Manajemen Investasi
(Strategi Diversifikasi Korporat Dan Nilai Perusahaan)
Disusun Oleh:
Siti Aisjah
ISBN: 978-602-8540-58-2
@ 2009 Program Pascasarjana
Universitas Brawijaya Malang
Edisi Pertama
@ 2009 Program Pascasarjana
Universitas Brawijaya Malang
E-Mail: ppsb@brawijaya.ac.id
E.Mail: sitiaisjah@yahoo.com
ISBN: 978-602-8540-58-2
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam atas limpahan rahmat dan
hidayah Allah S.W.T yang tiada terhingga dan atas kehendakNya, kami dapat
menyelesaikan buku ajar dengan judul: MANAJEMEN INVESTASI (Strategi
Diversifikasi Korporat dan Nilai Perusahaan).
Tujuan penyusunan buku sebagai buku ajar atau modul bagi mahasiswa
yang memprogram mata kuliah Manajemen Investasi. Buku ajar ini mengacu pada
Silabi dan Garis-garis Besar Perkuliahan di Jurusan Manajemen, dan dirangkum
dari berbagai referensi baik buku wajib maupun buku anjuran. Selain itu,
terdapat tambahan Bab 13 sebagai ringkasan Disertasi yang telah melalui proses
ujian akhir disertasi. Tema penelitian ini menarik karena menyelaraskan kebijakan
diversifikasi perusahaan berdasarkan aspek sumber daya keuangan dan
manajemen strategik, yaitu diversifikasi korporat related dan unrelated sesuai
Hirschman-Herfindahl Index (HHI) untuk menentukan indeks diversifikasi. Sesuai
keseimbangan Pecking Order Theory sebagai identifikasi struktur modal optimal
dan Trade-Off Theory sebagai identifikasi pertumbuhan investasi merupakan
indikator nilai perusahaan. Indikator nilai perusahaan berpengaruh terhadap
pertumbuhan investasi internal dan eksternal bagi investor.
Penulis berharap buku ajar ini akan memberi manfaat kepada pengembangan
ilmu manajemen keuangan strategik dan investasi di pasar modal Indonesia
melalui penilaian fundamental perusahaan. Mudah-mudahan karya ini menjadi
salah satu referensi ilmiah yang memberikan inspirasi banyak kalangan. Namun,
penulis sangat menyadari walaupun sudah mengerahkan segenap tenaga dan
upaya, tetapi jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hakiki hanyalah
milik Allah S.W.T.
Siti Aisjah
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................................ i
Kata Pengantar ............................................................................................................ ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iii
iv
2.3.2. Analisis Harga Saham...................................................................... 26
2.3.2.1. AnalisisFundamental.......................................................... 27
2.3.2.2. Analisis Tehnikal ................................................................ 28
2.3.2.3. Campuran ............................................................................ 29
2.3.3. Pemilihan Investasi............................................................................ 30
v
BAB 6. ANALISIS PORTOFOLIO ............................................................................ 54
6.1. Dalil Efisien Set (Efficient Set Theorem) ................................................. 55
6.2. Kecekungan Efisien Set .......................................................................... 55
6.3. Model Pasar (Market Model) ................................................................... 57
6.3.1. Penggambaran Model Pasar Secara Grafis............................... 58
6.3.2. Beta................................................................................................... 58
6.3.3. Actual Return...... ............................................................................ 58
6.4. Diversifikasi............................................................................................... 60
6.4.1. Risiko Total Portofolio....... ............................................................. 60
6.4.2. Risiko Pasar Portofolio................................................................... 61
6.4.3. Risiko Unik Portofolio...... ............................................................. 61
vi
BAB 11. MANAJEMEN EKUITAS AKTIF ............................................................ 83
11.1. Model Penilaian Ekuitas ................................................................... 83
11.2. Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model) .................... 84
11.3. Model Multifaktor........................................................................... 87
11.4. Model Anomali/Penyimpangan Pasar......................................... 88
11.5. Capital Assets Pricing Model (CAPM) ............................................ 88
vii
BAB 1
INVESTASI PADA SEKURITAS
1.1. Pengertian Investasi
Investasi diartikan sebagai suatu upaya mengelola uang dengan cara
menyisihkan sebagian dari uang tersebut untuk ditanam dalam bidang-bidang
tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa datang. Orang atau
setiap pihak yang melakukan tindakan demikian disebut investor.
Secara garis besar, investasi dibagi dalam dua golongan, yaitu:
1. Investasi langsung: Menanam uang secara langsung pada jenis bidang
usaha tertentu seperti mendirikan pabrik, mendirikan bank, mendirikan
toko termasuk juga membeli tanah. Investasi langsung disebut juga
sebagai investasi nyata (real investment).
2. Investasi tidak langsung: Menanam uang secara tidak langsung melalui
suatu jenis usaha tertentu seperti membeli saham, obligasi, menanam uang
pada deposito di bank dan sebagainya. Investasi tidak langsung disebut
juga sebagai investasi keuangan (financial investment).
Setiap bentuk ataupun jenis investasi memberikan tingkat keuntungan dan risiko
yang berbeda-beda. Semakin besar kemungkinan tingkat keuntungan dari suatu
investasi maka semakin besar pula tingkat risikonya.
Manajemen investasi adalah proses pengelolaan uang. Dua terminologi lain
yang umum digunakan untuk menjelaskan proses ini adalah manajemen
portofolio dan manajemen keuangan. Individu yang melakukan pengelolaan
portofolio investasi disebut manajer investasi, manajer keuangan atau manajer
portofolio. Portofolio adalah sekelompok bentuk investasi.
Istilah manajer investasi adalah mengelola uang. Proses manajemen investasi
yaitu bagaimana seorang manajer investasi mengelola uang. Proses ini
membutuhkan suatu pemahaman terhadap berbagai jenis investasi, cara penilaian
investasi tersebut, dan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi
jenis investasi yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio untuk dapat
mencapai tujuan-tujuan investasi.
Investor dikelompokkan menjadi investor ritel dan investor institusional.
Investor ritel terdiri dari individu-individu, sedangkan investor institusional
terdiri dari perusahaan asuransi, institusi simpanan (meliputi bank, asosiasi
simpanan-pinjaman, serta kredit), dana pension, perusahaan-perusahaan
investasi, dan dana bantuan (endowment). Prinsip-prinsip dasar dari manajemen
investasi dapat diterapkan pada investor individu dan investor ritel. Fokus utama
buku ini adalah pengelolaan portofolio investor institusional.
viii
1.2. Jenis Investasi Sekuritas (Efek)
1.2.1. Saham
Kepemilikan suatu perseroan yang diwakili oleh saham merupakan
klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Investasi efek terutama dengan
cara membeli saham bukanlah merupakan investasi yang mendatangkan
keuntungan yang sifatnya pasti. Namun perlu disadari bahwa tidak ada sesuatu
usaha yang sifatnya seratus persen di dunia ini. Ketidakpastian itulah yang
disebut risiko.
Beberapa keuntungan dalam memiliki saham, antara lain:
1. Kemungkinan memperoleh Capital Gain, yaitu selisih positif antara harga
pada saat membeli saham dibandingkan harga pada saat menjual saham
tersebut di Bursa Efek.
2. Memiliki hak prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan
perusahaan.
3. Kemungkinan memperoleh dividen berupa uang tunai atau saham (saham
dividen) kalau perusahaan berkembang baik.
4. Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus.
5. Waktu kepemilikan tidak terbatas dan berakhir pada saat anda menjual
kembali saham tersebut di Bursa Efek.
6. Memiliki hak suara dalam RUPS (Rapar Umum Pemegang Saham).
1.2.2. Obligasi
Surat berharga pemerintah yang didiskonto, atau surat berharga
perseroan apa pun yang memberi bunga dan mengharuskan emiten (perusahaan
yang menerbitkan sekuritas) untuk membayar kepada pemegang obligasi suatu
jumlah tertentu, biasanya pada suatu interval waktu tertentu, dan membayar
kembali pokok pinjaman saat jatuh tempo. Berbeda dengan saham yang
merupakan bukti penyertaan Anda pada perusahaan, maka obligasi merupakan
bukti piutang Anda kepada perusahaan.
Keuntungan yang diperoleh dari pemilikan obligasi meliputi:
1. Kemungkinan memperoleh keuntungan dari selisih positif antara harga
beli dan harga jual di Bursa Efek..
2. Keuntungan berupa bunga dengan tingkat tertentu dan tetap dibayar oleh
perusahaan meskipun perusahaan mengalami kerugian pada waktu jatuh
tempo.
3. Memiliki hak klaim terlebih dahulu terhadap harta perusahaan.
4. Memiliki hak suara dalam RUPO (Rapat Umum Pemegang Obligasi).
ix
Langkah pertama ini tergantung dari institusi itu sendiri. Sasaran institusi ini
adalah memperoleh pengembalian dari dana yang diinvestasikan yang
jumlahnya lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
2. Membuat kebijakan investasi.
Penetapan kebijakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva/asset, yaitu,
investor harus memutuskan bagaimana dana institusi sebaiknya
didistribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama yang ada. Kelompok
aktiva umumnya meliputi saham, obligasi, real estat, dan sekuritas luar negeri.
3. Memilih strategi portofolio.
Pemilihan strategi portofolio yang konsisten terhadap sasaran dan
pedoman kebijakan investasi dari investor. Strategi-strategi portofolio yang dapat
dibedakan menjadi strategi aktif dan pasif.
Strategi portofolio aktif menggunakan informasi-informasi yang tersedia
dan teknik-teknik peramalan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik
dibandingkan portofolio yang hanya didiversifikasi secara luas. Hal penting bagi
seluruh strategi aktif adalah harapan terhadap faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja dari kelompok aktiva.
Strategi portofolio pasif melibatkan input ekspektasi minimal, dan sebagai
gantinya bergantung pada diversifikasi untuk mencocokkan kinerja dari beberapa
indeks pasar Strategi pasif mengasumsikan bahwa pasar akan merefleksikan
seluruh informasi yang tersedia pada harga sekuritas.
Dalam ruang lingkup obligasi, beberapa strategi dikelompokkan
sebagai strategi portfolio terstruktur telah sering digunakan. Strategi portofolio
terstruktur merupakan suatu strategi dimana portofolio dirancang untuk dapat
mencapai kinerja dari beberapa kewajiban yang harus dibayar. Strategi ini sering
digunakan dalam usaha mencocokkan dana yang diterima dari portofolio
investasi dengan kewajiban yang harus diselesaikan di masa yang akan datang.
Diantara ketiga strategi ini, pemilihan strategi tergantung dari: (1).
Pandangan klien/investor atau manajer keuangan mengenai harga pasar yang
efisien dan (2). Karakteristik dari kewajiban klien. Efisiensi harga pasar
merupakan tingkat kesulitan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
pengembalian yang lebih besar daripada manajemen pasif, setelah dilakukan
penyesuaian antara risiko dengan strategi dan biaya transaksi dengan penerapan
strategi.
4. Memilih aktiva.
Pada tahap ini, manajer investasi berusaha untuk merancang portofolio
yang efisien. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan
pengembalian yang diharapkan terbesar untuk tingkat risiko tertentu, atau kata
lain, tingkat risiko terendah untuk tingkat pengembalian tertentu.
5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja portofoio
Langkah ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan selanjutnya
pengevaluasian kinerja tersebut secara periodic dalam arti tidak hanya
x
pengembalian yang diperhatikan tetapi juga risiko yang dihadapi. Jadi diperlukan
ukuran yang tepat tentang pengembalian dan risiko dan juga standar yang
relevan.
xi
yang tumbuh diatas rata-rata perusahaan lainnya. Ciri-ciri perusahaan ini
adalah perusahaan agresif, dividennya relatif kecil karena dananya
digunakan untuk usaha-usaha pengembangan bisnis dalam jangka
panjang, tetapi laba per saham cenderung meningkat, 3). Tipe investor
adalah investor yang Senang Terhadap Resiko (Risk lover), namun masih tetap
menggunakan perhitungan-perhitungan yang cermat untuk
meminimalkan resiko. Biasanya investor ini dari kalangan yang berjiwa
wiraswasta.
4. Motif Pertumbuhan jangka Pendek dengan Resiko Tinggi; Merupakan motif
yang bersifat spekulatif (namun tetap menggunakan perhitungan-
perhitungan tertentu), karena investor ini cenderung ingin memperoleh
keuntungan jangka pendek. Investor motif ini umumnya:1). Mendapat
kerugian yang besar apabila tidak hati-hati dan melakukan perhitungan
yang cermat. Untuk menghindari kerugian yang cukup besar, investor
disarankan senantiasa berusaha memperoleh informasiyang
menguntungkan dan selalu berkonsultasi dengan para broker/pialang, 2).
Jenis saham untuk motif ini adalah saham-saham yang bersiklus (Cyclical
Stock), yaitu saham-saham yang tingkat aktivitas, keuntungan dan harga
sahamnya berfluktuasi dan dipengaruhi siklus perkembangan ekonomi, 3)
Tipe investor adalah Sangat Senang Terhadap Resiko (Risk-Heavy Lover).
Investor biasanya berasal dari orang-orang yang penuh dinamika dan
energik.
Uraian dari motif investasi memperjelas bahwa tidak semua saham di bursa efek
mendatagkan kerugian bagi anda dan tentu saja tidak semua saham juga
mendatangkan keuntungan bagi anda. Untuk itu dalam kamus Pasar Modal
sikenal peribahasa:Dont put all your egg in one basket , yang kira-kira berarti
Jangan meletakkan telur anda dalam satu keranjang, kalau jatuh pecah semua.
xii
Strategi ini cocok digunakan pada waktu pasar sedang bullish (harga-harga saham
di pasar sekunder sedang naik).
2. Strategi Beli dan Simpan (Buy and Hold)
Strategi ini digunakan oleh investor karena berkeyakinan bahwa suatu
perusahaan akan berkembang salam jangka panjang, misalnya perusahaan yang
produknya sangat strategis. Umumnya strategi ini juga cocok digunakan pada
saat harga mencapai titik teredah atau umumnya pasar sedang bearish (harga-
harga saham sangat rendah).
3. Strategi Berpindah
Strategi ini digunakan oleh investor yang aktif mengikuti perkembangan pasar.
Tujuannya adalah memanfaatkan peluang kemungkinan naiknya harga saham
lain dengan harapan pemodal tersebut memperoleh capital gain dalam waktu
singkat. Dalam jangka panjang, strategi ini bertujuan merubah jenis saham yang
dimiliki, dengan harapan saham lain lebih prospektif. Strategi ini cocok
digunakan pada saham-saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek (likuid).
4. Stratgi Mengurangi Kerugian (Cut Loss)
Strategi ini digunakan untuk mengurangi kerugian atas pembelian saham yaitu
dengan cara menjual saham yang sebelumnya dimiliki dan mengganti dengan
saham lain (berpindah), cara lainnya yaitu dengan membeli saham sejenis seperti
yang dipegang sebelumnya pada waktu harganya rendaha dan melepaskannya
kembali pada waktu harganya naik. Sehingga kerugian pada saat membeli
diwaktu harga tinggi dapat dikurangi (cut loss).
5. Membeli Saham-saham Tidur
Strategi membeli saham-saham tidur maksudnya membeli saham-saham yang
tidak aktif, karena biasanya saham-saham yang tidak aktif sering luput dari
perhatian orang banyak, sehingga cenderung harganya murah. Tipe pemodal
yang sabar cocok membeli saham-saham yang tidak aktif tersebut, sebab pada
umumnya potensi keuntungan pada saham yang demikian ini akan nampak
dalam jangka waku yang lama.
6. Stretegi Konsentrasi pada Industri
Investor yang memusatkan perhatiannya pada perkembangan industri tertentu,
karena lebih mengetahui kondisi, mekanisme kerja dari perusahaan yang berada
pada industri tersebut, trend industri dan sebagainya. Strategi investasi dengan
cara ini adalah memilih saham-saham yang terbaik pada industri tersebut.
7. Strategi Membeli Pasar
Seorang pemodal dikatakan melakukan strategi membeli pasar, apabila investor
secara relatif proporsional ke dalam saham-saham yang ada di bursa efek,
misalnya 50% jenis saham yang tecatat di bursa efek. Strategi ini mungkin kurang
tepat bagi investor kecil, karena untuk melaksanakan strategi ini tentunya
membutuhkan dana yang besar.
8. Strategi Membeli Melalui Reksadana
xiii
Strategi ini dilakukan dengan mempercayakan pengelolaan dana yang dimiliki
oleh investor kepada suatu lembaga yang disebut Reksadana. Reksadana akan
melakukan penyebaran investasi untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu
dan meminimumkan resiko.
Tidak ada standar yang pasti untuk mengetahui berapa PER, Rasio
Arus Kas, dan P/BV suatu perusahaan yang layak. Namun menurut pengalaman
selama ini PER saham perusahaan dikatakan murah berkisar antara 10 s/d 15 kali,
sedangkan dari sisi P/BV, saham perushaan dikatakan murah yaitu berkisar pada
angka maksimum 2 s/d 4 kali, sedang dari sisi Rasio Arus Kas perusahaan harga
saham dikatakan cukup wajar jika berkisar antara 3 sampai 6 kali.
Analisa fundamental bertujuan menjawab pertanyaan apakah harga
suatu saham murah atau mahal. Sehingga kalau harga saham sangat murah maka
pemodal dapat mengambil keputusan untuk membeli saham tersebut.
xiv
2. Model Analisa Teknikal: Melihat harga saham sebagai cerminan perilaku
investor, secara lebih konkrit bahwa analisa ini beranggapan bahwa
harga saham sangat dipengaruhi oleh faktor permintaan dan
penawaran, sehingga harga saham dapat bergerak naik-turun. Melalui
bantuan bagan dan grafik dapat diketahui Trend harga saham.
Metode ini berpandangan bahwa harga saham dipengaruhi oleh suatu
siklus trend atau mode tertentu. Misalnya, pada saat akhir tahun harga
saham cenderung turn, karena banyak investor yang menjual
sahamnya untuk lebaran atau perayaan natal. Analisa tehnikal ini
sangat berguna untuk mengetahui kapan saatnya membeli dan menjual
saham.
xv
memenuhi order pada hari yang sama dengan masuknya order. Jika order tidak
terpenuhi sampai akhir hari tersebut, maka order tersebut dianggap batal. Jika
investor tidak memerinci batas waktu order, maka pialang akan menganggap
order tersebut sebagai order harian.
Open order atau good-till-cancelled (GTC) adalah order yang berlaku
sampai order tersebut terpenuhi atau dibatalkan. Kebalikan dari open order adalah
fill-or-kill, order jenis ini langsung dibatalkan jika pialangtidak dapat memenuhi
order dengan segera.
Discretionary order memungkinkan seorang pialang untuk menentukan
spesifikasi order. Pialang dapat memiliki kebebasan penuh untuk memutuskan
spesifikasi order atau batasan kebebasan, dan mengambil keputusan tentang
harga dan waktu order.
xvi
saat perintah diberikan. Kebalikannya, untuk perintah membeli, batas harga harus
di atas harga pasar pada saat perintah diberikan. Jika kemudian orang lain
memperdagangkan saham dengan harga yang mencapai atau melebihi batas
harga, maka penghentian order diberlakukan. Jadi stop order dapat dipandang
sebagai market order bersyarat.
Melanjutkan contoh perusahaan ABC, stop order menjual yang
ditetapkan sebesar $20, tidak akan berlaku sampai pihak lain melakukan transaksi
pada harga $20 atau lebih rendah. Sebaliknya, stop order membeli yang ditetapkan
sebesar $30, tidak akan berlaku sampai ada pihak lain yang transaksi dengan
harga $30 atau lebih tinggi. Jika harga tidak sampai kurang dari $20 maka
perintah penghentian menjual tidak akan diberlakukan. Hal yang sama terjadi
jika harga melebihi $30 maka perintah penghentian membeli tidak berlaku.
Kebalikannya, limit order menjual $30 atau limit order membeli $30 akan berlaku
dengan segera karena harga pasar adalah $25.
Salah satu bahaya stop order adalah harga sebenarnya pada saat order
diberikan mungkin berbeda dengan stop price. Hal ini terjadi jika harga saham
berubah dengan cepat dengan arah tertentu. Contohnya, ABC mungkin
mengalami kecelakaan yang berakibat tuntutan hukum dan menyebabkan harga
per lembar saham jatuh ke $12. Dalam situasi ini perintah penghentian menjual
pada harga $20 dapat dijalankan pada harga, misalnya, $16, dan bukannya pada
stop price ($20).
D. Stop Limit Orders
Stop limit order adalah jenis perintah yang bertujuan mengatasi
ketidakpastian eksekusi harga yang berasosiasi dengan stop order. Dengan stop
limit order, investor menentukan dua batas harga-yaitu: stop price dan limit price.
Ketika orang lain memperdagangkan saham pada harga yang sama atau melebihi
stop order, maka limit order terbentuk pada limit price. Jadi stop limit order dapat
disebut limit order bersyarat.
Melanjutkan contoh ABC, investor dapat menentukan stop limit order
untuk menjual saham ABC dengan stop price $20 dan limit price $19. Pada
pelaksanaannya, limit order untuk menjual saham ABC dengan harga $19 atau
lebih tinggi akan diberlakukan bagi investor jika ada pihak lain yang
memperdagangkan saham ABC dengan harga $20 atau kurang. Kebalikannya,
investor dapat menentukan stop limit order untuk membeli saham ABC dengan
stop price $30 dan limit price $31 atau lebih rendah. Artinya, limit order untuk
membeli saham ABC dengan harga $31 atau kurang akan diberlakukan untuk
investor jika pihak lain memperdagangkan saham ABC dengan harga $30 atau
lebih rendah.
xvii
di rekeningnya, pinjaman (dalam batas tertentu) akan secara otomatis diberikan
oleh pialang.
Pada saat membuka rekening margin dengan perusahaan pialang, seorang
investor harus menandatangani perjanjian pemberian kuasa menjaminkan, juga
disebut persetujuan pelanggan. Persetujuan ini mengijinkan perusahaan pialang
untuk memanfaatkan sekuritas investor sebagai jaminan pinjaman bank, dalam
hal sekuritas ini dibeli dengan menggunakan rekening margin. Hampir semua
perusahaan pialang juga berharap agar investor mengijinkan mereka untuk
meminjamkan sekuritas mereka untuk pihak lain yang ingin melakukan
penjualan short (short sell). Dengan rekening margin, investor dapat melakukan
transaksi yang tidak mungkin dilakukan dengan rekening tunai. Transaksi ini
disebut pembelian margin dan penjualan short.
xviii
Actual margin = Nilai pasar aktiva - Pinjaman
Nilai pasar aktiva
Namun, setelah pembelian, actual margin dapat lebih besar atau lebih kecil
dari initial margin.
Contoh, jika saham XYZ jatuh menjadi berharga $25 per lembar
saham, maka actual margin akan turun ke 20% (= ($2500 - $2000)/
$2500).
Harus diingat bahwa 100 lembar saham XYZ digunakan sebagai
jaminan hutang investor sebesar $2000. Jika harga saham XYZ jatuh
lebih rendah lagi, pialang menjadi risau karena penurunan harga yang
mendadak selanjutnya dapat menyebabkan nilai jaminan berada di
bawah jumlah pinjamannya. Contoh, jika harga turun menjadi $15 per
lembar saham, jaminan yang dimiliki pialang adalah $$1500 (=$15 x
100 lembar saham), sedangkan jumlah pinjamannya adalah $2000. Jika
investor melarikan diri, maka pialang tetap harus membayar $2000
kepada bank, padahal pialang hanya memiliki aktiva investor sebanyak
$1500 yang dapat disita untuk membayar hutangnya. Artinya, pialang
harus menanggung selisih $500 dan berharap dapat menemukan
investor dan memperoleh jumlah ini kemudian hari.
1.8.4. Maintenance Margin
Untuk mencegah harga saham turun yang menyebabkan turunnya
jaminan yang dimiliki pialang, pialang menuntut investor untuk menjaga actual
margin pada atau di atas persentase tertentu rekening mereka. Persentase ini
disebut maintenance margin.
Jika actual margin suatu rekening kurang dari yang disyaratkan untuk
maintenance margin, rekening tersebut disebut undermargined. Selanjutnya pialang
akan mengeluarkan margin call, yang meminta investor melakukan salah satu hal
berikut:
1. mendepositokan uang tunai atau sekuritas ke rekening.
2. membayar sebagian pinjaman.
3. menjual sebagian sekuritas yang dipegang investor dan
memakai hasilnya untuk membayar sebagai pinjaman.
Salah satu tindakan ini akan meningkatkan actual margin. Jika ternyata
harga saham meningkat, maka investor dapat menarik sebagian uang tunai dan
saldo rekening margin, karena actual margin dan rekening akan meningkat
melebihi initial margin requirement. Pada situasi ini, rekening disebut unrestricted
atau overmargined.
1.8.5. Rate of Return
Penggunaan pembelian margin memungkinkan investor terlibat
dengan financial leverage, yaitu menggunakan hutang untuk membiayai sebagian
pembelian, investor dapat mengharapkan peningkatan rate of return dari
investasi. Namun demikian, ada factor yang rumit dalam penggunaan margin dan
efeknya terhadap rasio investasi.
xix
Pembelian margin biasanya dilakukan dengan harapan bahwa harga
saham akan meningkat pada masa depan, artinya investor berpikir bahwa harga
saham yang sekarang ini terlalu rendah. Jika seorang investor berpikir bahwa
harga suatu saham sekarang tidak terlalu rendah tetapi terlalu tinggi, maka
investor dapat melakukan penjualan short (short selling).
xx
pertanyaan,bagaimana keadaan pasar hari ini?. Indeks pasar saham yang paling
sering digunakan IHSG Bursa Efek Jakarta, Indeks gabungan S&P 500, Indeks
Gabungan NYSE dsb.
Saham yang termasuk dalam indikator pasar saham harus digabungkan
dalam proporsi tertentu untuk membentuk suatu indeks atau rata-rata. Setiap
saham, oleh karena itu, harus diberi bobot (weight) tertentu. Berikut ini adalah
pendekatan yang dapat digunakan untuk memberikan berat tertentu kepada
indeks saham:
1. Penimbangan berdasarkan nilai pasar perusahaan (yaitu, kapitalisasi
pasar, yang merupakan harga saham dikali lembar saham yang beredar).
2. Penimbangan berdasarkan harga per lembar saham perusahaan.
3. Penimbangan yang sama untuk semua perusahaan tanpa melihat nilai
pasar atau harga sahamnya.
Indeks pasar saham dapat dikelompokan menjadi tiga kategori:
1. Indeks saham yang dihasilkan oleh sistem perdagangan
berdasarkan seluruh saham yang diperdagangkan pada sistem
tersebut.
2. Indeks yang dihasilkan oleh organisasi yang memilih saham secara
subyektif untuk dimasukkan dalam indeks.
3. Indeks saham dimana pemilihan saham didasarkan pada ukuran
obyektif, seperti kapitalisasi pasar perusahaan.
BAB 2
PASAR MODAL DAN INSTRUMEN KEUANGAN*)
xxi
Pasar modal dapat dibagi menjadi tiga jenis pasar: pasar penghasilan tetap
jangka panjang, pasar ekuitas dan pasar derivatif.
2.1.1. Pasar Penghasilan Tetap Jangka Panjang
Pasar penghasilan tetap jangka panjang terdiri atas:
xxii
Merupakan surat hutang jangka panjang yang dibebani interest yang tetap
dan dapat diperjualbelikan. Penerbitnya adalah Lembaga Keuangan Internasional,
Pemerintah, Bank-Bank termasuk Bank Sentral dan perusahaan besar. Keduanya
adalah instrumen yang sama, namun Fixed Rate Note memiliki maturity sampai 7
tahun sedangkan Fixed Rate Bond memiliki Maturity diatas 8 tahun.
Hutang obligasi pemerintah AS dinamakan dengan T-bond. T-bond dikeluarkan
dengan maturity dari 10 sampai 30 tahun. T-bond dikeluarkan dengan denominasi
$ 1,000 yang memberikan bunga tetap yang dibayar semi tahunan.
Contoh: Daftar T-bond pada halaman World Street Journal:
T-bond in jatuh tempo pada Agustus 2000, bunga atau kupon 83/4% nilai par $
1.000 memberikan bunga $87.5 bunga tahunan dibayarkan dalam dua semi
tahunan $ 47,75 masing-masing. Angka pada kolom bid dan ask menunjukan
1/32 poin. Jadi bid price pada Agustus 2000 adalah 105 16/32 atau 105,5; ask price
adalah 105 18/32 atau 105,5625. Artinya obligasi dapat dibeli dari dealer untuk
1055,625. Chg 8 berarti bid price hari ini naik 8/32 dari hari sebelumnya. Yield
dari obligasi adalah 7,55%.
Pemerintah RI juga menjual obligasi pemerintah, namun pasar sekunder yang
masih sangat terbatas menyebabkan investor akan kesulitan untuk menjual
obligasi tersebut kepada pihak lain sebelum tanggal jatuh temponya.
xxiii
Surat berharga yang dijamin dengan asset lain. Asset disekuritisasi ke suatu
Special Purpose vehicle
xxiv
Merupakan surat berharga yang merupakan kumpulan dari jenis investasi (surat
berharga) tertentu (jangka pendek maupun jangka panjang). Sehingga nilainya
tergantung dari nilai surat berharga lain dimaksud.
xxv
- Memberikan jasa konsultan issuer mengenai persyaratan dan waktu
penawaran (offering). Contoh: tingginya suku bunga meningkatkan biaya
pinjaman bagi issuer. Untuk mengurangi biaya pinjaman bagi kliennya,
investment banking mendesain sekuritas yang sifatnya lebih menarik bagi investor
namun tidak merugikan issuer. Bank juga mendesain struktur sekuritas untuk
emisi obligasi kualitas rendah, yang disebut dengan struktur obligasi hasil-tinggi
atau obligasi rongsokan (junk-bond).
- Membeli sekuritas dari issuer dan mendistribusi emisi kepada publik
Pembelian sekuritas dari issuer disebut underwriting. Dalam penjualan saham
perdana, issuer harus menggunakan jasa underwriting untuk menjualkan
sahamnya kepada investor. Namun demikian, underwiter tidak harus menaggung
resiko kegagalan penjualan saham tersebut kepada investor karena hal tersebut
tergantung perjanjian dengan issuer. Apabila investment banking sepakat untuk
membeli seluruh saham yang ditawarkan dari issuer maka hal tersebut disebut
dengan full comitment. Sebaliknya jika bank hanya akan berusaha menjualkan
seluruh saham issuer, tapi tidak membeli seluruh saham yang tidak dapat dijual
maka hal tesebut disebut dengan best-effort underwriting. Kombinasi dari keduanya
disebut dengan partly-commitment
2. Perdagangan sekuritas
Setelah seluruh sekuritas dari perusahaan pada pasar perdana telah habis
terjual bukan berarti hubungan antara investment banking dan issuer menjadi
terputus. Dalam hal obligasi, mereka yang membeli sekuritas akan meminta bank
xxvi
untuk menciptakan pasar. Hal tersebut berarti bank harus bersedia untuk
mengambil posisi utama dalam transaksi pasar sekunder. Penghasilan dari
kegiatan ini diciptakan melalui:
- perbedaan antara harga penjualan dan harga yang dibayar untuk sekuritas itu
(disebut bid-ask spread)
- kenaikan harga sekuritas yang dimiliki (capital gain). Jika harga sekuritas
menurun maka terjadi penurunan penghasilan. Untuk melindungi bank terhadap
kerugian, investment bank melakukan transaksi hedging (rugi transaksi di satu
transaksi ditutup dengan laba di transaksi yang lain).
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh trader untuk melakukan
hedging, yaitu:
- Abritase tanpa risiko (riskless abritage)
Contoh: ada saham perusahaan yang diperdagangkan pada lebih dari satu
bursa
(contohnya Telkom yang dijual di BEJ dan NYSE). Jika terjadi perbedaan harga
di kedua bursa, maka dimungkinkan untuk mendapatkan laba tanpa adanya
risiko dengan mensual sekuritas di bursa yang memiliki harga yang lebih tinggi
dan membeli sekurias di bursa yang memiliki harga yang lebih rendah.
- Abritase berisiko
Ada dua jenis abritase berisiko. Pertama timbul dalam hal menawarkan
sekurirtas saham yang dalam proses kebangkrutan. Contoh perusahaan A sedang
direorganisir dan salah satu obligasinya saat ini dijual dengan harga Rp. 200. Jika
trader percaya bahwa dengan berhasilnya proses reorganisasi harga sekuritas
akan meningkat menjadi Rp. 280, maka trader akan membeli obligasi perusahaan
tersebut. Risiko yang harus ditanggung bank adalah apabila proses reorganisasi
tidak berhasil meningkatkan harga obligasi.
Jenis lain abritase berisiko adalah bila diumumkan merger dan akuisisi
perusahaan. Merger dan akuisisi dapat mempengaruhi transaksi kas, transaksi
sekuritas atau keduaduanya. Misalnya perusahaan A mengumumkan
untuk membeli saham perusahaan B dengan harga Rp. 100, pada
saat saham perusahaan B dijual dengan harga Rp. 70. Dengan
adanya hal tersebut tentu harga saham B akan naik, walaupun
mungkin tidak akan sampai Rp. 100. Risiko yang timbul adalah
apabila merger/akuisisi tersebut tidak jadi dilaksanakan.
Bila transaksinya tidak terjadi dalam bentuk kas namun dalam bentuk sekuritas,
misalnya perusahaan A menawarkan satu sahamnya dengan satu
saham perusahaan B, pengumuman merger/akuisisi tidak akan
langsung mempengaruhi harga sekuritas yang bersangkutan.
Pada saat pengumuman harga saham A Rp. 50 dan saham B Rp.
42. Jika akuisisi benar-benar terjadi maka trader yang membeli
saham B Rp. 42 dapat menukarkannya dengan saham A Rp. 50.
xxvii
Spread Rp. 8 merupakan keuntungan yang mencerminkan tiga
risiko:
- akuisisi mungkin tidak terjadi
- ada waktu keterlambatan, sehingga ada opportunity lost dana tersebut
tidak dapat diinvestasikan pada jenis investasi yang tidak berisiko.
- harga saham perusahaan A dapat turun sehingga spread mengecil.
Cara untuk melindungi bank terhadap risiko tersebut adalah dengan melakukan
shortselling yaitu menjual saham perusahaan A dimuka (dapat dilakukan dengan
meminjam atau melakukan transaksi forward) dan dibayar kemudian
4. Sekuritisasi aset
Sekuritas asset adalah emisi sekuritas yang memililki sejumlah asset sebagai
jaminan. Jenis asset yang biasa dijadikan jaminan adalah pinjaman mobil, rumah
dan kartu kredit.
Penghasilan yang didapatkan oleh investment banking didapatkan dari dua cara.
Pertama, bila bank mensekuritasi asset atas nama klien dan kemudian underwrite
emisi, bank menerima gross spread. Kedua jika bank investasi membeli asset yang
dijaminkan, menciptakan sekuritas, bank memperoleh laba dari perbedaan antara
penjualan seluruh issue dengan harga pembelian asset.
6. Merchant Banking
Bila investment banking menggunakan dananya sendiri (perbedaan dengan
commercial banking adalah commercial banking menggunakan dana yang
xxviii
dihimpun dari masyarakat) untuk memberikan pinjaman atau investasi dalam
saham, maka aktivitas ini disebut merchant banking. Pemberian hutang biasanya
berkatian dengan bridge financing yang dapat digunakan untuk menarik klien
yang mempertimbangkan leverage buyout (suatu perusahaan dibeli dengan
menggunakan dana hutang).
8. Manajemen uang
Contoh manajemen uang adalah menciptakan anak perusahaan yang
mengelola dana untuk investor individual maupun investor institusional seperti:
dana pensiun. Penghasilan diperoleh dari dividen, komisi, bunga, fee dari
manajemen
Aktiva.
xxix
Di luar negeri syarat untuk penempatan Pasar Modal berbeda dengan di
Indonesia. Untuk penempatan sekuritas pasar modal, karena menyangkut jangka
waktu yang lama penempatannya biasanya dilakukan melalui proses pasar
perdana dahulu sebelum akhirnya dijual di pasar sekunder.
xxx
mereka. Salah satu alternatif dimana semua competitive bidder akan membeli
jumlah yang dialokasi sesuai dengan bid yield yang terendah (harga terendah
yang menang). Hal ini disebut lelang harga tunggal (single price auction). Alternarif
lain masing-masing bidder membayar bid-nya sendiri. Hal ini disebut dengan
lelang harga majemuk
(multiple price auction).
- Preemptive Right
Memberikan hak kepada pemegang saham yang ada untuk membeli proporsi
tertentu ddari saham yang baru dikeluarkan dengan harga dibawah harga pasar.
Harga yang dapat digunakan untuk membeli saham baru disebut dengan
subscription price. Untuk saham yang dijual melalui preemptive rights tidak
diperlukan jasa underwritting. Namun issuer bisa menggunakan jasa bank
investasi untuk distribusi saham-saham yang tidak disubskripsikan, yaitu
menggunakan standby underwritting arrangement yaitu pengaturan yang
meminta underwriter membeli saham-saham yang tidak disubskripsikan.
xxxi
artinya harga-harga ditentukan secara terus-menerus di sepanjang hari
perdagangan dimana pembeli dan penjual mengajukan order. Contoh: dengan
arus order tertentu pada jam 10.00 pagi, harga pasar suatu saham pada bursa
saham tertentu misalnya Rp. 75; pada jam 11.00 pagi harga pasar yang sama
dengan arus order yang lain misalnya Rp. 100. Jadi dalam pasar yang
berkelanjutan, harga-harga dapat bervariasi dengan pola order yang terjadi di
pasar, dan tidak karena adanya perubahan dalam situasi dasar penawaran dan
permintaan.
2. Call market
Dalam call market order-order dikelompokkan (batched) bersama untuk
dilaksanakan secara simultan dengan harga yang sama. Dengan kata lain, pada
waktu-waktu tertentu di hari perdagangan, pelaku pasar melakukan suatu lelang
untuk suatu saham. Lelang bisa lisan bisa tertulis. Lelang akan menentukan
secara fix harga kliring pasar pada suatu hari tertentu di hari perdagangan.
3. Campuran
Menggunakan unsur-unsur continuous dan call market. Contoh: NYSE memulai
perdagangan dengan call auction. Dengan harga pembukaan yang ditetapkan
dengan cara itu, perdagangan berlangsung secara continuous sampai penutupan.
Tokyo Stock Exchange juga perdagangan dalam saham besar dengan auction. Di lain
bursa seperti Jerman dan Swis masih menggunakan sistem Call sedangkan di
Indonesia menggunakan sistem continous.
dimana:
V = nilai surat berharga
CF = cash flow
k = tingkat bunga
xxxii
Untuk cash flow sekuritas didapatkan dari bunga dan pembayaran pokok
pinjaman di masa yang akan datang.
Contoh 1
Obligasi dengan nilai nominal Rp. 100 Juta, jangka waktu 10
tahun memiliki bunga 20% dan dibayar setiap enam bulan. Suku
bunga saat ini 18%. Tentukan nilai dari obligasi?
20
Bunga Obligasi Pokok Pinjaman
V
T 1 (1 Bunga Efektif) (1 Bunga Efektif) 20
T
Contoh 2:
Asumsikan obligasi dengan jangka waktu 14 tahun dengan nilai
nominal $ 1000. Bunga dibayarkan setiap tahun sebesar $ 150
dan harga obligasi $ 1368.31. Tentukan yield to maturity?
14
150 1000
1368.31
T 1 (1 Bunga Efektif) (1 Bunga Efektif)14
T
Contoh 3:
Asumsikan obligasi dengan jangka waktu 14 tahun dengan nilai
nominal $ 1000. Bunga dibayarkan setiap tahun sebesar $ 150
dan obligasi dijual dengan diskon sebesar 10%. Tentukan yield to
maturity?
xxxiii
900 = 150 i14 + 1000 PVIF i14
Dividen tahun mendatang Dividen tahun mendatang
V
T 1 (1 Return on Equity)
T
1 - Return on Equity
Contoh 1:
Dividen tahun lalu dari ABC Inc. $ 0,25, return on equity dari
perusahaan 12% dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 6% setahun.
Berapa nilai wajar dari saham ABC?
Dividen tahun mendatang
V
(Return on Equity - growth)
0,25(1 6%)
V
(12% - 6%)
= $ 4,42
xxxiv
Namun demikian tidak seperti instrumen pendapatan tetap dalam
prakteknya adalah sangat sulit untuk menentukan nilai wajar dari saham. Hasil
dari model penilaian yang disebutkan di atas sangat jauh berbeda dengan nilai
saham yang diperdagangkan di pasar.
Hal tersebut disebabkan karena harga saham di pasar sekunder murni
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di pasar. Oleh karena
itu dalam prakteknya investor melakukan pembelian/perdagangan tidak
melakukan penetuan nilai wajar saham namun hanya melakukan penilaian
apakah nilai saham tersebut akan naik atau turun.
xxxv
akan berbeda antara satu jenis industri dengan jenis industri lainnya. Berita
tentang tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah akan lebih sensitif terhadap
pergerakan saham-saham perusahaan konstruksi dibandingkan saham-saham
perusahaan manufaktur.
Selain itu, berita-berita makroekonomi dapat pula hanya mempengaruhi
beberapa jenis saham tertentu, misalnya nilai dolar. Ada beberapa saham yang
tidak hanya listing di BEJ (misalnya: telkom dan indosat), sehingga apablia terjadi
perubahan nilai dolar dapat menimbulkan kesempatan abritase bagi penjualan
saham dimaksud.
xxxvi
Secara teoritis sebenarnya makin efisien suatu pasar (high level of market
efficiency) akan sulit mendapatkan keuntungan dari adanya berita baru. Hal
tersebut karena banyaknya player di market sehingga kalaupun terjadi perubahan
harga saham tidak akan terlalu signifikan. Strategi yang akan dijalankan oleh
manajer investasi di pasar yang efisien lebih banyak membentuk suatu portofolio
yang memiliki investasi yang risikonya rendah namun memiliki tingkat hasil yang
lebih tinggi (akan dibahas pada bab selanjutnya). Penjualan dan pembelian saham
oleh manajer investasi sangat sedikit (mengikuti passive investment strategy).
Namun dalam pasar yang tidak efisien manajer investasi harus secara rutin
melihat perkembangan berita-berita yang berkenaan dengan saham karena
dimungkinkannya mendapatkan keuntungan (kerugian) yang cukup besar dari
perubahan harga saham dari setiap informasi baru (mengikuti active investment
strategy)
Dividen P1 P2
Expected Return
P0
Contoh 1:
Dengan menggunakan contoh 1 diatas tentukan perkiraan tingkat
hasil apabila saham tersebut di tahan selama tiga tahun ?
0.2809
V $4.68
(12% - 6%)
Dividen P1 P2
Expected Return
P0
xxxvii
2.3.2.3. Campuran
Dalam modul ini hanya akan dibahas penialaian mengenai investasi reksa
dana. Dalam membeli reksa dana biasanya terdapat beberapa biaya (entry fee,
annual fee dan redemption fee).
Contoh 1:
Reksadana dana megah pendapatan tetap memiliki biaya sebagai
berikut:
Entry fee = 1%
Annual fee & Redemption fee = 0%
NAB per unit = Rp. 1986,275
Jika seseorang ingin membeli reksa dana dimaksud berapa jumlah
unit penyertaan yang diterima?
Contoh 2:
Jika NAB dari dana megah pendapatan tetap dalam 3 bulan naik
menjadi Rp. 2093,123.
Berapa tingkat hasil keuntungan yang diperoleh orang tersebut?
W1 = rata-rata tertimbang 1
r1 = perkiraan tingkat hasil 1
W2 = rata-rata tertimbang 2
r2 = perkiraan tingkat hasil 2
xxxviii
2. Risiko investasi dari investasi
Risiko investasi meliputi risiko default dan risiko jangka waktu pembayaran.
Dalam teori investasi biasanya tingkat risiko ini disederhanakan menjadi tingkat
volatilitas harga investasi atau secara matematis diukur dengan standard deviasi.
Sebagai dasar dalam menghitung rata-rata dan standard deviasi ada dua metode
yang dapat digunakan, 1. Tingkat hasil masa yang lalu dan 2. Prediksi
berdasarkan parameter tertentu di masa mendatang.
6,25% 5,88%
Return 6,065%
2
Contoh:
Harga Saham PT Semen Cibinong Rp. 400
Prediksi Harga Saham PT Semen Cibinong:
Kondisi perekonomian baik Rp. 450
Kondisi perekonomian buruk Rp. 425
Kemungkinan terjadinya perekominan baik 0,5
Kemungkinan terjadinya perekominan buruk 0,5
Maka:
Return periode 1 = (425 450) / 400 = 6,25%
Return periode 2 = (450 425) / 425 = 5,88%
Return =.(50% X 6,25%) + (50% X 5,88%) = 6,065%
Risiko = [ { 50% X ( 6,25% 6,065 ) 2 } + { 50% X ( 5,88% 6,065 ) 2 } ]
= 0, 185 = 18,5 %
xxxix
Apabila investor melakukan investasi pada lebih dari satu jenis
sekuritas (misalnya dua sekuritas), maka perhitungan tingkat
hasil dan tingkat risiko adalah
W1 = rata-rata tertimbang 1
r1 = perkiraan tingkat hasil sekturitas 1
W2 = rata-rata tertimbang 2
r2 = perkiraan tingkat hasil sekuritas 2
Tingkat Risiko (W Xa
1
2 2
1 ) ( W22 Xa 22 ) (2XW1 XW2 Xa 1 Xa 2 Xn )
W1 = rata-rata tertimbang 1
1 = tingkat resiko sekturitas 1
W2 = rata-rata tertimbang 2
2 = tingkat resiko sekuritas 2
= koefisien korelasi
~
n
(Tingkat hasil 1 - Expected Return1) X (Tingkat hasil 2 - Expected Return 2) / N
N -1
xl
akan mengalami penurunan. Namun sebaliknya saham-saham perusahaan yang
berorientasi ekspor akan mengalami kenaikan.
Dalam hal ini koefisien korelasi akan menunjukan hubungan dari kedua
saham tersebut. Nilai koefisien korelasi akan berkisar antara 1 dan 1.
Nilai 1 berari hubungan tingkat hasil antara kedua saham sejalan, dalam arti
apabila saham satu mengalami kenaikan saham yang satu lagi akan mengalami
kenaikan, sebaliknya apabila saham yang satu mengalami penurunan saham yang
lain juga akan mengalami penurunan.
Nilai 0 berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap kedua
saham Nilai 1 berari hubungan tingkat hasil antara kedua saham berlawanan,
dalam arti apabila saham satu mengalami kenaikan saham yang satu lagi akan
mengalami penurunan, sebaliknya apabila saham yang satu mengalami
penurunan saham yang lain juga akan mengalami kenaikan. Sebagaimana
dicontohkan dalam contoh kasus saham perusahaan ekspor dan impor diatas.
Dengan melakukan investasi dari dua saham (apalagi bila memiliki koefisien
korelasi rendah) akan didapatkan risiko yang lebih rendah.
Contoh 1
Asumsikan kita meingvestasikan 5000 saham BN I dengan harga
Rp. 200 dan 500 saham PT Indosat dengan harga Rp. 10.000.
Standard deviasi (tingkat resiko) saham BNI 40% sedangkan
saham PT Indosat 30.
Hitung tingkat dari portofolio saham BNI dan PT Indosat, jika
koefisien korelasi dari kedua saham tersebut, 1; 0 dan 1
Jawab:
Saham BNI = Rp. 200 X 5000 = Rp. 1.000.000
Saham PT Telkom = Rp. 10.000 X 500 = Rp. 5.000.000
Rata-rata tertimbang Saham BNI = 1 juta / 6 juta = 0,167
Rata-rata tertimbang Saham PT Indosat = 5 juta / 6 juta = 0,833
Maka:
a. Tingkat Risiko (W Xa 1
2 2
1 ) ( W22 Xa 22 ) (2XW1 XW2 Xa 1 Xa 2 Xn )
Tingkat Risiko (0,167 X 40 ) (0,833 X30 ) (2X0,167X0,833X40X30X1) 26,05%
2 2 2 2
c. Tingkat Risiko (W Xa 1
2 2
1 ) ( W22 Xa 22 ) (2XW1 XW2 Xa 1 Xa 2 Xn )
Tingkat Risiko (0,167 2
X 40 2 ) (0,833 2 X30 2 ) (2X0,167X0,833X40X30X - 1) 25,69%
xli
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa dengan mengkombinasikan dua
portofolio akan didapatkan risiko yang lebih rendah (dengan koefisien korelasi 1,
tingkat risiko 26,25% lebih rendah dari tingkat risiko Bank BNI 40% ataupun PT
Indosat 30%). Bahkan dengan memilih saham yang memiliki risiko lebih rendah
dapat diperoleh risiko yang lebih rendah lagi (dengan koefisien korelasi 1
diperoleh tingkat risiko 25,69%). Perhitungan tingkat resiko untuk lebih dari dua
jenis instrumen investasi akan lebih rumit namun dapat dipermudah dengan
paket program seperti Micosoft Excell. Dengan kapasitas solver bahkan kita bisa
mengetahui tingkat rata-rata tertimbang yang akan menghasilkan tingkat hasil
maksimum portofolio dengan tingkat resiko yang telah ditentukan sebelumnya.
BAB 3
PORTOFOLIO SAHAM
Teori-teori yang dikembangkan pada bab ini berisi konsep dari dua bidang:
teori ekonomi keuangan dan teori probabilitas dan statistik.
xlii
dapat diterima. Portofolio yang dapat mencapai tujuan di atas disebut dengan
portofolio yang efisien. Konsep pengembalian yang diharapkan dan risiko akan
dijelaskan secara lebih khusus pada saat memasuki pembahasan tentang
perkembangan teori portofolio.
Untuk membentuk portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi
mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang
wajar adalah investor cenderung menghindari risiko (risk averse). Investor
penghindar risiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi
dengan pengembalian diharapkan yang sama dan risiko yang berbeda, maka ia
akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah.
Jika investor memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio
yang paling optimal yang akan dipilihnya.
xliii
R p w1 R1 w2 R2 ... wG RG 3-1
dimana: Rp = tingkat pengembalian portofolio selama periode berjalan
Rg = tingkat pengembalian aktiva g selama periode berjalan
Wg = bobot aaktiva g pada portofolio (yaitu aktiva g sebagai bagian dari
nilai pasar keseluruhan portofolio)
G = jumlah aktiva pada portofolio
Secara ringkas, Persamaan (3-1) dapat dinyatakan sebagai berikut:
G
Rp w
g 1
g Rg 3-2
xliv
E(.) menunjukkan harapan, dan E(Rp) terkadang disebut pengembalian ex
ante atau pengembalian diharapkan dari portofolio sepanjang periode waktu
tertentu.
Pengembalian yang diharapkan dari aktiva berisiko dihitung sebagai
berikut:
1. Harus diketahui distribusi probabilitas bagi tingkat pengembalian
yang mungkin dapat yang dihasilkan. Distribusi probabilita
merupakan fungsi yang menghubungkan peluang terjadinya suatu
peristiwa dengan penghasilan yang mungkin dihasilkan bagi variabel
acak.
2. Setelah distribusi probabilita diketahui, kemudian dicari nilai yang
diharapkan dari variabel acak yang merupakan rata-rata tertimbang
penghasilan yang mungkin, dimana bobot/timbangan merupakan
probabilita yang berhubungan dengan penghasilan yang mungkin.
3. Nilai diharapkan dari pengembalian aktiva, seterusnya digunakan
istilah pengembalian diharapkan. Secara matematis, pengembalian
yang diharapkan dinyatakan sebagai berikut:
E ( Ri ) p1 r1 p 2 r2 .... p n rn 3-4
xlv
Maka, 11% merupakan nilai atau rata-rata hitung (mean) yang diharapkan dari
distribusi probabilita bagi tingkat pengembalian saham XYZ.
Atau
N 2
var( Ri ) p N rn E ( Ri ) 3-5
n 1
xlvi
Deviasi standar yang dimiliki oleh saham XYZ adalah:
SD( Ri ) 24% = 4,9%
Deviasi standard an varians memiliki konsep yang sama, yaitu semakin besar
varians atau deviasi standar, semakin besar risiko investasi.
Kritik Terhadap Varians sebagai Alat Ukur Risiko. Ada dua kritik yang
diajukan terhadap fungsi varians sebagai alat ukur risiko.
Pertama, karena varians mengkur penyimpangan pengembalian aktiva disekitar
nilai yang diharapkan, maka varians mempertimbangkan juga pengembalian di
atas atau di bawah nilai pengembalian yang diharapkan. Namun, investor tentu
saja menyenangi pengembalian di atas pengembalian yang diharapkan. Oleh
karena itu, beberapa peneliti berpendapat alat ukur risiko seharusnya tidak
mempertimbangkan peluang pengembalian di atas pengembalian yang
diharapkan.
Markowitz menyadari keterbatasan ini dan bahkan menyarankan pengukuran
risiko sisi bawah (downside risk) risiko memperoleh pengembalian di bawah
pengembalian diharapkan disebut dengan semi varians. Semi varians serupa
dengan varians kecuali dalam hal tidak memperhitungkan pengembalian di atas
pengembalian yang diharapkan. Namun Markowitz untuk sementara waktu tetap
menggunakan varians dalam pengembangan teorinya karena masalah
perhitungan semi varians dan keterbatasan sumber daya pada saat itu.
Saat ini, berbagai alat ukur downside risk digunakan oleh para praktisi.
Bagaimanapun, tanpa memandang alat ukur yang digunakan, prinsip-prinsip
dasar teori portofolio Markowitz yang dijelaskan pada bab ini tetap dapat
digunakan. Pilihan alat ukur risiko dapat saja mempengaruhi perhitungan namun
tidak menjadikan teori portofolio tidak berlaku lagi. Bahkan pada bab 10
pemnahasan teori ini akan diperpanjang untuk mempertimbangkan
kemungkinan dihasilkannya pengembalian di bawah nilai yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kritik kedua, varians hanya merupakan satu ukuran tentang bagaimana
pengembalian bervariasi di sekitar pengembalian yang diharapkan. Pada saat
distribusi probabilita tidak bersifat simetris di sekitar pengembalian yang
diharapkan, ukuran statistika dari ketidaksimetrisan distribusi seharusnya
digunakan sebagai alat ukur tambahan terhadap varians. Markowitz tidak
mempertimbangkan alat ukur lain dalam mengembangkan teori portofolionya.
Varians dapat dibenarkan berdasarkan bukti empiris yang menyatakan distribusi
pengembalian saham di masa lalu bersifat simetris. Karena pengembalian yang
diharapkan dan varians merupakan dua parameter yang diasumsikan
dipertimbangkan oleh investor dalam proses pembuatan keputusan, teori
portofolio Markowitz sering disebut juga sebagai model dua parameter.
xlvii
3.3.2. Mengukur Risiko Portofolio dari Portofolio Dua Aktiva
Persamaan (3-5) menunjukkan varians bagi pengembalia aktiva tunggal.
Varians portofolio yang terdiri dari dua aktiva sedikit lebih sulit untuk dihitung.
Itu tergantung tidak hanya pada varians dari kedua aktiva, namun juga pada
seberapa dekat hubungan antara kedua aktiva. Persamaannya adalah:
Var ( R p ) wi2 var( Ri ) w 2j var( R j ) 2 wi w j cov( Ri , R j ) ..........3.
6
dimana, cov (Ri, Rj) = kovarians antara pengembalian bagi aktiva i dan aktiva j.
Dengan kata lain, Persamaan (3-6) menunjukkan bahwa varians pengembalian
portofolio merupakan jumlah varians tertimbang dari kedua aktiva ditambah
kovarians tertimbang antara kedua aktiva.
Tabel 3-2. Distribusi probabilita Tingkat Pengembalian Bagi Saham XYZ dan
ABC
n Tk.Pengembalian Tk. Pengembalian Probabilita
Saham XYZ Saham ABC Kejadian
1 15% 8% 0,50
2 10% 11% 0,30
3 5% 6% 0,13
4 0 0 0,05
5 -5% -4% 0,20
xlviii
1,00
Pengembalian
Yang 11% 8%
Diharapkan
Varians 24% 9%
Std.Diviasi 4,9% 3%
Kovarian antara saham XYZ dan ABC dihitung sebagai berikut:
Cov (RXYZ ,RABC) = 0,50 (15%-11%) (8% - 8%) + 0,30 (10%-11%)(!!%-8%)
+ 0,13 (5%-11%)(6%-8%) + 0,05 (0%-11%)(0%-8%)
+ 0,02 (-5%-11%)(-4%-8%) = 8,9%
xlix
Harga awal periode (awal Nov 1993) = $46,000
Harga akhir periode (akhir Nov 1993) = $53,875
Dividen kas dibayarkan pada bulan Nopember = $0,25
Pengembalian histories IBM pada bulan Nopember 1993 =
$53,875 - $46,000 + $0,25 = 0,17663 = 17,663%
$46,000
l
mempertahankan pengembalian yang ada, dan mengurangi risiko melalui analisis
kovarians antara pengembalian aktiva.
Diversifikasi Markowitz dan pentingnya korelasi aktiva dapat diilustrasikan
melalui contoh portofolio dua aktiva. Pertama, akan ditunjukkan hubungan
umum antara risiko yang diharapkan dari portofolio dua aktiva dan korelasi
pengembalian dari aktiva dalam portofolio. Selanjtnya akan dilihat pengaruh
penggabungan aktiva dengan korelasi yang berbeda terhadap risiko portofolio.
3.5.3. Risiko Portofolio dan Korelasi.
Dalam portofolio dua aktiva diasumsikan terdapat saham C dan D dengan
pengembalian yang diharapkan dan deviasi standar sebagai berikut:
E( R ) SD( R )
Saham C 10% 30%
Saham D 25% 60%
Jika timbangan yang sama sebesar 50% diberikan pada kedua saham C dan D,
maka pengembalian yang diharapkan dari portofolio dapat diperhitungkan
sebagai berikut:
E ( Rp) = 0,50 (10%) + 0,50 (25%) = 17,5%
Varians pengembalian atas portofolio dua saham dari persamaan (3-6) adalah:
Var (Rp) = wC2var (RC) + wD2var (RD) + 2 wC wD cov (RC, RD)
= (0,5)2 (30%)2 + (0,5)2 (60%)2 + 2 (0,5)(0,5) cov (RC, RD)
Dari Persamaan (3-8),
cov( RC , RD )
cor ( RC , RD )
SD( RC ) SD( RD )
Sehingga,
cov (RC, RD) = SD (RC) SD (RD). cor (RC, RD)
Karena SD (RC) = 30%;dan SD (RD) = 60%, maka
cov (RC, RD) = (30%)(60%). cor (RC, RD)
Dimasukkan ke dalam pernyataan bagi var (Rp), akan diperoleh:
Var (Rp) =(0,5)2 (30%)2 + (0,5)2 (60%)2 + 2 (0,5)(0,5)(30%)(60%)cor (RC, RD)
Menggunakan bentuk akar kuadrat dari varians akan diperoleh
SD( Ri ) (0,5) 2 (30%) 2 (0,5)(60%) 2 2(0,5)(0,5)(30%)(60%)cor ( RC RD )
= 0,1125 + (0,09) cor (RC ,RD) 3-9
li
-1,0 17,5% 15,0%
Seiring dengan menurunnya korelasi pengembalian yang diharapkan atas
saham C dan D dari +1 menjadi 0 menjadi -1, deviasi standar pengembalian yang
diharapkan dari portofolio juga menurun dari 45% menjadi 15%. Namun
pengembalian yang diharapkan dari portofolio tidak mengalami perubahan, yaitu
17,5%.
Contoh mengilustrasikan dengan jelas pengaruh diversifikasi Markowitz.
Fenomena ini terkadang disebut keajaiban diversifikasi. Prinsip diversifikasi
Markowitz menyatakan bahwa seiring dengan menurunnya korelasi
pengembalian antar aktiva dalam portofolio, demikian pula varians (deviasi
standar) pengembalian portofolio. Keajaiban ini disebabkan oleh tingkat korelasi
antara pengembalia yang diharapkan dari aktiva.
BAB 4
PORTOFOLIO YANG OPTIMAL
BERDASARKAN MODEL MARKOWITZ
lii
4.1. Memilih Portofolio Dari Aktiva Berisiko
Diversifikasi yang disarankan oleh Markowitz mengacu pada pembentukan
portofolio yang memiliki tingkat pengembalian tertinggi pada tingkat risiko
tertentu. Portofolio semacam itu disebut Markowitz Efficient Portofolio (MEP).
Untuk membentuk MEP, teori ini menggunakan beberapa asumsi dasar mengenai
perilaku pemilihan aktiva.
Pertama, diasumsikan hanya ada dua parameter yang mempengaruhi
keputusan investor, yaitu pengembalian yang diharapkan dan varians.
Maka, investor membuat keputusan dengan menggunakan model dua
parameter yang dirumuskan oleh Markowitz.
Kedua, diasumsikan investor cenderung menghindari risiko (yaitu jika
menghadapi pilihan dua pilihan investasi dengan tingkat
pengembalian yang sama, maka dipilih investasi dengan risiko yang
lebih kecil).
Ketiga, diasumsikan investor akan memilih portofolio yang
menawarkan pengembalian tertinggi dengan tingkat risiko tertentu.
Keempat, diasumsikan selurh investor memiliki pengharapan yang
sama dalam hal pengembalian diharapkan, varians dan kovarians bagi
aktiva berisiko. Asumsi ini disebut dengan asumsi pengharapan sama.
Kelima, diasumsikan bahwa selurh investor memiliki periode waktu
investasi yang sama.
liii
Portofolio Proporsi Proporsi E(R D) SD(RD)
Saham C (wC) Saham D (wD)
1 100% 0% 10,0 % 30,0%
2 75 25 13,8 3,9
3 50 50 17,5 6,8
4 25 75 21,2 17,4
5 0 100 25 60
30%
20% 4 5
E(Rp)
2 6
Portofolio yang mungkin
10%
1 ditunjukkan oleh kurva 1 hingga 5
MEF : bagian kurva 2 hingga 5
0
10% 20% 30% 40% 50% 60%
Gambar 4-1. Serangkaian Portofolio yang Mungkin dan yang Efisien bagi
Saham C dan Saham D
Jika dipertimbangkan untk membuat kombinasi lebih dari dua aktiva, maka
rangkaian portofolio yang mungkin tidak lagi berbentuk garis kurva, namun akan
ditunjukkan sebagai wilayah berbayang-bayang dalam gambar 4-2.
liv
Rangkaian portofolio yang mungkin:seluruh
portofolio pada dan dibatasi oleh kurva I, II, III
MEF : bagian kurva II hingga III
E(R p) III
II
Risiko (SD(Rp))
Gambar 4-2.. Rangkaian Portofolio yang Mungkin dan Efisien jika terdapat lebih
dari dua Aktiva
U2
U1
E(R p)
SD(Rp)
lv
Markowitz tidak dicapai. Sedangkan portofolio di bawah kumpulan portofolio efisen
Markowiz tidak sebaik portofolio pada kumpulan portofolio Markowitz.
U2
U1
E(Rp)
SD(Rp)
Gambar 4-4. Pemilihan Portofolio yang Optimal dengan Kurva Indeferen yang
Berbeda
U1,U2,U3 = kurva-kurva yang tidak berbeda dengan U1<U2<U3
PMEF = portofolio yang optimal pada MEF
lvi
BAB 5
MODEL INDEX-TUNGGAL
(THE SINGLE-INDEX MODEL)
dimana:
rit = return sekuritas i pada periode waktu t (misal, enam bulan pertama
tahun
200X)
rM,t = return pasar pada periode waktu t.
i = konstanta yang diukur dari return Sekuritas i yang tidak dihubungkan
atau dipengaruhi oleh return pasar.
i = koefisien responsive, beta, ukuran sensitifitas dari return sekuritas
terhadap perubahan return pasar.
i,t = tingkat kesalahan (error) merupakan bagian dari return sekuritas yang
diabaikan i dan i.
lvii
ri,t
. i,t
. .
. . . i .
rm,t
. . .
. . . .
.
r
T T
( i ,t ) 2 i ,t i i rM ,t
t 1 t 1
.......... 5.2
lviii
dimana :
Nilai estimasi beta, i, diukur dari kovarian hasil perolehan (return) antara
sekuritas I dan hasil perolehan (return) pasar, M2.
Intersep, i, estimasi selisih dari rata-rata ex post, atau mean, hasil
pengembalian sekuritas i, E(ri), dan dikurangi beta sekuritas dikalikan
rata-rata hasil perolehan pasar ex post , i E(rM).
Dijelaskan dari bab terdahulu bahwa kovarian juga dapat diukur dari korelasi
antara dua sekuritas, sebagai berikut:
i ,M i ,M i
i
M 2
M
i, dalam cara ini biasanya ditunjukkan bahwa korelasi positif (negatif) hasil
perolehan sekuritas terhadap pasar akan menghasilkan beta positif (negatif).
lix
Hitung 2i, dari bab terdahulu bahwa 2i = E((ri E(ri)) 2 . Dengan menggunakan
persamaan 5.1,
i2 i2 M
2
2,i ................ 5.6
i, j i j M
2
.............. 5.7
lx
Persamaan 5.8 merupakan suatu hasil yang menarik. Ini menyatakan
bahwa hasil perolehan portofolio mempenyai dua kompoen : (1) Bagian pertama
yang unik yang berupa rata-rata tertimbang dari sekuritas berupa i dan i, (2)
Bagian kedua beta portofolio sekuritas yang berhubungan dengan pasar.
Hasil dari persamaan 5.8 didifinisikan sebagai berikut:
rM n 1 n 1 ............... 5.9
dan
n
W
i 1
i i Wn 1 ............... 5.10
Dengan cara yang sama, bagian atau bobot indek pasar, Wn+1, dapat
dihitung dari rata-rata bagian dari beta sekuritas:
n
Wn+1 = Wi i = W11 + W22 + W33 + . + Wnn
i=n
Subtitusi dari persamaan 5-9 dan 5-10, ke dalam hasil perolehan portofolio,
5-8 diperoleh:
n+1
E(rn) = Wi E (i + i)
i=1
atau
n+1
E(rn) = Wi i ............................ 5.11
i=1
i=1 i=1
lxi
Apabila Wi i = Wi E (i) dan E(i) = 0.
Maka hasil dari penyederhanaan varian terhadap error portofolio, sebagai
berikut:
n 1
2
n W
i 1
i
2
2,i ................ 5.12
Tabel 5.1 Hasil perolehan pasar (rM), hasil perolehan saham X dan
Y, serta portofolio saham.
lxii
BAB 6
ANALISIS PORTOFOLIO
P
S
Fe asible Set
Gambar 6.1 menyajikan ilustrasi lokasi feasible set, yang juga dikenal sebagai
opportunity set, dari feasible set dapat diidentifikasi efficient set. Feasible set
menunjukkan semua portofolio yang dapat dibentuk dari N sekuritas yang
terletak di atau dalam batas feasible set (titik yang dinotasikan G,E,S, dan H pada
gambar adalah contoh portofolio yang seperti itu).
lxiii
6.2. Kecekungan Efficient Set
Untuk melihat mengapa efficient set cekung, perhatikan contoh dua sekuritas
berikut. Sekuritas 1, PT. ABC, memiliki ekspektasi return 5% dan standar diviasi
20%. Sekuritas 2, PT.Good Year memiliki ekspektasi return 15% dan standar
diviasi 40%. Lokasi mereka diidentifikasi huruf A dan G pada gambar 6.2.
N
rp X i ri ............ 6.1
i 1
2
X i ri
i 1
= X1r1 + X2r2
= (X1. 5%) + (X2. 15%)
Ekspektasi return untuk porofolio 1 dan 2, perhitungan ini adalah hal yang
mudah karena investor hanya membeli saham dari satu perusahaan. Jadi
ekspektasi return untuk portofolio 2,3,4,5, 6 sebagai berikut:
r2 = (0,83 x 5%) + ( 0,17 x 15%) = 6,70%
r3 = (0,67 x 5%) + ( 0,33 x 15%) = 8,30%
r4 = (0,50 x 5%) + ( 0,50 x 15%) = 10%
r5 = (0,33 x 5%) + ( 0,67 x 15%) = 11,70%
r6 = (0,17 x 5%) + ( 0,83 x 15%) = 13,30%
lxiv
Dalam menghitung standar diviasi digunakan persamaan:
1/ 2
N N
p X i X j ij ............ 6.2
i 1 j 1
1/ 2
2 2
p X i X j ij
i 1 j 1
15% G
Batas Ata s
10%
Batas Bawah
8,3%
5%
A
Gambar 6.2 Batas Atas dan Batas Bawah Kombinasi Sekuritas A dan G
lxv
6.3. Model Pasar (Market Model)
Apabila return saham biasa untuk periode tertentu (missal satu bulan)
berhubungan dengan return yang diperoleh dari indeks pasar seperti S&P 500
untuk periode yang sama. Jadi jika pasar naik maka kemungkinan besar saham
akan naik dan jika pasar turun maka kemungkinan besar saham akan turun. Satu
cara untuk mengetahui hubungan ini adalah dengan model pasar.
ri = it + it rM + it .................. 6.3
dimana :
ri = return sekuritas I untuk periode waktu tertentu
rM= return di indeks pasar M untuk periode yang sama.
it= notasi titik potong.
it= notasi kemiringan.
it= random error term
14%
8% 7%
3%
M = 2%
5% 10%
B1 = -1%
1 5% 10% 1
lxvi
6.3.1. Penggambaran Model Pasar Secara Grafis
Garis di panel (a) dari Gambar 6.3 menunjukkan grafik model pasar sekuritas A.
Garis ini sesuai dengan persamaan 6.4, tetapi tanpa radom error term. Garis yang
digambarkan untuk sekuritas A adalah:
rA = 2% + 1,2 rM ............... 6.5
Di sini sumbu vertical mengukur return sekuritas tertentu (r A) sedangkan
smbu horizontal mengukur return pada indeks pasar (rM). Garis yang melalui titik
pada sumbu vertical dan berhubungan dengan nilai At yang untuk contoh ini
adalah 2%. Sebagai tambahan, garis memiliki kemiringan At atau 1,2.
Panel (b) pada Gambar 6.2 menunjukkan grafik model pasar untuk sekuritas B.
Garis dapat dinyatakan sebagai persamaan berikut:
rB = - 1% + 0,8 rM ................ 6.6
6.3.2. Beta
Kemiringan model pasar sekuritas mengukur sensitifitas return sekuritas
terhadap return indeks pasar. Pada Gambar 6.3, kedua garis memiliki kemiringan
positif yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi return indeks pasar, semakin
tinggi pula return kedua sekuritas. Namun kedua sekuritas memiliki kemiringan
yang berbeda, mengindifikasikan bahwa kedua garis memiliki sensitifitas yang
berbeda terhadap return indek pasar. A memiliki kemiringan yang lebih besar
dari B, menunjukkan bahwa return A lebih sensitif disbanding return B.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa ekspektasi return indeks pasar adalah
5%. Jika ternyata return indeks pasar adalah 10%, maka indeks pasar 5% lebih
tinggi dari yang diperkirakan. Panel (a) dari Gambar 6.3 menunjukkan bahwa
sekuritas A seharusnya memiliki return 6% (= 14% - 8%) lebih besar dari pada
perkiraan awal. Panel (b) menunjukkan bahwa sekuritas B seharusnya memiliki
return 4% (=7% - 3%) lebih besar dari yang diperkirakan awal. Alasan perbedaan
2% (= 6% - 4%) adalah bahwa kemiringan sekuritas A yang lebih besar sari B
jadi sensitifitas A terhadap return indeks pasar lebih tinggi disbanding B.
Notasi kemiringan dari model pasa, sering disebut beta, dan persamaannya:
iI iI / 12 ................ 6.7
lxvii
6.3.3. Actual Return
Random error term menyatakan bahwa untuk suatu return tertentu pada indeks
pasar, return nyata sekuritas biasanya tidak akan terletak di garis model pasar.
Jika return nyata sekuritas sekuritas A dan B adalah 9% dan 11%, dan return
nyata indeks pasar adalah 10%, maka return nyata sekuritas A dan B dapat
dipandang sebagai memiliki komponen berikut:
Sekuritas A Sekuritas B
- Titik Potong 2% - 1%
- return nyata pada
indeks pasar x Beta 12% = 10% x 1,2 8% = 10% x 0,8
- Hasil Random Error - 5% = 9%-(2%+12%) 4% = 11%-(-1%+8%)
- Actual Return 9% 11%
6.4. Diversifikasi
Menurut model pasar, risiko total setiap sekuritas I, diukur oleh varian dan
dinotasikan i2 dan terdiri dari 2 bagian: (1) risiko pasa (atau sistematik =
Systimatic Risk) dan (2) risiko unik (atau tidak sistemik = Unsystimatic Risk). Jadi i2
sama dengan:
i
2
2 2
iI I
2
i ......... 6.8
dengan i2 menotasikan varian return pada indeks pasar. Jadi iI2 I2 menotasikan
risiko pasar sekuritas i dan i menotasikan risiko unik sekuritas i seperti yang
diukur oleh varian random error term iI pada Persamaan 6.3.
Substitusi Persamaan 6.3 untuk r i pada Persamaan 6.9 memberi hasil model pasar
portofolio sebagai berikut:
N
rp X
i 1
i ( iI iI ri iI )
rp pI pI rI pI ............ 6.10a
lxviii
dengan:
N
pI X i iI .............. 6.10b
i 1
N
pI X i iI .............. 6.10c
i 1
N
pI X i iI ................ 6.10d
i 1
Dari Persamaan 6.10a, risiko total portofolio, diukur oleh varian return portofolio
dan dinotasikan p2 adalah:
p2 pI2 I2 2p .................. 6.11a
2
N
dengan: 2
pI
X
i 1
i iI
.................. 6.11b
lxix
Jika jumlah yang diinvestasikan untuk setiap sekuritas adalah sama, maka
proporsi Xi adalah 1/N dan tingkat risiko unik, seperti ditunjukkan pada
Persamaan 6.11c adalah:
N 2
2p N1 2i
i 1 ................ 6.12
.... 1
N
2I 22 ..... 2N
N
Nilai di dalam kurung pada Persamaan 6.12 adalah rata-rata risiko unik dari
sekurias komponen. Tetapi risiko unik portofolio hanya 1/N darinya, karena 1/N
terletak di luar tanda kurung. Sekarang setelah portofolio lebih terdiversifikasi,
jumlah sekuritas di dalamnya (yaitu N) menjadi lebih besar. Hal ini berarti bahwa
1/N menjadi lebih kecil yang berakibat makin kurangnya risiko unik portofolio.
Jadi:
Diversifikasi dapat mengurangi risiko unik secara substansial
Suatu portofolio yang memiliki 30 atau lebih sekuritas yang dipilih secara random
akan memiliki risiko unik yang relatif kecil. Artinya bahwa risiko total portofolio
hanya akan sedikit lebih besar dari risiko pasar yang ada. Portofolio semacam itu
adalah portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Gambar 6.4 menunjukkan
bagaimana hasil diversifikasi memberi hasil pengurangan risiko unik tetapi
meratakan risiko pasar.
p
Risiko
pi Unik
N
Gambar 6.4. Risiko dan Diversifikasi
lxx
BAB 7
CAPITAL ASSET PRICING MODEL
lxxi
Dengan memperhatikan asumsi-asumsi ini, CAPM mengubah situasi ke kasus
ekstrim saja. Setiap orang mempunyai informasi yang sama dan sepakat mengenai
prospek sekuritas. Secara implisit hal ini berarti investor menganalisis dan
memproses informasi dengan cara yang sama. Pasar sekuritas adalah pasar
sempurna (perfect market), artinya tidak ada pertentangan untuk melakukan
investasi.
lxxii
0,12 0,060
(0,5) 0,19 0,095 untuk investor pada panel (a )
0,69 0,345
0,12 0,180
(1,5) 0,19 0,285 untuk investor pada panel (b)
0,69 1,035
20% T
C
10%
4%
Gambar 7.1. Feasible Set dan Effisient Set Jika meminjam dan
Meminjamkan Uang Bebas Risiko Dimasukkan
lxxiii
pasar relatif sekuritas adalah nilai pasar agregat sekuritas dibagi dengan total nilai pasar
semua sekuritas.
Alasan portofolio pasar memegang peran penting di CAPM adalah bahwa efisien
set terdiri dari investasi di portofolio pasar. Jadi adalah hal yang biasa untuk
menyebut titik singgung portofolio sebagai portofolio pasar dan untuk
menotasikannya sebagai M dan bukannya T. Dalam teori, M terdiri tidak hanya
saham biasa tetapi juga investasi lain seperti obligasi, saham preferen (preferred
stock) dan real estate. Namun, dalam prakteknya sebagian orang membatasi M
untuk saham biasa saja.
M
M
M P
Karena titik potong vertical CML adalah rf, garis lurus yang membentuk CML
memiliki persamaan sebagai berikut:
lxxiv
rM r f
rp r f p ............... 7.1
M
dengan rf dan p merupakan ekspektasi return dan standar diviasi portofolio yang
efisien. Pada contoh sebelumnya, portofolio pasar berasosiasi dengan tingkat
bunga bebas risiko 4% yang terdiri dari A, B dan C (diasumsikan hanya ada
saham-saham tersebut) dengan proporsi 0,12; 0,19 dan 0,69. Seperti ditunjukan
bahwa ekspektasi return dan standar diviasi untuk portofolio dengan proporsi
tersebut adalah 22,4% dan 15,2%, persamaan CML adalah:
22,4% 4%
rp 4% p 4% 1,21% p
15,2%
lxxv
1/ 2
N N
M X iM X jM ij .............. 7.2
i 1 j 1
Dengan notasi XiM dan XjM menotasikan proporsi yang diinvestasikan pada
sekuritas i dan j, membentuk portofolio pasar. Cara lain menulis persamaan 7.2
adalah sebagai berikut:
1/ 2
N N N
M X 1M X jM 1 j X 2 M X jM 2 j ... X NM X jM Nj
j 1 j 1 j 1
Pada tahap ini, kovarian sekuritas i dengan portofolio pasar ( iM) dapat
dinyatakan sebagai rata-rata tertimbang dari setiap kovarian sekuritas dengan
sekuritas i:
N
X jM ij iM
j 1
................................. 7.3
lxxvi
(A) Versi Kovarian (B) Versi Beta
1.0
Persamaan 7.5 menunjukkan garis lurus dengan titik potong vertical r f dan
kemiringan [(rM rf)/M2].Karena kemiringan tersebut positif, persamaan
mengidentifikasikan bahwa sekuritas dengan kovarian yang lebih besar terhadap
pasar (iM) akan dihargai sedemikian rupa sehingga memiliki ekspektasi return
(ri) yang lebih besar. Hubungan antara kovarian dan ekspektasi return disebut
Security Market Line (SML).
Sekuritas berisiko dengan iM = M2 akan memiliki ekspektasi return yang
sama dengan ekspektasi return portofolio pasar, rM, karena sekuritas tersebut
memberikan konstribusi risiko ekspektasi return ke portofolio pasar.
Persamaan SML adalah sebagai berikut:
ri r f (rM r f ) iM ................... 7.6
dengan iM didifinisikan sebagai :
iM
iM ................. 7.7
M2
iM, disebut koefisien beta (beta coefficient) atau beta untuk sekuritas I, dan
merupakan alternatif untuk menunjukkan kovarian sekuritas. Salah satu sifat beta
adalah bahwa beta dari suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari beta-beta
sekuritas komponennya, dengan proporsi yang diinvestasikan di sekuritas sebagai
penimbangnya. Jadi beta portofolio dapat dihitung:
N
pM X i 1
i iM ................. 7.8
Secara umum, tidak hanya setiap sekurias tetapi juga setiap portofolio harus
diletakkan pada garis lurus berkemiringan negatif pada diagram dengan
ekspektasi return di sumbu vertical dan beta di sumbu horizontal. Berarti bahwa
portofolio yang efisien diletakan baik di SML maupun di CML, sedangkan
portofolio yang tidak efisien diletakkan di SML tapi di bawah CML.
lxxvii
BAB 8
TEORI ARBITRASE HARGA
(ARBITRAGE PRICING THEORY)
lxxviii
8.1. Model Faktor
Teori Arbitrase harga dimulai dengan membuat asumsi bahwa return
sekuritas berhubungan dengan sejumlah faktor yang baik jumlah maupun
jenisnya belum diketahui. Misalkan hanya terdapat satu faktor dan faktor itu
adalah tingkat produksi industri yang diramalkan. Pada situasi ini, return
sekuritas berhubungan dengan model satu faktor sekuritas berikut:
ri ai bi Fi ei 8.1
dimana :
ri = rate of return sekuritas i
Fi = nilai faktor, dalam contoh ini adalah ramalan tingkat pertumbuhan
produksi industri.
ei = random error term.
Pada persamaan ini, bi, disebut sensitivitas sekuritas i terhadap faktor. (juga
disebut sebagai loading factor sekuritas I atau atribut sekuritas i).
Contoh, seorang investor memiliki tiga saham dan nilai pasar masing-masing
sahamnya saat ini adalah Rp. 4.000.000,-. Modal investor yang saat ini dapat
diinvestasikan, Wo, adalah Rp. 12.000.000,-. Semua pihak meyakini bahwa ketiga
saham ini memiliki
ekspektasi return dan sensitivitas sebagai berikut:
i ri bi
Saham 1 15% 0,9
Saham 2 21% 3,0
Saham 3 12% 1,8
Apakah ekspektasi return dan factor sensitifitas tersebut mewakili situasi
keseimbangan? Jika tidak, apa yang akan terjadi dengan harga saham dan
ekspektasi return untuk mencapai keseimbangan?
lxxix
8.1.2. Portofolio Arbitrase
Menurut APT, investor akan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk
mengeksplorasi peluang membentuk suatu portofolio arbitrase (arbitrage
portfolio) guna meningkatkan ekspektasi return portofolionya saat ini tanpa
meningkatkan risiko. Apakah portofolio arbitrase? Pertama, portofolio arbitrase
adalah portofolio yang tidak memerlukan dana tambahan dari investor. Jika X i
menotasikan perubahan kepemilikan investor atas sekuritas i ( dan juga proporsi
sekuritas i pada portofolio arbitrase), portofolio arbitrase dapat ditulis sebagai
berikut:
X1 + X2 + X3 = 0 8.2
Kedua, portofolio arbitrase tidak memiliki sensitivitas terhadap faktor apa pun.
Karena sensitivitas portofolio terhadap faktor merupakan rata-rata tertimbang
sensitivitas sekuritas dari portofolio terhadap faktor tersebut, persyaratan
portofolio arbitrase ini dapat ditulis:
b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 = 0 8.3a
Jadi, pada contoh ini, portofolio arbitrase tidak akan memiliki sensitivitas
terhadap produksi industri.
Perhatikan bahwa dalam situasi ini terdapat tiga variable (X 1, X2 dan X3) yang
belum diketahui dan dua persamaan, yang berarti terdapat jumlah kombinasi
nilai X1, X2 dan X3 yang tidak terbatas untukmemenuhi kedua persamaan
tersebut. Cara untuk menemukan satu kombinasi, cobalah dengan memasukkan
angka 0,1 ke X1. Hasilnya adalah dua persamaan dan dua variable yang tidak
diketahui:
0,1 + X2 + X3 = 0 8.4a
0,9 + 3,0 X2 + 1,8 X3 = 0 8.4b
Penyelesaian persamaan 8.4a dan 8.4b adalah X2 = 0,075; dan X3 = - 0,175. Jadi
suatu arbitrase potensial adalah portofolio dengan proporsinya.
Untuk melihat apakah suatu portofolio benar-benar merupakan portofolio
arbitrase, harus ditentukan ekspektasi returnnya. Jika hasilnya positif, maka
memang itulah portofolio arbitrase. Secara matematis, persyaratan ketiga dan
yang terakhir untuk portofolio arbitrase adalah:
X1 r1+ X2 r2+ X3 r3 > 0 8.5a
atau untuk contoh ini adalah:
lxxx
15% X1 + 21% X2 + 12% X3 > 0 8.5b
Dengan menggunakan penyelesaian dari kedua calon portofolio ini, dapat dilihat
bahwa ekspektasi returnnya adalah (15% x 0,1) + (21%x 0,075) + (12% x 0,175) =
0,975%. Karena hasilnya positif, maka portofolio arbitrase telah berhasil
diidentifikasi.
Arbitrase yang diidentifikasi meliputi pembelian senilai:
Saham-1 = Wo x X1 = Rp. 12.000.000,- x 0,1 = Rp. 1.200.000,-
Saham-2 = Wo x X2 = Rp. 12.000.000,- x 0,0,075 = Rp 900.000,-
Darimana uang untuk melakukan pembelian saham tersebut?
Dana untuk melakukan pembelian saham tersebut dari penjualan saham-3
sebesar Rp. 2.100.000,- yaitu Wo x X3 = Rp. 12.000.000,- x - 0,175 = - Rp.
2.100.000,-
Portofolio arbitrase ini menarik bagi investor yang menginginkan return lebih
tinggi dan yang tidak mempedulikan risiko non faktor. Portofolio arbitrase tidak
memerlukan tambahan uang untuk investasi, tidak memiliki risiko faktor, dan
memiliki ekspektasi return positif.
lxxxi
Portofolio + Portofolio = Portofolio
Lama Arbitrase Baru
Proporsi
1 0,333 0,100 0,43
2 0,333 0,075 0,408
3 0,333 -0,175 0,158
Sifat-Sifat
rp 16,000% 0,975% 16,975%
bp 1,900 0,000 1,900
p 11,000% kecil mendekati 11,000%
P1
r 1 8.6
P0
dimana P0 adalah harga saham saat ini, P1 adalah ekspektasi harga saham di akhir
periode. Pembelian saham-1 dan -2 akan menaikkan harga saat ini, P 0, yang
berakibat turunnya ekspektasi return. Sebaliknya, penjualan saham-3 akan
menurunkan harga saat ini dan akibatnya ekspektasi returnnya meningkat.
Aktivitas jual beli ini akan berlanjut sampai semua kemungkinan arbitrase
berkurang secara signifikan atau hilang. Pada saat itu, akan terdapat hubungan
yang diperkirakan linear antara ekspektasi return dan sensitivitas seperti berikut:
r 0 1bi 8.7
dengan 0 dan 1 merupakan konstanta. Persamaan ini adalah persamaan
penentuan harga asset APT jika return dihasilkan oleh satu factor.
Contoh, Salah satu kemungkinan titik keseimbangan adalah 0 = 8 dan 1 = 4.
Maka persamaan penentuan harga adalah:
r 8 4bi 8.8
Maka tingkat keseimbangan ekspektasi return saham-1,2 dan 3 adalah sebagai
berikut:
r 8 4bi = 8 + (4 x 0,9) = 11,6%
lxxxii
r 8 4bi = 8 + (4 x 3,0) = 20,0%
r 8 4bi = 8 + (4 x 1,8) = 15,2%
Hasilnya, ekspektasi saham-1 dan 2 akan turun dari 15% dan 21% menjadi 11,6%
dan 20%, karena tekanan membeli. Sebaliknya, naiknya tekanan menjual akan
menyebabkan ekspektasi return saham 3 meningkat dari 12% menjadi 15,2%.
Berarti, ekspektasi return setiap sekuritas pada keseimbangan adalah fungsi linear
dari sensitivitas sekuritas terhadap factor bi.
B B
S
S
BB =bs Bi
lxxxiii
jadi,
1 r f 1 8.10c
Memasukkan sisi kiri pesamaan 8.10c, untuk 1, dam persamaan 8.9 akan
menghasilkan versi kedua persamaan penentuan harga APT:
ri rf (1 rf )bi 8.11
Persamaan ini adalah persamaan linear, hanya saja sekarang persamaan ini
mempunyai, k+1, dimensi yaitu ri , bi1 , bi 2 ,...., bik .
Penentuan harga APT adalah mengembangkan persamaan 8.11, ke situasi ini
relatif tidak sulit. Seperti sebelumnya, 0 adalah tingkat bunga bebas risiko karena
tingkat bunga asset bebas risiko tidak memiliki sensitivitas terhadap faktor apa
pun. Tiap nilai j, mewakili ekspektasi return portofolio saham yang memiliki unit
sensitivitas terhadap faktor, j, dan sensitivitas nol terhadap faktor lainnya.
Hasilnya, persamaan 8.11 dapat dikembangkan menjadi:
ri rf (1 rf )bi1 ( 2 rf )bi 2 ... ( k rf )bik 8.14
Jadi ekspektasi return saham sama dengan tingkat bunga bebas risiko ditambah
risiko premium, k, yang didasarkan pada sensitivitas saham terhadap k faktor.
lxxxiv
1. Tingkat pertumbuhan produksi industri.
2. Tingkat inflasi (baik yang diharapkan atau tidak).
3. Selisih antara tingkat bunga jangka panjang dan jangka pendek.
4. Selisih antara obligasi berperingkat tinggi dan rendah.
BAB 9
PENGUKURAN KINERJA PORTOFOLIO
(TREYNOR INDEX, SHARPE INDEX DAN JENSEN INDEX)
lxxxv
Dalam tahun 1960-an, beberapa alat ukur indeks tunggal digunakan untuk
mengevaluasi kinerja relatif dari para manajer keuangan. Alat ukur evaluasi
kinerja ini tidak menyebutkan bagaimana dan mengapa manajer keuangan dapat
memiliki kinerja yang lebih baik maupun lebih buruk dari tolok ukur. Tiga alat
ukur, atau index tersebut adalah Treynor Index, Sharpe Index dan Jensen Index.
Ketiga index ini mengasumsikan adanya hubungan linear antara pengembalian
(return) portofolio dengan pengembalian dari beberapa index pasar.
lxxxvi
Rf = suku bunga bebas risiko
p = beta portofolio
E(RM) = pengembalian diharapkan pada pasar
= kesalahan acak (random error)
Alat ukur Jensen adalah alpha atau pengembalian unik yang diperkirakan
dari regresi di atas. Jika alpha secara statistic tidak berbeda dari nol, maka tidak
terdapat pengembalian unik. Alpha bernilai positif, berarti manajer keuangan
menghasilkan kinerja yang lebih baik daripada indeks pasar; sedangkan nila
negative, berarti manajer keuangan memiliki kinerja yang lebih rendah daripada
indeks pasar.
Seperti halnya indeks Treynor, alat ukur Jensen mengasumsikan bahwa
portofolio didiversifikasikan penuh sehingga satu-satunya risiko pada portofolio
adalah risiko sistematis. Estimasi alpha bersifat peka terhadap tingkat beta
portofolio. Untuk memperbaiki hal ini, alpha dapat dibagi dengan pengembalian
diharapkan portofolio untuk merefleksikan risiko sistematisnya.
lxxxvii
BAB 10
PASAR MODAL YANG EFISIEN
lxxxviii
harga awal. Proses perumusan harga yang diartikan Fama dan yang lainnya
sebagai pengembalian yang diharapkan satu periode dimulai sekarang adalah
variable stochastic (acak) yang telah masuk ke dalam kelompok informasi relevan.
Dalam mendefinisikan kelompok informasi relevan dimana harga-harga
harus mencerminkannya, Fama, mengklasifikasikan efisiensi penetapan harga
pasar saham ke dalam tiga bentuk, dalam Tabel 10.1.
Tabel 10.1. Bentuk-bentuk Efisiensi Pasar
Bentuk Informasi yang Dicerminkan dalam Harga
Lemah Data historis
Semi Kuat Data historis ditambah informasi umum lainnya
Kuat Data histories, informasi umum , dan informasi khusus
lxxxix
1. Aturan Mekanis. Aturan mekanis adalah dimana tidak ada pertimbangan
yang diberikan terhadap factor yang lain dari indicator tehnis yang
disebutkan. Aturan mekanis dilakukan oleh peserta pasar yang biasanya
disebut sebagai analis teknis atau chartist.
xc
mengurangi saham dan kemudian membelinya kembali untuk menutupi posisi
pengurangan sebelum koreksi terhadap reaksi yang berlebihan.
xci
dimana informasi yang relevan memasukkan informasi non-publik-tidak
didukung oleh perhatian terhadap aktivitas perdagangan orang dalam.
xcii
BAB 11
MANAJEMEN EKUITAS AKTIF
Aktif Pasif
Subyektif Obyektif
Peraturan rumit Peraturan sederhana
Beberapa nama Banyak nama
Penimbangan yang sesuai Penimbangan yang tepat
Perdagangan
Aktif Pasif
Transaksi berhasil Transaksi program
Beberapa nama Banyak nama
Cadangan tunai Sepenuhnya pasti
Pengawasan
Aktif Pasif
Tidak sering Konstan
Kira-kira Terperinci
xciii
Umumnya, dalam manajemen ekuitas aktif sebagian besar waktu manajer
digunakan dalam kegiatan pembentukan portofolio. Sebaliknya, dalam
manajemen pasif, manajer tidak terlalu memperhatikan kegiatan pembentukan
portofolio ini. Bab ini difokuskan pada manajemen aktif dari portofolio saham.
D1 D2 DN PN
P ... 11.1
(1 r1 ) 1
(1 r2 ) 2
(1 rN ) N
(1 rN ) N
xciv
Tingkat diskonto diasumsikan sama untuk setiap tahun sehingga setiap arus
kas didiskontokan pada tingkat yang sama, r. Sebagai contoh jika dividen ABC
tahun 1984 adalah $ 1,60 per-lembar saham dan diperkirakan setiap tahunnya
akan mengalami peningkatan sebesar 10% selama 5 tahun mendatang, dengan
dividen sebagai berikut:
D1 = $1,60 (1,10) = $1,76
D2 = $1,60 (1,10)2 = $ 1,94
D3 = $1,60 (1,10)3 = $ 2,13
D4 = $1,60 (1,10)4 = $ 2,34
D5 = $1,60 (1,10)5 = $ 2,57
xcv
Langkah selanjutnya adalah meramalkan harga penjualan yang diharapkan 5
tahun dari sekarang. Untuk itu, praktisi menggunakan 2 metode penilaian.
D0 (1 g ) D0 (1 g ) 2 D0 (1 g ) N PN
P ... 11.2
1 r (1 r ) 2
(1 r ) N
(1 rN ) N
D5 2,57
P5 85,67
( r g ) 0,13 0,10
(1 b) E
P 11.4
(r g )
dimana b merupakan presentase dari laba yang ditahan. Maka,
P 1 b
E rg
Sebagai missal pada tahun 1984 ABC memiliki pendapatan sebesar $6,39, berarti
dividen sebesar 1,60 merupakan 25% dari pendapatan. Ini berarti tingkat laba
ditahan adalah 75%. Rasio P/E pada tahun ke-5 diperkirakan sebesar:
P5 (1 0,75)
8,33
E 5 (0,13 0,10)
Harga penjualan yang diharapkan pada tahun ke-5 merupakan hasil dari
pendapatan yang diperkirakan pada tahun ke-5 dan rasio P/E yang diperkirakan.
Pendapatan ABC pada tahun 1984 adalah $6,39. Jika pendapatan pada tahun 1984
diasumsikan mengalami pertumbuhan sebesar 10% per-tahun maka E 5 = $10,29
xcvi
dan P5= $85,72 diperoleh dengan jalan mengalikan $10,29 dengan 8,33. Jika 13%
dianggap sebagai tingkat pengembalian investasi yang wajar, maka nilai teoritis
saham ABC menurut persamaan 11.2.
1,76 1,94 2,13 2,34 2,57 85,67
PJan ,1985 2
3
4
5
1,13 (1,13) (1,13) (1,13) (1,13) (1,13) 5
1,76 1,94 2,13 2,34 2,57 85,67
53,88
1,13 1,28 1,44 1,63 1,84 1,84
Harga pasar dari saham ABC pada saat analisis dilakukan adalah $64. Analisis
yang disarankan menyatakan bahwa nilai saham tersebut yang sesungguhnya
hanyalah sebesar $53,88. Jadi, investor yang menggunakan hasil analisis tersebut
tidak akan membeli saham tersebut karena MDD mengindikasikan saham
tersebut dinilai lebih tinggi dari yang sebenarnya (overvalued).
xcvii
Masalah-masalah seperti berapa harga yang dibayarkan dalam merger lebih sulit
ditangani. Secara umum, harga teoritis dan pengembalian yang diharapkan perlu
mengalami penyesuaian-penyesuaian untuk menghasilkan suatu sinergi.
xcviii
Dalam teori, saham dengan pengembalian diharapkan dari model penilaian
seperti MDD yang sama dengan pengembalian yang diharapkan dari CAPM
dikatakan berada pada posisi keseimbangan. Jika pengembalian yang diharapkan
dari MDD lebih besar pengembalian yang diharapkan pada CAPM, maka pasar
akan menyesuaikan harga saham ke arah atas sehingga menurunkan tingkat
pengembalian. Demikian pula sebaliknya.
E(R- )
Z
Keseimba ngan
Y C
Wila yah underva lued
X B
Z
E(R- )
xcix
1. Pembayaran bunga dilakukan setiap 6 bulan.
2. Pembayaran bunga berukutnya akan dilakukan tepat enam bulan
dari
sekarang.
3. Suku bunga kupon bersifat tetap selama jangka waktu obligasi.
Contoh, obligasi 20 tahun dengan suku bunga kupon 10% dan nilai maturitas
sebesar $1.000 memiliki arus kas pembayaran bunga berikut ini:
Bunga kupon tahunan = $1.000 x 0,10 = $ 100
Bunga kupon enam bulan = $100/2 = $ 50
Oleh karena itu, terdapat 40 arus kas enam bulanan sebesar $ 50 dan terdapat
arus kas sebesar $ 1.000 yang akan diperoleh dalam 20 tahun lagi.
C C C C M
P ...
(1 r ) 1
(1 r ) 2
(1 r ) 3
(1 r ) n
(1 r ) n
atau
n
C M
P 12.1
t 1 (1 r ) t
(1 r ) n
1
1 (1 r ) n
Nilai sekarang pembayaran bunga kupon = C 12.2
r
12.2. Hubungan antara Harga Obligasi dan Waktu Jika Suku Bunga Tidak
Berubah
Jika hasil diinginkan tidak mengalami perubahan sejak waktu pembelian
obligasi hingga jatuh temponya, apa yang akan terjadi terhadap harga obligasi?
Bagi obligasi yang dijual pada nilai maturitasnya, maka suku bunga kupon akan
c
sama dengan hasil yang diinginkan. Semakin dekat obligasi dengan tanggal jatuh
temponya, obligasi akanterus dijual pada nilai parinya. Namun, harga obligasi
tidak akan terus sama bagi obligasi diskonto maupun obligasi premi. Harga
obligasi diskonto akan meningkat semakin dekat obligasi dengan tanggal jatuh
temponya, diasumsikan hasil diinginkan tidak berubah. Hal yang berlawanan
akan terjadi pada obligasi premi. Bagi kedua obligasi, harga obligasi akan sama
dengan nilai maturitasnya pada saat jatuh tempo.
Komplikasi
Kerangka kerja bagi penetapan harga obligasi dalam bab ini menggunakan
asumsi-asumsi berikut:
1. Pembayaran bunga kupon berikutnya akan dilakukan tepat enam bulan
dari sekarang.
2. Arus kas diketahui.
3. Digunakan satu suku bunga untuk mendiskonto seluruh arus kas.
Berikut ini akan dilihat imlikasi bagi penetapan harga obligasi jika setiap
asumsi tidak diberlakukan lagi.
Pembayaran Bunga Kupon Selanjutnya akan Dilakukan Kurang dari
Enam Bulan.
Jika seorang investor membeli obligasi dengan waktu pembayaran bunga
berikutnya kurang dari enam bulan, metode perhitungan harga obligasi yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
n
C M
P t 1
12.3
t 1 (1 r ) (1 r )
v
(1 r ) (1 r ) n 1
v
dengan
ci
Jumlah`hari`antara`waktu `penyelesaian`dengan`pembayaran`bunga`berikutnya
v
Jumlah`hari`dalam`enam`bulan
Contoh, hasil saat ini bagi obligasi 15 tahun, suku bunga kupon 7%, nilai par
$1.000, harga pembelian $769,40 adalah 9,10%. Angka 9,10% diperoleh dari
cii
$70
Hasil `saat `ini 0,091 9,10%
$769,40
Nilai waktu dari uang dalam hal ini diabaikan.
2. Hasil Saat jatuh Tempo (Yield to Maturity).
Hasil saat jatuh tempo adalah suku bunga yang akan menyamakan nilai
sekarang dari sisa arus kas obligasi dengan harga obligasi ditambah bunga akan
dibayar, jika ada. Secara matematis, hasil saat jatuh tempo (y) bagi obligasi yang
membayar bunga setiap enam bulan dan tidak memiliki bunga akan dibayar
dapat menggunakan persamaan berikut:
C C C C M
P ...
(1 y ) 1
(1 y ) 2
(1 y ) 3
(1 y ) n
(1 y ) n
n
C M
P 12.4
t 1 (1 y ) t
(1 y ) n
Karena arus kas terjadi setiap enam bulan, maka hasil saat jatuh tempo dari
Persamaan 12.4 merupakan hasil saat jatuh tempo enam bulanan. Hasilnya dapat
dibuat per tahun dengan (1) mengalikan dua hasil enam bulanannya (2)
memajemukkan hasilnya. Perjanjian pasar adalah menjadikan tahunan hasil enam
bulanan dengan mengalikan dua nilai itu. Hasil saat jatuh tempo yang dihitung
berdasarkan ketentuaan di atas disebut hasil setara obligasi, atau disebut juga
sebagai hasil atas dasar setara obligasi. Perhitungan hasil saat jatuh tempo
membutuhkan prosedur uji coba (trial-and-error).
3. Hasil Saat Obligasi Ditarik Kembali (Yield to Call).
Tanggal penarikan merupakan waktu yang telah ditentukan sebelum jatuh
tempo pada saat penerbit obligasi dapat menarik sebagian obligasi pada harga
yang telah ditentukan. Untuk obligasi yang dapat ditarik kembali sebelum
tanggal jatuh temponya digunakan alat ukur yang lain hasil saat obligasi
ditarik kembali (yield to call = ytc). Arus kas hasil saat ditarik kembali adalah
arus kas yang terjadi jika obligasi pada tanggal penarikan pertama. Hasil saat
penarikan kembali dihitung seperti hasil saat jatuh tempo, hanya saja tanggal dan
harga maturitas digantikan dengan harga dan tanggal penarikan pertama. Hasil
saat ditarik kembali merupakan suku bunga yang akan menyamakan nilai
sekarang arus kas dengan harga obligasi jika disimpan hingga tanggal pertama
penarikan.
Secara matematis hasil saat ditarik kembali dapat dinyatakan sebagai berikut:
ciii
C C C C M*
P ...
(1 yc ) 1
(1 yc) 2
(1 yc ) 3
(1 yc) n*
(1 yc) n*
n*
C M*
P 12.6
t 1 (1 yc) t
(1 yc) n*
civ