SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana
Keperawatan
Oleh :
NIM. S11008
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
judul Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Skala Nyeri Akut Pada Pasien
Cidera Kepala Ringan Di Ruang IGD RSUD Pandan Arang Boyolali, dalam
penyusunan proposal ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dukungan maka
kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Ns. Wahyu Rima Agustin M.Kep, selaku Ketua Program Studi S-1
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ns. Anita Istiningtyas, M.Kep, selaku pembimbing utama yang telah
memberikan banyak masukan dan bimbingan serta arahan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Ibu Ns. Rufaida Nur Fitriana S.Kep. , selaku pembimbing pendamping yang
telah memberikan banyak masukan dan bimbingan serta arahan.
5. Ibu Ns. Wahyuningsih Safitri M.Kep, selaku penguji yang telah memberikan
banyak masukan serta arahan
6. RSUD Pandan Arang Boyolali, yang telah menyediakan tempat bagi peneliti
melakukan penelitian.
7. Responden penelitian yang telah memberikan data bagi peneliti.
8. Seluruh staf pengajar dan akademik Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta yang tela membantu penulis.
v
untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
4.1.3. Skala Nyeri Akut Sebelum dan Sesudah Slow Deep Breathing ...... 46
BAB V PEMBAHASAN
Akut ................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Abstrak
Cidera kepala ringan adalah trauma kepala dengan GCS 14- 15 (sadar
penuh) tidak ada kehilangan kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri akut,
hematoma, laserasi dan abrasi.Slow deep breathing merupakan tindakan yang
disadari untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat yang dapat
menimbulkan efek relaksasi.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
latihan Slow deep breathing terhadap nyeri akut pada pasien cedera kepala ringan.
Desain Penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design dengan pendekatan
One Group Pretest-Posttest Design.Teknik sampling dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 30
orang.
Hasil analisa uji wilcoxon menunjukan nilai P value = 0.000 sehingga P
value < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima bahwa terdapat pengaruh slow
deep breathing terhadap skala nyeri akut pada pasien cidera kepala ringan.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini didapatkan hasilada
perbedaan yang bermakna rata-rata skala nyeri kepala sebelum dan setelah
tindakan slow deep breathing (p=0,000, = 0,05). Rekomendasi hasil penelitian
ini adalah slow deep breathing dapat dilakukan pasien cidera kepala ringan dalam
penatalaksanaan non-farmakologi nyeri akut yang dialami.
Kata kunci: nyeri kepala, cedera kepala ringan, slow deep breathing
Daftar pustaka : 50(2004-2015)
xiii
ABSTRACT
Mild head injury is a head trauma with GCS 14 - 15 (fully awake) without
loss of consciousness, feeling dizzy, and acute pain, hematoma, laceration
abrasion. Slow deep breathing is an act to regulate breathing deeply and slowly
which can cause a relaxing effect. The objective of this research is to investigate
the effect of the slow deep breathing training on the acute pain scale of the mild
head injury patients.
This research used the pre-experimental design with one group pretest-
posttest design approach. The samples of research were 30 respondents and were
taken by using the purposive sampling technique.
The result of the Wilcoxons test shows that the p-value was 0.000, which
was less than 0.05 so that H0 was rejected and H1 was verified, meaning that
there was an effect of the slow deep breathing on the acute pain scale of mild
head injury patients.
Thus, there was a significant difference between the average scale of
headache prior to and following the application of the slow deep breathing
(p=0.000, = 0.05). It is recommended that the slow deep breathing can be
applied to the mild injury patients in the non-pharmacological management of
experienced acute pain.
PENDAHULUAN
trauma kepala dengan GCS: 14- 15 (sadar penuh) tidak ada kehilangan kesadaran,
mengeluh pusing dan nyeri akut, hematoma, laserasi dan abrasi. Cidera kepala
merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan gangguan fisik
dan mental yang kompleks. Gangguan yang ditimbulkan dapat bersifat sementara
maupun menetap, seperti defisit kognitif, psikis, intelektual, serta gangguan fungsi
mulai dari bagian terluar hingga terdalam, termasuk tengkorak dan otak
(Soertidewi, 2006).
Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi
tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti pengendalian
fisik, intelektual, emosional, sosial, dan keterampilan. Otak berada dalam ruang
yang tertutup dan terlindungi oleh tulang-tulang yang kuat namun dapat juga
mengalami kerusakan. Salah satu penyebab dari kerusakan otak adalah terjadinya
trauma atau cidera kepala yang dapat mengakibatkan kerusakan struktur otak,
permanen pada jaringan otak atau mengalami cidera sekunder seperti adanya
1
2
cerebral blood flow pada 24 jam pertama cidera kepala, meningkatnya tekanan
karena peningkatan penggunaan glukosa pada 30 menit pertama post trauma yang
kemudian kadar glukosa akan dipertahankan lebih rendah dalam 510 hari
dari kekacauan gradien ionik membran sel dan aktivasi energi dari pompa ionik
Insiden trauma kepala di Amerika Serikat adalah 200 per 100.000 orang
serta luka ringan 8.694 jiwa. Data dari DepKesRI menunjukan 50% dari semua
(DepkesRI,2005). Diperkirakan lebih dari 30% kasus cidera kepala berakibat fatal
sebelum datang ke rumah sakit dan 20% kasus cidera kepala mengalami
terbagi menjadi 20,05% cidera kepala ringan, 9,12% cidera kepala sedang, 2,11%
cidera kepala berat. Data yang didapatkan peneliti dari rekam medik RSUD
Pandan Arang Boyolali menunjukan pada tahun 2013 terdapat 29 kasus cidera
kepala berat, 39 kasus cidera kepala sedang, 508 cidera kepala ringan. Tahun 2014
jumlah pasien cidera kepala berat terdapat 22 kasus, cidera kepala sedang 39
Nyeri akut pada kepala merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada
cidera kepala ringan, yaitu sekitar 82% (Wijayasakti, 2009). Keadaan nyeri ini
terjadi akibat perubahan organik atau kerusakan serabut saraf otak, edema otak
dan peningkatan tekanan intrakranial karena sirkulasi serebral yang tidak adekuat
oksigen dan kebutuhan (demand) oksigen otak. Suplay oksigen otak perlu
Penatalaksanaan nyeri akut pada pasien dengan cedera kepala ringan oleh
perawat dapat dilakukan dengan terapi non farmakologik seperti terapi behavioral
(Martini, 2006).
Napas dalam dan lambat dapat menstimulasi respons saraf otonom, yaitu
sebelum dan setelah intervensi slow deep breathing pada kasus cidera kepala
ringan pada kelompok intervensi, dan juga ada perbedaan yang bermakna rata-rata
intensitas nyeri akut sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol
(Tarwoto, 2011).
dilakukan dengan relaksasi nafas pada pasien kronik sedangkan penelitian tentang
relaksasi pernapasan untuk mengatasi nyeri akut pada cidera kepala akut di Ruang
pengaruhslow deep breathing terhadap nyeri akut pasien cidera kepala ringan di
Ruang IGD.
adalah nyeri akut. Nyeri akut pada cidera kepala disebabkan karena tidak
pasien cidera kepala ringan di Ruang IGD. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah adakahpengaruhslow deep breathing terhadap skala nyeri akut pada pasien
pada pasien cidera kepala ringan di Ruang IGD RSUD Pandan Arang
Boyolali.
pada pasien cidera kepala ringan sebelum dan sesudah latihan slow
deep breathing.
sakit tentang pengaruh slow deep breathing terhadap skala nyeri akut pada
breathing dalam penatalaksanaan nyeri akut pada pasien cidera kepala ringan.
perawat dalam penatalaksanaan nyeri akut pada pasien cidera kepala ringan
4. Intitusi pendidikan
7
tentang cara penatalaksanaan nyeri akut pada pasien cidera kepala ringan
5. Peneliti selanjutnya
6. Peneliti
cidera kepala ringan dengan keluhan nyeri akut serta dapat mengetahui
pengaruh slow deep breathing terhadap skala nyeri akut pada pasien cidera
kepala ringan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.1. Pengertian
(Dewanto, 2009).
8
9
2.1.1.2.2. Rotasi/deselerasi
2.1.1.2.3. Tabrakan
2.1.1.2.4. Peluru
energi yang ada akan hilang pada bagian atas otak. Namun
demikian jika energi atau daya yang dihasilkan lebih besar dari
2008).
Scale).
1. GCS >13.
1. GCS 9-13.
intrakranial.
GCS <9.
2.1.1.8. Penatalaksanaan
2. Tanda-tanda neurologis.
4. Intoksikasi alkohol.
2. Fraktur tengkorak.
1. Fraktur tengkorak.
2. Kejang.
5. Terdapat perburukan.
15
2.1.2. Nyeri
(Hanley, 2008).
jenis yaitu :
pupil.
interneuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf
asenden berakhir pada otak bagian bawah dan bagian tengah dan
sensasi nyeri.
terjadi interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulasi
2.1.2.4.1. Usia
2.1.2.4.4. Kecemasan
2.1.2.4.5. Koping
2006).
wajah ditandai.
skala ini, sama seperti pada VAS atau skala reda nyeri.
&Perry, 2006).
setelah intervensi slow deep breathing pada kelompok intervensi, dan juga
ada perbedaan yang bermakna rata-rata intensitas nyeri kepala sebelum dan
breathing lebih efektif menurunkan nyeri kepala akut pada pasien cedera
saja.
dan dalam masih belum jelas, namun menurut hipotesanya napas dalam dan
(Jerath, 2006)
Latihan napas dalam dan lambat secara teratur akan meningkatkan respons
bernapas kurang dari 10 kali permenit dengan fase ekshalasi yang panjang
(Breathesy, 2006). Slow deep breathing adalah gabungan dari metode napas
latihan pasien melakukan napas dalam dengan frekuensi kurang dari atau
hidung.
ke bawah.
langsung elerasi
CIDERA
KEPALA
tidak
dit
2.4. Hipotesis
dari suatu penelitian (Umar, 2005). Hipotesis dari penelitian ini adalah :
H0 = tidak terdapat pengaruh slow deep breathing terhadap skala nyeri akut pada
H1 = terdapat pengaruh slow deep breathing terhadap skala nyeri akut pada
digunakan. Sistem
analogi visual
(VAS) digunakan
untuk mengukur
rasa sakit sebelum
dan setelah
perawatan dan
pernapasan dalam
diberikan. Untuk
pengukuran
kepuasan pasien,
skala kepuasan
wawancara medis
digunakan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
R 0 X 0
1 1 2
Keterangan
R = Responden
50
37
3.2.1. Populasi
yang masuk ke IGD RSUD Pandan Arang Boyolali dan rata-rata terdapat
3.2.2. Sampel
consent.
peneliti saat pengkajian nyeri sebelum dilakukan terapi slow deep breathing
3.5.2. Validitas
menggunakan alat ukur NRS yang telah dilakukan uji validitas oleh
peneliti lain sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Li, Liu, & Herr (2007),
menunjukkan r = 0,90.
3.5.3. Reliabilitas
suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Apabila instrumen
pengumpul data sudah ada yang standar, maka bisa digunakan oleh peneliti
(Sugiyono, 2009). Penelitian ini, peneliti tidak melakukan uji validitas dan
dilakukan Li, Liu, & Herr (2007), menyebutkan bahwa skala nyeri NRS
1. Persiapan
Boyolali.
2. Pelaksanaan
sampel.
42
1. Editing
identitas, umur dan alamat responden. Tahap ini dilakukan langsung saat
ketidaksesuian data.
2. Coding
dan analisa data serta menjaga privasi responden. Kode di berikan pada
3. Entri
pengolah data.
4. Tabulasi
3.6.2.1. Univariat
masing variabel.
variabel yang diteliti, dalam penelitian ini yaitu : skala nyeri akut
3.6.2.2. Bivariat
Berdasarkan Polit, 2005 etika penelitian yang harus dipatuhi oleh peneliti
adalah :
yang akan dituliskan pada lembar observasi dimulai dari angka 01 yang
seterusnya.
BAB IV
HASIL PENELTIAN
Bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh slow deep
breathing terhadap skala nyeri akut pada pasien cidera kepala ringan di RSUD
Pandan Arang Boyolali. Berdasarkan data yang di peroleh selama 34 hari yaitu
dari tanggal 1 Februari 2015 sampai 6 Maret 2015 di dapatkan 30 responden yang
4.1. Univariat
50
48
4.1.3. Skala Nyeri Akut Sebelum dan Sesudah Slow Deep Breathing
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Skala Nyeri Akut Sebelum dan Sesudah
ringan sebelum tindakan adalah 3.5333 dengan nilai minimum 2 dan nilai
Shapiro-Wilk
Statistik Df Sig.
Sebelum .877 30 .002
Sesudah .807 30 .000
(sebelum) = 0.002 sehingga P value < 0.05 maka data kelompok sebelum tidak
normal sedangkan P value (sesudah) = 0.000 sehingga P value < 0.05 maka
49
Pre post
Z -4.8002a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
adalah menolak Ho. Tanda min (-) pada tabel hasil Z menunjukan arah pengaruh
slow deep breathing. Tanda (-) menunjukan arah berlawanan yang berarti semakin
sering dilakukan tindakan slow deep breathing makan akan semakin menurun
skala nyeri yang dirasakan oleh responden. Melihat P value (Sig.) < 0.05 maka H0
ditolak dan H1 diterima, sedangkan apabila P value (Sig.) > 0.05 maka H0 di
terima dan H1 ditolak. Hasil analisa uji wilcoxon menunjukan nilai P value =
0.000 sehingga P value < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima bahwa terdapat
pengaruh slow deep breathing terhadap skala nyeri akut pada pasien cidera kepala
ringan.
BAB V
PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang pembahasan hasil penelitian dengan teori dan
kelamin. Pada bagian berikutnya akan dibahas tentang hasil analisis untuk
variabel skala nyeri akut sebelum dan sesudah dilakukan latihan slow deep
cidera kepala ringan khususnya pada pasien yang mengalami nyeri akut.
Karakteristik yang dibahas pada bab ini adalah meliputi usia dan jenis
kelamin :
5.1.1.1. Usia
50
51
lebih sering dari pada wanita. Penelitian lain juga menunjukkan hal
2010).
5.1.2. Skala Nyeri Akut Sebelum dan Sesudah Melakukan Slow Deep Breathing
nyeri akut pasien cidera kepala ringan sesudah dilakukan tindakan adalah
1.9333 dengan nilai minium 1 dan nilai maksimum 3. Hasil pengukuran ini
sesuai dengan penelitian Tarwoto (2011) intensitas nyeri kepala akut pada
dengan skala kecil, sebab trauma pada cidera kepala ringan tidak sampai
melukai atau menimbulkan trauma pada jaringan otak. Trauma pada cidera
kepala ringan pada umumnya hanya terjadi dibagian kulit kepala dan
analgesik.
5.1.3. Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Intensitas Nyeri Kepala Akut
intensitas nyeri kepala sebelum dan sesudah tindakan ( p value = 0.000 <
0.05). Selisih rata-rata skala nyeri kepala akut sebelum dan susudah
paru dan saturasi oksigen. Slow deep breathing dapat menurunkan nyeri
nyeri(Tarwoto, 2011).
langsung terhadap fungsi tubuh seperti penurunan tekanan darah, nadi, dan
mengembalikan emosi yang akan membuat tubuh rileks seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
nyeri akut pada pasien cedera kepala ringan sangat terkait dengan
oksigen otak. Slow deep breathing merupakan tindakan yang disadari untuk
kepala yang lebih maksimal pada kelompok yang dilakukan slow deep
slow deep beathing dapat menurunkan skala nyeri dikarenakan slow deep
6.1. Kesimpulan
6.1.2. Skala nyeri akut pasien cidera kepala ringan sebelum mendapatkan
tindakan latihan slow deep breathing adalah 3.5333 dengan nilai minimum
6.1.3. Skala nyeri akut pasien cidera kepala ringan setelah mendapatkan tindakan
latihan slow deep breathing adalah 1.9333 dengan nilai minium 1 dan nilai
maksimum 3.
6.1.4. Ada perbedaan yang bermakna rata-rata skala nyeri kepala sebelum dan
6.1.5. Terdapat pengaruh slow deep breathing terhadap skala nyeri akut pada
6.2. Saran
55
57
6.2.2. Perawat RSUD Pandan Arang Boyolali dan tenaga kesehatan lain
akut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber ilmu atau
referensi baru bagi para pendidik dan mahasiswa sehingga dapat menambah
juga dapat dilanjutkan dengan sampel yang lebih besar dan kriteria inklusi
yang lebih ketat. Karena penelitian ini bersifat aplikatif sehingga layak
peneliti selanjutnya untuk meneliti pada kasus-kasus lain selain pada nyeri
kepala akut.
6.2.6. Peneliti
khususnya pada kasus cidera kepala ringan dengan keluhan nyeri akut serta
dapat mengetahui pengaruh slow deep breathing terhadap skala nyeri akut
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M.Z. (2008). Korelasi antara Kadar Oxygen Delivery Dengan Length of
Stay pada Pasien Cedera Kepala Sedang, Program Pendidikan Bedah Dasar
Bagian Bedah FK Unpad.
Black, M. J., & Hawks, H.J. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical
Management for Positive Outcomes. 8th Edition. St Louis Missouri: Elsevier
Saunders.
Bustan, MN., (200). Epidemologi penyakit tidak menular. Rineka Cipta, Jakarta.
Geng, A., & Ikiz, A. (2009). Effect of Deep Breathing Exercises on oxygenatipn
after head and neck surgery. Elsevier Mosby.
Grace, P, A & Neil, R, B. (2007). At Glance Ilmu Bedah. Jakarta : PT. Gelora
Aksara Pratama.
Hidayat, A,. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Surabaya : Salemba.
Jerath, R., Edry, J.W., Barnes, V.A., Jerath, V. (2006). Physiology of long
pranayamic breathing : Neural respiratory elements may provide a
mechanism that explains how slow deep breathing shifts the autonomic
nervous system, Medical Hypothesis.
Ktistmas, Sheren., (2015). Slow Deep Breathing Dalam Menurunkan Skala Nyeri
Kepala Pada Penderita Hipertensi. Skripsi. Universitas Pelita Harapan
Tanggerang.
Li, Liu & Herr, (2007), Post Operatif Pain Intensity Assessment: A Comparison
Of Four Scale In Chinese Adult. Diunduh Tanggal 19 Desember 2014 Dari
http://www.nebi.nlm.nih.gov/
Madikians, A., & Giza, C.C. (2006). A Clinicians Guide to the Pathophysiology
of Traumatic Brain Injury. Indian Journal of Neurotrauma.
Potter, A.P., & Perry, A. (2006). Fundamentals of Nursing. 6 th Edition. St. Louis
Missouri: Mosby-Year Book, Inc.
Rola, Fasti., (2006). Hubungan Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Bagi
Remaja. Universitas Sumatra Utara.
Umar, Husein,. (2005). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wagner AK. (2006). Conducting research in TBI: current concepts and issues. In:
Zasler ND, Katz DI, Zafonte RD. Brain Injury Medicine. New York: Demos
Medical Publishing.