan luar
3. Mengontrol metabolisme zat-zat tertentu yang diperlukan oleh sel
4. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar
5. Transduksi energy
3.2.2. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan organel terbesar sel dengan ukuran diameter antara 10
hingga 20 nm. Struktur umumnya bulat atau oval, biasanya terletak di bagian
tengah sel. Inti sel (nukleus) bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi di
sitoplasma. Fungsi dari inti sel adalah mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel,
karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi DNA untuk mengatur
sintesis protein. Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu:
a) Selaput inti (karioteka)
b) Nukleoplasma (kariolimfa)
c) Kromatin/kromosom
d) Nukleous (anak inti)
3.2.3. Sitoplasma dan Organel Sel
Sitoplasma adalah bagian yang cair dalam sel. Khusus untuk cairan yang
berada dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Penyusun utama dari sitoplasma
adalah air (90%). Berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media
terjadinya reaksi kimia sel. Organel sel adalah benda-benda yang terdapat di
dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta dapat menjalankan fungsi-fungsi
kehidupan. Macam-macam organel sel antara lain:
a) Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi
dari ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein
b) Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang
yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu
retikulum endoplasma granuler (retikulum endoplasma kasar). RE kasar
tampak kasar karena ribosom menonjol di permukaan sitoplasmik
membrane dan retikulum endoplasma agranuler (retikulum endoplasma
halus). RE halus diberi nama demikian karena permukaan sitoplasma tidak
mempunyai ribosom
c) Mitokondria (the power house). Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat
respirasi seluler yang menghasilkan banyak energi ATP. Secara garis besar,
tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang
dikenal sebagai daur atau siklus Krebs yang berlangsung di dalam
mitokondria.
d) Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan
enzim pencernaan seluler
e) Badan golgi (aparatus golgi/diktiosom) berhubungan dengan fungsi
menyortir dan mengirim produk sel. Badan golgi berperan penting dalam
sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi. Muka cis berfungsi sebagai
penerima vesikula transpor dari RE. Muka trans berfungsi mengirim
vesikula transpor. Vesikula transpor adalah bentuk transfer dari protein
yang disintesis RE
f) Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan
sel baik mitosis maupun meiosis
g) Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang
bisa ditemui pada alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis
plastida, yaitu leukoplas yang berwarna putih berfungsi sebagai
penyimpanan makanan; Kloroplas plastida yang berwarna hijau, berfungsi
menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis;
Kromoplas plastida yang mengandung pigmen
h) Vakuola (rongga sel) berisi: garam-garam organik, glikosida, tanin (zat
penyamak), minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada
mawar, zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya kafein, kinin, nikotin,
likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati.
i) Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai
rangka sel. Selain itu, mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol,
agela, dan silia
j) Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan
miosin (seperti pada otot). Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel
k) Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan
banyak mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam
sel-sel hati)

3.3. Mikroba
Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau
mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba karena
ukurannya yang kecil sehingga sukar dilihat dengan mata biasa dan juga
pengaturan kehidupannya lebih sederhana dibanding dengan jasad tingkat tinggi.
Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran
mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron, 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel
mikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop,
walaupun demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat
tanpa alat pembesar. Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
mikroba atau mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan
memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering
disebut ilmu praktek dari biokimia. Dalam mikrobiologi dasar diberikan
pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di
alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum,
pertumbuhan mikroba dan factor-faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di
bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi
bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi
pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang
mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya.
Distribusi mikroba di Udara, kelompok mikroba yang paling banyak
berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan
juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk
vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora) .
Mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di luar
ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan . Mikroba paling banyak
ditemukan di dalam ruangan. Mikroba di dalam ruangan, dalam debu dan udara di
sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang menderita penyakit menular,
telah ditemukan mikroba-mikroba seperti bakteri tuberkulum, streptococcus,
pneumococcus, dan staphylococcus. Bakteri ini tersebar di udara melalui batuk,
bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut keluar cairan saliva dan
mukus yang mengandung mikroba. Virus dari saluran pernapasan dan beberapa
saluran usus juga ditularkan melalui debu dan udara. Patogen dalam debu
terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang mengandung
patogen. Tetesan cairan biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan berbicara. Setiap
tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi ribuan mikroba.

3.4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba


3.4.1. Suplai nutrisi,
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memerlukan suplai
nutrisi sebagai sumber energi dan sebagai pertumbuhan untuk selnya. Unsur-unsur
dasar tersebut antara lain karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat
besi, dan sejumlah logam-logam lainnya . Kekurangan sumber nutrisi ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan mikroba sehingga pada akhirnya akan menyebabkan
kematian. Kondisi yang tidak bersih dan tidak higinis pada lingkungan merupakan
kondisi yang dapat menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba
sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh
karena itu, prinsip dari pada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah
untuk meminimalis sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
3.4.2. Suhu/Temperatur,
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan
mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan. Jika
suhu naik maka kecepatan metabolisme akan naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya jika
suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan diperlambat. Kedua,
apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel
menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel tersebut menjadi mati.
Berdasarkan hal tersebut, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan
mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu Suhu minimum yaitu suhu yang apabila
berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti. Suhu optimum yaitu suhu dimana
pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum. (Disebut juga suhu inkubasi). Suhu
maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak terjadi.
Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu peka
terhadap panas, tahan terhadap panas, dan thermodurik. Pada mikroba yang peka terhadap panas,
jika semua sel akan rusak apabila dipanaskan pada suhu 60C selama 10-20 menit. Kemudian
yang kedua adalah tahan terhadap panas, ini dapat terjadi apabila dibutuhkan suhu 100C selama
10 menit untuk mematikan sel. Pada thermodurik dibutuhkan suhu lebih dari 60C dab selama
10-20 menit tapi kurang dari 100C selama 10 menit untuk mematikan sel.
3.4.3. Keasaman atau Kebasaan (pH)
Hampir semua mikroba tumbuh pada tingkat pH yang berbeda. Sebagian Bakteri tumbuh
pada pH mendekati netral (pH 6,5 7,5). Pada pH dibawah 5,0 dan diatas 8,0 bakteri tidak
dapat tumbuh dengan baik, kecuali bakteri asam asetat (misalnya Acetobakter suboxydans)
yang mampu tumbuh pada pH rendah dan bakteri Vibrio sp yang dapat tumbuh pada pH tinggi
(basa). Sebaliknya, khamir menyukai pH 4,0 - 5,0 dan tumbuh pada kisaran pH 2,5 8,5. Oleh
karena itu khamir dapat tumbuh pada pH rendah di mana pertumbuhan bakteri-bateri jadi
terhamabat.
3.4.4. Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik tersendiri di dalam kebutuhannya
akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini dikelompokkan menjadi 4 yaitu
aerobik, anaerob, anaerob fakultatif, dan mikroaerofilik. Aerobik merupakan
mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas. Sebaliknya,
anaerob merupakan mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh apabila jika tidak
ada oksigen bebas. Kemudian untuk anaerob fakultatif, ini merupakan perpaduan
antara aerobik dan anaerob sebelumnya dimana mikroorganisme disini dapat
tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas. Dan yang terakhir adalah
mikroaerofilik dimana mikroorganisme hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen
dalam jumlah kecil.

3.5. Mikroskop
Kata mikroskopik berarti sangat kecil dan tidak mudah dilihat dengan mata.
Mikroskop ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek, dimana sebelumnya sudah
ada Robert Hook dan Marcello Malphigi yang mengadakan penelitian melalui
lensa yang sederhana. Lalu Antony Vn Leuwenhoek mengembangkan lensa
sederhana itu menjadi lebih kompleks agar dapat mengamati protozoa, bakteri dan
berbagai makhluk kecil lainnya. Pada tahun 1600 Hanz dan Z Jansen menemukan
mikroskop yang dikenal dengan mikroskop ganda yang lebih baik dari mikroskop
yang dibuat oleh Antony Vaan Leuwenhoek. Mikroskop berasal dari dua buah
kata yaitu mikro yang artinya kecil dan dari kata scopium yang artinya adalah
pengelihatan. Mikroskop adalah suatu alat yang berada didalam laboratorium
yang dimana mikroskop tersebut dapat memberikan bayangan dari benda yang
diperbesar hingga ukuran tertentu hingga dapat dilihat dengan mata.
Dalam pembentukan bayangan tersebut mikroskop menggunakan dua
macam lensa yang berbeda fungsinya. Lensa yang paling sering berhubungan
dengan mikroskop adalah lensa okuler dan lensa obyektif. Lensa obyektif adalah
lensa cembung sedangkan lensa okuler itu sendiri terdiri dari lensa plan konveks
yaitu lensa kolektif dan lensa mata. Dari dua macam lensa ini, masing-masing nya
yaitu lensa kolektif dan lensa mata. Kemudian dari kedua macam lensa-lensa
tersebut masing-masingnya sudah dirancang dengan perbesaran yang berbeda.
Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dimana lensa objektif
tersebut dapat menghasilkan bayangan-bayangan yang nyata yang kemudian
diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan-bayangan nyata tersebut yang
dihasilkan oleh lensa objektif tadi kemudian diperbesar oleh okuler untuk
menghasilkan bayangan-bayangan maya yang dapat dilihat.
3.5.1. Sejarah Penemuan Mikroskop
Mikroskop pertama kali dikembangkan pada abad ke 16 menggunakan lensa
sederhana untuk mengatur cahaya biasa. Pertama kali perbesaran terbatas kira-kira
10 kali dari ukuran objek sebenarnya. Setelah mengalami perbaikan akhirnya
perbesaran bisa mencapai 270 sampai 400 kali. Penemu sel dalam susunan
organisme adalah bersamaan dengan munculnya pemakaian mikroskop, yaitu
Mikroskop Cahaya (mikroskop yang sering digunakan dalam biologi), Mikroskop
okuler, baik yang berlensa tunggal atau yang biasa dikenal dengan nama
mikroskop monokuler maupun yang berlensa ganda atau yang biasa dikenal
dengan nama mikroskop binokuler. Sesungguhnya untuk meneliti beberapa
sejarah pemakaian mikroskop dengan perbaikan-perbaikan yang merupakan
sangat sulit. Dapat dianggap bahwa penemuan alat-alat optik yang pertama adalah
sudah merupakan pangkal penemuan dari mikroskop.
Penggunaan sifat-sifat optik dari suatu permukaan yang melengkung sudah
dilakukan oleh Euclid ( 3000 SM ), Ptolemy ( 127-151 ), dan oleh Alhazan pada
awal abad ke-11, tetapi pemakaian praktis untuk alat pembesaran optic ini belum
dilakukan. Baru pada abad ke-16, Leonardo da Vinci dan Maurolyco telah
mempergunakan lensa untuk melihat benda-benda yang paling kecil. Kakak
beradik pembuat kaca mata bangsa belanda yang bernama Zachary dan Francis
Jansen pada tahun 1590 menemukan pemakaian dua buah lensa cembung dalam
sebuah tabung. Penemuan ini dianggap sebagai prototipe dari sebuah mikroskop.
Tahun 1632-1723, Anthony van Lauwenhoek membuat lensa-lensa dengan
perbesaran yang memuaskan untuk melihat benda-benda kecil. Walaupun
demikian terdapat keterbatasan kemampuan sebuah mikroskop dalam daya
urainya. Hal tersebut terlihat jelas dalam sebuah rumus yang ditemukan oleh Abbe
pada abad lalu. Dari keterbatasan daya urai sebuah mikroskop, apabila dianalisis
dengan menggunakan rumus Abbe, ternyata tidak terlalu dipengaruhi oleh lensa
mikroskop, melainkan dipengaruhi oleh panjang gelombang cahaya yang dipakai.
Pada awal abad ke-17 telah ditemukan mikroskop dengan bentuk lensa tunggal.
Cara menggunakan mikroskop adalah dengan meletakkan objek yang
diperiksa pada ujung jarum dan sisi lain lensa dibawa kedekat mata. Dengan
menekan atau mengendorkan jarum didepan lensa, maka akan diperoleh titik
fokusnya. Setelah kemajuan dalam bidang teknologi maka bermunculanlah
berbagai tipe mikroskop modern. Mikroskop modern meliputi mikroskop cahaya,
mikroskop ultraviolet, fluerense, mikroskop elektron, dan mikroskop akustik.
3.5.2. Fungsi Mikroskop
Fungsi utamanya adalah untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran
sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Fungsi lain dari
mikroskop tetap berakar pada fungsi utamanya, bedanya beberapa jenis
mikroskop dibuat untuk fungsi yang lebih detail, contohnya jenis-jenis mikroskop
yang telah dibuat untuk mengamati suatu jenis objek-objek pada mikroskopis.

3.6. Jenis-Jenis Mikroskop


Ada berbagai Jenis mikroskop yang telah berhasil ditemukan oleh beberapa
peneliti yang telah ada sebelumnya. Beberapa diantaranya adalah mikroskop
cahaya (Light Microscope), mikroskop lapangan gelap (dark field microscope),
mikroskop fluoresen (fluorescence microscope), mikroskop fase kontras
(contranst phase microscope), dan yang terakhir adalah mikroskop elektron
(elektrone microscope), jenis-jenis mikroskop dapat dijelaskan sebagai berikut.
3.6.1. Mikroskop Cahaya (Light Microscope)
Memiliki dua jenis lensa yaitu obyektif dan okuler, sistem kerjanya dibantu
dengan cara pantulan cahaya yang menembus obyek yang diamati dan mampu
memperbesar bayangan obyek hingga 1000 X. Merupakan mikroskop yang
mempunyai bagian bagian yang terdiri dari alat-alat yang bersifat optik, berguna
untuk mengamati benda-benda atau preparat yang transparan. Suatu variasi dari
mikroskop cahaya biasa ialah mikroskop ultraviolet, karena cahaya ultraviolet
tidak dapat dilihat oleh mata manusia, maka bayangan benda harus direkam pada
piringan-piringan yang dimana piringan tersebut peka terhadap cahaya-cahaya.
3.6.2. Mikroskop Lapangan Gelap (Dark Field Microscope)
Mikroskop ini dilengkapi dengan suatu kondensor yang tidak
memungkinkan adanya intensitas cahaya kuat sehingga dengan demikian bisa
terjadi lapangan penglihatan yang kurang begitu terang (relatif gelap).
Kegunaannya untuk melihat gerakan-gerakan bakteri khususnya Treponema
pallidum. Treponema pallidum memiliki gerakan yang khas, sehingga dapat
dibedakan dari spesies Treponema yang lain. Dalam kaitan dengan rapid diagnosis
dari penyakit kholera, mikroskop ini dapat digunakan.
3.6.3. Mikroskop Fluoresen (Fluorescence Microscope)
Mikroskop ini dilengkapi dengan suatu sumber UV light (sinar ultra violet).
Kegunaannya: untuk mendeteksi agen etiologik (Ag) atau respon imun (Ab) pada
spesimen penderita penyakit infeksi yang dicurigai . Mikroskop pender ini dapat
digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia,
atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein anttibodi yang khas mula-
mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan
pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa
pendar akanan terjadi apabila antigen yang dimaksut ada dan dilihat oleh antibodi-
antibodi yang dimana ditandai dengan pewarna-pewarna pendar.
3.6.4. Mikroskop Fase Kontras (Contranst phase Microscope)
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya
adalah tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma bend
hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus cahaya sehingga
pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan
menggunakan mikroskop fase kontras. Prinsip alat ini sangat rumit. Apabila
mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat
dilihat, walaupun begitu karena nucleus dalam sel, nucleus ini mengubah sedikit
hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar inti . Hubungan ini tidak dapat
ditangkap oleh mata manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan
diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini
menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang
dapat ditangkap oleh mata sehingga yang tidak terlihat menjadi dapat dilihat mata.
IV. ALAT DAN BAHAN

IV.1. Alat
1. Mikroskop.
2. Api bunsen.
3. Tabung reaksi.
4. Jarum ose.
5. Pipet tetes.
6. Pinset.
7. Pisau cutter tajam.

IV.2. Bahan
1. Aquades.
2. Serat kapas.
3. Methilen blue.
4. Daun.
5. Minyak emersi.
6. Roti (segar dan rusak).
7. Air comberan.
8. Tempe (segar dan rusak).
9. Bawang merah.
10. Kentang (segar dan rusak).

V. PROSEDUR PERCOBAAN

V.1. Simple Staining (Pewarnaan Sederhana)


a) Bersihkan kaca objek dengan alkohol 95 %.
b) Siapkan setetes air comberan atau lendir makanan basi yang akan
diwarnai.
c) Ambil 1 atau 2 ose biakan dan letakkan ditengah-tengah gelas objek.
d) Dengan menggunakan ujung jarum ose, sebarkan biakan hingga melebar
dan diperoleh apusan tipis berdiameter 1-2 cm.
e) Lakukan fiksasi dengan mengangin-anginkan atau dengan melewatkannya
di atas nyala api bunsen hingga apusan tampak kering dan transparan.
f) Teteskan methylene blue ke atas kaca objek tadi.
g) Semprotkan sedikit aquades.
h) Keringkan hati-hati dengan tissue (jangan sampai terkena apusan).
i) Amati dengan mikroskop dengan variasi perbesaran dan bantuan minyak
emersi.
j) Gambar bentuk sel yang terlihat.
V.2. Pengamatan Sel Bawang Merah, Daun dan Serat Kapas
a) Bersihkan kaca objek.
b) Iris tipis helaian bawang merah atau daun atau serat kapas.
c) Ambil pinset dan letakan di kaca objek.
d) Tetesi aquades.
e) Amati di bawah mikroskop dengan variasi perbesaran.
f) Gambar bentuk sel yang terlihat.

V.3. Pengamatan untuk Roti, Tempe, Kentang (Segar dan Rusak)


a)Bersihkan kaca objek.
b)Ambil sedikit preparat yang segar.
c)Tetesi dengan aquades.
d)Amati di bawah mikroskop dengan variasi perbesaran.
e)Lakukan hal yang sama untuk preparat yang rusak.
f) Bandingkan hasilnya.
g)Gambar bentuk sel yang terlihat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan.


Bandung: Grafindo Media Pratama.
Campbell, Reece dan Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima- Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Dahlan, Hatta. 2017. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses. Laboratorium
Teknologi Bioproses Universitas Sriwijaya.
Dewi, Novita. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba. (Online)
https://repository.ipb.ac.id/doc/86420513/Faktor-Yang-Mempengaruhi-Pert
umbuhan-Mikroba (Diakses pada 18 Maret 2017)
Harlianti, Nurma. 2014. Makalah Struktur dan Fungsi Sel. (Online)
https://repositoy.unes.ac.id/doc/221479477/Struktur-Dan-Fungsi-Sel-1
(diakses 17 Maret 2017)

Anda mungkin juga menyukai