Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat
kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut
sebagai mikroba, ataupun jasad renik.

Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa, virus,
algae, dan cendawan. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Mikroorganisme yang bermanfaat
antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam
proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi
penisilin, sebagai agens biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah.
Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit
(hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini menggemparkan
dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus.
Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan.

Asal usul kehidupan mikroorganisme diawali dengan kegemaran seorang ilmuwan


bernama Leeuwenhoek yang mengamati mikroorganisme pada air hujan, air laut, dan kotoran
gigi. Ternyata pada berbagai bahan tadi banyak ditemukan jasad renik, diantaranya protozoa,
khamir, dan bakteri. Walaupun saat itu, Leeuwenhoek hanya menggunakan jenis mikroskop yang
sangat sederhana.

Kemudian berkembang, munculnya jasad renik berasal dari dekomposisi jaringan


tumbuhan/hewan yang telah mati atau dengan kata lain kehidupan muncul begitu saja dan
berasal dari bahan mati, sehingga dikenal dengan teori Generatio Spontanea: Abiogenesis (abio:
tidak hidup, genesis: asal). Teori tersebut diperkuat dengan pembuktian bahwa daging yang
dibiarkan membusuk akan menghasilkan belatung.

Namun, teori tersebut dapat dipatahkan oleh Francesco Redi, dkk. melalui beberapa
percobaan yang dilakukannya, sehingga berkembang teori baru yang dikenal dengan Generatio
Spontanea: Biogenesis yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari bahan yang hidup. Hal
ini dibuktikan bahwa belatung pada daging yang membusuk tidak terjadi secara mendadak dan
berasal dari bahan mati. Tetapi, lalat tertarik dengan daging yang membusuk, kemudian bertelur
di atas kain yang menutupi dagingnya, baru kemudian tumbuh belatung. Teori itupun akhirnya
disanggah lagi oleh beberapa tokoh yang menyatakan bahwa mikroorganisme terjadi tidak secara
tiba-tiba. Tokoh-tokoh tersebut antara lain: John Needham, Lazzaro Spallanzani. Sedangkan John
Tyndall dan Louis Pasteur adalah tokoh-tokoh yang memberikan sanggahan akhir terhadap teori
generation spontanea dengan dibuktikannya proses fermentasi, dengan menyatakan bahwa
mikroorganisme hanya dapat muncul atau timbul akibat dari aktivitas jasad renik lain.

Ganggang Hijau-Biru (Cyanophyta) adalah satu satunya ganggang yang tergolong dalam
kingdom monera Divisio Cyanophyceae. Dimasukkan dalam kingdom monera karena struktur
selnya mirip dengan struktur sel bakteri yaitu bersifat prokariotik (inti selnya tidak diselubungi
membran).

Cyanobacteria (Yunani, kyanos = biru, bacterion = batang kecil) sering disebut ganggang
biru sebab berwarna hijau kebiruan. Cyanobacteria dapat berfotosintesis dan sebagian memiliki
tubuh berbentuk benang seperti ganggang. Namun, Cyanobacteria bukanlah ganggang yang
sebenarnya karena bersifat prokariotik, sedangkan ganggang memiliki sel eukariotik.
Cyanobacteria merupakan anggota dari Eubacteria. Kajian evolusi menyatakan, bahwa
Cyanobacteria ini sudah menghuni bumi sekitar 3,8 milyar tahun yang lalu, dan sebagian sudah
menjadi fosil atau lapisan kerak stromatolit.

organisme prokariotik dan karenanya tidak terikat membran organel. Lebih erat kaitannya
dengan bakteri daripada algae lain, mereka sering disebut sebagai cyanobacteria. Mereka terjadi
di laut, air tawar dan habitat darat. Cyanophyta merupakan komponen penting dalam siklus
nitrogen dan produsen.

Cyanophyta [dalam bahasa Yunani, siano = biru-hijau, dan myx = lendir]: ini terjadi di
uniseluler, berserabut, dan bentuk-bentuk kolonial, dan sebagian besar tertutup dalam sarung
mucilaginous baik secara perorangan maupun di koloni. Sebagian besar dari biru-hijau
planktonic terdiri dari anggota Chroococcaceae keluarga coccoid (misalnya, Anacystis =
Microcystis, Gomphosphaeria = Coelosphaerium, dan Coccochloris) dan keluarga berserabut
Oscillatoriaceae, Nostocaceae, dan Rivulariaceae (misalnya, Oscillatoria, Lyngbya,
Aphanizomenon [3 6 m], Anabaena).
Cyanobacteria ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan, dari samudera
ke air tawar ke batu sampai tanah. Mereka bisa bersel tunggal atau koloni. Koloni dapat
membentuk filamen ataupun lembaran. Cyanobacteria termasuk uniselular, koloni, dan bentuk
filamen. Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe
sel yang berbeda: sel vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang
baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim nitrogenase. Setiap
individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif. Cyanobacteria
tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang permukaan. Kebanyakan
cyanobacteria ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya tinggal di lautan, terdapat di tanah
lembab, atau bahkan kadang-kadang melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis
dengan lumut kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons dan menyediakan energi bagi
inang.
BAB III

MENGENAL GANGGANG BIRU HIJAU

A. Ciri-ciri Ganggang Biru Hijau

Bersifat prokariotik (inti selnya tidak diselubungi membran)

Bentuk ganggang ini bisa uniseluler (bersel tunggal), koloni (gabungan beberapa sel)
atau filamen (benang), Contoh:

o Bentuk unisel (satu sel): Chroococcus, Gloeocapsa, Anacystis

o Bentuk koloni: Polycystis, Merismopedia, Nostoc, Microcystis

o Bentuk filamen: Oscilatoria, Microcoleus, Anabaena, Rivularia.

Memiliki pigmen klorofil (berwarna hijau), karotenoid (berwarna oranye) serta pigmen
fikobilin yang terdiri dari fikosianin (berwarna biru) dan fikoeritin (berwarna merah).
Gabungan pigmen-pigmen ini membuat warnanya hijau kebiruan.

Bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri dari zat anorganik) karena memiliki
klorofil.

Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa,dan mempunyai selaput


berlendir.
Ganggang ini merupakan disebut makhluk hidup perintis karena dapat hidup di tempat-
tempat makhluk hidup lain tidak dapat hidup.

Ganggang hijau biru yang berbentuk filamen dapat juga membentuk spora berdinding
tebal yang resisten terhadap panas dan pengeringan dan dapak memfiksasi/mengikat N
(nitrogen) yaitu heterokist.Selain heterokist ada juga bagian spora yang membesar berisi
cadangan makanan yang disebut akinet.

B. Morfologi Ganggang Biru Hijau

C. Bentuk Ganggang Biru Hijau

Berbeda dengan bakteri pada umumnya yang bersifat uniseluler (sel tunggal), bentuk
tubuh Cyanobacteria ada yang multiseluler dan ada pula yang uniseluler. Tubuh
Cyanobacteria yang multiseluler berbentuk filamen (benang).
ContohnyaOscillatoria, Microcoleus, Rivularia, Plectonema boryanum, dan Anabaena.
Cyanobacteria uniseluler ada yang berbentuk bulat soliter (sendiri) dan ada pula yang
berkoloni. Cyanobacteria yang berbentuk bulat soliter misalnya Chroococcusdan Anacystis,
sedangkan Cyanobacteria yang berbentuk bulat berkoloni, misalnyaMerismopedia, Nostoc,
Gloeocapsa, dan Mycrocystis. Ukuran tubuh Cyanobacteriaberkisar 1 mm 60 mm, sehingga
mudah diamati dengan mikroskop cahaya biasa.Oscillatoria princeps merupakan
Cyanobacteria berbentuk benang dengan ukuran tubuh terbesar.

Cyanobacteria yang berbentuk benang disebut juga trikoma, terdiri atas sel-sel yang tersusun
seperti rantai. Pada trikoma terdapat beberapa sel dengan bentuk dan fungsi yang berbeda-beda,
yaitu sebagai berikut.
Heterokista, adalah sel yang berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya, berdinding
tebal, dengan isi yang jernih dan mengandung enzim nitrogenase. Heterokista berfungsi
untuk mengikat nitrogen.
Akinet, adalah sel yang berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya, berfungsi
menyimpan cadangan makanan, berdinding tebal, dan mengandung endospora. Sel ini
berfungsi untuk mempertahankan diri pada kondisi lingkungan yang buruk.
Baeosit, adalah sel-sel vegetatif yang merupakan hasil reproduksi (pembelahan sel),
berbentuk bulat, berukuran kecil, dan berklorofil. Sel ini berfungsi untuk fotosintesi

D. Klasifikasi Ganggang Biru Hijau

Divisio Cyanophyceae dibedakan dalam 3 ordo berdasarkan bisa tidaknya membentuk


spora yaitu : ordo Chroococcales, Chamaesiphonales, dan Hormogonales.
a. Ordo Chroococcales

Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau hijauan. Umumnya
alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan sel
sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi dan dengan demikian terbentuk kelompok
kelompok atau koloni contoh spesies dari ordo chroococcales :

Chrococcus
Organisme uniseluler atau berkelompok dalam bentuk agregat dari 2 atau 4 sel. Hasil
pembelahan sel dari Chrococcus berbentuk setangah bola.

Gleocapsa
Berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran dengan beberapa generasi sel yang
terdapat di dalamnya. Membran kadang kadang ada yang berpigmen. Gleocapsa terdapat pada
batuan yang lembab atau pada air.

b. Ordo Chamaesiphonales

Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang mempunyai spora.
Benang benang itu dapat putus putus merupakan hormogonium yang dapat merayap dan
merupakan koloni baru prosesnya disebut fragmentasi.
c. Ordo Hormogonales

Sel selnya merupakan koloni berbentuk benang atau diselubungi suatu membran.
Benang benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai percabangan
sejati, lebih sering mempunyai percabangan semu. Benang benang itu selalu dapat membentuk
hormogonium.contohnya : Oscillatoria, Nostoc comune, Anabaena, Spirulina dan Rivularia.

E. Reproduksi Ganggang Biru Hijau

Cyanobacteria bereproduksi secara aseksual, yaitu dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan
pembentukan endospora.

1. Pembelahan Biner

Pembelahan biner dapat terjadi pada Cyanobacteria uniseluler maupun multiseluler yang
berbentuk filamen (benang). Pada Cyanobacteria uniseluler, sel-sel hasil pembelahan ada yang
langsung memisah, dan ada pula yang tetap bergabung sehingga membentuk koloni
(misalnya Gloeocapsa). Sel-sel hasil pembelahan pada Cyanobacteria yang berbentuk filamen
menyebabkan filamen menjadi bertambah panjang.
2. Fragmentasi

Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh organisme. Bagian tubuh yang terlepas
akan tumbuh menjadi individu baru. Fragmentasi terjadi pada Cyanobacteria yang berbentuk
filamen. Pemutusan bagian tubuh dapat terjadi di bagian-bagian tertentu pada sel-sel yang mati.
Filamen hasil pemutusan disebut hormogonium. Hormogonium ini memiliki panjang filamen
yang berbeda-beda, dan bila terlepas dan filamen induk maka akan tumbuh menjadi
Cyanobacteria baru. Contoh Cyanobacteria yang mengalami fragmentasi antara
lain Oscillatoria sp. dan Plectonema boryanum.

3. Pembentukan Endospora

Pembentukan endospora terjadi bila kondisi lingkungan kurang menguntungkan,


misalnya pada kondisi kekeringan. Sel yang mengandung endospora ini disebut akinet. Akinet
berasal dari sel vegetatif, berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya karena mengandung
cadangan makanan, dan berdinding tebal. Bila kondisi lingkungan membaik, maka endospora
akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru, contohnya Nostoc sp.
BAB IV

PERANAN GANGGANG BIRU HIJAU

Cyanobacteria bukan hanya menjadi elemen penting untuk membentuk atmosfer oksigen
bumi, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap banyak atribut lainnya yang penting bagi
kehidupan manusia. Banyak cadangan minyak Proterozoikum dikaitkan dengan aktivitas
cyanobacteria. Mereka juga penyedia penting pupuk nitrogen dalam budidaya padi dan kacang-
kacangan.

Kontribusi besar lainnya dari cyanobacteria adalah asal dari tanaman. Kloroplas bersama
tanaman yang membuat makanan untuk diri mereka sendiri sebenarnya adalah sebuah
cyanobacterium yang tinggal di sel-sel tanaman. Suatu saat di akhir Proterozoikum, atau dalam
Cambrian awal, cyanobacteria mulai mengambil tempat tinggal dalam sel eukariot tertentu,
membuat makanan untuk eukariota tuan rumah dengan imbalan rumah. Peristiwa ini dikenal
sebagai endosimbiosis, dan juga asal-usul mitokondria eukariotik. Karena mereka organisme
fotosintetik dan air, cyanobacteria sering disebut ganggang biru-hijau. Nama ini lebih mudah
untuk membicarakan tentang organisme dalam air yang membuat makanan mereka sendiri, tetapi
tidak mencerminkan hubungan antara cyanobacteria dan organisme lain yang disebut ganggang.
Cyanobacteria adalah kerabat bakteri, bukan eukariota, dan hanya pada kloroplas dalam
ganggang eukariotik yang terkait dengan cyanobacteria.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ciri-ciri Cyanobacteria : tidak memiliki membran inti (prokariotk, memiliki pigmen


fotosintetik, fotoautotrof, uniseluler/multiseluler, hidup soliter/berkoloni.

Cyanobacteria memiliki kiorofil a seperti pada tumbuhan. Cyanobacteria dapat berupa


uniseluler atau multiseluler, berdinding sel tebal dan mengandung gelatin, serta memiliki
sel-sel khusus (misalnya heterokista, akinet, dan baeosit). Sebagian besar Cyanobacteria
tidak berflagela, namun mereka bersifat motil, dengan pergerakan dengan cara meluncur.
Sebagian besar Cyanobacteria hidup bebas di air tawar, dan beberapa jenis hidup di air
laut. Selain itu, ada yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen
(disebut cyanolichen). Contoh Cyanobacteria adalahAnabaena sp. yang dapat mengikat
nitrogen bebas di udara.

Struktur sel Cyanobacteria: lapisan lendir, dinding sel, membran plasma, membran
fotosintetik, mesosom, sitoplasma (isi sel), ribosom, granula penyimpanan, vakuola gas,
protein padat, dan nukleoid (DNA).
A. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai