OLEH :
I. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung trombosit dengan hapusan darah tepi
B. TujuanInstruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan hitung trombosit dengan hapusan darah tepi secara baik
dan benar
2. Mahasiswa dapat menentukan jumlah trombosit pada sampel darah probandus dengan
menggunakan hapusan darah tepi
II. METODE
Cara tidak langsung (Indirek Counting)
III.PRINSIP
Sediaan apusan darah diletakkan di atas meja mikroskop dan diamati pada pembesaran lensa
objektif 100x dengan penambahan oil imersi. Pengamatan dilakukan pada counting area. Secara
mikroskopis trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna
biru-keabu-abuan pucat yang berisi granula merah-ungu yang tersebar merata.
IV.3 Trombosit
Tombosit adalah fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan terbentuk di
sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 um, berbentuk cakram bikonveks. Setelah
keluar dari sumsum tulang, sekitar 20-30 % trombosit mengalami sekuestrasi di limpa.
Jumlah trombosit normal adalah 150.000 450.000 per mm3 darah. Trombosit dalam
sirkulasi adalah kepingan-kepingan yang berasal dari sitoplasma megakariosit, yaitu suatu sel
besar berinti banyak yang terdapat dalam sumsum tulang. Pengaturan produksi trombosit
diduga dilakukan oleh trombopoeitin. Bila kebutuhan hemostasis meningkat, atau ada
rangsangan terhadap sumsum tulang, produksi trombosit dapat meningkat 7-8 kali. Trombosit
yang baru dibentuk biasanya berukuran lebih besar dan memiliki kemampuan hemostasis
yang lebih baik daripa trombosit tua yang ada dalam sirkulasi (Rohmawati, 2003).
Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma
megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10 hari.
Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh untuk
melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama
trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-
trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding
pembuluh darah. Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit
pada jaringan sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel
trombosit) (Rohmawati, 2003).
Hasil
276 sel x 1000 = 276.000mm3
Gambar
Trombosit normal
Eosinofil
Giant
trombosit
IX. PEMBAHASAN
Sediaan apusan darah tepi merupakan teknik membuat olesan (smear) darah yang
kemudian diratakan diatas gelas benda. Fungsi dari pembuatan sediaan apus darah ini adalah
untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop. Prinsip pemeriksaan sediaan darah ttepi
adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan diatas objek glass, kemudian dilakukan
pengecatan dengan zat warna khusus dan diperiksa dibawah mikroskop. Tujuan dari pembuatan
sediaan darah tepi ini adalah untuk evaluasi morfologi dan jumlah dari sel sel darah seperti
eritrosit, leukosit, dan trombosit dan identifikasi parasit pada pemeriksaan parasitologi seperti
malaria, microfilaria, dan trypanosoma (Yazhid, 2013).
Sebelum melakukan pengamatan alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu serta praktikan
harus menggunakan alat pelindung diri yang baik dan benar. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan mikroskop pembesaran 1000x, dimana langkah pertama yang dilakukan adalah
mengarahkan lensa objektif ke pembesaran 10x berfungsi untuk mencari lapang pandang.
Setelah lapang pandang dittemukan lensa objektif diarahkan ke pembesaran 100x dan preparat
diberi oil imersi. Fungsi dari oil imersi adalah untuk mengurangi indeks bias cahaya mikroskop
dan sebagai pelumas agar preparat tidak tergores dan pecah saat bergesekan dengan lensa
mikroskop (Yazhid, 2013). Pengamatan dilakukan pada counting area yaitu bagian tipis dari
preparat apusan darah tepi dimana pada bagian tersebut eritrosit tersebar merata dan tidak saling
bertumpukan, hal tersebut dimaksudkan lebih mudah dalam proses pengamatan sehingga faktor
kesalahan dapat dikurangi.
Pada praktikum hematologi kali ini dilakukan pengamatan terhadap trombosit. Hitung
trombosit berfungsi untuk mengevaluasi terhadap hitung trombosit cara langsung dan untuk
mengetahui adanya trombositopenia maupun trombositosis pada pasien yang diperiksa, karena
trombositopenia dapat berisiko perdarahan sehingga penetapannya harus dilakukan dengan hati
hati. Crosscheck pada SADT bertujuan mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil hitung
trombosit dengan jumlah trombosit secara estimasi. Evaluasi hitung trombosit dengan
menggunakan SADT ini berguna karena terkadang metode otomatis dengan teknik impedansi
memiliki keterbatasan antara lain trombosit bergerombol (clumping platelets) dan giant platelets
yang tidak terhitung sebagai trombosit (Rohmawati, 2003). Oleh karena itu diperlukan evaluasi
dengan menggunakan SADT.
Sampel yang digunakan untuk membuat apusan darah bisa dari kapiler ataupun vena. Jika
menggunakan darah vena sebagai sampel maka darah tersebut harus ditampung di dalam tabung
vacutainer yang berisi antikoagulan EDTA. Antikoagulan EDTA baik digunakan karena tidak
mempengaruhi besar dan bentuk dari sel sel darah (Wulandari, _). Langkah berikutnya adalah
meneteskan satu tetes darah diatas objek glass, sebelum diteteskan sampel darah dihomogenkan
terlebih dahulu. Penetesan dilakukan secara perlahan dan usahakan darah yang menetes tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit agar apusan yang dibuat terlalu tebal dan tipis karena jika
hapusan terlalu tebal maka saat pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat tidak jelas karena
sel darah bertumpuk. Selanjutnya dibuat apusan darah menggunakan objek glass yang lain
dengan sudut 30 40o. Darah digeser secara cepat agar apusan yang terbentuk tidak bersekat
sekat. Ciri ciri apusan yang baik adalah sediaan tidak melebar sampai tepi objek glass, panjang
sampai 2/3 panjang kaca, mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa atau disebut
juga dengan counting area, pada bagian itu eritrosit tersebar rata dan tidak saling bertumpukan,
pinggir sediaan rata tidak berlubang lubang atau bergaris garis.
Selanjutnya apusan dikering anginkan, setelah apusan kering langkah selanjutnya adalah
fiksasi. Larutan yang digunakan saat fiksasi adalah larutan methanol selama 2 menit. Fungsi
fiksasi adalah untuk mengawetkan dan melekatkan apusan pada objek glass sehingga apusan
darah tahan lama dan tidak luntur saat proses pengecatan. Setelah itu dilakukan pengecatan
terhadap SADT dengan menggunakan cat Giemsa. Pada gambaran mikroskopik dengan
pewarnaan Giemsa, trombosit akan tampak sebagai sel kecil tidak berinti, bulat dengan
sitoplasma berwarna biru keabu-abuan pucat yang berisi granula merah ungu yang tersebar
merata. Pada praktikum ini SADT yang digunakan sudah jadi dan berasal dari RSUP Sanglah
Denpasar.
Trombosit dihitung hingga 18 lapang pandang dan sesuai dengan FN (Field number) yang
terdapat pada masing masing mikroskop. FN menentukan luas lapang pandang (field of view
diameter) yang berpengaruh terhadap jumlah trombosit perlapang pandang. Kebanyakan
mikroskop mempunyai FN 18, sedangkan generasi baru sudah mulai memakai 20 atau 22. Jika
FN yang terdapat pada mikroskop 22 maka penghitungan dilakukan sebanyak 11 lapang pandang
(Rohmawati, 2003). Pada praktikum kali ini dilakukan penghitungan sebanyak 18 lapang
pandang karena mikroskop di jurusan analis kesehatan poltekkes denpasar memiliki FN 18.
Pengamatan leukosit pada mikroskop menggunakan teknik horizontal scanning yaitu pemindaian
lapang pandang seperti huruf S. Selanjutnya setelah mencapai 18 lapang pandang hasil yang
diperoleh dikalikan 1000 kemudian dicocokkan dengan nilai rujukan.
X. SIMPULAN
1. Pemeriksaan hitung trombosit dengan menggunakan SADT bertujuan untuk crosscheck
mengetahui ada tidaknya perbedan antara hasil hitung trombosit dengan jumlah trombosit
secara estimasi. Pada SADT trombosit akan tampak berupa sel kecil tidak berinti dan
berwarna ungu kemerahan.
2. Dari pengamatan hitung trombosit yang telah dilakukan pada apusan darah tepi pasien
atas nama Komang Sutantri/ 40 tahun/ perempuan didapatkan hasil 276.000 mm3 dan
dengan menggunakan alat hematology analyzer didapatkan hasil 267.000 mm3. Hasil
diatas tergolong normal karena berada dalam batas nilai rujukan yaitu 150.000 450.000
mm3
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II