Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Baru-baru ini, jumlah kecelakaan mobil akibat ketidakpedulian pengemudi

telah menjadi masalah serius bagi masyarakat. Secara khusus, kantuk

pengemudi dan kelelahan merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan

lalu lintas yang serius. Menurut Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan

Raya A.S. (NHTSA), tertidur saat mengemudi bertanggung jawab atas

setidaknya 100.000 kecelakaan mobil setiap tahunnya. Rata-rata tahunan

sekitar 40.000 korban meninggal dan 1.550 korban tewas akibat kecelakaan.

National Sleep Foundation juga melaporkan bahwa 60% pengemudi dewasa

didorong saat merasa mengantuk dan 37% bahkan benar-benar tertidur di

kemudi . Untuk alasan ini, banyak penelitian yang berkaitan dengan

mekanisme otomotif telah banyak mempelajari dalam hal keselamatan dan

kenyamanan dalam berkendara (Shin, Jung, Kim, & Chung, 2010).

Jantung merupakan organ vital didalam tubuh manusia yang berfungsi

mensirkulasikan atau memompa darah ke seluruh tubuh. Akibat pemompaan

tersebut, volume darah pada suatu organ tubuh akan berubah ubah.

Perubahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi aktifitas jantung.

Teknik mendeteksi perubahan darah akibat dari pemompaan jantung dikenal

dengan plethysmograph. Salah satu metode plethysmograph adalah


photoplethysmography (PPG) yaitu teknik mendeteksi perubahan darah pada

organ tubuh dengan menggunakan photo sensor.

Photoplethysmography (PPG) adalah suatu perangkat yang digunakan untuk

mengukur kondisi peredaran darah yang dipompa oleh jantung pada organ

tertentu dalam tubuh. Hasil pengukuran tersebut dapat dimanfaatan untuk

mengetahui kondisi jantung dalam periode tertentu. Selain untuk mengamati

kinerja jantung, PPG juga dapat dimanfaatkan untuk memonitor pernafasan

dan mengatur saturasi oksigen dalam darah (Rizal & Rusdinar, 2010).

Teknik tersebut selain dapat memberikan indikasi seberapa sehat kondisi

jantung dan mendiagnosa kelainan-kelainan terhadap jantung, juga dapat

digunakan untuk mendeteksi kondisi pengendara saat berkemudi. Dengan

memanfaatkan kondisi detak jantung pengendara, kita dapat mengetahui

pengendara dalam kondisi terjaga atau justru mengantuk.

Masalah kelelahan dan kantuk pengemudi saat berkendara berhubungan erat

dengan sinyal fisiologis (EKG, PPG, EEG, Tekanan Darah dan lain-lain).

Permasalahan lainnya adalah, metode yang ada untuk pengukuran sinyal

fisiologis saat ini didesain untuk penggunaan disuatu ruangan di Rumah

Sakit, tentunya hal tersebut tidaklah nyaman dan rumit untuk digunakan pada

pengendara karena elektroda kabel harus terhubung langsung ke tubuh dan

bentuknya pun relatif besar.

Dalam tulisan ini, sistem pemantau pengemudi kendaraan bermotor dirancang

dengan menggunakan wireless Photoplethysmography yang dipasangkan

pada daun telinga pengemudi untuk mendapatkan sinyal fisiologis jantung


secara real time. Sinyal PPG terukur, nantinya akan ditransmisikan kedalam

sistem untuk dianalisa, dan nantinya akan memberikan output berupa

peringatan apabila pengemudi dalam kondisi kelelahan dan kantuk.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem pemantau pengemudi

kendaraan menggunakan wireless Photoplethysmography daun telinga

pengemudi secara real time.

C. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas

akibat pengemudi yang kelelahan dan mengantuk.

Anda mungkin juga menyukai