Anda di halaman 1dari 4

KESIMPULAN UMUM

1. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi
perikehidupan di bumi.
2. Air kran partikel-partikel tersuspensi lebih banyak seperti mineral-mineral
seperti magnesium, Fe dll.
3. Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak
terlarut dan tidak dapat langsung mengendap.
4. Pada penentuan kadar padatan tersuspensi di dalam sampel air ini
digunakan metode gravimetri dengan cara mengendapkan padatan
tersuspensi yang terkandung di dalam sampel air yang dianalisa.
5. kandungan padatan terlarut terdiri dari ion-ion terlarut seperti Merkuri
(Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Cadmium (Cd), Kromium (Cr), nikel
(Ni), serta garam magnesium dan kalsium.
6. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan air tanpa
penurunan nilai pH larutan.
7. Alkalinitas air pada umumnya disebabkan oleh karbonat, bikarbonat dan
hidroksida yang terdapat dalam air.
8. Batas toleransi maksimum alkalinitas air yang digunakan untuk industri
pangan adalah berkisar antara 30-250 ppm, sedangkan untuk industri
minuman penyegar berkarbonat batas toleransi alkalinitas (sebagai CaCO 3)
maksimum ditetapkan antara 30-85 ppm.
9. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data dari hasil alkanlinitas total
untuk air kran I, air kran II, air kran III, sumur I, dan sumur II secara
berturut-turut yaitu 1200 mg/L; 1490 mg/L; 1310 mg/L; air sumur I 1410
mg/L; air sumur II 1120 mg/L.
10. Dapat disimpulkan bahwa pada air sumur I terdapat paling banyak
alkalinitas padatan yang terkandungnya. Hal ini bisa dikarenakan oleh
karbonat, bikarbonat dan hidroksi yang terdapat dalam air. Dalam keadaan
tertentu, adanya ganggang atau lumut dalam air menyebabkan turunnya
kadar karbondioksida dan ion bikarbonat. Dalam keadaan seperti ini, kadar
karbonat dan hidroksi naik dan menyebabkan pH larutan naik.
11. Limbah adalah semua benda yang berbentuk padat ,cair, maupun gas,
merupakan bahan buangan yang berasal dari aktivitas manusia.
12. Secara perorangan maupun hasil kegiatan lainya diantaranya industri,
rumah sakit, laboratorium, reactor nuklir dan lain-lain.
13. Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan limbah
setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan pengurangan
serta pemanfaatan limbah.
14. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan
membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula.
15. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan
membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula.
16. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
parameter organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik.
17. Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan
bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan
tersuspensi, mikrobia patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme.
18. Pengukuran DO menggunakan sampel air hujan dan terjadi perubahan
warna dari kuning tua menjadi kuning jerami ke hitam dan menjadi bening.
Volume titrasi yang dihasilkan tetap 0,4 mL, dan dari perhitungan DO
diperoleh nilai sebesar 0,1 ppm.
19. Pengukuran CO2 menggunakan sampel air kran 20 mL dengan perubahan
warna dari bening menjadi merah muda dengan volume titrasi 0 mL
menjadi 0,3 mL. Dari perhitungan volume titran x skala buret 25 mL
didapatkan hasil 0,0375 ppm dan CO2 terlarut sebanyak 660 ppm.
20. Pengukuran COD menggunakan sampel blanko dan air hujan. Dari sampel
blanko terjadi perubahan warna dari kuning menjadi hijau lumut dengan
volume titrasi yang dihasilkan 14,7 mL. Sedangkan pada sampel air hujan
terjadi perubahan warna dari hijau menjadi hijau bening dengan volume
titrasi yang dihasilkan 12,3 mL. Hasil dari COD kedua sampel yaitu 96
mg/L.
21. Limbah adalah buangan dari kegiatan manusia, makhluk hidup lainnya dan
proses proses alam yang belum dapat dimanfaatkan karena
pengolahannya tidak ekonomis.
22. Limbah industri adalah limbah yang dihasilkan dari suatu industri.
23. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat dibagi menjadi empat
bagian yaitu limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel, serta
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
24. Limbah hasil proses produksi yang ada di PT. Triteguh Manunggal Sejati
(TRMS) ada dua macam yaitu limbah padat dan limbah cair.
25. Penanganan terhadap limbah cair dapat dilakukan dengan pengolahan fisik,
kimia dan biologi.
26. Biobriket adalah media yang digunakan untuk pengganti bahan bakar
minyak atau digunakan sebagai bahan bakar pabrik-pabrik atau sebagia
pengganti kayu bakar.
27. Fungsi tepung kanji disini hanya sebagai perekat atau untuk mempererat
biobriket saja.
28. KMnO4 adalah senyawa kimia anorganik yang berfungsi sebagai penyulut
atau perangsang percikan api.
29. Biobriket memiliki kelebihan yang tidak ada pada energi fosil, yaitu
Sumber energi biobriket dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan
karena sifatnya yang dapat dilestariakan (renewable resources), Energi
biobriket sedikit mengandung sulfur sehingga kadar polusinya lebih sedikit
bila dibandingkan dengan energi fosil, Pemanfaatan energi biobriket juga
mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan hasil sumber daya hutan dan
pertanian.
30. Biobriket yang menggunakan oksidator cepat menyala karena adanya
penghantar panas.
31. Sistem pada alat pirolisis menyerupai destilator yang berukuran besar.
32. Komponen komponen dominan yang mendukung sifat sifat fungsional dari
asap cair adalah senyawa fenol, karbonil dan asam.
33. Jumlahrendemenasapcairadalah 7 % samadengantarryakni 7%.
34. Destilat asap merupakan cair alami dari asap tempurung kelapa yang
diendapkan, diredestilasi (penurunan) untuk menghilangkan partikel
endapan dan tar.
35. Priolisis adalah proses pemanasan suatu zat tanpa adanya oksigen sehingga
terjadi penguraian komponen komponen penyusun tempurung kelapa.
36. Reaktor biogas berfungsi mengubah kotoran binatang, kotoran manusia dan
materi organik lainnya, menjadi biogas.
37. Bangunan kubah beton biogas ini dapat bertahan minimal 15 tahun dengan
penggunaan dan perawatan benar.
38. Ada enam bagian utama dari reaktor BIRU yaitu: inlet (tangki pencampur)
sebagai tempat bahan baku kotoran, reaktor (ruang anaerobik/hampa
udara), penampung gas (kubah penampung), outlet (ruang pemisah), sistem
pipa penyalur gas dan lubang penampung ampas biogas atau lubang pupuk
kotoran yang telah terfermentasi.
39. Sistem fermentasi untuk pembentukan biogas optimal pada suhu 30-55

dimana pada suhu itu mikroorganisme dapat merombak bahan-

bahan organik dengan cara maksimal.


40. Model pembangunan biogas Indonesia terdiri dari bagian-bagian antara lain
inlet (tangki pencampur), pipa inlet, digester, penampung gas (kubah),
manhole, outlet dan overflow, pipa gas utama, katup gas utama, saluran
pipa, waterdrain, pengukur tekanan, kran gas, kompor gas dengan pipa
selang karet, lampu (opsional), dan lubang bioslurry.

Anda mungkin juga menyukai