SISTEM KELISTRIKAN
Oleh :
A. TEORI KELISTRIKAN
1. Baterai
Berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil.
Tegangan baterai kendaraan biasanya 12 atau 24 volt, nilai yang terlalu rendah
untuk dapat menghasilkan percikan bunga api pada celah busi di dalam silinder
yang bertekanan.
Gambar 5. Baterai
2. Koil
Menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang
diperlukan untuk pengapian. Koil berfungsi merubah arus listrik 12V yang
diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk
menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi.
Gambar 6. Ignition coil
3. Kontak pemutus
Kontak pemutus berguna untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer agar
terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian
4. Kondensator
Kondensator berfungsi untuk :
a. Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat kontak
mulai membuka
b. Mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul
pada sirkuit sekunder tinggi
5. Distributor
Fungsi distributor dapat dibagi dalam 4 bagian :
a. Bagian pemutus
Pada bagian ini terdiri dari breaker point, camlobe, dan kondenser.
Fungsi breaker point adalah untuk memutuskan arus listrik dan
menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar terjadi
induksi pada kumparan sekunder coil. Induksi terjadi pada saat breaker
point diputus atau terbuka.
Condensor berfungsi untuk menghilangkan atau mencegah terjadi loncatan
api atau bunga api listrik pada breker point. Konstruksinya dapat dilihat
pada gambar dibawah. Kemampuan dari suatu kondensor dapat ditunjukan
dg berapa besar kapasitasnya. Kapasitas kondensor diukur dalam mikro
farad. Terbakarnya breaker point sering juga diakibatkan oleh kondenser
yang tidak sesuai dg kapasitasnya atau kapasitasnya tidak normal.
b. Bagian Distributor
Bagian ini berfungsi membagi-bagikan (mendistribusikan) arus
tegangan tinggi yang dihasilkan (dibngkitkan) oleh kumparan sekunder
pada igniton coil ke busi pada tiap-tiap silinder sesuai dg urutan pengapian
(ignition order). Bagian ini terdiri dari tutup distributor dan rotor.
c. Bagian Governor Advancer
Bagian ini berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai
dengan pertambahan putaran mesin. Bagian ini terdiri dari governor
weight dan governor spring (pegas governor).
d. Bagian Vakcum Advancer
Bagian ini berfungsi untuk memundurkan atau memajukan saat
pengapian pada saat baban mesin bertambah atau berkurang. Bagian ini
terdiri dari breaker plate dan vacum advancer, yang akan bekerja atas dasar
kevakuman yang terjadi didalam intake manidfold
Gambar 7. Distributor
6. Busi
Busi atau elektroda berfungsi meloncatkan bunga api listrik diantara kedua elektroda
busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai
Gambar 8. Busi
7. Kabel tegangan tinggi
Kabel tegangan tinggi berfungsi sebagai penyalur arus yang dihsilkan oleh koil.
Kabel tegangan tinggi dihubungkan dengan busi lewat sebuah Choke yang berguna
untuk menjepit kelapa elektroda.
PLATINA
DAFTAR PUSTAKA
Adin, Fikri. 2006. Teknik Dasar Motor Bakar. (On-line).
http://www.bukabuku.com. Diakses 3 April 2013.
Smith, Harris P & Wilkes, Lambert H. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani.
Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Sitompul R.G., Djojomartono, & Daywin, Frans. 1991.Motor Bakar Internal dan
Tenaga di bidang Petanian. IPB : Bogor