Anda di halaman 1dari 7

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan : Pembangunan Jembatan Tahun Anggaran 2017


Paket Pekerjaan : Box Culvert Jl.Babussalam Kel. Bangkal, Kecamatan Cempaka (Paket 2)
Lokasi : Banjarbaru

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pekerjaan, penentuan metode pelaksanaan sangat penting, karena
penentuan metode yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi akan menentukan kinerja
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Metode pelaksanaan ini merupakan suatu teknis pelaksanaan
yang telah direncanakan secara cermat sebelum pekerjaan berlangsung.
Metode Pelaksanaan ini diajukan sebagai kelengkapan teknis pekerjaan dilapangan dalam
memulai suatu pelaksanaan pekerjaan..

1.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan pembuatan metode pelaksanaan ini adalah acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik biaya, mutu dan waktu.
Didalam metode pelaksanaan ini tercantum sistem kerja lapangan yang akan dipakai mulai
dari awal kegiatan hingga selesai, yang terdiri dari site management hingga quality control
pekerjaan serta unsur - unsur terkait selama pekerjaan berlangsung, sehingga apa yang
menjadi target dan rencana yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik.
Berikut kami tampilkan beberapa metode pelaksanaan sehingga dengan adanya metode ini
diharapkan akan dapat memandu berjalannya proses pekerjaan dengan baik dengan maksud :
Pengaturan pekerjaan dilapangan lebih terkontrol
Penggunaan sumber daya akan lebih maksimal
Penggunaan alat kerja akan lebih efisien
Pengaturan lalu lintas kendaraan di lokasi kegiatan akan lebih teratur.

1.3 Lokasi
Lokasi pekerjaan ini tepatnya di Jl.Babussalam Kel. Bangkal, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru,
Kalimantan Selatan.

1.4 Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan antara lain :
- Divisi 1. Umum
1) Mobilisasi
- Divisi 3. Pekerjaan Tanah
1) Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter
2) Timbunan Biasa
3) Penyiapan Badan Jalan
- Divisi 5. Perkerasan Berbutir
1) Lapis Pondasi Agregat Kelas B
- Divisi 7. Struktur
1) Beton mutu sedang fc20 MPa (K-250)
2) Beton mutu rendah fc10 Mpa (K-125)
3) Baja Tulangan U 24 Polos
4) Pengadaan dan Pemancangan Cerucuk
5) Pasangan Batu
6) Papan Nama Jembatan
7) Pembongkaran Jembatan Kayu
8) Pipa Drainase Baja diameter 100 mm
- Divisi 8. Pengembalian Kondisi Dan Pekerjaan Minor
1) Patok Pengarah

II. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN


Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan mengenai tahapan
dan tata carapelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir, yang
disusun berdasarkan dokumenlelang, gambar teknis, dan spesifikasi. Penjelasan ini akan meliputi :
- Program Mobilisasi
- Pengendalian Mutu Pekerjaan

2.1 Program Mobilisasi


Program mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan
penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh CV. Jawahir Pratama
didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini meliputi :
a. Daftar Mobilisasi Personil
Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari :
- Pelaksana Lapangan
- Surveyor/Quality dan Quantity Control
- Pengawas Lapangan
- Estimator
- Mandor
- Tukang
- Operator Excavator/Motor Grader
- Logistik
- Tenaga Kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksanakan paket
pekerjaan ini, terdiri dari Pekerja terlatih, dan Pekerja biasa.
Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam
Struktur Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7
(tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi
tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari Rencana
Kerja/Schedule.
b. Mobilisasi Peralatan
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk
melaksanakan pekerjaan.
c. Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing
Dalam periode mobilisasi ini, CV. Jawahir Pratama akan melakukan pengukuran
berdasarkan data titik dasar dan titik tetap (Bench Mark) kerangka dasar eksisting,
selanjutnya diikuti dengan pemasangan Bench Mark, pengukuran poligon, pengukuran
sipat datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan
disajikan dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi
teknis, yang akan menghasilkan gambar kerja (shop drawings) berupa gambar situasi,
potongan memanjang dan usulan potongan melintang (profil desain). Gambar kerja
tersebut akan dimintakan persetujuannya dari Pengawas Proyek / Direksi. Gambar kerja
yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan
dilapangan (Site Execution ).
d. Analisa Sumber Material (Quarry)
Uraian mengenai analisa sumber material ini dimaksudkan untuk memberi gambaran
secara rinci bagaimana bahan dan material dasar untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi
ini diperoleh, bagaimana dan dimana proses pengelolahan pencampuran akan dilakukan
serta bagaimana proses pengangkutan material tersebut ke lokasi proyek yang dikaitkan
dengan pengendalian lalu lintas (traffic management ).

2.2 Pengendalian Mutu Pekerjaan


Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan dilakukan dengan
berpedoman pada beberapa referensi (standar rujukan) sebagai berikut :
a. Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)
b. Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Prosedur pengendalian mutu akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar
yang akan digunakan dalam pekerjaan ini. Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa
dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini telah memenuhi atau
melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Pemeriksaan mutu bahan tersebut
akan dilakukan secara intern CV. Jawahir Pratama dengan melibatkan Quality Control di
lapangan. Hasil pengendalian mutu secara intern ini, selanjutnya akan diperiksakan secara
extern dengan melibatkan pihak external untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal ini
adalah dari konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan.

III. PEKERJAAN UTAMA


3.1 Pekerjaan Umum ( Mobilisasi )
a. Pekerjaan Persiapan & Mobilisasi
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan
untuk mendukung permulaan proyek meliputi :
1) Pembuatan Job Mix Design
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel
bahan dari quary yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan lokasi
tersebut, diantanya: batu, pasir dan bahan Timbunan Pilihan selanjutnya dibawa ke
laboratorium job Mix Formula/Job Mix Design yang akan dipakai sebagai acuan kerja
dalam pelaksanaan proyek.
2) Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp, pembuatan Kantor Lapangan dan
fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan
yang diperlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan pekerjaan.
3) Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas transportasi
dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai disetiap kegiatan
lapangan. Bila diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang bertugas
mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan.
4) Rekayasa Lapangan
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk
menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi
pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap
rancangan kerja yang telah diberikan sytem dan tatacara survey dikordinasikan
dengan direksi teknis
5) Material dan Penyimpanan
Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui spesifikasi dan
standard yang berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan lainnya sesuai petunjuk
Direksi Teknis. Semua material yang akan digunakan untuk proses pembuatan
Concrete diambil dari Quary Sungai yang berada di lokasi setempat.
6) Jadwal Konstruksi
Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk
dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan
(Pre Construction Meeting/PCM)
7) Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan
Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi :
- Concrete Mixer
- Dump Truck
- Excavator
- Generator Set
- Motor Grader
- Vibratory Roller
- Concrete Vibrator
- Water Pump
- Water Tanker
- Stamper
- Concrete Pump
- Truck Mixer (Agitator)
8) Papan Nama Proyek
- Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek.
- Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan
- Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain.
- Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.
- Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.

3.2 Pekerjaan Tanah


a. Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter
Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagai berikut :
1) Pekerjaan galian sedalam minimal 2 meter (disesuaikan dengan kontur tanah di lokasi
pekerjaan) dan pengupasan dinding tanah, untuk struktur box culvert.
2) Tanah yang digali dan dikupas berada di pinggir jalan. Penggalian dilakukan dengan
menggunakan excavator. Hasil galian ditimbun di lokasi untuk sementara.
3) Pemasangan Bouwplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi
dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan, pada sisi
luar untuk kelurusan pemasangan struktur.
b. Timbunan Biasa
Timbunan Biasa adalah pekerjaan penimbunan dengan menggunakan tanah dari hasil
galian.
1) Timbunan tanah dari sumber galian digunakan untuk pemadatan permukaan tanah
pada akhir pekerjaan struktur.
2) Material tanah dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller. Selama
pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepian hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
3) Excavator menggali sisa timbunan tanah dan memuat ke dalam dump truck. Dump
truck membawa sisa timbunan ke lapangan penumpukan yang akan ditentukan
kemudian.
c. Penyiapan Badan Jalan
1) Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dilakukan setelah seluruh pekerjaan galian tanah
(cutting) untuk box culvert selesai dan telah memenuhi ketentuan elevasi yang
ditentukan dalam perencanaan serta telah disetujui oleh Direksi Lapangan barulah
dilakukan penyiapan badan jalan dengan ukuran sesuai gambar rencana/bestek.
Badan jalan yang dimaksud disini adalah badan jalan untuk oprit box culvert
2) Prosedur pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan sebagai berikut:
a) Motor Grader meratakan permukaan hasil galian
b) Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor
Grader
c) Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu

3.3 Perkerasan Berbutir


a. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Pembangunan Lapis Pondasi Agregat Kelas B terdiri dari pengadaan, pemrosesan,
pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan air, dan pemadatan agregat batu atau
kerikil alami pilihan dalam Lapis Pondasi Agregat Kelas B, di atas lapis tanah dasar yang
telah disiapkan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi Agregat Kelas B dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Pengangkutan material ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya
dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume
material dilakukan pada saat dilokasi pekerjaan sebelum material di turunkan.
Material diturunkan dengan jarak dan volume tertentu untuk memudahkan proses
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material di satu tempat dan kekurangan
material di tempat lain.
2) Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader. Dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) kondisi cuaca; (b)
panjang hamparan, lebar hamparan, dan tebal hamparan; (c) material yang tidak
dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan;
3) Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller.
4) Pada penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemirngan melintang yang
diperlukan, dilaksanakan dengan cara cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan
untuk pemadatan bahan-bahan Lapis Pondasi Agregat Kelas B segera setelah
penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan
5) Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibra roller, dimulai dari bagian tepi ke
bagian tengah.
6) Saat penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan alat pengilas maju sedikit
demi sedikit dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan
dilaksanakan dalam operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan matang
yang merata. Pada bagian super elevasi, miring melintang atau kemiringan yang
terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian Jalan yang lebih rendah menuju
kebagian atas.
7) Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
8) Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus
diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk.
Bahan pengisi tambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara agregat-agregat.
Penempatan bahan pengisi / halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian
berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan
Makadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga.
3.4 Struktur
a. Beton mutu sedang fc20 MPa (K-250)
Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-250 akan
digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil
field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. Beton K-250 dipakaiuntuk
struktur box culvert.
1) Beton K-250 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir,
semen dan agregatkasar diterima dilokasi pekerjaan.
2) Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas
dapat diuraikan secara berikut :
- Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian
dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
- Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa
kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan
dipasangkan / diikat dengan menggunakan kawat beton.
- Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang
terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai
shop drawings.
- Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan
dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya
dari Direksi Pekerjaan.
- Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton,
maka pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.
- Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji
slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton
akan dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar
tidak terjadi bleeding.
- Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi
Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji
kubus/silinder.
b. Beton mutu rendah fc10 Mpa (K-125)
Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-125 akan
digunakan sebagai lantai kerja Box culvert atau sesuai gambar dan petunjuk Direksi dan
atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui Direksi
Pekerjaan. Lantai kerja ini dikerjakan setelah pekerjaan pancangan galam dan urugan
pasir selesai dilaksanakan
1) Beton K-125 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir,
semen dan agregatkasar diterima dilokasi pekerjaan.
2) Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-125 untuk pekerjaan diatas
dapat diuraikan secara berikut :
- Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian
dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
- Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang
terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai
shop drawings.
- Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka bekisting akan dibersihkan terlebih
dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan.
- Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton,
maka pengecoranbeton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual.
- Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji
slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton
akan dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar
tidak terjadi bleeding.
c. Baja Tulangan U 24 Polos
Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di
Base Camp Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site)
1) Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya tergantung yang ditentukan.
Yang penting harus dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan sah.
2) Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak / lemak, asam, alkali dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan
yang disyaratkan.
3) Pabrikasi besi beton berdasarkan ukuran gambar kerja dan direksi pengawas
lapangan.
4) Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat.
d. Pengadaan dan Pemancangan Cerucuk
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah selesai dilakukan. Pemancangan
dilakukan dengan kayu galam 10-12 cm dengan panjang 7 m untuk box culvert dan kayu
galam 10-12 cm dengan panjang 4 m untuk pasangan batu, dipancang per jarak 40 cm
dengan disesuaikan dengan gambar dan bestek.
e. Pasangan Batu
1) Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan setelah pekerjaan pemancangan cerucuk
galam, berfungsi sebagai penahan partikel tanah pada oprit box culvert.
2) Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan
concrete mixer. Mortar yang telah diaduk rata dituang ke dalam dolaks
(penampungan adukan terbuat dari kayu) agar mortar tidak tercampur dengan
partikel tanah.
3) Mortar diangkut oleh kelompok pekerja dengan menggunakan alat bantu. Mandor
agar memastikan komposisi adukan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
4) Batu belah dipilih agar memperoleh ukuran yang hampir seragam, dibersihkan dan
dibasahi sebelum dipasang. Pemasangan memperhatikan kerapatan antar batu yang
direkat dengan mortar, selain mempertimbangkan segi estetika.
5) Pemasangan Bouwplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi
dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan. Sebaiknya
dengan 2 benang dimana yang satu pada a sedang lainnya pada sisi luar untuk
kelurusan pamasangan batu. Terakhir, perapihan dan pembesihan lokasi pekerjaan.
6) Water tanker digunakan sebagai sumber pasokan air untuk mendukung seluruh
kegiatan.
f. Papan Nama Jembatan
Tahapan pemasangan Papan Nama Jembatan adalah sebagai berikut:
1) Penyediaan Papan Nama Jembatan
Dalam penyediaan papan nama jembatan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain:
- Papan nama jembatan terbuat dari bahan marmer atau batu alam atau bahan
lain yang disetujui oleh direksi pekerjaan
- Bentuk dan dimensi papan nama sesuai dengan apa yang ditunjukkan dalam
gambar rencana
- Papan nama diukir nama, nomor, tahun pembuatan dan lambang kementerian
pekerjaan umum atau keterangan lain yang telah disetujui direksi pekerjaan
2) Pemasangan Papan Nama Jembatan
- Papan Nama Jembatan dipasang ditempat yang sesuai dengan apa yang
ditunjukkan gambar rencana, biasanya dipasang di parapet jembatan.
- Papan Nama Jembatan dipasang secara manual menggunakan alat bantu dan
menggunakan adukan semen sebagai perekat. setelah itu, Finishing dengan
membersihkan papan nama jembatan dari kotoran-kotoran seperti sisa adukan
semen atau yang lainnya.
g. Pembongkaran Jembatan Kayu
Sebelum dilakukan pekerjaan pembongkaran, jembatan sementara harus dibuat dulu dan
pengaturan pengalihan lalu lintas telah dimintakan persetujuan dengan pihak terkait.
Pengamanan keamanan pemakai lalu lintas harus dijaga pada saat pembongkaran.
Adapun cara kerja pembongkaran sebagai berikut :
1) Bidang yang akan dibongkar ditandai dengan cat/kapur
2) Pembongkaran dilakukan dengan, linggis, palu, ganco dan crane, dimuat ke dlm Truk
dengan Loader
3) material hasil bongkaran dibawa dengan Dump Truck ke lokasi base camp/kantor
Proyek untuk disimpan
h. Pipa Drainase Baja diameter 100 mm
Pipa penyalur adalah pipa pembuangan air hujan yang terletak pada lantai
jembatan/box culvert ke arah bawah, Diameter minimum 100 mm dengan Bahan
baja galvanis. Panjang pipa cucuran 20 cm lebih panjang dari bagian terbawah
struktur utama bangunan atas.

3.5 Pengembalian Kondisi Dan Pekerjaan Minor


a. Patok Pengarah
Pekerjaan patok pengarah patok yang terbuat dari beton bertulang pracetak dengan mutu
K175 (15 MPa) yang diberi cat sedemikian rupa mengikuti Spesifikasi dan sesuai gambar
dengan tinggi total sesuai ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1) Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton dimuat dari
lokasi pembuatan dengan Dump Truck menuju lokasi pemasangan. Patok dipasang
dilokasi yang telah digali yang ditentukan dengan jarak-jarak antara patok mengacu
pada gambar rencana.
2) Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu
3) Volume pekerjaan ini = 48 Buah

IV. PEKERJAAN LAIN-LAIN


4.1 Administrasi / Dokumentasi
Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan laporan-laporan akan dikerjakan :
a. Laporan berkala secara menyeluruh
b. Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan / Pemilik.
c. Dokumen Foto, meliputi :
1) Pekerjaan sebelum dilaksanakan
2) Pekerjaan sedang dilaksanakan
3) Pekerjaan setelah dilaksanakan
Disusun rapi dan diketahui Direksi Pekerjaan. Foto-foto kegiatan diambil dari empat arah.
d. Membuat as built drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan lapangan
e. Membuat Laporan harian, mingguan dan bulanan
f. Membuat Back-up data sesuai dengan hasil pekerjaan dilapangan

4.2 Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera
dilakukan Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.

4.3 Pembersihan Akhir


Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan
pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan
diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini
yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan
pengawas/Direksi, PPTK/PPK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu
masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala sesuatu yang terjadi dari hasil
pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan.

V. PENCAPAIAN
Dengan adanya Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang disusun sebagai acuan dalam
pelaksanaaan pekerjaan di lokasi kegiatan, maka diharapkan pelaksanaan pekerjaan di lokasi kegiatan :
- minim resiko keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
- minim resiko ketidaksesuaian hasil pekerjaan dengan yang direncanakan baik dalam hal kuantitas
maupun kualitas; dan
- minim resiko kecelakaan kerja di lokasi kegiatan.
Langkah kerja dalam Metode Pelaksanaan ini kami susun dengan berdasarkan spesifikasi yang
ada pada Dokumen Pengadaan.

Penawar
CV. JAWAHIR PRATAMA

AGUSTINA, A.Md. RMIK


Direktris

Anda mungkin juga menyukai